Apakah stimulasi yang tepat untuk anak usia 2 tahun?

KOMPAS.COM - Saat bayi dilahirkan, otak bayi sudah siap untuk menerima stimulasi dari lingkungan agar dapat berkembang dengan optimal.

Perkembangan otak ini akan terus berkembang seiring berjalannya waktu, semakin sering kita memberikan stimulasi maka semakin bagus juga perkembangannya.

Saat anak-anak berusia 0-2 tahun, perkembangan otaknya berada pada tahapan sensori motor. Pada tahap ini anak membangun pengetahuannya berdasarkan apa yang ia tangkap melalui panca inderanya (aktivitas sensor) dan motoriknya.

Mereka menggunakan sistem sensori motorik bawaan seperti, menghisap, menggenggam dan akivitas motorik kasar untuk membangun pengetahuan mereka.

Baca juga: 7 Tanda Anak Cerdas dan Berpotensi Punya IQ Tinggi

Perkembangan otak ini menentukan bagaimana anak dapat membangun pengetahuannya. Namun, tentu saja hal ini tidak akan terlepas dari peran orang dewasa yang ada di sekitar lingkungan mereka dalam memberikan stimulasi.

Agar lebih jelas, mari kita bahas beberapa tips berikut ini yang dirangkum dari laman Paudpedia.

1. Menyediakan permainan interaktif

Yaitu permainan yang bisa mengaktifkan berbagai pancaindera, seperti mainan yang juga memiliki suara, berbagai warna, bermacam bentuk dan beragam tekstur. Jadi anak bisa melihat, meraba serta anak juga bisa mendengar.

Contoh:

  • Permainan sederhana menangkap dan melempar bola.
  • Permainan menggunakan adonan tepung atau playdough, kemudian anak diminta untuk meremas dan membentuk adonan sesuai imajinasi mereka
  • Bermain pasir
  • Permainan meraba kasar halusnya suatu benda, misalkan menggunakan amplas dan kain sutra
  • Bermain petak umpet
  • Permainan “ambil bola”, yaitu meletakkan bola-bola kecil di depan anak, kemudian anak didorong meraih bola tersebut.

Baca juga: Orangtua, Ini Dampak Bila Sering Memarahi Anak Saat Belajar

2. Menyediakan lingkungan yang nyaman

Hal ini sangat diperlukan, karena bayi atau atau batita dapat merangkak dan bereksplorasi dengan leluasa.

3. Menyediakan lingkungan yang kaya bahasa

Artinya orangtua harus aktif mengajak anak berinteraksi, baik melalui percakapan biasa maupun dengan melalui suatu permainan.

Contoh: orangtua mengatakan “boneka” kemudian anak bergegas untuk mengambil atau mencari boneka tersebut, lalu ia mengulang menyebutkan “ini boneka”.

4. Mengenalkan posisi atau tempat suatu benda

Tahap perkembangan sensori motor juga dapat distimulasi dengan penataan lingkungan rumah yang baik. Penataan lingkungan ini mampu mendorong anak untuk melakukan penemuan-penemuan yang baru. Oleh karena itu orangtua hendaknya menjaga lingkungan rumah agar tertata dengan rapi.

Selanjutnya, beri tahu mereka bahwa ada tempat untuk menyimpan pakaian, rak menyimpan mainan, sepatu, dan lain sebagainya.

Baca juga: Orangtua, 5 Permainan Ini Dapat Mengasah Kemampuan Otak Anak

Lalu, menjaga benda-benda tersebut di tempat yang sama dan menggunakannya tempat yang sama

Untuk aktivitas yang sama dapat membantu anak lebih memahami berbagai hal dan objek permanen dan juga membiasakan mereka untuk disiplin, mandiri serta bertanggung jawab.

Pertahankan penataan lingkungan tersebut dalam beberapa waktu untuk memudahkan mereka menemukan benda yang ingin dicari atau dibutuhkan, kemudian ayah bunda dapat memindahkan ke tempat yang berbeda dan dorong mereka untuk melakukan penemuan.

Pada usia ini, anak sudah lebih mandiri dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti makan, minum, mandi, berpakaian, dan toilet training. 

Dari aspek motorik kasar, anak sudah jauh lebih seimbang saat berjalan, berlari, menaiki tangga, dan melompat. Dari aspek motorik halus, anak sudah lebih mahir menggambar dan menulis serta sudah dapat belajar memainkan alat musik. 

Lalu dari aspek bicara dan bahasa, pemahaman anak juga sudah lebih kompleks dan daya analisisnya lebih tajam.

Sebagai orang tua, untuk menstimulasi perkembangan anak usia 5-6 tahun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. 

Orang tua perlu mengatur keseimbangan antara menjaga mereka tetap aman, menaati peraturan, memperbolehkan mereka mengambil keputusan dan mendorong mereka untuk mengambil tanggung jawab lebih. 

Seimbangkan waktu antara bermain, belajar, dan beristirahat agar ia tetap bahagia dan tidak stres. 

Mereka tetap membutuhkan orang tua untuk menentukan batasan dan mendorong kebiasaan yang sehat. Jadi, pastikan orang tua selalu memberikan contoh yang baik sehingga stimulasi anak jadi positif.

Lihat minat dan bakat anak. Biasanya pada usia ini anak sudah menunjukkan bakat tertentu. Selanjutnya kembangkan bakat anak dengan latihan dan kursus agar ia lebih terlatih pada minat dan bakat tersebut. 

Itulah tahap-tahap perkembangan anak sesuai usia serta stimulasi yang perlu dilakukan. 

Periksakan perkembangan anak secara berkala setiap berkunjung ke dokter. Hal ini penting untuk mengetahui apakah perkembangan anak sesuai dengan usia mereka. 

Hubungan orang tua-anak yang kuat, nutrisi yang baik, cukup tidur, serta lingkungan rumah dan sekolah yang mendidik akan membantu anak berkembang dengan baik.

Bila punya pertanyaan seputar topik ini, gunakan fitur Live Chat di aplikasi KlikDokter untuk konsultasi dengan dokter. Orang tua juga dapat mengecek tumbuh kembang anak lewat Kalender Tumbuh Kembang.

Apa saja stimulasi anak 2 tahun?

Stimulasi anak 2 tahun dapat dilakukan dengan proses belajar secara langsung seperti aktivitas yang mengasah bahasa, interaksi, hingga melakukan permainan imajinatif. Stimulasi juga berfungsi untuk merangsang perkembangan otak dan pikiran melalui mainan, buku, musik, dan permainan.

Anak usia 2 tahun harusnya sudah bisa apa?

Anak usia 2 tahun biasanya akan menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek, mulai dari aspek fisik, kemampuan sensorik dan motorik, hingga emosi dan sosial. Pada usia ini, anak juga sudah mulai bisa berbicara dengan lebih lancar, berjalan, berlari, memanjat, dan melompat.

Bagaimana cara menstimulasi balita usia 2 sampai 3 tahun?

Cara Menstimulasi Perkembangan Anak Usia 2-3 Tahun Waktu khusus untuk membaca buku bersama si Kecil. Dorong anak untuk mengambil bagian dalam permainan, misalnya permainan pura-pura menjadi guru. Bantu si kecil menjelajahi hal-hal di sekitarnya, misalnya ajak anak jalan-jalan di lingkungan sekitar rumah.

Bagaimana cara menyusun rencana stimulasi untuk anak usia 0 2 tahun?

Meletakkan anak pada tempat yang dapat dijadikan pegangan untuk berdiri (misalnya meja, kursi yang kokoh) Mengajak anak bermain dan bertepuk tangan dengan posisi duduk. Mengajari anak makan sendiri menggunakan piring dan sendok. Memberikan kesempatan anak minum sendiri menggunakan gelas plastik kecil.