Perkerasan jalan adalah bagian dari konstruksi jalan raya yang terdiri dari beberapa lapisan sudah diratakan yang dimana perkerasan jalan ini merupakan suatu komponen penting dari kelayakan dari konstruksi jalan. Show
Fungsi utama dari perkerasan adalah untuk memungkikan volume lalu lintas tetap berjalan dengan lancar, distribusi beban yang kuat dan juga tahan terhadap segala perubahan cuaca yang terjadi. Tidak hanya untuk jalan raya, perkerasan jalan juga diaplikasikan pada tempat parkir. Perkerasan jalan memang memiliki banyak fungsi dan tidak jarang sering dianggap remeh oleh masyarakat umum. Jenis-jenis dari Perkerasan JalanPada umumnya ada dua jenis utama pada konstruksi perkerasan jalan yaitu Perkerasan Lentur dan Perkerasan Kaku. Meskipun demikian, ada banyak lagi variasi dari perkerasan jalan ini. Seperti perkerasan komposit (gabungan dari perkerasan lentur dan kaku yang bekerja secara komposit) yang tidak dibahas pada Artikel ini. Artikel ini akan berfokus ke dua jenis perkerasan utama. Konstruksi Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)Perkerasan lentur pada umumnya adalah perkerasan jalan yang menggunakan bahan aspal sebagai pengikatnya. Dimana, pada lapisan atasnya menggunakan aspal dan bawahnya bahan berbutir (agregat) pada lapisan bawahnya yang dihamparkan di atas tanah dasar (subgrade). Lapisan perkerasan lentur umumnya terdiri dari tiga lapisan utama, yaitu :
Tiap-tiap lapisan mempunyai peran masing-masing. Lapisan yang memiliki daya tahan kurang berada di bagian paling bawah sedangkan bahan yang memiliki daya tahan lama diletakkan pada bagian paling atas. Akan tetapi, lapisan permukaan tidak sepenuhnya menahan beban yang membuat perkerasan ini kuat secara struktur. Setiap lapisan mempunyai peran menanggung beban setidaknya sebagian dari bobot beban tersebut. Misalkan pada lapisan pondasi atas yang mendukung lapisan permukaan memikul beban vertikal maupun horizontal. Gambar dibawah ini menampilkan penyebaran beban pada perkerasan lentur. Perkerasan lentur lebih sesuai diterapkan pada jalan yang volume lalu lintasnya tidak terlalu padat untuk menghindari seringnya pemeliharaan pada konstruksi perkerasan. Jika terjadi kerusakan, perkerasaan ini harus diperbaiki secepatnya supaya tingkat kerusakan tidak bertambah parah. Konstruksi Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)Perkerasan kaku bisa diartikan sebagai perkerasan yang menggunakan kombinasi dari semen dan agregat yang dicampur secara tepat dan kemudian diletakkan lalu dipadatkan di atas lapisan pondasi (base course). Konstruksi perkerasan kaku tidak memerlukan lapisan pondasi bawah (sub-base). Perkerasan ini juga lebih dikenal sebagai jalan beton. Lapisan perkerasan kaku umumnya terdiri dari dua lapisan utama, yaitu :
Berbeda dengan perkerasan lentur, dimana antar lapisan saling mendukung untuk menahan beban. Pada perkerasan kaku, sebagian besar lapisan permukaan yang menahan beban dari lalu lintas, sehingga distribusi bebannya relatif luas terhadap lapisan yang dibawahnya. Dari segi biaya, pembangunan kontruksi perkerasan kaku tergolong lebih mahal. Akan tetapi, untuk biaya pemeliharannya bisa dikatakan lebih murah, mengingat perkerasan ini mempunyai kekuatan yang tahan lama. Perkerasan kaku sebagian besar diaplikasikan pada konstruksi yang memiliki beban yang besar seperti bandara dan pada konstruksi jalan yang memiliki volume lalu lintas yang tinggi seperti jalan tol. Sama seperti perkerasan lentur, perkerasan ini juga dirancang untuk tahan terhadap segala cuaca, konstruksi jalan yang kuat supaya volume lalu lintas tetap lancar pada saat jam-jam sibuk. Perbedaan dari Perkerasan Lentur dan KakuUntuk lebih mudah memahai perbedaan dari kedua perkerasan ini, perbedaannya disajikan dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing perkerasan yang bertolak belakang satu sama lain. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan dari kedua perkerasan lentur dan kaku. Kelebihan Perkerasan LenturUntuk lebih mudah memahai perbedaan dari kedua perkerasan ini, perbedaannya disajikan dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing perkerasan yang bertolak belakang satu sama lain. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan dari kedua perkerasan lentur dan kaku. Kelebihan Perkerasan Lentur
Kekurangan Perkerasan Lentur
Kelebihan Perkerasan Kaku
Kekurangan Perkerasan Kaku
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Halaman artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. Perkerasan lentur adalah struktur perkerasan yang sangat banyak digunakan dibandingkan dengan struktur perkerasan kaku. Struktur perkerasan lentur dikonstruksi baik untuk konstruksi jalan, maupun untuk konstruksi landasan pacu. Tujuan struktur perkerasan adalah:
Semua bahan yang digunakan harus awet (tahan lama), agar struktur perkerasan ini berfungsi untuk waktu yang lama. Lapis permukaan dari struktur perkerasan lentur ini merupakan campuran agregat yang bergradasi rapat dan aspal, atau disebut juga campuran beraspal. Kedua bahan ini dicampur dalam keadaan panas (sehingga dikenal dengan nama hot mix, dihamparkan serta dipadatkan dalam keadaan panas pula. Lapis permukaan ini harus kedap air, permukaannya rata namun kasar. Lapis struktur di bawah lapis permukaan adalah lapis pondasi, dan dibuat dari batu pecah. Lapis di bawahnya adalah lapis pondasi bawah, dan dibuat dari pasir batu (sirtu). Lapis pondasi maupun lapis pondasi bawah ini juga dapat dibuat dari bahan lain seperti material yang distabilitasi dengan portland semen, kapur, aspal, maupun bahan pengikat lainnya. Semua lapis ini dikonstruksi dilapis tanah dasar, yaitu tanah yang telah dipadatkan. Biaya konstruksi struktur perkerasan lentur ini relatif lebih murah dibandingkan dengan struktur perkerasan kaku. Di Indonesia, lebih banyak tenaga pelaksana yang ahli dalam pembuat konstruksi perkerasan lentur dibandingkan dengan perkerasan kaku. Agar struktur perkerasan lentur ini berfungsi dengan baik, maka selain perkerasan harus terpelihara dengan baik, bahu jalan dan saluran samping juga harus terpelihara.
Struktur perkerasan lentur pada saat ini dikonstruksi dengan menggunakan alat berat. Dahulu, konstruksi jalan dibuat dengan menggunaan tenaga manusia dan alat pemadat sederhana. Struktur yang cocok dengan keadaan pada saat itu dikenal dengan konstruksi makadam (berasal dari nama John Loudon McAdam), maupun telford (berasal dari nama Thomas Telford. Pada saat ini konstruksi seperti itu tidak layak lagi dibuat pada jalan penting dan mempunyai volume lalu lintas yang tinggi dan dengan beban yang berat, seperti jalan arteri dan kolektor primer maupun sekunder. Konstruksi Macadam dan Telford masih dapat dipertimbangkan dikonstruksi untuk jalan dengan beban lalu lintas yang ringan, seperti jalan lokal.
|