Halaman kantor tempat ayah bekerja terbuat dari aspal

JAKARTA, KOMPAS.com - Ayah dan anak berinisial BA (67) dan RA (35) sudah mendekam di sel Polres Metro Jakarta Utara karena menjalankan bisnis KIR palsu atau yang biasa disebut KIR aspal.

Mereka berdua menjalankan bisnis pembuatan KIR aspal ini sejak tahun 2007. Saat itu BA bertemu dengan ND yang saat ini masuk dalam DPO polisi.

Waktu itu BA bekerja sebagai calo pembuatan KIR di kantor Dinas Perhubungan DKI Jakarta yang berada di Ujung Menteng. Ia lantas sering bertemu dengan ND yang juga bekerja sebagai calo.

"Dia (ND) itu dulu memang sering di situ, kalau namanya calo itu kan banyak kalau di tempat KIR itu. Yang namanya hari ke hari tadinya cuma lihat muka, senyum, ngerokok lama-lama kan pasti ngobrol," kata BA yang sedang mengenakan baju tahanannya kepada Kompas.com di Mapolres Metro Jakarta Utara.

Perbincangan demi perbincangan terjadi antara ND dan BA. Hingga akhirnya BA mengetahui bahwa ND bisa membuat KIR aspal yang sangat mirip dengan aslinya.

BA pun tertarik. Berbekal banyak kenalan pemilik-pemilik truk, BA mulai menawarkan jasa pembuatan KIR aspal.

Baca juga: Polisi Tangkap Ayah dan Anak Tersangka Pemalsu Buku KIR

Dulunya BA hanya menawarkan jasa pembuatan, sementara yang mencetak KIR aspal itu adalah ND.

Untuk satu pembuatan KIR aspal, BA menetapkan tarif sebesar Rp 350.000. Dari uang tersebut, sebanyak Rp 200.000 ia berikan kepada ND sebagai upah pembuatan KIR sementara sisanya ia pakai untuk keperluan sehari-hari.

Sementara itu, RA awalnya bekerja sebagai cleaning service di suatu perusahaan. Biasanya ia mendapat shift malam.

Setiap hari, ia mengantar dan menjemput ayahnya ke kantor pelayanan KIR di Ujung Menteng tersebut. Melihat pekerjaan ayahnya, perlahan-lahan RA ikut berkecimpung dalam bisnis KIR ilegal tersebut.

Bahkan ia sampai berhenti dari pekerjaan cleaning service untuk mengikuti pekerjaan ayahnya tersebut.

Sekitar tahun 2017 lalu, RA sempat diajak ND ke tempat pembuatan KIR palsu tersebut. Mereka pergi ke sana dengan sepeda motor, RA yang dibonceng.

Baca juga: Palsukan Buku KIR, Ayah dan Anak Ini Rugikan Negara Rp 10 Miliar

Kepada Kompas.com RA mengaku tidak tahu alamat tempat ia dibawa ND, yang ia sebutkan lokasi tersebut masih di Jakarta.

Ia lantas memperhatikan ND yang sedang mencetak buku dan stiker KIR palsu. Dari sana RA mempelajari bagaimana ND membuat buku KIR aspal tersebut.

Setelahnya, RA mencoba membuat sendiri buku KIR aspal itu. Ia membeli seluruh peralatan yang dibutuhkan kepada ND termasuk blangko dan stiker.

"Bukunya kan saya beli Rp 21 juta satu bal, isinya 500. Kadang ngecer, kebanyakan sih ngecer. Kalau ngecer itu satuannya sekitar Rp65.000. Stiker belinya per paket 50 pasang Rp 850.000 itu," tutur RA.

Akhirnya jadilah pasangan ayah dan anak ini menjadi produsen KIR aspal. Biasanya, pemilik truk yang ingin membuat KIR aspal langsung mengontak BA.

Setelah sepakat, BA akan memerintahkan RA membuat KIR aspal tersebut. Pemilik yang ingin dibuatkan KIR nya tidak perlu membawa truk mereka layaknya di tempat pembuatan resmi.

Baca juga: Pembeli KIR Palsu Diduga Pemilik Kendaraan yang Tak Lolos di Dishub

Mereka hanya perlu menyiapkan buku KIR lama, STNK, dan data mengenai tonase yang ingin dibuat si buku KIR. Hanya butuh waktu 10-15 menit, buku dan stiker KIR aspal siap digunakan.

Akan tetapi, menurut mereka pembuatan KIR aspal sama halnya dengan berdagang. Kadang ramai kadang tidak. Satu buku KIR minimal bertahan enam bulan. Itu pun belum tentu pemilik selalu menggunakan jasa mereka.

Oleh karena itu, ayah dan anak ini masih rutin ke Ujung Menteng menjadi calo pembuatan KIR hadir. Tapi sebagai calo, mereka hanya bisa mendapatkan uang Rp 50.000 - Rp 100.000 per mobilnya.

Tapi apabila musim pembuatan KIR palsu datang, mereka bisa kebanjiran pesanan.

"Seminggu kadang bisa dapat 10 sampai 15 kalau lagi ramai," ucap RA.

Meski naik turun, bisnis ayah dan anak ini berjalan lancar. Hingga ketika polisi mendatangi rumah mereka pada Sabtu (9/11/2019) lalu.

Saat itu ayah dan anak ini baru saja pulang dari rumah sakit pergi mengobati BA yang terkena darah tinggi. Rencananya, hari itu RA akan bertemu dengan salah satu kliennya.

Tetapi seseorang mengetuk pintu mereka. Ternyata yang mengetuk adalah Satuan Reskrim Polres Metro Jakarta Utara. Dua orang ini dibekuk dan diamankan beserta seluruh barang bukti yang ada.

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara Kompol Wirdhanto Hadicaksono mengatakan, ayah dan anak ini setidaknya telah merugikan negara hingga Rp 10 miliar.

"Dia dari 2007 (memalsukan KIR). Kerugian sekitar Rp 10 miliar," kata Wirdhanto

Meski lebih mahal, buku KIR palsu ini bisa didapatkan pemilik truk angkutan barang tanpa melalui pengujian ketat dari Dinas Perhubungan.

"Akibat pemalsuan ini fatal, kalau KIR palsu, berarti tidak pernah melakukan pengecekan kendaraan. Artinya berarti tidak tau kelayakan kendaraannya itu sendiri," ucap Wirdhanto.

Dari penangkapan itu polisi mengamankan barang bukti berupa 530 buku kir palsu, 730 stiker, dan sejumlah alat yang digunakan untuk membuat buku KIR palsu tersebut.

Atas perbuatannya kedua tersangka diancam dengan Pasal 263 KUHP Tentang Pemalsuan dengan ancaman hukuman enam tahun penjara.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Berikut ini pembahasan kunci jawaban Tema 8 kelas 5 SD/MI subtema 1, 2, 3, 4, dan Subtema 2 pembelajaran 1 halaman 52 sampai 59.

Pada artikel ini terdapat  kunci jawaban Tema 8 kelas 5 berjudul Lingkungan Sahabat Kita subtema 2 Pembelajaran 1 tentang Perubahan Lingkungan halaman 52 53 54 56 57 58 dan 59 Buku Tematik SD kurikulum 2013 edisi revisi 2018.

Pada buku tematik Tema 8 Kelas 5 terdapat 4 subtema diantaranya Subtema 1: Manusia dan Lingkungan, Subtema 2: Perubahan Lingkungan dan Subtema 3 : Usaha Pelestarian Lingkungan dan Subtema 4: Kegiatan Berbasis Proyek dan Literasi.

Kunci jawaban Tema 8 kelas 5 SD ini ditujukan kepada orang tua atau wali sebagai pedoman untuk mengoreksi hasil belajar anak.

Berikut ini adalah ulasan kunci jawaban Buku Tematik Tema 8 Kelas 5 Subtema 2 pembelajaran 1  halaman 52 53 54 56 57 58 dan 59 yang dikutip dari Buku Guru dan Siswa serta beberapa sumber:

Baca juga: KUNCI JAWABAN Tema 8 Kelas 5 SD/MI Subtema 2, Proses Siklus Air hingga Menghasilkan Air yang Bersih

Baca juga: KUNCI JAWABAN Tema 8 Kelas 6 SD/MI, Informasi Tentang ASEAN dalam Bacaan Kawasan Asia Tenggara

Halaman kantor tempat ayah bekerja terbuat dari aspal
Ilustrasi sekolah (TribunPontianak.co.id)

>>> Halaman 52

Halaman kantor tempat ayah bekerja terbuat dari aspal

Perhatikan gambar-gambar di atas.

1. Apa komentarmu melihat kedua gambar tersebut?

Jawaban:

Gambar A menunjukkan daerah yang subur dengan cadangan air yang melimpah, sedang gambar B menunjukkan daerah yang gersang dengan tidak adanya cadangan air.

2. Gambar manakah yang lebih indah dilihat?

Jawaban:

Gambar A

3. Dapatkah lingkungan seperti gambar A berubah seperti gambar B? Apa yang menyebabkannya?

Jawaban:

Dapat, disebabkan hilangnya cadangan air tanah (sumber air) yang diakibatkan tidak adanya daerah peresapan air.

4. Dapatkah lingkungan seperti gambar B berubah seperti gambar A? Bagaimana caranya?

Jawaban:

Dapat, dengan cara selalu menyediakan daerah peresapan air, salah satunya dengan menjaga kelestarian hutan yang merupakan daerah resapan air utama, serta selalu menyediakan daerah-daerah/tanah resapan air di daerah pemukiman.

5. Sebutkan cara-cara yang biasa kamu lakukan dalam menjaga lingkungan rumah dan sekolahmu!

Jawaban:

Menjaga kebersihan
Menjaga kelancaran saluran air/selokan
Menanam tanaman/pohon yang bermanfaat di daerah lingkungan rumah dan sekolah
Bijaksana dalam menggunakan air/hemat air

>>> Halaman 53-55

*** Ayo Membaca***

Siklus Air Tanah

Proses siklus air menyebabkan air bergerak meninggalkan tanah ke udara. Selanjutnya, air turun lagi ke tanah dalam bentuk air hujan. Nah, air yang turun ke tanah ini ada yang masuk ke sungai. Aliran air di sungai ini akan terkumpul kembali di laut. Selain masuk ke sungai dan mengalir ke laut, ada juga air yang tergenang membentuk danau.

Air yang turun ke tanah ada yang masuk dan bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah serta batuan. Air yang masuk ke dalam tanah ini kemudian menjadi air cadangan (sumber air).

Air cadangan akan selalu ada apabila daerah peresapan air selalu tersedia. Daerah resapan air terdapat di hutan-hutan. Tumbuhan hutan mampu memperkukuh struktur tanah. Saat hujan turun, air tidak langsung hanyut, tetapi air akan terserap dan tersimpan di dalam tanah. Air yang tersimpan dalam tanah akan menjadi air tanah. Air akan lebih mudah meresap jika terdapat banyak tumbuhan. Air yang meresap akan diserap oleh akar tumbuhan tersebut. Adanya air dan akar di dalam tanah menyebabkan struktur tanah menjadi kukuh dan tidak mudah longsor.

Nah, menyimak uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa keberadaan hutan sangat penting. Hutan berperan dalam penyimpanan air. Oleh karena itu, kita harus senantiasa menjaga kelestarian hutan. Saat ini hutan banyak yang gundul akibat penebangan liar. Selain penebangan, hutan dapat rusak akibat pembakaran. Pepohonan di hutan ditebang atau dibakar dengan alasan tertentu. Seperti untuk membuka lahan pertanian, perumahan, atau industri. Kegiatan-kegiatan ini dapat mengurangi kemampuan tanah dalam menyimpan air. Akibatnya, pada saat hujan terjadi banjir dan pada saat kemarau banyak daerah mengalami kekeringan.

Pembangunan jalan yang menggunakan aspal atau beton dapat menghalangi meresapnya air hujan ke dalam tanah. Akibatnya, pada saat hujan air tidak dapat meresap ke dalam tanah. Hal ini menyebabkan terjadinya banjir dan air menggenangi jalan-jalan.

Nah, apa akibatnya jika daerah resapan air semakin berkurang? Apabila daerah resapan air semakin berkurang, cadangan air di bumi ini semakin menipis. Hal ini dapat mengakibatkan sungai-sungai dan danau menjadi kering. Keringnya sungai dan danau menyebabkan proses penguapan semakin menurun. Menurunnya proses penguapan ini menyebabkan berkurangnya pengendapan titik-titik air di awan. Keadaan ini tentu mengurangi terjadinya hujan.

Kamu telah membaca teks ”Siklus Air Tanah”. Peristiwa apa yang terdapat pada teks? Bagaimana urutannya? Tuliskan dalam diagram alir berikut.

Halaman kantor tempat ayah bekerja terbuat dari aspal

>>> Halaman 56

***Ayo Berdiskusi***

Kerjakan tugas berikut bersama kelompokmu.

1.    Tulislah proses terjadinya air tanah.

Jawaban:

Proses terjadinya air tanah:

Air bergerak meninggalkan tanah ke udara melalui proses penguapan. Selanjutnya, air turun lagi ke tanah dalam bentuk air hujan. Air yang turun ke tanah ada yang masuk dan bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah serta batuan. Air yang masuk ke dalam tanah ini kemudian menjadi air cadangan (sumber air).

2.    Tulislah faktor-faktor yang memengaruhi berkurangnya ketersediaan air tanah.

Jawaban:

Faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan air tanah:

Kegiatan membuka lahan pertanian, perumahan, atau industri dapat mengurangi kemampuan tanah dalam menyimpan air.
Pembangunan jalan yang menggunakan aspal atau beton dapat menghalangi meresapnya air hujan ke dalam tanah.
Berkurangnya daerah resapan air mengakibatkan cadangan air di bumi ini semakin menipis.

3.    Tulislah kegiatan yang dapat kita lakukan untuk menjamin ketersediaan air tanah.

Jawaban:

Kegiatan yang dapat kita lakukan untuk menjamin ketersediaan air bersih:

Menghemat atau bijaksana dalam penggunaan air.
Membuat lubang resapan. Lubang resapan berguna untuk menampung air hujan supaya terserap ke dalam tanah.
Menanam pohon supaya akar-akar pohon dapat menahan air di dalam tanah.
Mengurangi sampah/limbah

>>> Halaman 57

*** Ayo Mencoba***

Lakukan kegiatan berikut bersama kelompokmu (4-5 orang)

1. Siapkan air, batu bata, bongkahan-bongkahan batu, dan dua buah wadah, misalnya loyang

2. Pada satu loyang letakkan batu bata. Pada loyang lain letakkan bongkahan-bongkahan batu

3. Tuangkan air ke dalam loyang setinggi 5 cm. Diamkan selama lebih kurang 1 jam

4. Setelah 1 jam, amati tinggi air pada setiap loyang

5. Apa hasil pengamatanmu? Adakah perbedaan tinggi permukaan air pada kedua loyang?

   Jawaban :

Ada perbedaan tinggi permukaan air pada kedua loyang

6. Apa yang terjadi pada air di loyang berisi batu bata?

    Jawaban :

Pada loyang berisi batu bata, air berkurang

7. Apa yang terjadi pada air di loyang berisi bongkahan-bongkahan batu?

   Jawaban :

Pada loyang berisi bongkahan-bongkahan batu, tinggi air tetap

8. Apa yang dimaksud air tanah?

    Jawaban :

Air tanah adalah air hujan yang meresap dan mengalir di bawah permukaan tanah

9. Apa yang dimaksud air permukaan?

    Jawaban :

Air permukaan adalah air yang ada di permukaan tanah dan tidak terserap ke dalam tanah

10. Dari percobaan di atas, loyang manakah yang menunjukkan terbentuknya air tanah dan loyang mana menunjukkan terbentuknya air permukaan?

      Jawaban :

Loyang berisi batu bata menunjukkan terbentuknya air tanah. Batu bata terbuat dari tanah liat yang dapat menyerap air. Sedangkan, loyang yang berisi bongkahan-bongkahan batu menunjukkan terbentuknya air permukaan, karena batu tidak dapat menyerap air.

***Ayo Bercerita***

1. Tuliskan hasil pengamatan dan analisis kalian. Kemudian, ceritakan hasil diskusi kelompokmu pada kelompok lain

Ada perbedaan tinggi permukaan air pada loyang berisi batu bata dan loyang berisi bongkahan batu
Pada loyang berisi batu bata, air berkurang
Pada loyang berisi bongkahan batu, tinggi air tetap
Pada loyang berisi batu bata menunjukkan terbentuknya air tanah, sebab batu bata terbuat dari tanah liat yang dapat menyerap air
Pada loyang berisi bongkahan batu menunjukkan terbentuknya air permukaan, karena bongkahan batu tidak dapat menyerap air

2. Dari hasil percobaan tersebut, jelaskan terjadinya air tanah dan air permukaan

Terjadinya air tanah :

Air hujan yang terserap oleh tanah melalui celah/pori-pori tanah, yang kemudian mengalir di bawah permukaan tanah

Terjadinya air permukaan :

Air hujan yang tidak terserap oleh celah-celah/pori-pori tanah, yang kemudian mengalir di atas/permukaan tanah

>>> Halaman 58

***Ayo Renungkan ***

Hari ini saya belajar tentang:

Jawaban

bagaimana terjadinya proses siklus tanah, siklus air, siklus hujan, dan akiabt dari merusak atau penebanag liar dan pembukaan pemukiman

>>> Halaman 59

***Kegaiatan bersama orang tua***

Diskusikan dengan orang tuamu, kegiatan-kegiatan yang dilakukan keluargamu

untuk menjamin ketersediaan air tanah. Tuliskan hasilnya dalam tabel berikut.

Jawaban

Beberapa contoh kegiatan yang dilakukan keluargaku untuk menjamin ketersediaan air tanah adalah :  

1.   Membuat daerah resapan air (biopori).

2.   Menanam pepohonan di sekitar rumah.

3.   Membersihkan sampah di sekitar rumah.

4.   Tidak membuang limbah yang dapat mencemari air tanah.

5.   Membuat bak penampuangan air tanah.

6.   Menggunakan air tanah dengan efisien.

7.   Membangun jalan menggunakan batu bata yang dapat menyerap air.

8.   Memberi pupuk dan menyirami pohon di sekitar rumah.

9.   Tidak menebang pohon.

10.  Mematikan keran air tanah apabila tidak digunakan.

*) Disclaimer: Jawaban di atas hanya digunakan oleh orang tua untuk memandu proses belajar anak.

(Tribun Pontianak/Dhita Mutiasari)

Artikel ini telah tayang di tribunpontianak.co.id dengan judul KUNCI JAWABAN Tema 8 Kelas 5 Halaman 52 53 54 55 56 57 58 59 Subtema 2 Lingkungan Sahabat Kita