Tahapan-tahapan terinfeksi hiv menjadi penyakit aids

92 Permainan bola besar Sejarah Cara Permainan Peraturan​

tuliskan kombinasi gerak lari , lompat , & lempar pada permainan lempar kaleng​

manfaat tolakan pada gerakan meluncur adalah a membantu mengembangkan B memberikan dorongan C mana nafas D mengambil nafas​

Apakah ada kemungkinan bisa lulus jika hanya mengerjakan ujian?dan tidak mengerjakan PR sm sekalikelas 6​

pada saat melompat sama saja kita sedang latihan​

berapa panjang sabuk taekwondo putih​

panjang sabuk putih-kuning taekwondo​

untuk mencegah terjadinya kejang otot saat berenang, sebelum berenang sebaiknya melakukan​

Fase istirahat (recovery) dilakukan setelah fase​

Teknik pernapasan harus dikuasai dengan baik agar​

Liputan6.com, Jakarta Seseorang yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) tidak seketika menjadi AIDS. Saat awal terinfeksi HIV memang nampak seperti biasa saja, tapi di tahun-tahun berikutnya sudah memperlihatkan gejala.

Berikut tahapan perjalanan seseorang terinfeksi HIV lalu menjadi AIDS tanpa terapi antiretroviral (ARV) seperti diungkap dalam leaflet Yayasan AIDS Indonesia, ditulis Rabu (30/11/2016).

Tahapan-tahapan terinfeksi hiv menjadi penyakit aids

Tahap pertamaTahap mulai terinfeksi HIV, seseorang terlihat sehat saja. Belum ada tanda-tanda penurunan kesehatan yang jelas. Walau nampak sehat, tapi orang yang terinfeksi HIV ini bisa menularkan virus ke orang lain.

Penularan bisa melalui perpindahan darah, cairan sperma dan cairan vagina dari orang dengan HIV ke orang lain. Selain itu, bisa juga dari ibu hamil dengan HIV menularkan kepada janin melalui plasenta atau pada saat persalinan.

Tahap kedua
Memasuki tahun kelima hingga kedelapan gejala mulai nampak. Seperti berat badan turun drastis, cepat dan sering merasa lelah, sering demam disertai keringat dingin tanpa sebab jelas. Ada juga yang mengalami pembengkakan kelanjar di sekitar leher, ketiak, lipatan pah tanpa sebab jelas.

Tahap ketiga
Memasuki tahun kedelapan hingga kesepuluh mulai masuk ke tahap Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). Sistem kekebalan tubuh sudah menurun dan tidak ada lagi perlawanan terhadap penyakit. Bahkan penyakit yang tidak berbahaya sekalipun bisa menjadi mematikan.

Tahapan keempat
Meninggal dunia karena infeksi oportunistik. Infeksi oportunistik adalah infeksi yang mengambil kesempatan dari kelemahan sistem kekebalan tubuh.

Namun perlu ditekankan perjalanan penyakit ini terjadi bila tidak menggunakan terapi antiretroviral (ARV). Bila mengonsumsi ARV, kemungkinan tidak mengalami infeksi oportunistik dan terkena AIDS. Keadaan baik ini hanya akan berlaku bila mengonsumsi ARV dengan kepatuhan seperti mengutip laman Spiritia.

Jakarta -

HIV-AIDS masih menjadi masalah bagi banyak orang. Pasalnya angka kematian yang diakibatkan dari HIV-AIDS cukup tinggi, tahun 2020 saja sebanyak 680 ribu warga dunia meninggal akibat HIV-AIDS.

Sindrom ganas AIDS bermula dari infeksi HIV (human immunodeficiency virus). Virus tersebut bisa ditularkan melalui cairan tubuh seperti darah, air mani, air pra-mani, air dubur, air vagina, dan air susu ibu.

Penularan HIV bisa ditekan dengan pengecekan rutin agar infeksi HIV bisa terdeteksi sedini mungkin. Khususnya bagi orang yang berhubungan seks aktif dan sering berganti pasangan, tes HIV secara berkala adalah hal yang perlu dilakukan.

Infeksi HIV terjadi dalam tiga tahap. Jika tidak ditangani dan diobati secara serius, infeksi ini akan terus berkembang dan akhirnya menghancurkan sistem kekebalan tubuh dalam bentuk AIDS.

Berikut adalah tiga tahap infeks HIV sebelum berkembang menjadi AIDS.

1. Gejala infeksi HIV akut

Banyak orang yang pada awalnya tidak sadar bahwa mereka telah terinfeksi HIV. Biasanya justru mereka akan mengalami gejala awal infeksi HIV dalam dua hingga empat minggu setelah tertular virus.

Ketika seseorang terkena HIV, secara alami tubuh akan melakukan sindrom retrovial atau infeksi primer yang artinya sistem kekebalan tubuh akan melawan. Gejalanya bisa seperti flu.

Gejala awal ini akan berlangsung sekitar satu sampai dua minggu hingga akhirnya tidak terasa lagi. Gejala awal HIV tersebut meliputi demam, nyeri otot, sakit tenggorokan, hingga pembengkakan kelenjar getah bening.

2. Gejala latensi klinis

Ketika sistem kekebalan tubuh kalah melawan virus HIV, gejala-gejala awal yang terasa seperti flu dan demam akan hilang. Meski begitu, tidak berarti keadaan tubuh akan membaik. Justru pengidapnya akan masuk ke tahap selanjutnya yang disebut dengan infeksi HIV kronis.

Gejala pada tahap ini biasanya tidak menimbulkan respons fisik apapun. Pada tahap ini, virus HIV akan membunuh sel CD4 yang dimiliki tubuh dan menghancurkan sistem kekebalan tubuh.

Apabila penderita tidak menerima pengobatan, sel CD4 akan terus turun dan sangat mungkin akan ada infeksi lain. Tapi, jika penderita menjalani ART (Antiretrovial therapy), tahap kronis ini masih mungkin berjalan namun virus lebih bisa dikendalikan.

3. Gejala AIDS

Ketika virus HIV terus masuk dan mengalahkan sistem kekebalan tubuh, maka ia akan berkembang menjadi AIDS. Gejala AIDS ini adalah tahap terakhir pengidap HIV-AIDS.

Gejala AIDS ini ditandai dengan jumlah sel CD4 yang turun di bawah 200 dan sistem kekebalan tubuh yang hancur. Pada tahap ini, penderita mungkin akan mengalami infeksi lain seperti kanker kulit atau pneumonia.

Di samping itu, gejala lain yang tampak adalah penurunan berat badan yang drastis dan pembengkakan kelenjar getah bening di leher atau selangkangan. Lebih dari itu, gejala lain yang timbul meliputi demam lebih dari 10 hari, bintik-bintik keunguan pada kulit, infeksi jamur di mulut, kehilangan memori, depresi, hingga gejala neurologis lainnya.

TERUSKAN MEMBACA, KLIK DI SINI

Simak Video "WHO Soroti Ketimpangan Perawatan HIV di Hari AIDS Sedunia"



(up/up)



KONTAN.CO.ID - Jakarta. Di tengah pandemi virus corona, semua mata dan tenaga tertuju terhadap COVID-19. Wajar saja, karena sampai saat ini belum ada obat untuk virus corona. Namun, sama seperti corona, masih ada penyakit lain yang juga menular dan belum ada obatnya. Penyakit tersebut adalah Acquired Immuno Deficiency Syndrom (AIDS). Sama seperti corona, AIDS juga disebabkan virus yakni Human Immunodeficiency Virus ( HIV). Virus HIV adalah sejenis virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Virus HIV dapat masuk ke dalam sel darah putih dan merusaknya, sehingga jumlah sel darah putih yang berfungsi sebagai pertahanan tubuh terhadap infeksi akan menurun. Sebagai akibat dari kondisi tersebut, sistem kekebalan tubuh menjadi lemah dan penderitanya mudah terkena berbagai penyakit. Kondisi inilah yang disebut sebagai Acquired Immuno Deficiency Syndrom (AIDS). Jadi, AIDS adalah kumpulan penyakit (sindrom) yang muncul akibat penurunan sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV. Baca juga: Inilah cara mendapatkan keringanan biaya UKT bagi mahasiswa universitas keagamaan negeri Melansir Buku Bahan Ajar AIDS pada Asuhan Kebidanan (2015) oleh Yulrina Ardhiyanti, SKM., M.Kes., dkk., ketika individu sudah tidak lagi memiliki sistem kekebalan tubuh, maka semua penyakit dapat masuk ke dalam tubuh dengan mudah (infeksi oportunistik). Oleh karena sistem kekebalan tubuh penderita AIDS menjadi lemah, maka penyakit yang tadinya tidak berbahaya bisa menjadi sangat berbahaya. AIDS biasanya disertai adanya bermacam-macam penyakit, seperti penyakit konstitusional, penyakit saraf, hingga penyakit infeksi sekunder. Tahapan infeksi HIV berkembang jadi AIDS Seseorang yang terinfeksi HIV pada umumnya tak langsung menyadari terpapar virus berbahaya tersebut. Tahapan infeksi HIV kira-kira membutuhkan waktu 2-15 tahun hingga menimbulkan gejala. Melansir Buku HIV & AIDS: Pendekatan Biologi Molekuler, Klinis, dan Sosial Edisi 2 (2014) oleh Nasronudin, perjalanan infeksi HIV, jumlah virus dan gejala klinis melalui 3 fase ditambah 1 periode (4 tahap). Berikut tahapan infeksi HIV berkembang menjadi AIDS: 1. Periode masa jendela Periode masa jendela yaitu periode di mana pemeriksaan tes antibody HIV masih menunjukkan hasil negatif walaupun virus sudah masuk ke dalam darah pasien dengan jumlah yang banyak. Antibodi yang terbentuk belum cukup terdeteksi melalui pemeriksaan laboratorium karena kadarnya belum memadai. Antibodi terhadap HIV biasanya baru muncul dalam 3-6 minggu hingga 12 minggu setelah infeksi primer. Periode jendela sangat penting diperhatikan karena pada periode jendela ini pasien sudah mampu dan potensial menularkan HIV kepada orang lain. Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada periode ini sebaiknya yang mampu mendeteksi antigen p18, p24, p31, p36, gp120, gp41. Editor: Adi Wikanto

Tahapan-tahapan terinfeksi hiv menjadi penyakit aids