Teori kuantitas uang adalah teori bahwa variasi harga berkaitan dengan variasi jumlah uang beredar. Versi yang paling umum, kadang-kadang disebut "teori neo-kuantitas" atau teori Nelayan, menunjukkan ada hubungan proporsional mekanis dan tetap antara perubahan dalam jumlah uang beredar dan tingkat harga umum. Perumusan teori kuantitas uang yang populer dan kontroversial ini didasarkan pada persamaan oleh ekonom Amerika Irving Fisher. Pengertian Jumlah Uang Beredar. Jumlah uang beredar dapat didefinisikan menjadi dua pengertian. Pertama, uang beredar didefinisikan dalam arti sempit (narrow money) yang dinotasikan dengan M1 dan kedua, uang beredar dalam arti luas (broad money) yang dinotasikan dengan M2. Dalam arti sempit M1, jumlah uang beredar meliputi uang kartal yang dipegang masyarakat dan uang giral (uang dalam bentuk giro berdenominasi Rupiah), sedangkan dalam arti luas M2, jumlah uang beredar meliputi M1, uang kuasi (mencakup simpanan berjangka dalam rupiah dan valas, giro dalam valuta asing, serta tabungan), dan surat berharga yang diterbitkan atau dikeluarkan oleh sistem moneter yang dimiliki pihak swasta domestik dengan sisa jangka waktu sampai satu tahun. Pengertian Inflasi Inflasi adalah kenaikan harga-harga umum yang terjadi secara terus-menerus selama periode tertentu. Inflasi menunjukkan kecenderungan naiknya harga-harga umum barang dan jasa yang berlangsung secara terus menerus. Kenaikan harga tidak harus selalu dalam nilai atau persentasi yang sama. Kenaikan harga yang terjadi satu kali atau tidak terus menerus, atau hanya temporer, atau tidak berdampak luas, maka tidak dikatagorikan sebagai inflasi. Pengaruh Uang Beredar Terhadap Inflasi Pendekatan yang dapat dilakukan untuk melihat bagaimana dampak jumlah uang beredar tehadap inflasi dengan menggunakan teori David Ricardo dan teori Irving Fisher. Teori David Ricardo Teori ini menyatakan bahwa jumlah atau kuantitas uang yang beredar akan berpengaruh pada tingkat harga. Jika jumlah uang beredar meningkat, maka harga barang dan jasa akan naik pula. Begitu pula sebaliknya, jika jumlah uang beredar berkurang, maka harga barang dan jasa akan turun. Secara matematis, jumlah uang beredar berbanding lurus dengan tingkat harga seperti ditunjukkan dengan persamaan yang diberikan oleh David Ricardo: M = k x P Keterangan: M = jumlah uang beredar k = konstanta P = tingkat harga Persamaan ini berasumsi bahwa uang hanya berfungsi sebagai alat atau media pertukaran. Oleh sebab itu, setiap pengurangan atau pertambahan uang beredar berhubungan langsung dengan tingkat harga. Contoh Soal Teori David Ricardo Diketahui kondisi awal M = 10 k = ¼ P = M/k = 10 /(¼) = 40 Jika M naik dua kali menjadi 2 x 10 = 20 maka: P = (2x 10)/( ¼) = 80 Jadi ketika M naik dua kali maka, P naik dua kali juga. Dari persamaannya dapat disimpulkan bahwa, jika nilai M turun, maka P harus turun, dan sebaliknya jika nilai M naik maka, nilai P harus naik. Jika kenaikan harga P merupakan kenaikan harga – harga umum yang terjadi secara terus -menerus selama periode tertentu, maka kenaikan harga P ini adalah inflasi. Jadi peningkatan jumlah uang beredar akan menyebabkan inflasi. Teori Irving Fisher (Kuantitas Uang) Irving Fisher merumuskan teorinya dalam bentuk persamaan seperti berikut: MV = PT Keterangan: M = jumlah uang beredar V = tingkat perputaran uang, yakni berapa kali suatu mata uang berpindah tangan P = harga barang T = volume barang yang ditransaksikan Menurut teori ini, perubahan jumlah uang beredar akan mengakibatkan perubahan harga secara proporsional. Artinya, kalau jumlah uang naik dua kali lipat maka tingkat harga naik dua kali. Jika kenaikan harga P terjadi secara umum dan secara terus menerus maka keadaan ini disebut sebagai inflasi. Contoh Soal Teori Irving Fisher (Kuantitas Uang) Hubungan proporsional antara jumlah uang beredar dengan harga dapat digambarkan dalam perhitungan berikut. Diketahui: M = 250 V = 40 T = 1000 Maka P dapat dihitung = P = MV/T P = (250 x 40)/1000 Maka P = 10 Jika M naik 2 kali menjadi 500, maka P juga akan naik 2 kali menjadi (2 x 250) × 40 = (2 x 10) × 1000. Pada Contoh tersebut, besaran V dan T adalah konstan. Jika V dan T konstan maka persamaan dari Teori David Ricardo dan dari Teori Irving Fisher menjadi sama. Ketika V dan T konstan maka persamaan irving Fisher menjadi seperti berikut: M x k1 = k2 x P atau M = (k2/k1) x P sehingga M = k x P Jadi ketika M naik dua kali maka, P naik dua kali juga. Jika kenaikan harga P merupakan kenaikan harga – harga umum yang terjadi secara terus -menerus selama periode tertentu, maka kenaikan harga P ini adalah inflasi. Jadi peningkatan jumlah uang beredar akan menyebabkan inflasi.
Daftar Pustaka:
|