Konsumen adalah orang yang megurangi nilai guna suatu barang atau jasa. Konsumen juga dapat diartikan setiap orang pemakai barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Show
Istilah konsumen termasuk umum untuk didengar sehari-hari. Sekalipun Anda bukan seorang pebisnis atau tidak pernah terlibat dengan bisnis multifinance dan sejenisnya, Anda pasti pernah mendengar istilah ini. Kenapa? Karena sehari-harinya Anda dan jutaan orang lainnya melakukan aktivitas konsumsi. Jadi, setidak-tidaknya Anda pun sudah berperan menjadi seorang konsumen. Lalu, apa yang dimaksud dengan konsumen sebenarnya? Apa ada perbedaan antara konsumen dan customer, atau malah ternyata sama saja? Berikut ulasannya lengkapnya mengenai apa yang dimaksud dengan konsumen Mengenal arti konsumenDalam bisnis, atau lebih spesifik sebuah aliran produk, konsumen adalah mata rantai terakhir dalam proses jual-beli. Jadi, apa yang dimaksud dengan konsumen sendiri adalah mereka yang memanfaatkan fungsi produk atau jasa itu sendiri. Philip Kotler, seorang profesor dan konsultan pemasaran senior dari Amerika Serikat, memberikan definisi apa yang dimaksud dengan konsumen secara lebih rinci. Kotler mendefinisikan konsumen sebagai orang atau pihak tertentu yang membayar untuk mendapatkan jasa atau produk dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Dengan kata lain, apa yang dimaksud dengan konsumen ini tidak jauh-jauh dari aktivitas konsumsi itu sendiri. Terkhusus aktivitas konsumsi yang mana barang atau jasa tersebut diperoleh dari pihak lain dengan cara membeli. Perlu ditegaskan juga bahwa istilah konsumen dapat merujuk pada perorangan atau kelompok. Perbedaan konsumen dan pelangganSetelah memahami apa yang dimaksud dengan konsumen, beberapa dari Anda barangkali juga bertanya-tanya apakah istilah konsumen merujuk pada arti yang sama dengan customer (pelanggan). Secara singkat, jawabannya adalah tidak. Istilah konsumen dan pelanggan memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Pelanggan merujuk pada pihak yang membeli serta mengkonsumsi produk atau jasa secara konsisten dari satu pemasok atau brand tertentu. Dari definisi ini, Anda pasti bisa melihat perbedaannya dengan apa yang dimaksud dengan konsumen itu tadi. Kalau istilah konsumen diperuntukkan untuk pihak yang membeli dan melakukan konsumsi secara umum, pelanggan adalah konsumen yang konsisten melakukan konsumsi dari pemasok atau brand yang sama. Dengan kata lain, Anda bisa jadi seorang konsumen tetapi belum tentu menjadi seorang pelanggan tetap dari satu produk atau jasa tertentu. Itu sebabnya, banyak yang menyebutkan bahwa lebih dari sekadar konsumen, tujuan dari bisnis jangka panjang adalah mendapatkan pelanggan yang loyal terhadap produk mereka. Dengan begini, bisnis dapat terjamin keberlangsungannya untuk waktu yang lebih lama. Baca juga: Perilaku Konsumen Millennial Jenis-jenis konsumenIstilah konsumen sendiri dapat digunakan untuk merujuk pada jenis-jenis konsumen tertentu. Memahami apa yang dimaksud dengan konsumen secara garis besar akan memudahkan Anda memahami pula jenis-jenis konsumen menurut sifat konsumsinya yang akan dijabarkan di bawah ini. 1. Konsumen langsungJenis konsumen langsung ini merujuk pada konsumen yang mengkonsumsi produk sendiri. Jenis konsumen yang satu ini adalah konsumen mula-mula, yakni konsumen di mana kebanyakan orang masih harus memproduksi atau membuat sendiri barang-barang tertentu yang ia butuhkan untuk bertahan hidup sehari-hari. Walau sudah tidak banyak lagi, namun masih ada beberapa jenis konsumen langsung di era modern ini. 2. Konsumen bertukar produkJenis konsumen bertukar produk ini juga dikenal dengan istilah barter. Ini bisa terjadi di saat pihak tertentu tidak dapat membuat sendiri barang-barang tertentu atau tidak memiliki cukup sumber daya untuk melakukan produksi sendiri. Alhasil, proses konsumsi dilakukan dengan menukarkan produk atau barang yang dianggap memiliki nilai yang sama. Setelah ditemukannya mata uang, proses bertukar produk ini lalu berlanjut dengan sistem moneter, dimana pembelian kini dilakukan dengan menggunakan uang sebagai alat tukar. 3. Konsumen modernTerakhir, jenis konsumen modern yang dipercaya sebagai by product dari sistem moneter itu sendiri. Jenis konsumen ini tidak lagi mengandalkan pemenuhan kebutuhan pada proses produksi mandiri. Konsumen modern sepenuhnya bersandar pada pasar untuk mendapatkan barang dan jasa yang ia butuhkan sehari-hari. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.[1] Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk dijual kembali, maka dia disebut pengecer atau distributor. Kegiatan pelaku konsumen ini disebut dengan konsumsi. Kepentingan konsumen adalah memenuhi kebutuhannya dengan memperhitungkan keterjangkauan daya belinya.[2] Konsumen internal adalah pihak yang memerlukan produk dari pihak lain melalui suatu sistem produksi. Hubungan dengan konsumen internal menghasilkan produk berupa barang jadi. Jenis hubungannya bukan hubungan bisnis melainkan kegiatan manajemen. Masing-masing bekerja atas dasar suatu perencanaan tertentu. Hubungan dengan konsumen internal juga menghasilkan kegiatan pengendalian mutu.[3] Jika dilihat dari perilaku konsumen dalam mengonsumsi suatu barang dibedakan menjadi dua macam, yaitu perilaku konsumen rasional dan perilaku konsumen irasional. Perilaku Konsumen RasionalSuatu konsumsi dapat dikatakan rasional jika memerhatikan hal-hal berikut:
Perilaku Konsumen IrasionalSuatu perilaku dalam mengonsumsi dapat dikatakan tidak rasional jika konsumen tersebut membeli barang tanpa dipikirkan kegunaannya terlebih dahulu. Contohnya, yaitu:
|