Lihat Foto KOMPAS.com - Sepanjang kehamilan, ibu hamil biasanya disarankan mengikuti tes urine. Salah satu fokusnya, untuk menakar kadar protein urine pada ibu hamil. Selain itu, ibu hamil biasanya diberi tes urine untuk memeriksa gula, keton, atau bakteri dalam tubuhnya. Tes protein dalam urine ibu hamil secara rutin berguna untuk memeriksa fungsi ginjal, infeksi, atau skrining masalah kesehatan lainnya. Baca juga: Hati-hati, Protein Urine Tinggi Bisa Jadi Tanda Penyakit Ginjal Melansir BellyBelly, kadar protein urine rendah selama kehamilan dianggap normal. Sedangkan kadar protein urine yang berada di atas ambang batas normal atau tinggi berisiko memicu komplikasi serius pada ibu hamil. Dilansir dari Mom Loves Best, ada beberapa kondisi yang membuat protein urine pada ibu hamil meningkat, antara lain:
Faktor risiko seperti obesitas, berasal dari keluarga penderita penyakit ginjal, dan darah tinggi juga bisa meningkatkan kadar protein urine. Baca juga: Mengenal Apa Itu Urine dan Kandungannya Selain itu, terdapat penyebab protein urine pada ibu hamil tinggi perlu diwaspadai, yakni: 1. Infeksi saluran kencing
Lihat Foto Protein urine pada ibu hamil tinggi bisa jadi gejala infeksi saluran kencing.
Proteinuria ternyata rentan menyerang ibu hamil. Proteinuria merupakan adanya kandungan protein dalam urin yang dapat berdampak pada komplikasi berbahaya. Khususnya, bagi ibu hamil, hal ini bahkan bisa menyebabkan adanya gangguan pada janin dalam kandungan. Ibu hamil patut waspada jika terdapat kandungan protein sebanyak 300 mg/d yang bisa dipicu oleh beban ginjal selama hamil. Selain itu, adanya peningkatan volume darah juga dapat memperberat fungsi ginjal. Adapun gejala awal proteinuria pada ibu hamil termasuk adanya pembengkakan di area tangan, pergelangan kaki dan wajah dan juga urin yang disertai busa. Melansir dari Momjunction.com, begini 5 langkah atasi proteinuria secara alami yang aman bagi ibu hamil! Konsumsi garam secukupnya. (Foto: Andreas160578/Pixabay.com) Ibu hamil dengan kondisi mengalami proteinuria sebaiknya membatasi konsumsi garam. Sebab, kadar garam tinggi dapat menyebabkan adanya protein dalam urin. Biasanya, ibu hamil kerap mengidam camilan asin seperti kripik yang membuat berat badan bertambah serta berdampak pada terjadinya proteinuria. Ibu hamil kini harus mulai membatasi ya konsumsi camilan yang bercitarasa asin karena kandungan garamnya tinggi loh, bu.
Ibu hamil perlu atur asupan gula. (Foto: congerdesign/Pixabay.com) Selain makanan asin yang berkadar garam tinggi, ibu hamil juga disarankan untuk mengurangi konsumsi makanan dengan kandungan gula tinggi. Sebab, makanan-makanan manis yang berkadar gula tinggi juga dapat menyebabkan proteinuria. Bahkan, makanan manis dapat merusak ginjal dan menimbulkan infeksi berbahaya. Bayi dalam kandungan juga dapat mengalami pertumbuhan yang pesat jika ibu terlalu banyak mengonsumsi makanan tinggi gula dan tinggi kalori. Ibu hamil kini sebaiknya memilih makanan penutup yang lebih rendah gula ya, jika tak ingin terserang proteinuria. Perhatikan perubahan bobot tubuh. (Foto: TeroVesalainen/Pixabay.com) Perubahan berat badan selama masa kehamilan adalah hal yang alami. Berat badan ibu hamil biasanya melonjak bukan hanya karena adanya pertambahan bobot bayi dalam kandungan tetapi juga nafsu makan yang bisa saja meningkat usai masa hamil muda. Perilaku ngidam juga menjadi salah satu pendukung kenaikan bobot tubuh ibu hamil. Namun, kenaikan bobot tubuh selama kehamilan tidak selamanya baik loh, bu. Jika tidak diperhatika, kenaikan berat badan selama kehamilan dapat menyebabkan ibu hamil terserang diabetes gestasional atau preeklamsia serta proteinuria. Selain menjaga pola makan, ibu hamil juga dapat melakukan olahraga ringan yang sesuai dengan usia kandungan. Penting perhatikan kebersihan daerah kewanitaan. (Foto: nguyentungson/Pixabay.com) Salah satu hal yang paling penting untuk dilakukan jika ibu hamil ingin menghindari terserang dari proteinuria adalah dengan memperhatikan kebersihan daerah kewanitaan. Organ kewanitaan yang lembap membuat jamur dan bakteri mudah berkembang biak. Ibu hamil harus membiasakan diri mengeringkan Miss.v dengan handuk bersih atau tissu usai buang air kecil maupun buang air besar. Selain itu, gunakan celana dalam bersih minimal 2 kali dalam sehari. Penting untuk memperhatikan pula jenis bahan celana dalam yang menyerap keringat dan usahakan tidak terlalu ketat ya, bu. Ibu hamil harus istirahat cukup. (Foto: fotografyarte/Pixabay.com) Kebutuhan istirahat bagi ibu hamil merupakan hal yang amat penting. Ibu biasanya mudah lelah apalagi jika kehamilan memasuki usia tua. Tidur yang cukup membuat badan ibu hamil segar dan membuat fungsi-fungsi organ optimal tidak terkecuali ginjal. Ginjal yang bekerja optimal dapat mengurangi risiko ibu terkena proteinuria. Tak hanya itu, ibu hamil juga perlu istirahat untuk mengurangi stress. Ibu hamil jangan panik dulu jika tiba-tiba mengalami gejala proteinuria, sebab ada cara-cara penanganan secara alami termasuk 5 langkah mudah di atas. Mulai dari membatasi asupan gula dan garam hingga menjaga kebersihan daerah kewanitaan, ibu hamil tentu dengan mudah mempraktikan sendiri di rumah. Gaya hidup sehat tak hanya menjauhkan ibu hamil dari kondisi tak diinginkan seperti proteinuria tetapi juga membuat janin tumbuh optimal.
Protein dalam urine bukanlah hal normal (apabila di atas 150 mg, dokter akan mengatakan bahwa kadar protein dalam urine Anda tidak normal). Ada kalanya protein meningkat untuk sementara saja, dan akan kembali normal dengan sendirinya. Akan tetapi, jika masalah tersebut berkelanjutan atau sangat parah, Anda harus mencari bantuan medis. Jika berlangsung selama lebih dari beberapa hari, protein dalam urine biasanya merupakan tanda penyakit ginjal atau masalah kesehatan lain.[1] X Teliti sumber Kunjungi sumber
Dokter Spesialis Urologi dan Bedah Urologi Besertifikasi Artikel ini disusun bersama Robert Dhir, MD. Dr. Robert Dhir adalah Urolog, dokter bedah urologi, dan pendiri HTX Urology di Houston, Texas. Dengan lebih dari 10 tahun pengalaman, kepakaran Dr. Dhir mencakup penangan invasif minimal untuk pembesaran prostat (UroLift), penyakit kencing batu, manajemen bedah kanker urologis, dan kesehatan pria (disfungsi ereksi, kadar testoteron yang rendah, dan infertilitas). Praktik medisnya bernama Center of Excellence untuk prosedur UroLift, dan merupakan pelopor prosedur nonbedah untuk ED dengan menggunakan Terapi Gelombang yang telah dipatenkan atas namanya. Dia mendapatkan gelar sarjana dan medis dari Georgetown University dan mendapatkan penghargaan dalam studi pramedis, urologi, orthopedi, dan mata. Dr. Dhir bertugas sebagai kepala residen selama mengikuti program residensi bedah urologi di University of Texas at Houston / MD Anderson Cancer Center selain menyelesaikan program magang di bedah umum. Dr. Dhir terpilih sebagai Top Doctor in Urology tahun 2018-2019, salah satu dari tiga Best Rated Urologists pada 2019 & 2020 di Houston Texas, dan Texas Monthly memasukkannya ke dalam daftar 2019 & 2020 Texas Super Doctors Rising Stars. Artikel ini telah dilihat 102.244 kali. Daftar kategori: Kesehatan Kemih Halaman ini telah diakses sebanyak 102.244 kali. |