Apa tujuan doa-doa yang dipanjatkan malaikat untuk orang-orang yang beriman

Oleh DR. Firanda Andirja, Lc. MA.

Di antara amalan-amalan yang dapat mendatangkan doa malaikat kepada orang yang mengerjakannya adalah:

  1. Bertobat dengan tobat yang tulus (تَوْبَةً نَصُوْحًا)

Allah ﷻ berfirman,

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا

“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya).” (QS. At-Tahrim: 8)

تَوْبَة نَصُوْح artinya taubat yang benar-benar tulus. Ayat ini merupakan isyarat kepada orang-orang yang berhijrah agar benar-benar meluruskan niatnya untuk berhijrah atau bertobat dan tatkala dia mulai meninggalkan kemaksiatan. Tentu saja, sesudah dia berhijrah, akan ada ujian dan tantangan di balik itu. Apabila dia bersungguh-sungguh dalam hijrahnya, niscaya para malaikat akan mendoakannya dengan doa yang sangat luar biasa. Allah ﷻ berfirman,

الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ. رَبَّنَا وَأَدْخِلْهُمْ جَنَّاتِ عَدْنٍ الَّتِي وَعَدْتَهُمْ وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ. وَقِهِمُ السَّيِّئَاتِ وَمَنْ تَقِ السَّيِّئَاتِ يَوْمَئِذٍ فَقَدْ رَحِمْتَهُ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

“(Malaikat-malaikat) yang memikul ‘Arsy dan (malaikat) yang berada di sekelilingnya bertasbih dengan memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memohonkan ampunan untuk orang-orang yang beriman (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu yang ada pada-Mu meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan (agama)-Mu dan peliharalah mereka dari azab neraka yang menyala-nyala. Ya Tuhan kami, masukkanlah mereka ke dalam surga ‘Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka, dan orang yang saleh di antara nenek moyang mereka, istri-istri, dan keturunan mereka. Sungguh, Engkaulah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana. Dan peliharalah mereka dari (bencana) kejahatan. Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari (bencana) kejahatan pada hari itu, maka sungguh, Engkau telah menganugerahkan rahmat kepadanya dan demikian itulah kemenangan yang agung.” (QS. Gafir: 7-9)

Di antara faedah ayat ini adalah bahwa ‘arys Allah dipikul oleh malaikat-malaikat yang agung. Selain itu, mereka dan malaikat-malaikat yang lain juga berdoa untuk orang-orang yang beriman dan bertobat. Inilah doa yang agung dari para malaikat kepada orang-orang yang bertobat dan berhijrah dengan hijrah yang tulus. Lihatlah para malaikat ketika berdoa, mereka tidak hanya sekedar berdoa saja, namun mereka beradab ketika berdoa. Di dalam doa tersebut, mereka bertasbih, memuji Allah ﷻ dan beriman kepada-Nya, lalu membuka doa mereka dengan bertawasul kepada sifat-sifat Allah ﷻ,

رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ. رَبَّنَا وَأَدْخِلْهُمْ جَنَّاتِ عَدْنٍ الَّتِي وَعَدْتَهُمْ وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ. وَقِهِمُ السَّيِّئَاتِ وَمَنْ تَقِ السَّيِّئَاتِ يَوْمَئِذٍ فَقَدْ رَحِمْتَهُ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

“Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu yang ada pada-Mu meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan (agama)-Mu dan peliharalah mereka dari azab neraka yang menyala-nyala. Ya Tuhan kami, masukkanlah mereka ke dalam surga ‘Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka, dan orang yang saleh di antara nenek moyang mereka, istri-istri, dan keturunan mereka. Sungguh, Engkaulah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana. Dan peliharalah mereka dari (bencana) kejahatan. Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari (bencana) kejahatan pada hari itu, maka sungguh, Engkau telah menganugerahkan rahmat kepadanya dan demikian itulah kemenangan yang agung.” (QS. Ghafir:7)

Para malaikat tidak hanya berdoa agar Allah ﷻ mengampuni dosa-dosa hamba-hamba-Nya. Bahkan, mereka berdoa agar Allah ﷻ menyelamatkan mereka dari azab neraka Jahanam dan dimasukkan ke dalam surga. Selain itu, mereka juga berdoa untuk keluarga orang-orang yang beriman. Kebaikannya begitu luar biasa. Padahal, kebiasaan yang terjadi pada manusia ketika berdoa untuk temannya adalah berdoa hanya untuk diri temannya sendiri. Berbeda dengan malaikat, selain mereka berdoa kebaikan untuk orang-orang yang beriman, mereka juga berdoa kebaikan untuk keluarga-keluarga mereka.

Ibnu ‘Athiyyah –rahimahullah– berkata,

أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِبَعْضِ الصَّالِحِيْنَ اُدْعُ لِيْ وَاسْتَغْفِرِ لِيْ، فَقَالَ لَهُ: تُبْ وَاتَّبِعْ سَبِيْلَ اللهَ يَسْتَغْفِرُ لَكَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِنِّي، وَتَلَا هَذِهِ الآيَةُ

“Ada seseorang yang berkata kepada sebagian orang yang saleh, ‘Doakan aku dan mohonkanlah ampunan bagiku’, lalu orang saleh tersebut berkata, ‘Bertobatlah dan ikutilah jalan Allah, maka makhluk yang lebih baik dariku akan memohonkan ampunan bagimu (yaitu malaikat)’ dan dia membacakan ayat tersebut.”([1])

Jika setiap orang mau merenungi bahwa zaman sekarang ini sangat penuh dengan sarana bermaksiat, baik pada pendengaran, mata, hati, lisan ataupun ucapan, maka dia akan mendapati banyak sekali peluang-peluang baginya untuk berbuat maksiat kepada Allah ﷻ. Oleh karenanya, untuk berlepas diri dari itu, hendaknya dia bertobat dengan tobat yang sesungguhnya. Barang siapa yang bertobat dan berhijrah dengan tobat dan hijrah yang sesungguhnya, maka dia akan didoakan oleh para malaikat. Meskipun dia tidak mendengar doa mereka. Akan tetapi, hendaknya dia yakin, karena Allah ﷻ telah menyebutkannya di dalam Al-Qur’an.

Salah satu amalan yang dapat mendatangkan doa dari para malaikat adalah bersedekah dari hasil yang halal dan dengan hati yang tulus. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu bahwa Nabi ﷺ bersabda,

مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ العِبَادُ فِيهِ، إِلَّا مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ، فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا: اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا، وَيَقُولُ الآخَرُ: اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا

“Tidaklah hamba-hamba berada di pagi hari, kecuali ada dua malaikat yang turun, salah satunya berkata, ‘Ya Allah berikanlah ganti kepada orang yang berinfak’, dan yang lain berkata, ‘Ya Allah berikanlah kebinasaan kepada orang yang menahan (hartanya).” ([2])

Doa malaikat pasti dikabulkan, baik doa itu berupa kebaikan ataupun keburukan. Hadis ini menjelaskan bahwa setiap pagi ada dua malaikat yang turun, salah satu dari keduanya berdoa kebaikan kepada orang yang bersedekah, sedangkan yang lain berdoa keburukan bagi orang yang menahan hartanya. Disamping itu, hadis ini menjadi dalil bahwasanya seseorang yang berinfak dengan infak yang baik, maka dia akan didoakan oleh malaikat. Yang dimaksud dengan infak yang baik adalah, sebagaimana perkataan imam An-Nawawi -rahimahullah-,

قَالَ الْعُلَمَاءُ هَذَا فِي الْإِنْفَاقِ فِي الطَّاعَاتِ وَمَكَارِمِ الْأَخْلَاقِ وَعَلَى الْعِيَالِ وَالضِّيفَانِ وَالصَّدَقَاتِ وَنَحْوِ ذَلِكَ بِحَيْثُ لَا يُذَمُّ وَلَا يُسَمَّى سَرَفًا وَالْإِمْسَاكُ الْمَذْمُومُ هو الامساك عَنْ هَذَا

“Para ulama menjelaskan bahwa doa ini adalah berkaitan dengan infak dalam ketaatan, dalam penerapan akhlak yang mulia, keluarga, tamu, sedekah-sedekah secara umum dan yang semisalnya dimana infak tersebut tidak tercela dan tidak juga dikatakan berlebih-lebihan. Adapun berinfak yang tercela adalah menahan dari hal ini (yang telah disebutkan).” ([3])

Artinya infak yang dimaksud dalam hadis ini bermakna luas mencakup orang-orang yang berinfak dalam ketaatan, seperti amalan haji dan umrah, membangun masjid dan berdakwah, untuk penuntut ilmu. Begitu juga dalam hal akhlak yang mulia, seperti memberikan hadiah kepada kawan dan ini merupakan bentuk infak yang menunjukkan akhlak atau tidak pelit terhadap sesama, yaitu dengan mentraktir teman untuk makan bersama. Selain itu, bisa juga seseorang berinfak untuk keluarga dan anak dan juga kepada tamu, seperti memberikan suguhan kepadanya, menghormati ataupun memuliakannya. Infak pun bisa juga dengan melakukan sedekah-sedekah secara umum, selama hal tersebut tidak tercela, tidak juga dikatakan berlebih-lebihan. Janganlah seseorang berpikir bahwa infak adalah harta yang disedekahkan hanya untuk membangun masjid dan dakwah. Namun, arti yang sebenarnya adalah sangat luas.

Adapun berinfak yang tercela adalah dengan menahan diri dari mengamalkan hal-hal di atas. Di antara contohnya adalah ketika dia berinfak dengan cara yang dapat menjadi bahan celaan, seperti berinfak dengan harta yang terlalu banyak atau berinfak dengan menyakiti hati orang atau dengan memamerkan sedekahnya di depan banyak orang. Contoh lain dalam hal berinfak yang berlebih-lebihan adalah ketika seorang suami membelikan barang-barang yang terlalu mewah untuk istrinya atau membelikan permainan atau hal-hal yang tidak bermanfaat untuk anak-anaknya. Semuanya ini termasuk amalan-amalan yang tidak akan mendatangkan doa malaikat, karena sejatinya amalan sedekah yang dapat mendatangkan doa dari malaikat adalah infak atau sedekah dengan wajar, tepat pada tempatnya dan benar.

Dari sini kita menjadi tahu, bahwa ternyata banyak amalan yang dapat mendatangkan doa malaikat kepada orang yang mengerjakannya. Di antara amalan tersebut, bukan hanya berinfak untuk pembangunan masjid ataupun dakwah saja ataupun untuk jalan menuntut ilmu. Akan tetapi, bisa dengan menginfakkan harta kepada anak, istri dan keluarga dengan cara yang tepat, seperti untuk biaya sekolah anak-anak ataupun kebutuhan-kebutuhan mereka. Hal itu juga termasuk dari amalan-amalan sedekah yang mampu mendatang doa malaikat.

Jadi yang didoakan keburukan oleh para malaikat, bukan hanya orang yang pelit, tetapi orang yang berinfak di jalan yang tidak benar juga mendapatkan doa keburukan dari malaikat. Seperti halnya orang yang berinfak untuk maksiat atau sesuatu yang mubazir, maka dia akan mendapatkan doa keburukan dari malaikat, karena perbuatan itu termasuk bentuk infak yang buruk. Oleh karenanya, orang yang melakukan keburukan di dalam infak, maka dia akan mendapatkan doa keburukan dari malaikat.

Di antara keistimewaan bagi orang yang bersedekah atau berinfak adalah malaikat sudah mendoakannya sejak waktu pagi, dan bahkan sebelum dia berinfak atau bersedekah malaikat telah mendoakannya. Ada sebagian orang yang mengatakan disunahkan untuk bersedekah di pagi hari. Janganlah seseorang mengikuti cara berpandang seperti ini. Sejatinya ketika seseorang bersedekah, baik di pagi hari maupun siang hari, malaikat sudah berdoa untuknya sejak pagi sebelum mereka berinfak. Adapun doa malaikat agar diberikan ganti oleh Allah ﷻ, maksudnya adalah agar Allah mengganti apa yang dikeluarkan hamba-Nya ketika bersedekah. Sangat jelas, betapa banyak orang yang bersedekah, lalu Allah ﷻ memberikan ganti dengan yang lebih baik, sedangkan kenyataan seperti ini sudah banyak sekali terjadi.

  1. Selalu salat di saf pertama

Disebutkan di dalam hadis yang diriwayatkan dari Al-Barra’ bin ‘Azib Radhiallahu ‘anhu berkata, Rasulullah ﷺ bersabda,

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الصُّفُوفِ الْأُوَلِ

“Sesungguhnya Allah dan para malaikatnya bersalawat kepada orang-orang yang berada di saf-saf yang pertama.”([4])

Maksud salawat Allah ﷻ kepada mereka atau kepada makhluk-Nya adalah Allah memujinya di hadapan para malaikat. Adapun salawat malaikat kepada orang-orang yang beriman maksudnya adalah para malaikat mendoakan mereka. Tidak mungkin salawat disini diartikan dengan berdoa, karena Allah ﷻ tidak berdoa.

Salat berada di saf paling depan adalah amalan yang luar biasa. Barangkali seseorang bisa melaksanakan salat di saf pertama, kedua ataupun ketiga, sedangkan tak ada satu pun orang lain yang mengenal dirinya. Akan tetapi, dia dikenal oleh para malaikat dan dia mendapat pujian dari Allah ﷻ di depan para malaikat karena dia selalu berusaha salat di saf yang paling depan. Biasanya orang terkenal di dunia karena jabatannya, kedudukannya atau hal duniawi lainnya, tetapi dia tidak dikenal oleh penduduk langit. Di sisi lain, ada seseorang yang tak satupun dari penduduk bumi yang mengenalnya, tetapi dia dikenal oleh penduduk langit, yaitu para malaikat, dan bahkan mereka mendoakannya, karena dia selalu menjaga amalan salat berada di saf yang paling depan.

Terdapat beberapa kisah dari para salaf bahwa ada di antara mereka yang tidak pernah terlambat menghadiri salat berjamaah di masjid dalam masa empat puluh tahun. Sebelum azan dikumandangkan, dia sudah berada di dalam masjid.

عَنْ مُحَمَّدٍ بْنِ سَمَاعَه قَالَ مَكَثْتُ أَرْبَعِيْنَ سَنَةً لَمْ تَفُتْنِيْ التَّكْبِيْرَةُ الْأُوْلَى إِلَّا يَوْمًا وَاحِدًا مَاتَتْ فِيْهِ أُمِّيْ فَفَاتَتْنِيْ صَلَاةً وَاحِدَةً فِيْ جَمَاعَةٍ فَقُمْتُ فَصَلَّيْتُ خَمْسًا وَعِشْرِيْنَ صَلَاةً أُرِيْدُ بِذَلِكَ التَّضْعِيْفَ

Dari Muhammad bin Sama’ah berkata, ‘Selama 40 tahun aku tidak pernah tertinggal dari takbir yang pertama (takbiratul ihram), kecuali satu hari dimana ibuku meninggal dunia, maka aku terlambat satu salat di dalam salat berjamaah. Akhirnya, aku berdiri melaksanakan salat sebanyak 25 salat agar dilipatgandakan (pahala) dengan salat tersebut’.([5])

Oleh karenanya, jika kita membicarakan siapakah wali Allah pada zaman sekarang ini, dimana sejatinya wali Allah tidaklah dia yang bisa terbang, kebal dari benda-benda tajam ataupun mampu berjalan di atas air. Namun, sejatinya wali Allah yang sebenarnya adalah orang yang paling istiqamah di dalam ibadahnya. Apalagi, di zaman yang penuh godaan seperti zaman sekarang ini. Apabila kita menemui orang yang mampu menjaga salatnya berada di saf pertama dan istiqamah di dalam amalannya tersebut, maka sejatinya dia adalah wali Allah ﷻ. Apabila kita menemui seseorang yang mampu istiqamah dalam menundukkan dan menjaga pandangannya, maka sejatinya dia adalah wali Allah ﷻ. Mereka inilah yang terkenal di sisi Allah ﷻ dan malaikat-malaikat-Nya, meskipun orang-orang tidak ada yang mengenalnya.

Wali Allah bukanlah orang yang memiliki kesaktian mandraguna atau terkenal di mata manusia ataupun memiliki banyak pengikut di dunia nyata maupun dunia maya. Bukan itu yang menjadi tolok ukurnya. Akan tetapi, tolok ukur sebenarnya adalah yang mampu menjaga amalan dari sunah-sunah Nabi ﷺ.

  1. Menyambung saf salat yang terputus

Ini merupakan bentuk perhatian Allah ﷻ kepada orang yang menunaikan salat. Orang yang menempati saf yang pertama mendapat pujian dari Allah ﷻ dan doa malaikat. Selain itu, orang yang menyambung saf yang terputus juga akan mendapat doa malaikat. Sebagaimana disebutkan di dalam hadis ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, Rasulullah ﷺ bersabda,

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الَّذِينَ يَصِلُونَ الصُّفُوفَ، وَمَنْ سَدَّ فُرْجَةً رَفَعَهُ اللَّهُ بِهَا دَرْجَةً

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat kepada orang-orang yang menyambung saf-saf. Barang siapa yang menutup celah dalam saf, niscaya Allah akan mengangkat derajatnya.”([6])

Maka dari itu, ketika kita salat hendaknya kita berusaha menyambung saf. Apabila kita menemukan celah di dalam saf salat di depan kita, maka hendaknya kita maju dan menutup celah tersebut. Bahkan, para ulama mengatakan bahwa apabila seseorang berada di saf ketiga, namun terdapat celah di dalam saf yang pertama dan tidak ada yang maju untuk menutupi celah tersebut, maka dibolehkan baginya untuk maju ke depan untuk menutupi celah saf tersebut, meskipun harus menembus saf yang kedua.([7]) Bagi orang yang mampu menutupi celah saf tersebut, Allah ﷻ akan mengangkat derajatnya di sisi-Nya, dipuji oleh Allah ﷻ di hadapan para malaikat dan malaikat pun mendoakannya.

Meskipun dia mengamalkan amalan tersebut dan tidak banyak orang yang mengenalnya, namun Allah ﷻ mengetahuinya. Jangankan gerakan manusia, bahkan Allah ﷻ mengetahui hembusan nafas setiap makhluk-Nya. Allah ﷻ berfirman,

وَما تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلاَّ يَعْلَمُها

“Tidak ada sehelai daun pun yang gugur, kecuali Dia mengetahuinya.” (QS. Al-An’am: 59)

Tidak ada satu daun pun yang jatuh di ujung hutan belantara dari negara terpencil pun, kecuali Allah ﷻ mengetahuinya. Bagaimana lagi jika seseorang yang maju hendak menutup celah saf di dalam salat? Sesungguhnya Allah ﷻ Maha mengetahui segala gerak-gerik makhluk-Nya.

  1. Senantiasa berada pada tempat salatnya setelah selesai melaksanakannya

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu berkata, Rasulullah ﷺ bersabda,

وَالْمَلَائِكَةُ يُصَلُّونَ عَلَى أَحَدِكُمْ مَا دَامَ فِي مَجْلِسِهِ الَّذِي صَلَّى فِيهِ، يَقُولُونَ: اللهُمَّ ارْحَمْهُ، اللهُمَّ اغْفِرْ لَهُ، اللهُمَّ تُبْ عَلَيْهِ، مَا لَمْ يُؤْذِ فِيهِ، مَا لَمْ يُحْدِثْ فِيهِ

“Malaikat senantiasa bersalawat kepada salah seorang dari kalian selama dia berada di tempat salatnya. Mereka berdoa, ‘Ya Allah, rahmatilah dia. Ya Allah, ampunilah dia. Ya Allah, terimalah tobatnya’, selama dia tidak mengganggu orang lain dan berhadats.” ([8])

Di dalam hadis ini disebutkan bahwa jika seseorang selesai melaksanakan salat, namun dia tidak beranjak dan justru menetapi majelis -tempat salat- nya tersebut, lalu menyibukkan dirinya dengan berzikir, membaca Al-Qur’an, tidak mengganggu orang lain, tidak melakukan ghibah dan tidak berhadats, maka selama itu pula malaikat senantiasa mendoakannya dan mengulang-ulangi doanya,

اللهُمَّ ارْحَمْهُ، اللهُمَّ اغْفِرْ لَهُ، اللهُمَّ تُبْ عَلَيْهِ، مَا لَمْ يُؤْذِ فِيهِ، مَا لَمْ يُحْدِثْ فِيهِ

“Ya Allah, ampunilah dia. Ya Allah, terimalah tobatnya([9]).”

Ibnu Hajar -rahimahullah- berkata,

سَوَاءٌ ثَبَتَ فِي مَجْلِسِهِ ذَلِكَ مِنَ الْمَسْجِدِ أَمْ تَحَوَّلَ إِلَى غَيْرِهِ

“Entah baginya tetap duduk di tempat dia salat di dalam masjid atau berpindah-pindah.” ([10])

Artinya tidak lazim seseorang harus duduk di tempat dia salat, namun yang terpenting adalah selama dia tidak keluar dari masjid, karena ada riwayat-riwayat lain yang menunjukkan akan hal tersebut.

Misalnya, kita pergi salah satu masjid untuk menunaikan salat magrib. Setelah selesai salat, sembari menunggu waktu salat isya’ kita tetap duduk di tempat salat kita untuk berzikir, membaca Al-Qur’an, tidak berbuat gibah. Atau kita boleh pindah tempat, yang penting masih berada di dalam masjid tersebut. Jika kita telah mengamalkan hal tersebut, maka dia akan mendapat doa malaikat. Akan tetapi, ketika dia mengamalkannya, lalu tiba-tiba dia berghibah, maka saat itu pula malaikat akan berhenti mendoakannya. Oleh karenanya, ketika kita berada di dalam majelis ilmu, janganlah kita mengganggu orang atau melakukan kemaksiatan lainnya, namun hendaknya berusaha untuk mengingat Allah ﷻ. Selama kita masih berada di dalam masjid dan melakukan kebaikan tersebut, maka selama itu pula malaikat akan mendoakan kita selagi tidak berhadats.

  1. Orang-orang yang mengajarkan kebaikan

Diriwayatkan dari Umamah Al-Bahiliy Radhiallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda,

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَوَاتِ وَالأَرَضِينَ حَتَّى النَّمْلَةَ فِي جُحْرِهَا وَحَتَّى الحُوتَ لَيُصَلُّونَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الخَيْرَ

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat, penghuni langit dan bumi hingga semut yang berada di lubangnya dan ikan mendoakan kebaikan kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia.” ([11])

Ini menunjukkan bahwa betapa agungnya ilmu yang bermanfaat baik di dalam urusan akhirat maupun dunia. Apalagi dalam masalah ini adalah mengajarkan kebaikan kepada orang lain. Kebaikan yang dimaksud di dalam hadis ini bersifat umum, tentunya orang yang mengajarkan kebaikan itu harus ikhlas. Barang kali orang tersebut bisa mengajarkan ilmu agama, tauhid, tajwid, masalah keikhlasan, amal-amal ibadah ataupun ilmu-ilmu yang bermanfaat. Siapa saja yang berbuat kebaikan seperti itu dan ikhlas dalam mengamalkannya, maka dia akan mendapatkan doa dari para penghuni langit dan penghuni bumi.

Ini merupakan bentuk motivasi bagi setiap muslim agar tidak malas dalam mengajarkan kebaikan kepada manusia. Yang melakukan amalan semacam ini tidak harus seorang ustadz, kiyai atau pun orang yang berilmu saja. Namun, siapa saja yang mempunyai kesempatan untuk mengajar dan membagikan kebaikan kepada orang lain, maka hendaknya dia melakukannya. Meskipun dia adalah seorang ustadz, seorang atasan, dokter, pegawai, karyawan ataupun pekerja sekalipun, selagi mampu mengajarkan kebaikan kepada orang lain, dan walaupun itu hal yang kecil dan remeh, hendaknya dia melakukannya.

Penulis memiliki seorang kawan yang berprofesi sebagi dokter, dimana banyak sekali orang-orang yang memakai hijab dan mengenal banyak kebaikan dengan perantara dirinya. Karena, bisa saja seorang pasien yang kondisinya sedang sakit lebih mendengar dan percaya kepada nasehat seorang dokter dari pada orang yang memiliki ilmu agama.

Maka dari itu, jika kita memiliki kedudukan sebagai seorang atasan, kesempatan seperti ini sangat berpeluang sekali. Barang kali dengan kedudukan tersebut, dia dapat mengajarkan kebaikan kepada orang-orang yang berada di bawahnya. Karena, bisa saja ketika seorang ustadz menasehati mereka, mereka tidak mau mendengarkannya. Namun, ketika seorang atasan memberi nasehat kepada mereka, akhirnya mereka menerima nasehat tersebut, dan menjadikan mereka terbiasa dengan kebaikan itu. Jadi, sejatinya siapa saja berhak mendapatkan kesempatan mengajarkan kebaikan kepada orang lain, dan barang siapa mengajarkan kebaikan kepada orang lain, maka malaikat akan mendoakan kebaikan kepadanya.

  1. Menjenguk orang yang sakit

Di antara amalan yang dapat mendatangkan doa dari malaikat adalah menjenguk orang yang sedang sakit atau menjenguk temannya karena Allah ﷻ. Terdapat hadis yang datang dari riwayat ‘Ali bin Abu Thalib Radhiallahu ‘anhu berkata, ‘Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda,

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَعُودُ مُسْلِمًا غُدْوَةً إِلَّا صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُمْسِيَ، وَإِنْ عَادَهُ عَشِيَّةً إِلَّا صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُصْبِحَ

“Tidaklah seorang muslim menjenguk muslim lainnya di pagi hari, kecuali 70.000 malaikat akan mendoakannya hingga sore hari. Jika dia menjenguknya pada sore atau petang hari, kecuali 70.000 malaikat akan mendoakannya hingga pagi hari.”([12])

Disebutkan di dalam hadis tersebut tentang malaikat yang mendoakannya berjumlah 70.000 malaikat. Jumlah malaikat sangat banyak sekali, saking banyaknya hingga ada suatu tempat di langit yang disebut dengan Baitul Makmur, setiap hari ada tujuh puluh ribu malaikat yang masuk dan beribadah di tempat itu. Apabila mereka sudah keluar darinya, maka tidak akan kembali lagi([13]). Jadi, hal ini menunjukkan jumlah malaikat yang sangat banyak sekali.

Allah ﷻ mengkhususkan sebanyak 70 ribu malaikat untuk mendoakan seseorang yang menjenguk orang yang sedang sakit. Setiap langkah kaki yang dia tujukan untuk menjenguk orang yang sakit, maka malaikat dengan jumlah yang sangat banyak tersebut senantiasa mendoakannya, baik di pagi hari maupun sore hari. Sebagaimana hadis Nabi ﷺ yang telah disebutkan.

Inilah di antara amalan-amalan yang agung yang berkaitan dengan membantu orang lain. Karena dengan adanya kita menjenguk orang sakit, maka dia akan merasa senang dan terhibur. Apalagi jika kita membawakan hadiah untuknya, maka hal itu akan meringankan beban yang dia rasakan. Setidaknya kita mendoakannya agar segera disembuhkan.

Dalam hal ini, sejatinya yang lebih beruntung adalah orang yang sedang menjenguk orang yang sakit, karena dengan keluarnya dia dari rumah menuju tempat orang yang sakit hendak menjenguknya, maka dia mendapatkan pahala dan doa dari malaikat. Seandainya selama perjalanan tersebut, dia terjebak macet atau apa saja yang membuatnya terhambat untuk sampai pada tempat orang yang sakit, maka selama itu pula dia doakan oleh para malaikat. Seandainya dia mendapati orang yang sakit tersebut sedang tertidur hingga tidak mampu bertemu dengannya, maka sejatinya Allah ﷻ Maha mengetahui dan telah mencatat amal kebaikan hamba-Nya.

Diriwayatkan di dalam sebuah hadis dari Nabi ﷺ bersabda,

مَنْ عَادَ مَرِيضًا أَوْ زَارَ أَخًا لَهُ فِي اللَّهِ نَادَاهُ مُنَادٍ أَنْ طِبْتَ وَطَابَ مَمْشَاكَ وَتَبَوَّأْتَ مِنَ الجَنَّةِ مَنْزِلًا

“Barang siapa menjenguk orang sakit atau menziarahi kawannya karena Allah ﷺ, maka ada malaikat yang berseru, ‘Sungguh engkau sangat baik dan baik pula langkah-langkahmu dan kau siap mendapatkan kedudukan tempat di surga.” ([14])

Dia mengunjungi kawannya bukan karena urusan dunia semata, namun dia mengunjungi untuk menjenguknya lantaran dia adalah temannya karena Allah ﷺ dan lama tidak bertemu. Di dalam hadis tersebut menerangkan doa malaikat kepada orang yang menjenguk orang yang sakit dan menjenguk saudaranya atau kawannya karena Allah ﷻ.

  1. Mendoakan saudara tanpa sepengetahuannya (بِظَهرِ الْغَيْبِ)

Di antara amalan yang dapat mendatangkan doa malaikat adalah kita mendoakan saudara atau teman kita, sedangkan dia tidak mengetahui bahwa kita telah mendoakannya. Kita mendoakannya di setiap salat malam dan sujud kita serta tidak sedang berada di hadapannya. Seseorang yang mendoakan temannya atau saudaranya tanpa sepengetahuannya menunjukkan bahwa dia benar-benar tulus mendoakannya. Allah ﷻ Maha mengetahui perbuatan seorang muslim yang telah berdoa untuk saudaranya.

Sekali waktu mungkin perlu mengabarkan kepada saudara kita bahwa kita telah mendoakannya, agar dia terhindar dari prasangka yang buruk. Namun, tidak berarti setiap kita berdoa untuknya, lalu kita memberitahukan kepadanya. Tidak demikian. Akan tetapi, hendaknya kita berdoa untuk saudara kita karena Allah ﷻ. Karena dia adalah saudara atau teman sekaligus hamba yang membutuhkan doa, maka sebab itulah kita mendoakannya. Inilah yang disebut dengan doa bidzhril ghaib, artinya berdoa untuknya, namun dia tidak mengetahuinya dan yang tahu hanya Allah ﷻ.

Di dalam hadis disebutkan menjelaskan bahwasanya barang siapa yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuannya, maka malaikat akan mendoakannya. Nabi ﷺ bersabda,

إِنَّ دَعْوَةَ الْمُسْلِمِ مُسْتَجَابَةٌ لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ، عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ، كُلَّمَا دَعَا لِأَخِيهِ بِخَيْرٍ قَالَ: آمِينَ، وَلَكَ بِمِثْلٍ

“Sesungguhnya doa seorang muslim untuk saudaranya tanpa sepengetahuannya (tidak dihadapannya), dikabulkan oleh Allah. Di kepalanya ada malaikat yang ditugaskan, setiap kali dia mendoakan kebaikan untuk saudaranya. Maka malaikat yang ditugaskan berkata, ‘Semoga doamu dikabulkan oleh Allah dan bagimu seperti yang kau minta bagi saudaramu’.” ([15])

Oleh karenanya, di antara keutamaan bagi seseorang yang berdoa kebaikan untuk orang lain adalah ada malaikat yang berada di sisi orang tersebut mengaminkan doanya dan mendoakan juga hal yang serupa untuknya.

آمِينَ، وَلَكَ بِمِثْلٍ

“Semoga doamu dikabulkan oleh Allah dan bagimu seperti yang kau minta bagi saudaramu.”

Jadi, ketika seseorang mendoakan kebaikan untuk orang lain tanpa sepengetahuannya, maka dia juga akan didoakan oleh malaikat dengan doa yang serupa dengan doanya.

Ketika kita berdoa untuk orang lain tanpa sepengetahuannya, sejatinya kita telah berdoa kebaikan untuk diri kita sendiri. Karena setiap kali kita berdoa untuknya, maka malaikat akan mengaminkan doa tersebut dan berdoa yang serupa untuk kita. Maka dari itu, sebagian ulama mengatakan, ‘Apabila seseorang ingin agar cita-citanya dikabulkan oleh Allah ﷻ, maka hendaknya dia mendoakan saudara atau temannya agar mendapat kebaikan tersebut. Contohnya adalah apabila kita menginginkan agar segera berangkat haji, maka hendaknya kita berdoa untuk saudara kita secara diam-diam agar dia dimudahkan untuk segera berangkat haji. Dengan begitu, Allah ﷻ akan mengabulkan apa saja yang kita harapkan.

Dari Abu Sa’id Al-Khudri Radhiallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda,

السَّحُورُ أَكْلُهُ بَرَكَةٌ، فَلَا تَدَعُوهُ، وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جُرْعَةً مِنْ مَاءٍ، فَإِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِينَ

“Sahur, makan (sahur) itu berkah, janganlah kalian meninggalkannya, meskipun hanya seteguk air. Sesungguhnya Allah dan para malaikatnya bersalawat kepada orang yang bersahur.”([16])

Sahur bukanlah masalah kekuatan dalam berpuasa saja. Namun, orang yang menghidupkan waktu sahur, maka akan didoakan oleh malaikat dan dipuji oleh Allah ﷻ. Semoga Allah ﷻ selalu memudahkan orang-orang yang selalu menjaga waktu sahurnya, baik untuk mendirikan salat malam maupun untuk makan diwaktu sahur guna menunaikan ibadah puasa ramadan maupun puasa sunah lainnya.

Sebagian ulama mengatakan bahwa termasuk didalam golongan tersebut adalah orang-orang yang membantu dalam bersahur([17]). Sebagian orang hanya semangat dalam membantu orang-orang yang sedang berbuka puasa, karena mereka akan mendapatkan pahala sebagaimana orang yang berpuasa. Adapun orang yang bersahur akan mendapatkan doa dari malaikat, begitu juga dengan orang-orang yang membantu orang yang bersahur, baik dengan memberikan fasilitas untuk bersahur maupun menyiapkan makanan sahur, mereka akan mendapatkan pahala yang sama dengan orang yang bersahur. Meskipun orang yang membantu tersebut tidak berpuasa. Wallahu a’lam.

  1. Berdoa kepada Allah tatkala mendengar suara ayam berkokok di waktu subuh

Sebagaimana disebutkan di dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda,

إِذَا سَمِعْتُمْ صِيَاحَ الدِّيَكَةِ فَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ، فَإِنَّهَا رَأَتْ مَلَكًا

“Jika engkau mendengar ayam berkokok, maka mintalah kepada Allah ﷻ keutamaan dari-Nya, karena sesungguhnya dia melihat malaikat.”([18])

Al-Qadhi Iyadh -rahimahullah- berkata,

كَانَ السَّبَبُ فِيهِ رَجَاءَ تَأْمِينِ الْمَلَائِكَةِ عَلَى دُعَائِهِ وَاسْتِغْفَارِهِمْ لَهُ وَشَهَادَتِهِمْ لَهُ بِالتَّضَرُّعِ وَالْإِخْلَاصِ

“Sebab (diperintahkan untuk berdoa ketika ayam berkokok atau melihat malaikat) adalah berharap agar malaikat mengaminkan doa, memohonkan ampunan dan memberikan kesaksian kekhusyu’an dan keikhlasan bagi orang-orang yang berdoa saat itu.” ([19])

Intinya, banyak sekali dalil yang menunjukkan bahwasanya di antara perangai malaikat adalah dia mendoakan kebaikan bagi orang-orang saleh.

Sebaliknya, malaikat juga mendoakan keburukan bagi orang-orang yang buruk. Di antaranya seperti doa malaikat untuk menjauhkan seseorang dari rahmat, seperti orang-orang yang melakukan kebidahaan atau kezaliman di kota Madinah. Nabi ﷺ bersabda,

المَدِينَةُ حَرَمٌ، مَا بَيْنَ عَائِرٍ إِلَى كَذَا، مَنْ أَحْدَثَ فِيهَا حَدَثًا، أَوْ آوَى مُحْدِثًا، فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللَّهِ وَالمَلاَئِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ

“Madinah adalah tanah suci yang wilayahnya antara gurun sahara hingga ini. Maka barang siapa yang berbuat kemungkaran (bidah) yang dilarang agama di dalamnya atau membantu orang berbuat bidah maka orang itu akan mendapat laknat dari Allah, para malaikat dan seluruh manusia.”([20])

Demikian juga yang di doakan keburukan oleh malaikat adalah seorang istri yang tidak taat kepada suaminya. Nabi ﷺ bersabda,

إِذَا دَعَا الرَّجُلُ امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ، فَأَبَتْ أَنْ تَجِيءَ، لَعَنَتْهَا المَلاَئِكَةُ حَتَّى تُصْبِحَ

“Jika seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidur, lalu ia enggan untuk memenuhi ajakan suaminya, maka ia akan dilaknat Malaikat hingga pagi.”([21])

Demikian juga bagi orang yang pelit berinfak, maka malaikat akan berdoa,

اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا

“Ya Allah berikanlah kehancuran (kebinasaan) kepada orang yang menahan hartanya (bakhil).”([22])

Inilah di antara perangai malaikat, di mana mereka mendoakan kebaikan bagi orang yang berbuat kebaikan, dan mendoakan keburukan bagi orang yang berbuat keburukan.

Artikel ini penggalan dari Buku Syarah Rukum Iman Karya Ustadz DR. Firanda Andirja, Lc. MA.

_______________________

([1]) Tafsir Ibnu ‘Athiyyah 4/548

([2]) HR. Bukhari no. 1442

([3]) Syarh An-Nawawi ‘ala Muslim 7/95

([4]) HR. Ahmad no. 18616, Abu Dawud no. 664 dan disahihkan oleh Al-Albani

Di dalam riwayat lain disebutkan

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الصُّفُوفِ الْمُتَقَدِّمَةِ

“Sesungguhnya Allah dan para malaikatnya bersalawat kepada orang-orang yang berada di shaf-shaf yang paling depan.” (HR. An-Nasa’i no. 811 dan disahihkan oleh Al-Albani)

Artinya bisa jadi shaf yang pertama, kedua dan ketiga, merupakan golongan yang terdepan yang mendapat salawat dari para malaikat.

([5]) Tahdzib At-Tahdzib Li Ibn Hajar 9/204

([6]) HR Ibnu Majah no. 995 disahihkan oleh Al-Albani

([7]) Ini adalah pendapat As-Syafi’iyah. Mungkin saja banyak orang yang belum mengerti masalah ini bahwa disunahkan menutup celah dalam shaf atau mereka menyangka dengan bergerak maju menutup shaf dapat membatalkan salat. Maka dari itu, bagi orang yang berada di shaf ketiga atau keempat yang mengerti dengan masalah tersebut, hendaknya berusaha untuk menutupi celah shaf pertama, meskipun harus menerobos shaf yang kedua atau shaf yang ada di depannya.

([8]) HR. Muslim no. 649

([9]) تُبْ عَلَيْهِ memiliki dua makna. Pertama, Jika dia telah bertobat, semoga Allah menerima tobatnya. Adapun kedua, jika dia belum bertobat, semoga Allah I memberikan ilham kepadanya agar dia segera bertobat kepada Allah I dari maksiat yang dia lakukan.

([10]) Fathul Bari Li Ibnu Hajar 1/538

([11]) HR. Tirmidzi no. 2685, hadis hasan sahih

([12]) HR. Tirmidzi no. 969, hadis hasan gharib dan disahihkan oleh Al-Albani

([13]) Sebagaimana disebutkan di dalam hadis Isra dan Mikraj Nabi r, beliau bersabda,

فَرُفِعَ لِي البَيْتُ المَعْمُورُ، فَسَأَلْتُ جِبْرِيلَ، فَقَالَ: هَذَا البَيْتُ المَعْمُورُ يُصَلِّي فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ، إِذَا خَرَجُوا لَمْ يَعُودُوا إِلَيْهِ

“Tiba-tiba di atasku (melihat) Baitul Makmur, lalu aku bertanya kepada Jibril, lalu dia berkata, ‘Ini adalah Baitul Makmur, setiap hari ada 70.000 malaikat yang salat di dalamnya, jika mereka telah keluar, maka mereka tidak akan kembali lagi.” (HR. Bukhari no.3207)

([14]) HR. Ibnu Majah no. 1443 dan Tirmidzi no. 2008, hadis gharib dan dihasankan oleh Al-Albani

([15]) HR. Ahmad no. 21707 dengan sanad sahih

([16]) HR. Ahmad no. 11397, hadis sahih, namun sanadnya dha’if, disebabkan salah satu perawinya yang bernama Abdurrahman bin Zaid, dia adalah Ibnu Aslam Al-‘adawi, sedangkan perawi-perawi yang lain adalah perawi-perawi tsiqah.

([17]) Lihat: At-Tanwir Li Al-Kahlani 6/464

([18]) HR. Bukhari no. 3303

([19]) Lihat: Fathul Bari Li Ibn Hajar 6/353 dan Syarh An-Nawawi ‘ala Muslim 17/47

([20])  HR. Bukhari No. 1870

([21])  HR. Bukhari No. 5193

([22])  HR. Bukhari No. 1442