Teknik analisis dengan SIG untuk mengetahui luasan sempadan sungai

Daerah sempadan sungai berubah fungsi menjadi lahan permukiman maupun kegiatan ekonomi lainnya, yang disebabkan oleh tingginya urbanisasi. Salah satu daerah sempadan sungai yang banyak berubah fungsi tersebut adalah kawasan Sempadan Sungai Brantas Surabaya. Tujuan penulisan ilmiah ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan lahan di daerah Sempadan Sungai Brantas. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif untuk tata guna lahan di daerah kawasan sempadan sungai. Teknik analisis yang digunakan adalah berbasis SIG (Sistem Informasi Geografis). Hasilnya menunjukkan bahwa 48% bangunan permanen yang berdiri dan didominasi kawasan industri dengan luas penggunaan lahan sebesar 138.231 m² atau 29%. Arahan dari penelitian ini adalah perlu adanya sosialisasi perijinan pemanfaatan lahan kawasan sempadan sungai dari pemerintah kepada masyarakat sekitar kawasan sempadan sungai Brantas Surabaya.

To read the full-text of this research,
you can request a copy directly from the authors.

ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication.

January 2016

  • Teknik analisis dengan SIG untuk mengetahui luasan sempadan sungai
    Eko Budiyanto
  • Pendidikan Geografi

Sistem informasi geografis menurunkan berbagai informasi dari dunia nyata di muka bumi. Dalam perkembangannya saat ini, Sistem informasi geografis menempatkan basis data informasi pada suatu ruang waktu geografis untuk mempertajam analisis dan pengambilan keputusan. Sistem informasi geografis lebih lanjut banyak diaplikasikan secara online baik sebagai dasar pengambilan keputusan ataupun sebagai ... [Show full abstract] media penyebaran informasi kepada masyarakat. Teknologi sistem informasi geografis digunakan untuk mengatur dan memanfaatkan data geografis, dan secara luas dikenal sebagai alat dalam berbagai bidang seperti pengelolaan kehutanan, perencanaan perkotaan, teknik sipil, pengelolaan permukiman, bisnis, dan studi lingkungan hidup. Buku ajar ini disusun untuk memenuhi kebutuhan dan pengayaan bahan ajar pada mata kuliah sistem informasi geografis. Buku ajar ini dirancang secara ringkas, padat, dan memuat pokok materi yang harus dikuasai oleh mahasiswa. Proses pembelajaran dilakukan melalui metode diskusi dan praktek terbimbing.

View full-text

Article

Full-text available

November 2015

Permukiman kota sebagai bagian dan. penggunaan lahan kota tumbuh secara cepat akibat bertambahnya penduduk dan makin beragamnya aktivitas penduduk. Untuk itu para pengelola dan perencana kota perlu mengantisipasi dan memantau kualitas permukiman agar tidak terjadi penurunan kualitas permukiman yang telah ada akibat pendirian bangunan baru maupun akibat kurangnya pemeliharaan terhadap ... [Show full abstract] fasilitas-fasilitas permukiman. . Untuk melakukan langkah-langkah itu diperlukan sejumlah peta-peta tematik aktual kota. Hanya saja untuk membuat peta-peta tersebut secara terestnial dipenlukan biaya, tenaga, dan waktu yang tidak sedikit karena kondisi kota yang ramai, bentuk dan luas penggunaan lahan yang vaniasinya kompleks, dan hanyak daerah psdat yang sulit untuk diukur. Untuk mengatasi kendala dan keterbatasan cara terrestrial dalam pembuatan peta-peta aktual, dapat dilakukan altematif teknik Penginderaan Jauh sistem fotografik, dengan , pendekatan­multitemporal, foto skala besar. Pemanfaatan foto udara tersebut memungkinkan tersajinya data fisik kola secara detail dan dua atau lebih tahun pemotretan. Variabel tisik permukiman yang cukup banyak dan berbagai verst dapat diadopsi setelah dilakukan seleksi .. Variabel permukiman yang memungkinkan untuk disadap dan foto udara, diantaranya: kepadatan bangunan, keteraturan bangunan, ukuran bangunan, aksesibilitas, lebar jalan masuk/jalan lingkungan, persil-persil, fasilitas-fasilitas umum permukiman, dan tutupan vegetasi. Variabel-variabel tersebut diinterpretasi dari foto udara,untuk dijadikan peta-peta tematik. Kemudian untuk menilai dan menganalisis kualitas permukiman, peta-peta tematik tersebut diolah dengan perangkat lunak Sistem Informasi Geografis (SIC). Hasil analisis itu dapat dig- • unakan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat keputusan dan kebijakan tentang permukiman kota. Kata kunci : Penginderaan Jauh, SIG, kualitas permukiman

View full-text

Article

Full-text available

April 2017 · Geomedia Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian

  • Teknik analisis dengan SIG untuk mengetahui luasan sempadan sungai
    Siti Hafida
  • Nurhadi Nurhadi

AbstrakPenelitian ini bertujuan: (1) menganalisis daerah yang strategis untuk dijadikan pusat industri di Kabupaten Purbalingga, (2) menyusun strategi perencanaan kawasan pusat industri pada daerah tertentu bagi industri kecil-menengah. Populasi penelitian ini adalah 10 kecamatan yang diperuntukkan sebagai kawasan industri dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Purbalingga. Variabel ... [Show full abstract] penelitian meliputi: aksesibilitas, topografi, potensi industri, dan kebijakan daerah. Pengumpulan data dengan observasi dan dokumentasi. Analisis data dengan analisis Sistem Informasi Geografi (SIG) teknik scoring dan overlay, analisis keruangan, dan analisis deskriptif. Hasil penelitian: (1) lokasi strategis pusat industri kecil-menengah yang sesuai adalah Kecamatan Bobotsari untuk bagian utara dan Kecamatan Kalimanah untuk bagian selatan. (2) strategi pengembangan: (a) Kecamatan Bobotsari, dengan perbaikan kondisi jalan dan perbaikan kondisi terminal bus serta peningkatan investasi. (b) Kecamatan Kalimanah dengan nilai potensi penduduk tinggi dan kondisi fisik wilayah yang sesuai untuk lokasi pusat industri, pengembangan dengan perbaikan jalan dan penambahan fasilitas sosial-ekonomi serta pengembangan lokasi industri sepanjang jalan kolektor dilengkapi jalan pengantar. Kata kunci: potensi wilayah, lokasi industri kecil-menengah, perencanaan wilayah, SIG

View full-text

Article

Full-text available

February 2015 · Geoid

  • Indra Jaya Kusuma
  • Teknik analisis dengan SIG untuk mengetahui luasan sempadan sungai
    Hepi H. Handayani

Pemanfaatan lahan di kawasan pesisir menjadi salah satu penyebab utama terjadinya permasalahan pada kawasan pesisir yang mempengaruhi penyimpangan tata guna lahan di suatu kawasan. Untuk mengurangi penyimpangan tata guna lahan dibutuhkan analisis mengenai kesesuaian tutupan lahan dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh dan dengan dukungan analisis Sistem Informasi Geografis (SIG) yang ... [Show full abstract] digunakan fungsi overlay dan buffering.Lokasi penelitian ini terdiri dari empat kecamatan yaitu Kecamatan Asemrowo, Kecamatan Krembangan, Kecamatan Pabean Cantikan, dan Kecamatan Semampir dimana wilayah tersebut akan dianalisis kesesuaian tutupan lahan berdasarkan lahan tambak, konservasi, dan permukiman. Pada penelitian ini menentukan tutupan lahan berdasarkan kategori sesuai (S1), Sesuai bersyarat (S2), dan tidak sesuai (N1). Data citra yang digunakan untuk menentukan tutupan lahan pada penelitian ini adalah citra Worldview-2 tahun 2013, dan metode klasifikasi yang digunakan pada proses pengolahan citra ini adalah klasifikasi berbasis objek. Pada analisa kesesuaian tutupan lahan dilakukan proses analisa kesesuaian dengan menggunakan fungsi analisis Sistem Informasi Geografis menggunakan metode overlay dan buffering. Berdasarkan hasil tutupan lahan yang didapatkan dengan menggunakan klasifikasi berbasisis objek didapatkan 7 kelas yaitu Permukiman 617,453 Ha, Industri dan pergudangan 544,962 Ha, RTH 401,066 Ha, Lahan kosong 64,488 Ha, Tambak dan rawa 299,690 Ha, Sungai 97,692 Ha, dan Jalan dan parkiran 121,083 Ha. Hasil uji klasifikasi pada interpretasi digital dengan menggunakan metode berbasis objek dan interpretasi manual secara berturut-turut adalah 91,836%, dan 95,918%

View full-text

Conference Paper

Full-text available

June 2020

  • Teknik analisis dengan SIG untuk mengetahui luasan sempadan sungai
    Khairul Amri

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik Catchment Area PLTA Musi. Analisis Karakteristik Catchment Area, menggunakan aplikasi sistem informasi geografi. Hasil analisis total keseluruhan luas daerah tangkapan air PLTA musi sebesar 60.369,97 ha, dari peta tofografi lahan didapat lereng > 8 % memiliki luas 26542,31 ha (43,97 %), lereng 8-15 % memiliki luas 14885,14 ha (24,66 ... [Show full abstract] %), lereng 15-25 % memiliki luas 12676,66 ha (21,00 %), lereng 25-40 % memiliki luas 5282,04 ha (8,75 %), lereng >40% dengan memiliki luas 983,81 ha (1,63 %). Tata guna lahan pada daerah tangkapan air PLTA Musi berdasarkan luas masing-masing jenis tutupan lahan, didominasi oleh jenis tutupan lahan belukar muda dan kebun campur sebesar 40,69 %, dan hutan sebesar 26,39 %. Untuk sebaran jenis tanah pada daerah tangkapan air PLTA Musi terdiri atas tanah aluvial dan tanah mineral masam seperti tanah inseptisol, entisol, histosol dan ultisol. Jumlah curah hujan tertinggi terjadi pada tahun 2005 yaitu pada level 5000 mm/tahun, dan terendah terjadi pada tahun 2011 yaitu dibawah 500 mm/tahun, Iklim di daerah tangkapan air PLTA Musi termasuk iklim tropis basah. Kata kunci: catchment area, topografi, tata guna lahan, sebaran jenis tanah, curah hujan PENDAHULUAN Air merupakan Sumber Daya Alam yang dinamik, dan merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan manfaat untuk mewujudkan kesejahteraan bagi manusia dalam segala bidang, sehingga memberikan implikasi yang sangat penting dalam upaya pengelolaan dan pemanfaatannya. Manusia selalu berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya dengan memanfaatkan alam. Pola hubungan yang terjadi antara manusia dan alam tergantung pada cara pandang manusia terhadap alam yang didasari perkembangan ilmu pengetahuan. Selanjutnya dengan ilmu pengetahuan, manusia mengembangkan berbagai metode pemanfaatan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pemanfaatan air bagi kehidupan antara lain untuk kebutuhan pertanian, industri, konsumsi rumah tangga, wisata, transportasi sungai, pembangkit listrik tenaga air, dan kebutuhan lainnya. DAS Musi Hulu memiliki nilai konservasi yang sangat penting khususnya sebagai penyangga kehidupan masyarakat di Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten Kepahiang. Berdasarkan data penggunaan lahan DAS Musi Hulu tahun 2003 oleh Kementerian Pekerjaan Umum Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, luas area hutan primer 30%, hutan sekunder (kering) 7%, ladang 23,5%, lahan terbuka 0%, perkebunan 6%, pemukiman 1%, persawahan 0%, dan semak-semak 33,5%. Sedangkan pada tahun 2007 mengalami perubahan penggunaan lahan, yaitu luas area hutan primer 8%, hutan sekunder (kering) 19%, ladang 46%, lahan terbuka 3%, perkebunan 5%, pemukiman 2,5%, persawahan 3%, dan semak-semak 13,5%.

View full-text

December 2017 · Tunas Geografi

  • Lusiana Anjulian
  • Ali Nurman

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Perubahan Penggunaan Lahan di Kecamatan Pekanbaru Kota, (2) Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan penggunaan lahan di kecamatan Pekanbaru Kota. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Pekanbaru Kota pada tahun 2016. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh kelurahan yang ada di Kecamatan Pekanbaru Kota atau total sampling. Penentuan sampel ... [Show full abstract] penggunaan lahan ditentukan menggunakan teknik Purposive random sampling.Teknik analisis data yang digunakan yaitu Sistem Informasi Geografi (Overlay) dan Deskriptif Kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Perubahan penggunaan lahan dalam jangka waktu 7 tahun (2007 dan 2014) tidak terlalu signifikan perubahan luas penggunaan yang terjadi di Kecamatan Pekanbaru Kota tahun 2007 dan tahun 2014 adalah 79,37 ha dari seluruh luas wilayah Kecamatan Pekanbaru kota. Penggunaan lahan yang mengalami perubahan paling banyak adalah lahan Pekarangan yaitu 32,5 ha. Selanjutnya disusul penambahan penggunaan lahan pertokoan sebanyak 8,41 ha, perkantoran 3,9 ha, dan hotel 0,24 ha.(2) Faktor-faktor yang menyebabkan penggunaan lahan yaitu faktor eksternal yang disebabkan adanya pertumbuhan ekonomi kota yang meningkat dan faktor daya dukung pemerintah dalam merancang perkotaan. Arah perubahan lahan saat ini mengarah kepada pembangunan perdagangan dan perhotelan, ini sesuai dengan rencana tata ruang kota pekanbaru yang memfokuskan bagi kecamatan Pekanbaru Kota menjadi wilayah perdagangan/pusat bisnis.Kata kunci: Perubahan Penggunaan Lahan, Qucikbird

Read more

Conference Paper

Full-text available

September 2013

  • Desi Etika
  • Teknik analisis dengan SIG untuk mengetahui luasan sempadan sungai
    Sigit Heru Murti

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peranan citra penginderaan jauh dalam menyadap informasi yang berperan dalam pemetaan zona rawan banjir, memetakan sebaran zona rawan banjir dan menghitung debit puncak banjir yang terjadi di sub DAS Celeng. Citra penginderaan jauh yang digunakan adalah citra Quickbird dengan yang direkam tahun 2010. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ... [Show full abstract] adalah metode penginderaan jauh dengan pendekatan kuantitatif berjenjang tertimbang untuk memberikan skor dan bobot setiap parameter kerawanan banjir genangan. Teknik tumpangsusun (overlay) peta digunakan untuk menghasilkan peta zona rawan banjir genangan. Perhitungan debit puncak banjir dilakukan menggunakan metode rasional yaitu Q = 0,278 x C x I x A. Hasil penelitian menunjukkan bahwa zona rawan banjir genangan di sub DAS Celeng terbagi menjadi empat kelas kerawanan banjir yaitu kelas rawan, kelas cukup rawan, kelas tidak rawan dan kelas sangat tidak rawan. Zona rawan banjir tersebut tersebar di sisi kanan dan kiri sungai Celeng yang meliputi desa Selopamioro, desa Sriharjo, desa Karangtengah, desa Girirejo, desa Karangtalun, desa Imogiri dan desa Wukirsari dengan luas mencapai 2,31 km2. Berdasarkan perhitungan, debit puncak sub DAS Celeng adalah 108,78 m3/detik. Kata kunci: Zona rawan banjir, Banjir, Penginderaan Jauh, Sistem Informasi Geografi PENDAHULUAN Banjir didefinisikan sebagai peristiwa meluapnya air sungai dari batas tebing sungai sebagai akibat naiknya debit air sungai dalam waktu relatif pendek (Djojosoeharto 1970, dalam Widiastuti 2002). Besarnya banjir yang terjadi di suatu daerah tergantung dari beberapa faktor penyebab banjir, yaitu curah hujan, kemiringan lereng, penggunaan lahan, infiltrasi tanah dan kerapatan aliran yang saling berinteraksi di dalam Daerah Aliran Sungai (DAS). DAS adalah suatu wilayah dataran yang secara topografik dibatasi oleh punggung-punggung gunung yang menampung dan menyimpan air hujan untuk kemudian menyalurkannya ke laut melalui sungai utama (Kodoatie dan Sugiyanto 2002, dalam Wulandari 2010). Bencana banjir pernah terjadi di sub daerah aliran sungai Celeng pada 17 Januari 2012 sebagai akibat dari kiriman air deras dari perbukitan di wilayah Imogiri dan Dlingo. Sungai Celeng meluap dan merendam empat dusun di Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri. Luapan air sungai itu sempat merendam kantor Kepolisian Sektor Imogiri dan memutus akses jalan menuju pemakaman Raja Mataram di Wukisari, atau di dekat Jembatan Celeng (Koran Tempo, 20 Januari 2012). Penelitian mengenai zona rawan banjir di sub daerah aliran sungai Celeng dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknik Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi. Salah satu keuntungan menggunakan teknik Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi adalah dapat menghemat waktu, biaya dan tenaga sehingga penelitian mengenai kerawanan banjir dapat berlangsung efektif dan efisien. Penggunaan data penginderaan jauh berupa citra satelit Quickbird mampu menyadap beberapa parameter penyebab banjir. Untuk membuat pemodelan spasial zona rawan banjir di sub daerah aliran sungai Celeng digunakan sistem informasi geografi.

View full-text

Article

Full-text available

January 2021 · CYBERNETICS

  • Teknik analisis dengan SIG untuk mengetahui luasan sempadan sungai
    Ryan hadi Permana
  • Chandra Lesmana

Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran. Perbaikan kurikulum menjadi hal yang penting dalam pendidikan guna menyempurnakan suatu kurikulum. Tujuan dari perbaikan ini adalah agar kurikulum yang di terapkan bisa mencapai tujuan pendidikan nasional terutama untuk menyongsong pendidikan ... [Show full abstract] Era Revolusi Industri 4.0. Permasalahan yang dihadapi oleh DIKBUD Kota Pontianak adalah minimnya informasi kesiapan SMA Kota Pontianak dalam mengimplementasikan matapelajaran informatika pada kurikulum 2013, sehingga pihak DIKBUD tidak mengetahui kendala yang dihadapi oleh sekolah tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkan suatu aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) yang dapat memetakan dan menginformasikan kepada DIKBUD Kota Pontianak mengenai kesiapan sekolah-sekolah dalam mengimplementasikan matapelajaran informatika pada kurikulum 2013. Metode dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif yang dilakukan dengan cara mengumpulkan dan menyusun data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara. Pengumpulan dan penyusunan data melalui observasi dan wawancara ini dilakukan dengan menggunakan teknik triangulasi. Dalam penelitian ini, triangulasi digunakan untuk mendapatkan keakuratan data menggunakan berbagai cara, prosedur, dan metode agar data yang diperoleh dapat dipercaya kebenarannya. Berdasarkan Hasil analisis unjuk kerja menyatakan aplikasi ini memperoleh skor 80 dengan kategori “Baik” dan siap digunakan. Dengan maka dapat disimpulkan aplikasi ini dapat membantu DIKBUD dalam pemerataan kesiapan SMA dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 pada matapelajaran informatika di Kecamatan Pontianak Barat dan Selatan.

View full-text

Article

Full-text available

December 2016 · Prosiding Seminar

  • Teknik analisis dengan SIG untuk mengetahui luasan sempadan sungai
    M. Daud
  • Teknik analisis dengan SIG untuk mengetahui luasan sempadan sungai
    Naufal Achmad
  • Muh Faisal M
  • Teknik analisis dengan SIG untuk mengetahui luasan sempadan sungai
    Baharuddin Baharuddin

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memetakan luas, sebaran, potensi dan pemanfaatan hasil hutan bukan kayu sebagai bahan bangunan lokal di Provinsi Sulawesi Selatan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumentasi dan studi lapangan. Pengambilan data di lapangan dilakukan dengan pendekatan metode Sistem Informasi Geografi (SIG) dan survey lapang. Hasil penelitian ... [Show full abstract] menunjukkan bahwa potensi hasil hutan bukan kayu sebagai bahan bangunan lokal seperti bambu, sagu dan nipah sangat prospek di Sulawesi Selatan. Luas hutan bambu di Sulawesi Selatan berkisar 11,019.67 ha. Luas hutan bambu terbesar adalah di Kabupaten Tana Toraja (Termasuk Kabupaten Toraja Utara) sebesar 5,901.88 ha, Kabupaten Maros sebesar 2,548.420 ha, Kabupaten Gowa sebesar 1136.62 ha, Kabupaten Soppeng sebesar 142.38 ha dan Kabupaten Sinjai sebesar 138.05 ha. Potensi tegakan bambu di Sulawesi Selatan rata-rata sekitar sebanyak 4.635 batang per ha dengan jumlah rumpun 190 per ha, serta jumlah batang per rumpun sebesar 24 batang. Jumlah total batang bambu di Sulawesi Selatan sekitar 397,810,087 batang. Jumlah batang bambu terbanyak terdapat pada Kabupaten Tana Toraja (Termasuk Kabupaten Toraja Utara) sebesar 27,355,214 batang, Kabupaten Maros sebesar 11,811,927 batang, Kabupaten Gowa sebesar 5,268,234 batang, Kabupaten Soppeng sebesar 659,931 batang dan Kabupaten Sinjai sebesar 639,862 batang. Hutan sagu yang kompak di Sulawesi Selatan tersebar di Kabupaten Luwu, Luwu Timur, Luwu Utara, Tana Toraja dan Kota Palopo dengan luas total sebesar 1,009.88 ha. Luas hutan nipah sekitar 5,895.26 ha

View full-text

  • Teknik analisis dengan SIG untuk mengetahui luasan sempadan sungai
    L.B. Roostita

Pembangunan sub-sektor peternakan pada dasarnya saat ini sangat berbeda dengan peternakan pada zaman dahulu. Kebijakan dan langkah-langkah yang telah diambil mengandung arti yang sangat luas yang meliputi pelayanan kesehatan hewan, budi daya ternak dan pengamanan lingkungan. Pengamanan sumber daya alam dan pengamanan produksi ternak di Indonesi adalah sangat rumit dan berat melihat luasnya ... [Show full abstract] wilayah tersebut. Oleh sebab itu dalam menjangkau pembangunan peternakan ini maka dibutuhkan piranti (tools) yang handal agar dapat mengantisipasi pertumbuhan peternakan yang akan menuju kepada agro industri dan pada akhirnya akan membentuk pertumbuhan kelompok ekonomi regional. Tentunya pertumbuhan kelompok ini akan sangat membantu peningkatan perekonomian secara regional (daerah). Hal ini akan sesuai dengan otonomisasi suatu daerah yang dicanangkan oleh pemerintah. Dimana dalam otonomi daerah diarahkan pada wilayah kabupaten. Keadaan ini sangat memacu pada pihak-pihak yang terkait untuk berpartisipasi agar pembangunan peternakan mencapai titik keberhasilannya didalam pembangunan nasional seutuhnya. Keberhasilan pembangunan sub-sektor peternakan ini sangat berpengaruh pada kontribusi sumber protein hewani bagi bangsa dimana ini merupakan salah satu komponen pangan yang terpenting untuk skala nasional maupun internasional. Dalam hal ini kita tentunya akan semakin dituntut untuk penyediaan suatu sistim informasi yang dapat dipakai sebagai referensi secara cepat dan tepat. Pekerjaan dalam bidang kesehatan hewan dan peternakan adalah suatu yang tidak mudah dan sering melibatkan sektor lain dan seringkali juga dalam pengamanan ternak dilakukan secara lintas sektoral bahkan nasional maupun internasional. Dapat dikatakan disini bahwa keberhasilan suatu pembangunan di suatu sub-sektor apa saja sangat

Read more

February 2019 · Seminar Nasional Geomatika

  • Teknik analisis dengan SIG untuk mengetahui luasan sempadan sungai
    Ahmad Yazidun Nafi
  • Teknik analisis dengan SIG untuk mengetahui luasan sempadan sungai
    Yudi Basuki

Alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian menjadi permasalahan di kawasan pinggiran perkotaan. Alih fungsi lahan ini disebabkan land rent lahan pertanian tidak menguntungkan dibandingkan jika dibandingkan dengan lahan komersil. Jika kondisi ini terus berlanjut maka akan mengancam ketahanan pangan suatu wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan penentuan lahan sawah berkelanjutan ... [Show full abstract] berdasarkan analisis spasial dan teknik penginderaan jauh. Analisis yang digunakan meliputi analisis interpretasi citra, Geography Information System (GIS), analisis statistik, dan analisis prediksi ketersediaan lahan sawah. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Semarang dengan perkembangan perkotaan yang cepat. Variabel dalam menyusun model lahan sawah berkelanjutan ini terdiri dari variabel produktivitas tanaman, kepadatan dan jangkauan jaringan jalan dan sungai, kawasan lindung, serta proyeksi arah perkembangan perkotaan. Hasil analisis produktivitas tanaman menghasilkan persamaan statistik produktivitas (ton/ha) = 3,795 (NDVI) + 3,774 dan nilai r² sebesar 0,854. Terdapat selisih antara data dinas dengan data peneliti sebesar 2,8% dari luas lahan pertanian eksisiting. Selisish luas ini dikarenakan perbedaan skala peta, proses analisis, dan metode yang digunakan. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa lahan sawah berkelanjutan ketersediannya mulai berkurang, sehingga perlu adanya ketegasan pemerintah daerah dalam menjaga ketersedian lahan sawah.

Read more

May 2021

  • Teknik analisis dengan SIG untuk mengetahui luasan sempadan sungai
    Faridah Nur Isnaini

Paper ini merupakan telaah kritis jurnal berjudul "ANALISIS PERUBAHAN LUAS DAN POLA PERSEBARAN PERMUKIMAN (Studi Kasus : Kecamatan Tembalang, Kecamatan Banyumanik, Kecamatan Gunungpati, Kecamatan Mijen Kota Semarang Jawa Tengah)". Perubahan penggunaan lahan yang terjadi pada Kota Semarang terjadi terus menerus. Peningkatan jumlah penduduk yang terjadi di Kota Semarang menginisiasi terjadinya ... [Show full abstract] perubahan penggunaan lahan. Dimana bertambahnya jumlah penduduk akan menuntut bertambahnya kebutuhan ruang untuk mengakomodasikan permukiman maupun bangunan untuk mewadahi kegiatan-kegiatan penduduk yang berlangsung. Namun, ketersediaan lahan terutama lahan untuk permukiman terbatas. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan yang kemudian akan menyebabkan terjadinya pengolompokkan atau pemusatan permukiman pada suatu wilayah tertentu yang membentuk pola persebaran permukiman sebagai wujud persebaran penduduk yang tidak merata. Jurnal ini mengidentifikasi perubahan luas dan pola persebaran permukiman menggunakan teknik penginderaan jauh serta sistem informasi geografis. Penggunaan aplikasi teknologi dengan pendekatan spasial dapat membantu dengan mudah untuk mengetahui

Read more

Teknik analisis dengan SIG untuk mengetahui luasan sempadan sungai