Jeda merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan dalam membaca pengumuman arti dari Jeda adalah

Jeda merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan dalam membaca pengumuman arti dari Jeda adalah

Uji Kompetensi A. Berilah tanda silang (X) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar! 1. Pelajaran yang dapat kamu ambil dari cerita dongeng berjudul ”Ketamakan An Li” adalah …. a. ketamakan akan menghancurkan kita b. harta adalah segalanya c. kesaktian dapat melipatgandakan kekayaan d. kemalangan Tuan An Li 2. Berikut yang harus diperhatikan dalam memberikan komentar terhadap cerita dongeng adalah …. a. judul, cerita, watak, bahasa, nilai yang terkandung, dan latar b. judul, watak, dan nilai yang terkandung c. judul, bahasa, alur cerita, dan latar d. judul, nilai yang terkandung, latar, dan bahasa 3. Pengumuman adalah pesan atau informasi yang disampaikan kepada umum. Tujuan pengumuman adalah untuk menyampaikan sesuatu …. a. agar masyarakat tertarik c. agar diketahui masyarakat b. dengan rahasia d. agar masyarakat terlena 4. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat membacakan pengumuman adalah …. a. pelafalan kata yang benar b. suara harus keras c. suasana ruangan d. isi pengumuman jangan terlalu panjang 5. Jeda merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan dalam membaca peng- umuman. Arti dari jeda adalah …. a. waktu membaca c. tinggi rendahnya suara b. waktu menarik napas d. pengucapan kata-kata 6. Berikut merupakan salah satu cara membaca yang efektif, yaitu …. a. membaca dengan suara keras c. membaca bersama-sama b. membaca buku tebal d. membaca dalam hati 7. Seorang pembaca yang terlatih dapat membaca tanpa suara di berbagai tempat. Saat membaca dengan suara, otak kita melakukan pekerjaan …. a. membaca, menulis, dan mendengar b. membaca, bersuara, dan memahami c. membaca, mendengar, dan bersuara d. membaca, bersuara, mendengar, dan memahami Budi Pekerti 63

Lembar Informasi Kebahasaan dan Kesastraan Edisi 2, Juli–Desember 2019

Oleh Desi Ari Pressanti, M.Hum.

Setidaknya terdapat tiga unsur penting dalam pembacaan puisi, yaitu penghayatan, vokal, dan penampilan. Penghayatan terhadap sebuah puisi berarti memahami secara penuh isi puisi sehingga jiwa dalam puisi dapat menyatu dengan jiwa pembaca. Penghayatan dalam membaca puisi tecermin melalui pemenggalan, nada dan intonasi, ekspresi, serta kelancaran. Membaca puisi merupakan upaya menyampaikan pesan penyair kepada pendengar. Oleh karena itu, pembaca harus mengetahui terlebih dahulu apakah pesan tersebut bernada keras atau lembut. Hal ini akan sangat berpengaruh dalam menentukan nada dan irama pembacaan puisi. Adapun pemenggalan dalam pembacaan puisi tidak sekadar berkaitan dengan pengambilan napas, tetapi juga dengan pemakaian baris-baris puisi. Melalui pemenggalan itulah pendengar atau penonton akan lebih mudah memahami puisi. Melalui pemenggalan itu pula larik-larik puisi dapat sampai kepada pendengar atau penonton secara sistematis.

Vokal disebut juga dengan lafal. Vokal berkaitan dengan upaya menyuarakan atau mengucapkan kata atau kelompok kata yang membentuk puisi secara tepat. Ketepatan berkaitan dengan kesesuaian dalam mengucapkan huruf sesuai dengan lambang fonetis bahasa yang digunakan, misalnya fonem /f/ harus dilafalkan dengan tepat, tidak dilafalkan dengan fonem /p/. Vokal meliputi tiga hal, yaitu kejelasan ucapan, jeda, dan ketahanan. Kejelasan ucapan menjadi kriteria utama vokal seorang pembaca puisi. Adapun warna suara seseorang tidak berhubungan langsung dengan kejelasan ucapan. Warna suara berat, tinggi, besar, atau kecil semuanya dapat menghasilkan suara yang jelas apabila pembaca tidak memiliki masalah artikulasi. Ketika puisi dibaca dengan lambat, kejelasan ucapan akan lebih terdengar.

Selain kejelasan ucapan, kriteria vokal yang lain adalah jeda. Jeda harus diatur dengan tepat agar pembacaan puisi dapat maksimal. Pembaca harus memperhatikan kapan saat yang tepat untuk mengambil napas dan berapa lama waktu yang diperlukan. Selain itu, masalah ketahanan dan kelancaran juga menjadi kriteria vokal yang baik. Yang dimaksud dengan ketahanan adalah kekuatan vokal dari awal pembacaan sampai akhir pembacaan puisi. Terutama untuk puisi panjang, ketahanan sangat dibutuhkan. Jangan sampai pada akhir pembacaan puisi, kekuatan vokal sudah berkurang.

Unsur terakhir adalah penampilan. Penampilan dalam membaca puisi menyangkut persoalan teknik muncul, blocking dan pemanfaatan latar, gerakan tubuh, dan cara berpakaian. Teknik muncul adalah cara yang ditempuh oleh pembaca puisi dalam memperlihatkan diri untuk kali pertama. Teknik ini digunakan agar pembaca puisi menguasai panggung terlebih dahulu. Hal kedua yang harus diperhatikan berkaitan dengan penampilan adalah blocking. Blocking adalah bagaimana pembaca memosisikan tubuh pada saat membaca puisi. Blocking juga berkaitan dengan pemanfaatan latar atau benda-benda yang ada di panggung. Hal ketiga yang harus diperhatikan berkaitan dengan penampilan adalah gerakan tubuh dalam menyesuaikan dengan jiwa puisi yang sedang dibaca. Hal keempat adalah cara berpakaian. Cara berpakaian berkaitan dengan pertimbangan apakah perlu menggunakan pakaian yang mendukung isi puisi. Ketika sedang membacaka puisi kesedihan, misalnya, pakaian yang digunakan berwarna gelap.

Lembar Informasi Kebahasaan dan Kesastraan Edisi 2, Juli–Desember 2019

Pengumuman adalah pesan yang disampaikan kepada masyarakat luas atau masyarakat umum.

Tujuannya ialah untuk dapat menyampaikan suatu informasi kepada masyarakat luas yang berbentuk pesan yang mudah untuk dapat dimengerti.

Hal-hal yang harus diperhatikan saat menyampaikan pengumuman secara lisan:

  1. Intonasi: cepat lambat, keras lembut, tinggi rendah, suara saat menyampaikan pengumuman. 
  2. Lafal: ketepatan dalam mengucapkan kata
  3. Artikulasi: kelancaran dalam pengucapan bunyi
  4. Diksi: Pemilihan kata
  5. Tanda baca: bertujuan untuk pelafalan, memberi jeda dalam penyampaian pengumuman 

Dengan demikian, jawaban  yang tepat adalah pilihan B. 

Jeda merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan dalam membaca pengumuman arti dari Jeda adalah

Apakah Anda pernah mengalami frustasi dalam menyampaikan presentasi ?

Anda mengira bahwa Anda telah menyampaikan pesan presentasi Anda dengan baik, tetapi respon dari audiens Anda tidak sesuai dengan pesan yang Anda sampaikan.

Sebagai contoh, ketika Anda mengatakan pada audiens, “Saya merasa semangat berada disini”, akan tetapi dalam menyampaikannya nada suara Anda terdengar datar dan tidak bersemangat,  maka audiens Anda tidak akan mempercayai kata-kata Anda. Mereka lebih percaya pada interpretasi dari intonasi suara Anda yang terkesan datar dan tidak bersemangat.

Intonasi suara yang Anda keluarkan dapat membuat kesuksesan atau kegagalan presentasi Anda. Tidak peduli seberapa baik pesan presentasi yang telah Anda siapkan, hal itu tidak menjamin bahwa pesan Anda akan didengar. Untuk memikat audiens dan mempertahankan minat mereka, maka Anda juga perlu menyampaikannya dengan baik.

Saat itulah intonasi suara Anda ikut bermain. Tanpa keraguan, perannya sangat penting dalam menyampaikan pesan Anda. Intonasi suara yang Anda gunakan akan sangat berperan dalam penyampaian presentasi Anda, karena itu akan mencerminkan kepribadian Anda, kepercayaan diri dan minat Anda terhadap subjek tersebut.

Laporan yang dikeluarkan oleh Universitas Minnesota (2016) yang berjudul “Communication in the Real World” menyebutkan bahwa penyampaian vokal (vocal delivery) mencakup komponen penyampaian ucapan yang berhubungan dengan suara Anda. Ini termasuk cepat/lambat (rate), keras/lemah (volume), tinggi/rendah (pitch), artikulasi (articulation), pengucapan (pronunciation), dan kefasihan (fluency) dari suara Anda.

Penyampaian vokal ini yang ditunjukkan dengan intonasi suara merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan saat Anda menyampaikan presentasi. Ada dua alasan utama yang mendasarinya.

Pertama, penyampaian vokal dapat membantu Anda untuk melibatkan dan menarik perhatian audiens Anda (speaking for engagement) dengan memperhatikan variasi dalam cepat/lambat (rate), keras/lemah (volume) dan tinggi/rendah (pitch) suara. Kedua, penyampaian vokal membantu memastikan bahwa ide-ide Anda dikomunikasikan dengan jelas (speaking for clarity) dengan memperhatikan unsur artikulasi, pengucapatan dan kefasihan.

Jadi, bagaimana mengoptimalkan intonasi suara Anda untuk menyampaikan presentasi yang menonjol ?

Untuk menjadikannya sebagai senjata yang ampuh, berikut ini ada 4 tips untuk mengoptimalkan intonasi suara Anda dengan kekuatan dan otoritas.

Tip Optimalisasi Suara # 1 : Hangatkan Suara Anda

Saat melakukan presentasi, menampilkan diri yang terbaik sangat penting agar Anda dapat terhubung dengan audiens Anda. Itu termasuk menguasai nada suara Anda yang perlu terdengar berwibawa dan mudah didekati. “Nada suara” tersebut adalah komponen penting untuk membangun kehadiran pribadi Anda sebagai presenter.

Karena itu, sebelum Anda naik ke atas panggung untuk menyampaikan presentasi, Anda perlu melakukan pemanasan. Ada banyak cara untuk melakukannya termasuk melatih artikulasi dan pernapasan Anda. Berikut tiga latihan cepat dan sederhana yang bisa Anda coba :

  • Tarik napas dalam beberapa kali. Tarik napas perlahan selama 4 hitungan, tahan 2 hitungan, lalu buang napas perlahan selama 4 hitungan. Lakukan minimal 6 putaran.
  • Menguap beberapa kali. “Latihan” dasar ini akan melepaskan ketegangan di rahang, tenggorokan, dan pita suara Anda.
  • Lakukan tongue twister. Tongue twister adalah serangkaian kata atau kalimat yang memiliki bentuk dan pengucapan yang hampir sama. Biasanya, tongue twister bisa berisi kata-kata bermakna yang berbeda, tetapi susunan hurufnya nyaris sama. Anda dapat mengatakan : “I slit a sheet.  A sheet I slit.  And, on that slitted sheet, I sit”.  Tidak hanya akan membantu pemanasan, tetapi tongue twister juga akan mengkondisikan suara Anda untuk mengartikulasikannya dengan lebih baik.

Menghabiskan waktu 2 menit untuk latihan sederhana ini sudah cukup untuk menyiapkan Anda atau setidaknya suara Anda untuk presentasi yang sukses.

Tip Optimalisasi Suara # 2 : Bicaralah Dengan Percaya Diri dan Jelas

Jika Anda ingin didengar dan dipahami, maka rasa malu perlu dihindari dalam melakukan presentasi. Jika Anda menggunakan mikrofon, maka selalu letakkan di posisi yang memungkinkan terjadinya peningkatan volume suara.

Presenter cenderung merendahkan suaranya untuk menghindari distorsi dari suara mikrofon, tetapi kesalahan umum ini memberikan dampak pada ucapan Anda yang membuat Anda terdengar ragu-ragu. Pastikan semuanya mengarah kepada upaya untuk membuat nada suara Anda yang kuat dan percaya diri.

Untuk menghindari Anda terlihat tidak yakin atau gugup, maka berlatih, berlatih dan berlatihlah. Semakin baik persiapan Anda, semakin percaya diri yang akan Anda rasakan, tampilkan, dan suarakan.

Persiapan yang baik juga akan membantu menjernihkan ucapan Anda dari filler words seperti Eeee atau Ehmm. Kata-kata itu digunakan biasanya sebagai pengisi kekosongan. Biasanya presenter masih berpikir akan kata-kata apa yang berikutnya hendak mereka sampaikan, sehingga mereka mengisinya dengan Eeee atau Ehmm.

Hal itu bisa sangat merusak saat Anda menyampaikan ide atau rekomendasi, karena dapat merusak keyakinan dalam suara Anda. Karena itu, persiapan yang cermat di awal adalah hal yang sangat penting untuk dilakukan, sehingga Anda sudah menguasai pesan utama dari presentasi Anda di dalam benak Anda yang dapat bermanfaat untuk menghindari kekacauan kosakata yang ingin Anda sampaikan.

Tip Optimalisasi Suara # 3 : Variasikan Kecepatan Bicara dan Gunakan Jeda

Kontras sangat penting untuk dampak keseluruhan dari sebuah presentasi. Tidak ada yang lebih buruk dari presenter yang menatap catatan mereka atau berbicara seperti robot. Anda perlu menghidupkan presentasi Anda agar audiens Anda mau mendengarkannya. Jika Anda hadir dengan suara yang monoton, maka Anda secara pasti akan menghilangkan minat mereka.

Anda jangan berbicara terlalu cepat, karena hal itu akan membuat Anda terlihat gugup dan sulit untuk diikuti. Sebaliknya, jika Anda berbicara terlalu lambat, maka Anda akan tampak ragu-ragu dan membuat audiens bosan.

Anda perlu menemukan keseimbangan yang tepat. Cara termudah untuk melakukan ini adalah memperlakukan presentasi Anda seperti percakapan, bukan pertunjukan. Jika Anda dapat melakukan ini, maka segala sesuatunya akan berjalan dengan sendirinya tanpa Anda memikirkannya.

Adakalanya Anda berbicara lebih lambat untuk memberikan penekanan pada sebuah kata atau kalimat. Di sisi lain, adakalanya Anda perlu berbicara lebih cepat untuk menunjukkan semangat dan jiwa dinamis.

Ingatlah bahwa jeda bisa menjadi cara yang bagus untuk menarik perhatian kepada aspek yang penting dari presentasi Anda. Misalnya, diam sejenak sebelum menyampaikan poin penting. Dengan cara ini, maka efek dramatik akan tercipta dan sekaligus akan membuat informasi yang disampaikan menjadi pesan yang kuat dan mudah diingat. Selain itu, jeda juga memberi audiens Anda waktu untuk merenungkan dan mencerna apa yang Anda sampaikan yang sangat penting untuk mempertahankan keterlibatan mereka.

Tip Optimalisasi Suara # 4 : Variasikan Tinggi/Rendah (Pitch) dan Keras/Lemah (Volume) Suara

Mirip seperti hal di atas, tinggi/rendah dan keras/renda suara dapat memberikan kontras yang sangat penting untuk membuat audiens Anda tetap terlibat. Sangat penting bahwa bagian tertentu dari presentasi Anda diberi penekanan khusus dengan tinggi/rendah dan keras/rendah suara. Hal itu akan membantu Anda meyakinkan audiens bahwa Anda peduli dan tahu tentang apa yang Anda sajikan.

Dalam presentasi, kuncinya adalah jangan berpresentasi dengan pitch yang monoton yang menggunakan nada yang sama dari awal sampai akhir. Misalnya, dalam cerita yang anda sampaikan bahwa Anda sedang prihatin, maka perlihatkan itu dengan pitch yang rendah (cenderung ngebass, berat dan dalam). Ketika Anda sedang gembira, perlihatkanlah juga dengan pitch yang tinggi (halus, indah dan manis).

Selain itu, Anda juga kadang perlu berbicara dengan volume suara yang lebih keras untuk menunjukkan sesuatu yang penting. Anda juga perlu berbicara lebih keras untuk memastikan bahwa audiens Anda bisa mendengar suara Anda. Suara yang keras juga Anda perlukan untuk menunjukkan bahwa Anda antusias dalam presentasi Anda. Ingat bahwa antusias itu menular. Jika Anda terdengar kurang antusias dalam menyampaikan presentasi, maka Anda tidak dapat berharap audiens Anda akan antusias untuk mendengarkan presentasi Anda.

Selain suara yang keras, Anda juga perlu memvariasikan suara Anda dengan suara yang lemah. Misalnya, ketika suasana yang lebih syahdu dibutuhkan, maka Anda perlu berbicara sedikit lebih pelan.

Demikianlah, 4 tips mengoptimalkan intonasi suara Anda untuk meyakinkan audiens presentasi Anda.

Pertama, hangatkan suara Anda

Kedua, bicaralah dengan percaya diri dan jelas

Ketiga, variasikan kecepatan bicara dan gunakan jeda

Keempat, variasikan tinggi/rendah (pitch) dan keras/lemah (volume) suara

Intonasi suara ketika presentasi sangat penting untuk diperhatikan. Sinkronkan antara kata-kata yang Anda sampaikan dengan intonasi suara Anda. Berlatih untuk mengoptimalkan intonasi suara Anda sebelum presentasi merupakan pekerjaan rumah yang perlu Anda lakukan. Cobalah untuk tetap alami dan terlibat dengan audiens Anda. Intonasi suara Anda secara alami perlu bervariasi bergantung pada apa yang Anda akan katakan dan seberapa pentingnya hal itu.

Sharing knowledge for a better presentation/communication.
Erry Ricardo Nurzal