Lima perkataan yang baik dan sopan terhadap guru

Pelaksanaan BDR selama masa pandemi Covid-19 memberikan berbagai dampak, baik positif maupun negatif. Selain penyampaian materi pembelajaran yang tidak bisa dilakukan secara tatap muka antara peserta didik dan guru, kegiatan komunikasi pun menjadi lebih sering dilakukan melalui HP/Smartphone. Begitu juga dengan komunikasi antara peserta didik kepada guru, misalnya ketika menanyakan materi yang belum dipahami atau tugas-tugas yang akan dikerjakan. Di zaman modern seperti saat ini, komunikasi tidak lagi dilakukan dalam bentuk SMS, tetapi lebih sering dilakukan melalui media sosial seperti Whatsapp.

Meskipun komunikasi melalui media sosial atau aplikasi pesan sudah menjadi hal yang biasa, tetapi tetap ada etika-etika yang harus diperhatikan oleh peserta didik ketika akan mengirim pesan kepada Bapak/Ibu guru. Etika-etika tersebut antara lain:

1.        Pilih Waktu yang Tepat

Meskipun mengirim pesan dapat dilakukan kapan pun, tetapi kamu tidak boleh melakukan hal itu kepada Bapak/Ibu guru. Kamu harus memperhatikan waktu yang tepat untuk mengirim pesan, yaitu pada saat jam kerja atau selama jadwal Bapak/Ibu guru mengajar. Seandainya kita ingin mengirim pesan di luar jam kerja, pastikan tidak di waktu orang beristirahat dan beribadah, serta hindari mengirim pesan pada malam hari setelah lewat pukul 20.00 karena akan mengganggu waktu istirahat Bapak/Ibu guru.

2.        Gunakan Bahasa Formal

Bapak/Ibu guru bukanlah teman sebaya kamu, jadi gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Meskipun Bapak/Ibu guru menggunakan bahasa yang santai, kamu tetap wajib menggunakan bahasa yang formal/resmi untuk menjada etika. Hindari juga penggunaan bahasa alay dan singkatan-singkatan dalam mengirim pesan, seperti sy, dmn, kpn.

3.        Ucapkan Salam

Salam merupakan hal yang wajib dilakukan untuk memulai percakapan, baik dalam komunikasi secara online maupun langsung. Contoh salam yang bisa digunakan, antara lain “Assalamualaikum”, Selamat Pagi/Siang/Sore”.

4.        Gunakan Kata ‘Maaf’

Kata “maaf” digunakan untuk menunjukkan sopan santun dan kerendahan hati. Contohnya, “Mohon maaf mengganggu waktu Bapak/Ibu”.

5.        Perkenalkan Diri

Perlu diketahui bahwa tidak semua Bapak/Ibu guru menyimpan kontak semua peserta didiknya. Oleh karena itu, selalu perkenalkan diri terlebih dahulu ketika menghubungi Bapak/Ibu guru. Sebutkan nama dan kelas sehingga Bapak/Ibu guru mengenalimu. Contohnya, “Perkenalkan, Pak, nama saya Budi dari Kelas X IPS 2”.

6.        Jelaskan Tujuan

Setelah memperkenalkan diri, kemudian jelaskan tujuanmu menghubungi Bapak/Ibu guru menggunakan tulisan yang singkat, padat, dan jelas. Contohnya, “Saya ingin bertanya tentang tugas yang Bapak berikan hari ini, dalam tugas tersebut kita harus membuat kalimat atau cukup menuliskan contoh katanya saja pak?”

7.        Ucapkan Terima Kasih

Setelah semuanya tersampaikan, jangan lupa ucapkan terima kasih.

Dari semua etika di atas, berikut contoh pesan yang baik untuk dikirim kepada Bapak/Ibu guru.

Selamat pagi, Pak

Maaf mengganggu waktunya.

Perkenalkan, nama saya Budi dari Kelas X IPS 2

Saya ingin bertanya tentang tugas yang Bapak berikan hari ini, dalam tugas tersebut kita harus membuat kalimat atau cukup menuliskan contoh katanya saja pak?

Terima kasih.

Lima perkataan yang baik dan sopan terhadap guru
Mamik Sulistyowati, S.Pd.SD.; Guru SDN 3 Plosorejo, Kec. Randublatung, Kab. Blora. (ISTIMEWA FOR RADAR KUDUS)

PENDIDIKAN anak yang paling utama adalah  mengajarkan sopan santun. Karena sopan santun merupakan sesuatu yang mahal. Apalagi untuk saat ini, semakin lama sopan santun yang dimiliki anak semakin berkurang. Mengajarkan sopan santun pada anak harus dimulai sejak dini agar tertanam kuat dalam benak si anak. Orang tua bisa mengajarkan sopan santun di saat anak mulai berusia dua atau tiga tahun dan itu harus dimulai dari orang tuanya sendiri. Jadi saat anak berusia dua atau tiga tahun harus dibiasakan melihat orang tuanya bersikap baik dan santun. Setiap orang tua mempunyai kewajiban untuk mengajarkan sopan santun kepada anak-anaknya. Paling tidak, orang tua harus mengajarkan kata terima kasih saat ada orang yang membantu dan memberi sesuatu kepada anak-anak.

“Belajar sopan santun akan membantu tindakan anak Anda terhadap orang lain dengan hormat dan memperhitungkan perasaan mereka,” kata penulis buku 365 Tatakrama yang Harus Diketahui Anak, Sheryl Eberly seperti dilansir dari Parenting.com, Ahad (8/11).

Sopan santun juga akan berpengaruh terhadap kepercayaan diri anak Anda dalam kehidupan sehari-harinya. “Anak Anda akan mendapatkan kepercayaan diri yang berasal dari mengetahui hal yang tepat untuk dilakukan,” ujar Eberly

Menurut Eberly, kata terima kasih hanya merupakan cara dasar bersikap santun kepada orang lain. Secara harfiah ada ratusan lebih sikap sopan santun yang orang tua harus ajarkan kepada anak-anak mereka. Bahkan, kata dia  anak harus diajarkan sikap santun setiap hari dalam satu tahun.

Eberly mengatakan, tidak hanya dapat bertindak dengan tepat dan benar. Sopan santun juga akan membantu anak-anak untuk mendapatkan kesuksesan seumur hidup bersama keluarganya, teman dan rekan kerjanya.

Baca Juga :  Animaker untuk Pembelajaran Segala Kondisi

Hormat dan patuh pada guru adalah sifat terpuji yang harus ditanamkan pada setiap siswa. Seorang guru mengemban tugas yang mulia, yaitu mendidik para siswa untuk menjadi lebih baik, jadi kita wajib menghormati dan patuh kepada mereka. Guru merupakan orang yang mendidik dan mengajari berbagai ilmu pengetahuan. Sehingga kita bisa menjadi orang yang mengerti dan dewasa. Tidak melihat tingginya pangkat seseorang, mereka tetap berutang budi kepada guru yang telah mendidiknya. Islam mengajarkan untuk berbakti kepada guru. Guru mengajar manusia untuk beriman, bertakwa, memahami baik dan buruk serta bertanggung jawab di samping mengajarkan ilmu pengetahuan.

Guru adalah pewaris nabi, karena lewat jasa guru, wahyu dan ilmu dari nabi diteruskan kepada manusia. Imam Al-Ghazali mengistimewakan guru dengan sifat kesucian, kehormatan, dan kedudukan guru setelah para nabi. Beliau juga menegaskan bahwa seorang yang berilmu dan kemudian bekerja dengan ilmunya itu, maka dialah yang dinamakan besar di bawah kolong langit ini ibarat matahari yang menyinari orang lain dan mencahayai dirinya sendiri, ibarat minyak kesturi yang baunya dinikmati orang lain dan ia sendiri pun harum.

Siapa yang berkerja di bidang pendidikan, maka sesungguhnya ia telah memilih pekerjaan yang terhormat dan yang sangat penting, maka hendaknya ia memelihara adab dan sopan satun dalam tugasnya ini.

Di dalam Islam, hormat dan patuh kepada guru sangat ditekankan. Dikarenakan, guru termasuk orang yang mengenalkan kita kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul-Nya. (*)

PENDIDIKAN anak yang paling utama adalah  mengajarkan sopan santun. Karena sopan santun merupakan sesuatu yang mahal. Apalagi untuk saat ini, semakin lama sopan santun yang dimiliki anak semakin berkurang. Mengajarkan sopan santun pada anak harus dimulai sejak dini agar tertanam kuat dalam benak si anak. Orang tua bisa mengajarkan sopan santun di saat anak mulai berusia dua atau tiga tahun dan itu harus dimulai dari orang tuanya sendiri. Jadi saat anak berusia dua atau tiga tahun harus dibiasakan melihat orang tuanya bersikap baik dan santun. Setiap orang tua mempunyai kewajiban untuk mengajarkan sopan santun kepada anak-anaknya. Paling tidak, orang tua harus mengajarkan kata terima kasih saat ada orang yang membantu dan memberi sesuatu kepada anak-anak.

“Belajar sopan santun akan membantu tindakan anak Anda terhadap orang lain dengan hormat dan memperhitungkan perasaan mereka,” kata penulis buku 365 Tatakrama yang Harus Diketahui Anak, Sheryl Eberly seperti dilansir dari Parenting.com, Ahad (8/11).

Sopan santun juga akan berpengaruh terhadap kepercayaan diri anak Anda dalam kehidupan sehari-harinya. “Anak Anda akan mendapatkan kepercayaan diri yang berasal dari mengetahui hal yang tepat untuk dilakukan,” ujar Eberly

Menurut Eberly, kata terima kasih hanya merupakan cara dasar bersikap santun kepada orang lain. Secara harfiah ada ratusan lebih sikap sopan santun yang orang tua harus ajarkan kepada anak-anak mereka. Bahkan, kata dia  anak harus diajarkan sikap santun setiap hari dalam satu tahun.

Eberly mengatakan, tidak hanya dapat bertindak dengan tepat dan benar. Sopan santun juga akan membantu anak-anak untuk mendapatkan kesuksesan seumur hidup bersama keluarganya, teman dan rekan kerjanya.

Baca Juga :  P5 sebagai Benteng Peradaban Bangsa

Hormat dan patuh pada guru adalah sifat terpuji yang harus ditanamkan pada setiap siswa. Seorang guru mengemban tugas yang mulia, yaitu mendidik para siswa untuk menjadi lebih baik, jadi kita wajib menghormati dan patuh kepada mereka. Guru merupakan orang yang mendidik dan mengajari berbagai ilmu pengetahuan. Sehingga kita bisa menjadi orang yang mengerti dan dewasa. Tidak melihat tingginya pangkat seseorang, mereka tetap berutang budi kepada guru yang telah mendidiknya. Islam mengajarkan untuk berbakti kepada guru. Guru mengajar manusia untuk beriman, bertakwa, memahami baik dan buruk serta bertanggung jawab di samping mengajarkan ilmu pengetahuan.

Guru adalah pewaris nabi, karena lewat jasa guru, wahyu dan ilmu dari nabi diteruskan kepada manusia. Imam Al-Ghazali mengistimewakan guru dengan sifat kesucian, kehormatan, dan kedudukan guru setelah para nabi. Beliau juga menegaskan bahwa seorang yang berilmu dan kemudian bekerja dengan ilmunya itu, maka dialah yang dinamakan besar di bawah kolong langit ini ibarat matahari yang menyinari orang lain dan mencahayai dirinya sendiri, ibarat minyak kesturi yang baunya dinikmati orang lain dan ia sendiri pun harum.

Siapa yang berkerja di bidang pendidikan, maka sesungguhnya ia telah memilih pekerjaan yang terhormat dan yang sangat penting, maka hendaknya ia memelihara adab dan sopan satun dalam tugasnya ini.

Di dalam Islam, hormat dan patuh kepada guru sangat ditekankan. Dikarenakan, guru termasuk orang yang mengenalkan kita kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul-Nya. (*)