Show
Dalam kebudayaan Jawa, istilah priyayi atau berdarah biru merupakan suatu kelas sosial yang mengacu kepada golongan bangsawan. Suatu golongan tertinggi dalam masyarakat karena memiliki keturunan dari keluarga kerajaan. EtimologiKata priyayi konon berasal dari dua kata Jawa para dan yayi yang secara harafiah berarti "para adik". Yang dimaksud adalah para adik raja. Namun Robson (1971) berpendapat bahwa kata ini bisa pula berasal dari kata dalam bahasa Sanskerta priyā, yang berarti kekasih. StrataGolongan priyayi tertinggi disebut Priayi Ageng (bangsawan tinggi). Gelar dalam golongan ini terbagi menjadi bermacam-macam berdasarkan tinggi rendahnya suatu kehormatan. Beberapa gelar dari yang tertinggi hingga dengan hanya satu gelar saja yaitu Raden. Gelar seorang priyayi juga dapat meningkat seiring dari usianya. Misalnya ketika seorang anak laki-laki lahir diberi nama Bomantara, ia bergelar Raden Mas, jadi nama lengkapnya adalah Raden Mas Bomantara, ketika menginjak akil balik gelarnya bertambah satu kata menjadi Bandara Raden Mas, ketika menapak dewasa (18 atau 21 tahun) bertambah lagi menjadi Bandara Raden Mas Aryo. Pada saat dewasa dan telah memiliki jabatan dalam hierarki kebangsawanan, ia akan memiliki gelar yang berbeda dari gelar yang telah ia miliki. Misalnya ia menduduki jabatan pemimpin ksatrian maka gelarnya akan berubah menjadi Gusti Pangeran Adipati Haryo. Dan setiap kedudukan yang ia jabat ia akan memilki gelar tambahan atau gelar yang berubah nama. Priyayi baruPada awal abad ke-20, dengan semakin berkembangnya kebutuhan pemerintah Hindia Belanda akan birokrasi pribumi, orang-orang awan di luar trah darah biru mulai mendapat kesempatan untuk mencapai jabatan administratif tertentu dalam birokrasi pemerintahan, melalui jalur pendidikan dan kemampuan berbahasa Belanda. Jabatan juru tulis, jaksa, petugas pajak, guru, dan mantri umumnya dapat ditempati setelah mereka lulus pendidikan. Namun tetap terdapat pembatasan tak resmi untuk jabatan birokrasi tinggi seperti bupati, dimana tidak saja mempertimbangkan kecakapan dan ijazah resmi melainkan juga harus dari kalangan berdarah biru. Golongan priyayi dengan demikian berkembang menjadi dua lapisan, yaitu golongan priyayi tinggi (keturunan ningrat) dan priyayi rendah (priyayi sekolahan). Pengelompokan Clifford GeertzIstilah priyayi menjadi terkenal saat Clifford Geertz melakukan penelitian tentang masyarakat Jawa pada tahun 1960-an, dan mengelompokkan masyarakat Jawa ke dalam tiga golongan: priyayi, santri dan abangan. Kelompok santri digunakan untuk mengacu pada orang yang memiliki pengetahuan dan mengamalkan agama. Abangan digunakan untuk mereka yang bukan priyayi dan juga bukan santri. Namun penggolongan ini tidaklah terlalu tepat, karena pengelompokkan priyayi - non priyayi adalah berdasarkan garis keturunan seseorang, sedangkan pengelompokkan santri - abangan dibuat berdasarkan sikap dan perilaku seseorang dalam mengamalkan agamanya (Islam). Dalam realita, ada priyayi yang santri dan ada pula yang abangan, bahkan ada pula yang non muslim. Bibliografi
Sumber : ensiklopedia.web.id, id.wikipedia.org, ensiklopedia-dunia.nomor.net, nomor.net (kodepos.nomor.net), indonesia-info.net, pahlawan.web.id, kuliah-karyawan.com, kucing.biz, kelas-karyawan.co.id, kelas-karyawan-bandung.com, al-quran.co, civitasbook.com (Pahlawan Indonesia), civitasbook.com (Ensiklopedia), jadwal-shalat.com, gilland-ganesha.com, sepakbola.biz, gilland-group.com Page 2Kegiatan Kampus Institut Agama Islam Muhammad Azim Jambi (12 foto) Kegiatan Kampus Institut Agama Islam Muhammad Azim Jambi Menurut Kuntowijoyo, priyayi adalah pegawai pemerintah kolonial (abdining Kanjeng Gubernemen) dan abdi dalem Susuhunan. Apapun pekerjaannya, mereka yang mengabdi pada raja adalah priyayi. Pada waktu itu, tampaknya priyayi merupakan kedudukan yang sangat dicita-citakan. Sebagai contoh, ada seorang guru sekolah yang rela meninggalkan jabatannya sebagai guru demi menjadi seorang priyayi, dengan bekerja sebagai pegawai pemerintah. Perlu diketahui bahwa gelar kepriyayian sangat dihormati pada waktu itu. Adapun pengertian lain mengenai priyayi itu sendiri, dalam kebudayaan Jawa istilah priyayi atau berdarah biru merupakan kelas sosial yang mengacu kepada golongan bangsawan. Suatu golongan tertinggi pada masyarakat karena memiliki keturunan dari keluarga kerajaan. Golongan priyayi tertinggi disebut Priyayi Ageng atau sering juga disebut priyageng atau priyagung (bangsawan tinggi). Gelar dalam golongan ini terbagi menjadi bermacam-macam berdasarkan tinggi rendahnya suatu kehormatan. Beberapa gelar dari yang tertinggi hingga dengan hanya satu gelar saja yaitu Raden. Gelar priyayi dapat meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Misalnya, ketika seorang anak laki-laki lahir diberi nama Bomantara, ia bergelar Raden Mas, sehingga nama lengkapnya adalah Raden Mas Bomantara. Begitu pula seterusnya hingga priyayi itu telah menjadi seorang yang dewasa, akan memiliki jabatan dalam hierarki kebangsawanan dan akan memiliki gelar yang berbeda dengan gelar yang pernah dimiliki sebelumnya. Pada awal abad ke-20, dengan semakin berkembangnya kebutuhan pemerintah Hindia Belanda akan birokrasi pribumi, orang-orang awan di luar trah darah biru mulai mendapat kesempatan untuk mencapai jabatan administratif tertentu dalam birokrasi pemerintahan, melalui jalur pendidikan dan kemampuan berbahasa Belanda. Jabatan juru tulis, jaksa, petugas pajak, guru, dan mantri umumnya dapat ditempati setelah mereka lulus pendidikan. Namun tetap terdapat pembatasan tak resmi untuk jabatan birokrasi tinggi seperti bupati, dimana tidak saja mempertimbangkan kecakapan dan ijazah resmi melainkan juga harus dari kalangan berdarah biru. Golongan priayi dengan demikian berkembang menjadi dua lapisan, yaitu golongan priayi tinggi (keturunan ningrat) dan priayi rendah (priayi sekolahan). Berdasarkan penjelasan di atas maka jawabannya adalah D. Seorang wanita priyayi dari Jawa Tengah di masa Hindia Belanda (1913). Dalam kebudayaan Jawa, istilah priyayi atau berdarah biru merupakan suatu kelas sosial yang mengacu kepada golongan bangsawan. Suatu golongan tertinggi dalam warga sebab mempunyai keturunan dari keluarga kerajaan. EtimologiKata priyayi konon berasal dari dua kata Jawa para dan yayi yang secara harafiah berarti "para adik". Yang dimaksud adalah para saudara kandung yang lebih muda raja. Namun Robson (1971) berpendapat bahwa kata ini bisa pula berasal dari kata dalam bahasa Sanskerta priyā, yang berarti kekasih. StrataGolongan priyayi tertinggi dikata Priayi Ageng (bangsawan tinggi). Gelar dalam golongan ini terbagi menjadi bermacam-macam sesuai tinggi rendahnya suatu kehormatan. Sebagian gelar dari yang tertinggi hingga dengan hanya satu gelar saja yaitu Raden. Gelar seorang priyayi juga bisa meningkat seiring dari usianya. Misalnya saat seorang anak laki-laki lahir diberi nama Bomantara, beliau bergelar Raden Mas, berlaku nama komplitnya adalah Raden Mas Bomantara, saat menginjak akil balik gelarnya bertambah satu kata menjadi Bandara Raden Mas, saat menapak matang (18 atau 21 tahun) bertambah lagi menjadi Bandara Raden Mas Aryo. Pada masa matang dan telah mempunyai kedudukan dalam hierarki kebangsawanan, beliau akan mempunyai gelar yang berbeda dari gelar yang telah beliau miliki. Misalnya beliau menduduki kedudukan pemimpin ksatrian maka gelarnya akan berubah menjadi Gusti Pangeran Adipati Haryo. Dan setiap kedudukan yang beliau jabat beliau akan memilki gelar tambahan atau gelar yang berubah nama. Priyayi baruPada awal masa seratus tahun ke-20, dengan semakin menjadi bertambah sempurnanya kepentingan pemerintah Hindia Belanda akan birokrasi pribumi, orang-orang awan di luar trah darah biru mulai memperoleh kesempatan kepada mencapai kedudukan administratif tertentu dalam birokrasi pemerintahan, melalui jalur pendidikan dan kemampuan berbicara Belanda. Kedudukan juru tulis, jaksa, petugas pajak, guru, dan mantri umumnya bisa ditempati setelah mereka lulus pendidikan. Namun tetap terdapat pembatasan tak resmi kepada kedudukan birokrasi tinggi seperti bupati, dimana tidak saja mempertimbangkan kecakapan dan ijazah resmi melainkan juga mesti dari kalangan berdarah biru. Golongan priyayi dengan demikian menjadi bertambah sempurna menjadi dua lapisan, yaitu golongan priyayi tinggi (keturunan ningrat) dan priyayi rendah (priyayi sekolahan). Pengelompokan Clifford GeertzIstilah priyayi menjadi terkenal masa Clifford Geertz melaksanakan penelitian tentang warga Jawa pada tahun 1960-an, dan mengelompokkan warga Jawa ke dalam tiga golongan: priyayi, santri dan abangan. Golongan santri dipakai kepada mengacu pada orang yang mempunyai ilmu dan mengamalkan agama. Abangan dipakai kepada mereka yang bukan priyayi dan juga bukan santri. Namun penggolongan ini tidaklah terlalu tepat, sebab pengelompokkan priyayi - non priyayi adalah sesuai garis keturunan seseorang, sedangkan pengelompokkan santri - abangan dibuat bentuk sesuai sikap dan perilaku seseorang dalam mengamalkan agamanya (Islam). Dalam realita, berada priyayi yang santri dan berada pula yang abangan, bahkan berada pula yang non muslim. Bibliografi
edunitas.com Page 2Tags (tagged): net national product, net national, product, unkris, bersih dalam, bahasa inggris, net, national product, penyusutan, pada dasarnya, nilai, barang akan berkurang, hari pengurangan, barang karena digunakan, dalam, rumus, dari, produk nasional bersih, nnp gnp, center, of studies bersih, produk domestik, bruto, produk nasional bruto, edunitas net, national Page 3Dalam bisnis, produk adalah barang atau perbuatan yang berjasa yang dapat diperjualbelikan. Dalam marketing, produk adalah apapun yang bisa dinegosiasikan ke sebuah pasar dan bisa memuaskan sebuah hasrat atau kebutuhan.[1] Dalam tingkat pengecer, produk sering disebut sebagai merchandise. Dalam manufaktur, produk dibeli dalam wujud barang yang belum diolah dan dijual sebagai barang aci. Produk yang berupa barang yang belum diolah seperti metal atau hasil pertanian sering pula disebut sebagai komoditas. Kata produk berasal dari bahasa Inggris product yang berfaedah "sesuatu yang dihasilkan oleh tenaga kerja atau sejenisnya".[2] Wujud kerja dari kata product, yaitu produce, merupakan serapan dari bahasa latin prōdūce(re), yang berfaedah (untuk) memimpin atau membawa sesuatu untuk maju. Pada tahun 1575, kata "produk" merujuk pada apapun yang dihasilkan ("anything produced").[3] Namun sejak 1695, ruang lingkup kata product semakin merujuk pada sesuatu yang dihasilkan ("thing or things produced"). Produk dalam pengertian ekonomi dikenalkan pertama kali oleh ekonom-politisi Adam Smith.[4] Dalam penggunaan yang semakin lapang, produk dapat merujuk pada sebuah barang atau unit, sekelompok produk yang sama, sekelompok barang dan perbuatan yang berjasa, atau sebuah pengelompokan industri untuk barang dan perbuatan yang berjasa. Catatan kaki
edunitas.com Page 4Dalam bisnis, produk yaitu barang atau perbuatan yang berguna yang mampu diperjualbelikan. Dalam marketing, produk yaitu apapun yang dapat dinegosiasikan ke suatu pasar dan dapat memuaskan suatu hasrat atau kebutuhan.[1] Dalam tingkat pengecer, produk sering disebut sebagai merchandise. Dalam manufaktur, produk dibeli dalam wujud barang yang belum diolah dan dijual sebagai barang aci. Produk yang berupa barang yang belum diolah seperti metal atau hasil pertanian sering pula disebut sebagai komoditas. Kata produk berasal dari bahasa Inggris product yang berfaedah "sesuatu yang diproduksi oleh tenaga kerja atau sejenisnya".[2] Wujud kerja dari kata product, yaitu produce, adalah serapan dari bahasa latin prōdūce(re), yang berfaedah (untuk) memimpin atau membawa sesuatu untuk maju. Pada tahun 1575, kata "produk" merujuk pada apapun yang diproduksi ("anything produced").[3] Namun semenjak 1695, ruang lingkup kata product semakin merujuk pada sesuatu yang diproduksi ("thing or things produced"). Produk dalam pengertian ekonomi dikenalkan pertama kali oleh ekonom-politisi Adam Smith.[4] Dalam penggunaan yang semakin luas, produk mampu merujuk pada suatu barang atau unit, sekelompok produk yang sama, sekelompok barang dan perbuatan yang berguna, atau suatu pengelompokan industri untuk barang dan perbuatan yang berguna. Catatan kaki
edunitas.com Page 5Dalam bisnis, produk adalah barang atau jasa yang dapat diperjualbelikan. Dalam marketing, produk adalah apapun yang bisa dinegosiasikan ke sebuah pasar dan bisa memuaskan sebuah hasrat atau kebutuhan.[1] Dalam tingkat pengecer, produk sering disebut sebagai merchandise. Dalam manufaktur, produk dibeli dalam wujud barang mentah dan dijual sebagai barang aci. Produk yang berupa barang mentah seperti metal atau hasil pertanian sering pula disebut sebagai komoditas. Kata produk berasal dari bahasa Inggris product yang berfaedah "sesuatu yang diproduksi oleh tenaga kerja atau sejenisnya".[2] Wujud kerja dari kata product, yaitu produce, merupakan serapan dari bahasa latin prōdūce(re), yang berfaedah (untuk) memimpin atau membawa sesuatu untuk maju. Pada tahun 1575, kata "produk" merujuk pada apapun yang diproduksi ("anything produced").[3] Namun sejak 1695, definisi kata product semakin merujuk pada sesuatu yang diproduksi ("thing or things produced"). Produk dalam pengertian ekonomi dikenalkan pertama kali oleh ekonom-politisi Adam Smith.[4] Dalam penggunaan yang semakin luas, produk dapat merujuk pada sebuah barang atau unit, sekelompok produk yang sama, sekelompok barang dan jasa, atau sebuah pengelompokan industri untuk barang dan jasa. Catatan kaki
edunitas.com Page 6Dalam bisnis, produk adalah barang atau jasa yang dapat diperjualbelikan. Dalam marketing, produk adalah apapun yang bisa dinegosiasikan ke sebuah pasar dan bisa memuaskan sebuah hasrat atau kebutuhan.[1] Dalam tingkat pengecer, produk sering disebut sebagai merchandise. Dalam manufaktur, produk dibeli dalam wujud barang mentah dan dijual sebagai barang aci. Produk yang berupa barang mentah seperti metal atau hasil pertanian sering pula disebut sebagai komoditas. Kata produk berasal dari bahasa Inggris product yang berfaedah "sesuatu yang diproduksi oleh tenaga kerja atau sejenisnya".[2] Wujud kerja dari kata product, yaitu produce, merupakan serapan dari bahasa latin prōdūce(re), yang berfaedah (untuk) memimpin atau membawa sesuatu untuk maju. Pada tahun 1575, kata "produk" merujuk pada apapun yang diproduksi ("anything produced").[3] Namun sejak 1695, definisi kata product semakin merujuk pada sesuatu yang diproduksi ("thing or things produced"). Produk dalam pengertian ekonomi dikenalkan pertama kali oleh ekonom-politisi Adam Smith.[4] Dalam penggunaan yang semakin luas, produk dapat merujuk pada sebuah barang atau unit, sekelompok produk yang sama, sekelompok barang dan jasa, atau sebuah pengelompokan industri untuk barang dan jasa. Catatan kaki
edunitas.com Page 7Dalam bisnis, produk yaitu barang atau perbuatan yang berguna yang mampu diperjualbelikan. Dalam marketing, produk yaitu apapun yang dapat dinegosiasikan ke suatu pasar dan dapat memuaskan suatu hasrat atau kebutuhan.[1] Dalam tingkat pengecer, produk sering disebut sebagai merchandise. Dalam manufaktur, produk dibeli dalam wujud barang yang belum diolah dan dijual sebagai barang aci. Produk yang berupa barang yang belum diolah seperti metal atau hasil pertanian sering pula disebut sebagai komoditas. Kata produk berasal dari bahasa Inggris product yang berfaedah "sesuatu yang diproduksi oleh tenaga kerja atau sejenisnya".[2] Wujud kerja dari kata product, yaitu produce, adalah serapan dari bahasa latin prōdūce(re), yang berfaedah (untuk) memimpin atau membawa sesuatu untuk maju. Pada tahun 1575, kata "produk" merujuk pada apapun yang diproduksi ("anything produced").[3] Namun semenjak 1695, ruang lingkup kata product semakin merujuk pada sesuatu yang diproduksi ("thing or things produced"). Produk dalam pengertian ekonomi dikenalkan pertama kali oleh ekonom-politisi Adam Smith.[4] Dalam penggunaan yang semakin luas, produk mampu merujuk pada suatu barang atau unit, sekelompok produk yang sama, sekelompok barang dan perbuatan yang berguna, atau suatu pengelompokan industri untuk barang dan perbuatan yang berguna. Catatan kaki
edunitas.com Page 8
edunitas.com Page 9
edunitas.com Page 10
edunitas.com Page 11
edunitas.com Page 12[×] Artikel pilihan bertopik Indonesia [+] Kategori menurut provinsi di Indonesia [+] Kategori menurut pulau di Indonesia [+] Daftar bertopik Indonesia [+] Kontruksi dan bangun di Indonesia [+] Benda Cagar Kebiasaan di Indonesia [×] Hari libur di Indonesia [+] Ilmu dan teknologi di Indonesia [+] Kesehatan di Indonesia [+] Komunikasi di Indonesia [+] Bagian yang terkait hidup di Indonesia [+] Olahraga di Indonesia [+] Organisasi di Indonesia [+] Pariwisata di Indonesia [+] Pemerintahan Indonesia [+] Pendidikan di Indonesia [+] Suku bangsa di Indonesia [+] Transportasi di Indonesia [+] Rintisan bertopik musik dari Indonesia [+] Rintisan bertopik Indonesia Page 13[×] Artikel pilihan bertopik Indonesia [+] Kategori menurut provinsi di Indonesia [+] Kategori menurut pulau di Indonesia [+] Daftar bertopik Indonesia [+] Kontruksi dan bangun di Indonesia [+] Benda Cagar Kebiasaan di Indonesia [×] Hari libur di Indonesia [+] Ilmu dan teknologi di Indonesia [+] Kesehatan di Indonesia [+] Komunikasi di Indonesia [+] Bagian yang terkait hidup di Indonesia [+] Olahraga di Indonesia [+] Organisasi di Indonesia [+] Pariwisata di Indonesia [+] Pemerintahan Indonesia [+] Pendidikan di Indonesia [+] Suku bangsa di Indonesia [+] Transportasi di Indonesia [+] Rintisan bertopik musik dari Indonesia [+] Rintisan bertopik Indonesia Page 14
edunitas.com Page 15Taman Mini Indonesia Indah (TMII) merupakan suatu kawasan wisata budaya di Jakarta yang menggambarkan wilayah Indonesia yang akbar dalam susunannya yang kecil. Gagasan pembangunan suatu miniatur yang berisi kelengkapan Indonesia dengan segala isinya ini dicetuskan oleh Ibu Negara, Siti Hartinah, yang lebih dikenal dengan sebutan Ibu Tien Soeharto. Menempuh miniatur ini diharapkan dapat membangkitkan rasa bangga dan rasa cinta tanah cairan pada seluruh bangsa Indonesia. Maka dimulailah suatu proyek yang dikata Proyek Miniatur Indonesia "Indonesia Indah", yang dilaksanakan oleh Yayasan Harapan Kita. (Selengkapnya..... ) Wisma 46 adalah nama sebuah gedung setinggi 262 meter di Jakarta, Indonesia. Gedung ini merupakan gedung tertinggi di Jakarta dan Indonesia ketika ini. Foto oleh: Andri.h.Page 16
edunitas.com Page 17
edunitas.com Page 18
edunitas.com Page 19
edunitas.com Page 20
Page 21
Page 22Tags (tagged): unkris, portal eropa, atlantik, selatan, dibatasi oleh laut, tengah batas, parlemen, ibu kota provinsi, zuid holland, holland, tengah antara marseille, genoa penduduk, 933, 080, eropa lihat, pula sejarah, eropa, suku bangsa dari, eropa tokoh, pusat, ilmu pengetahuan republik, irlandia irlandia, utara, islandia italia jerman, ilmu pengetahuan, portal Page 23Tags (tagged): unkris, portal eropa, oleh, perbedaan, budaya batasnya utara, belanda tempat, parlemen, ibu kota, penduduk, 933 080, wilayah, metropolitan pada sensus, bahwa danau, baikal, terletak siberia, pusat, ilmu pengetahuan, norwegia, perancis polandia portugal, rumania rusia, san, marino portal eropa, pusat ilmu, pengetahuan, portal Page 24Tags (tagged): unkris, portal, europe, oleh, perbedaan, budaya batasnya utara, belanda tempat, parlemen, ibu kota, penduduk, 933 080, wilayah, metropolitan pada sensus, bahwa danau, baikal, terletak siberia, center, of studies, norwegia, perancis polandia portugal, rumania rusia, san, marino portal, center of, studies Page 25Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab فلسفة, yang juga diambil dari bahasa Yunani; Φιλοσοφία philosophia. Dalam bahasa ini, kata ini merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata (philia = persahabatan, cinta dan sebagainya.) dan (sophia = "kebijaksanaan"). Sehingga manfaat harafiahnya adalah seorang "pencinta kebijaksanaan" atau "ilmu". Kata filosofi yang dipungut dari bahasa Belanda juga diketahui di Indonesia. Bentuk terakhir ini lebih mirip dengan aslinya. Dalam bahasa Indonesia seseorang yang mendalami aspek falsafah dikata "filsuf". Rumusan kata filsafat bisa disebutkan merupakan sebuah problem falsafi pula. Tetapi, paling tidak bisa disebutkan bahwa "falsafah" itu sekitar merupakan studi tentang manfaat dan berlangsungnya keyakinan atau pengetahuan manusia pada sisi yang paling dasar dan universal. Studi ini didalami tidak dengan memainkan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan problem secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan argumen yang tepat untuk solusi tertentu, serta penghabisan dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah bagian dialektik. Dialektik ini secara singkat bisa disebutkan merupakan sebuah bentuk diskusi. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa. Page 26Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab فلسفة, yang juga diambil dari bahasa Yunani; Φιλοσοφία philosophia. Dalam bahasa ini, kata ini merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata (philia = persahabatan, cinta dan sebagainya.) dan (sophia = "kebijaksanaan"). Sehingga manfaat harafiahnya adalah seorang "pencinta kebijaksanaan" atau "ilmu". Kata filosofi yang dipungut dari bahasa Belanda juga diketahui di Indonesia. Bentuk terakhir ini lebih mirip dengan aslinya. Dalam bahasa Indonesia seseorang yang mendalami aspek falsafah dikata "filsuf". Rumusan kata filsafat bisa disebutkan merupakan sebuah problem falsafi pula. Tetapi, paling tidak bisa disebutkan bahwa "falsafah" itu sekitar merupakan studi tentang manfaat dan berlangsungnya keyakinan atau pengetahuan manusia pada sisi yang paling dasar dan universal. Studi ini didalami tidak dengan memainkan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan problem secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan argumen yang tepat untuk solusi tertentu, serta penghabisan dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah bagian dialektik. Dialektik ini secara singkat bisa disebutkan merupakan sebuah bentuk diskusi. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa. |