Jelaskan konsekuensi positif dan konsekuensi negatif mobilitas sosial terhadap kehidupan sosial

2. Konsekuensi Mobilitas Sosial

Anda telah mempelajari bahwa stratifikasi dan diferensiasi sosial memiliki konsekuensi terhadap kehidupan sehari-hari orang-orang yang terlibat di dalam- nya. Demikian juga dengan mobilitas sosial, karena pada dasarnya mobilitas sosial memiliki hubungan erat dengan struktur sosial (startifikasi dan diferensiasi). Mobilitas sosial merupakan proses perpindahan seseorang atau sekelompok orang dari kelas atau kelompok sosial yang satu menuju kelas atau kelompok sosial lainnya. Apabila seseorang berpindah dari satu status sosial menuju status sosial lain, tentu dia menghadapi beberapa kemungkinan. Kemungkinan-ke- mungkinan itu antara lain penyesuaian diri, terlibat konflik dengan kelas atau

Mobilitas Sosial Mobilitas Sosial

a. Penyesuaian Diri terhadap Lingkungan Baru Seperti yang telah kita pelajari bersama, bahwa setiap kelas atau kelompok

sosial pada dasarnya merupakan sebuah subkultur. Artinya, sebagai suatu kesatuan masyarakat (unit sosial) setiap kelas dan kelompok sosial mengem- bangkan kebudayaan khusus kelompok. Di dalam setiap kelas dan kelompok sosial berkembang nilai dan norma tertentu yang hanya berlaku bagi para anggotanya. Gaya hidup setiap kelas dan kelompok sosial selalu berbeda. Gaya hidup kelas atas berbeda dengan gaya hidup kelas menengah atau kelas bawah. Gaya hidup guru berbeda dengan gaya hidup pedagang. Gaya hidup orang desa berbeda dengan gaya hidup orang kota. Gaya hidup orang Madura berbeda dengan gaya hidup orang Ambon. Perbedaan kultur antarkelompok sosial yang tercermin dalam gaya hidup seperti ini sering menjadi tantangan bagi anggota yang baru masuk melalui proses mobilitas sosial.

Kelompok sosial yang dinamakan masyarakat desa, biasanya sangat menjunjung tinggi nilai kebersamaan, gotong-royong, dan paguyuban. Berbeda dengan kultur masyarakat kota yang bersifat individualistis, mementingkan diri sendiri, dan impersonal. Misalnya, seseorang yang telah bertahun-tahun hidup di kota besar, setelah berhenti dari pekerjaannya (pensiun) dia memutuskan untuk menghabiskan masa tuanya di desa kelahirannya. Apabila dia ingin diterima sebagai warga desa yang baik, maka dia harus menyesuaikan diri dengan situasi, kondisi, tradisi, dan budaya di desa. Kehidupan individualistis dan mementingkan diri sendiri harus sedikit demi sedikit ditinggalkan.

Penyesuaian diri seperti ini berlaku bagi siapa saja yang memasuki kelas atau kelompok sosial baru sebagai akibat mobilitas sosial. Ketika Anda memasuki lingkungan baru di sekolah tepat Anda belajar kini, secara sadar (atau tidak sadar) Ana melakukan penyesuaian Begitu pula jika terpaksa Anda harus pindah sekolah karena mengikuti orang tua yang pindah tempat tugas atau pekerjaan. Di lingkungan tempat tinggal yang baru, Anda harus menyesuakan diri dengan kultur masyarakat setempat. Hal itu sudah merupakan konsekuensi dari mobilitas sosial yang Anda alami.

Penyesuaian diri seperti ini dapat terjadi dengan baik jika lingkungan baru yang dimasuki mau menerima kehadiran pendatang baru. Tidak semua kelas atau kelompok sosial mau menerima pendatang baru. Apabila hal ini terjadi, maka mobilitas yang dialami seseorang menghadapi konsekuensi kedua, yaitu terjadi konflik.

b. Konflik dengan Lingkungan Baru Konflik terjadi bila kelas atau kelompok sosial yang baru dimasuki tidak

bersedia menerima kehadiran anggota baru. Konflik juga dapat terjadi apabila

98 Sosiologi SMA/MA Kelas XI 98 Sosiologi SMA/MA Kelas XI

Seseorang tidak selalu dapat diterima di semua kelas dan kelompok sosial. Orang-orang berperilaku menyimpang biasanya selalu menghadapi konflik dengan lingkungan di manapun dia berada. Orang yang diketahui suka mabuk, mengonsumsi narkoba, para penjaja seks, atau suka mengganggu orang lain biasanya selalu ditolak di kelas atau kelompok sosial mana pun. Kehadirannya dianggap sebagai pengganggu keamanan dan kenyamanan masyarakat. Oleh karena itu, tidak aneh apabila kita sering mendengar berita adanya warga masyarakat yang mengusir pendatang baru yang kehadirannya justru dinilai mengganggu ketertiban.

Mobilitas yang dapat menyebabkan terjadinya konflik, misalnya kasus kembalinya narapidana ke lingkungan asalnya. Masyarakat setempat biasanya masih menaruh curiga terhadap residivis tersebut. Kecurigaan masyarakat seringkali diekspresikan dengan cara mengorganisir atau membuat desas-desus sesama anggota masyarakat untuk menolak residivis tersebut kembali ke lingkungannya. Mobilitas sosial dalam lingkungan pekerjaan dapat mengalami konflik apabila terjadi proses yang dianggap tidak benar atau menyalahi norma sosial yang berlaku. Misalnya kehadiran seorang pejabat baru pada suatu ling- kungan kerja, tetapi tidak melalui proses yang wajar seperti jenjang karir atau prestasi, akan tetapi melalui praktek nepotisme.

Ketidakmampuan seseorang dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru juga sering menimbulkan konflik. Misalnya, seseorang yang suka berhura- hura, hidup bebas semaunya; tiba-tiba suatu saat harus pindah ke lingkungan baru yang terbiasa tenang dan tertib. Di satu sisi, orang tersebut terbiasa bidup bebas dan hura-hura, sehingga merasa tidak suka kalau kebebasannya dibatasi. Di sisi lain, masyarakat tidak mau ketenangan dan ketertibannya diusik pendatang baru yang dinilainya kurang tata krama. Terjadilah pertentangan antara masyarakat dengan pendatang baru itu.

c. Adanya Harapan dan Kekecewaan Struktur masyarakat yang terbuka telah membuka kesempatan terjadinya

mobilitas secara luas. Setiap orang bisa mencapai status sosial yang diinginkannya asal berusaha keras. Lebih-lebih dalam masyarakat demokratis yang memberikan kesempatan sama kepada semua warganya. Tidak ada halangan bagi siapapun untuk mencapai kedudukan, pekerjaan, atau penghasilan yang lebih tinggi. Keterbukaan ini selain memberikan kesempatan untuk terjadinya mobilitas naik, juga sekaligus memberikan kemudahan pula untuk terjadinya mobilitas menurun. Akibatnya, penurunan status dan kenaikan status sosial memiliki peluang yang sama untuk dialami seseorang. Baik peningkatan maupun penurunan status dapat berdampak positif dan negatif.

Mobilitas Sosial

Mobilitas naik memberikan kesempatan bagi orang yang mengalaminya untuk menikmati hidup secara lebih baik. Hal itu tentu saja merupakan harapan baik bagi semua orang. Orang-orang yang memperoleh kedudukan lebih tinggi berarti memperoleh pendapatan lebih tinggi pula. Kualitas hidupnya semakin meningkat. Pendapatan tinggi memungkinkannya membiayai gaya hidup yang lebih baik. Kesejahteraan ekonomi dan kebahagiaannya lebih baik daripada orang yang statusnya lebih rendah. Segala kebutuhan yang mereka inginkan tercukupi. Rumah mereka bagus, bahkan memiliki kendaraan pribadi, sandang, papan, dan pakaian tidak menjadi masalah.

Secara keseluruhan masyarakat diuntungkan oleh terbukanya kesempatan yang sama untuk mengalami mobilitas sosial naik. Dalam masyarakat dengan mobilitas terbuka, persaingan yang terjadi berdasarkan prestasi. Siapa pun yang paling unggul atau paling layak akan menduduki posisi puncak dalam struktur masyarakat. Hal ini berarti masyarakat akan diatur dan dikendalikan oleh orang- orang yang benar-benar berkualitas. Putra-putra pilihan yang paling unggul tentu akan membawa perkembangan masyarakat ke arah yang lebih baik.

Akan tetapi, di sisi lain, mobilitas terbuka dapat menimbulkan persaingan yang mengarah kepada konflik. Selain itu, keterbukaan luas bagi semua orang untuk mengalami mobilitas naik sering menimbulkan harapan terlalu tinggi. Tidak selamanya harapan-harapan yang muluk-muluk untuk mencapai status sosial yang lebih baik dapat tercapai. Pada kondisi seperti inilah seseorang dapat mengalami kekecewaan sehingga hidupnya tidak bahagia. Padahal, kebahagiaan jauh lebih berharga daripada status sosial.

Orang yang belum siap menerima kedudukan tinggi dapat merasa tidak nyaman dalam posisinya. Apalagi tanggung jawab yang dibebankan terasa berat baginya. Keharusan untuk mempelajari status dan peran baru kadang-kadang menjadi beban seseorang yang belum siap. Sering pula terjadi mobilitas sosial naik yang dialami orang tua justru mendatangkan dampak negatif bagi anak- anaknya. Kesibukan yang bertambah membuat keintiman dan keharmo-nisan hubungan orang tua dengan anak menjadi berkurang. Jika anak-anak yang merasa kehilangan kasih sayang orang tua ini merasa tidak puas, mereka akan mencari pelampiasan. Misalnya, dengan memasuki pergaulan yang salah atau berperilaku menyimpang. Berbagai kenakalan anak sering disebabkan oleh pelampiasan ketidakpuasan terhadap sikap orang tua mereka yang waktunya tersita habis untuk kepentingan jabatan baru atau kesibukan di luar rumah.

Mobilitas lateral yang berupa perpindahan tempat tinggal juga dapat berdampak negatif. Setiap orang selalu memiliki keterikatan dengan lingkungan sosialnya. Apabila ikatan itu terputus hanya gara-gara perpindahan, maka sering menimbulkan kerugian. Bentuknya bisa berupa kehilangan sahabat atau ter- putusnya hubungan dengan rekan-rekan yang berperan dalam kehidupan sehari- hari. Di tempat tinggal yang baru dia harus memulai dari bawah lagi untuk membangun hubungan kerja sama dengan orang-orang yang baru dikenalnya. Hal seperti ini bukan masalah mudah dan belum tentu berhasil.

100 Sosiologi SMA/MA Kelas XI

Mobilitas menurun juga memiliki konsekuensi negatif. Dalam masyarakat berstruktur terbuka dengan tingkat persaingan ketat, siapa saja berpeluang untuk tersingkir apabila mereka tidak memiliki keunggulan. Dalam menghadapi persaingan ketat, orang dapat saja dihantui rasa cemas. Bila benar-benar ter- singkir dalam persaingan berarti status sosial mereka merosot. Bentuknya dapat berupa turunnya pendapatan atau kedudukan. Hal seperti ini memberikan dampak negatif terhadap tingkat kesejahteraan hidup orang yang mengalaminya. Kesehatannya pun dapat terganggu. Kejatuhan dapat memukul jiwa dan mentalnya, sedangkan turunnya pendapatan dapat menghimpit kehidupannya.

Orang yang kehilangan kekuasaan atau kedudukan sering mengalami post- power syndrome. Sindrom ini merupakan ciri-ciri perilaku tertentu yang di- tunjukkan seseorang sebagai akibat kedudukan dan kekuasaan. Selama memiliki kekuasaan dan kedudukan, dia dihormati banyak orang dan berpengaruh. Ketika mobilitas sosial menurun membuatnya kehilangan kedudukan, maka dia merasa diremehkan karena pengaruh dan kekuasaannya berkurang atau hilang. Hal ini membuat orang merasa kecewa dan merasa kurang berharga dalam hidup.

Aktivitas Siswa

Pilih dan kerjakan salah satu tugas di bawah ini, kemudian serahkan kepada guru untuk dinilai!

1. Carilah informasi dari situs Biro Pusat Statistik atau sumber lain yang melaporkan data mutakhir mengenai angka kemiskinan di Indonesia. Analisislah faktor-faktor penyebab mobilitas sosial itu! Tulis hasil analisis Anda dalam bentuk makalah untuk didiskusikan di kelas!

2. Carilah informasi dari kumpulan arsip surat kabar di perpustakaan, mengenai kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Kenaikan itu tentu berakibat bertambahnya warga masyarakat yang jatuh miskin. Analisislah konsekuensi mobilitas sosial vertikal menurun dalam hubungannya dengan kenaikan harga BBM dan buatlah laporannya!

Mobilitas Sosial

Pelatihan Kerjakan di buku tugas Anda!

Jawablah dengan tepat!

1. Jelaskan pengaruh struktur sosial terhadap mobilitas sosial!

2. Mengapa kemampuan pribadi sangat menentukan mobilitas yang dialami seseorang?

3. Apakah Anda setuju bahwa faktor keberuntungan hanya berperan sangat kecil dalam menentukan mobilitas sosial? Berikan alasan!

4. Menurut Anda, lebih banyak konsekuensi negatif atau positifkah yang sering terjadi dalam mobilitas sosial? Berikan alasan!

5. Deskripiskan bentuk penyesuaian diri yang Anda lakukan apabila suatu saat nanti Anda terpilih untuk mengikuti pertukaran pelajar dengan negara lain!

Tes Skala Sikap Kerjakan di buku tugas Anda!

Ungkapkan tanggapan Anda terhadap pernyataan atau kasus di bawah ini, dengan cara memberi tanda cek ( — ) pada kolom S (Setuju), TS (Tidak Setuju) atau R (Ragu-ragu)!

1 Struktur sosial yang tertutup lebih mengun- tungkan karena dapat menjamin warga ma- syarakat untuk mempertahankan statusnya seperti semula. Terutama bagi orang kaya.

2 Dalam masyarakat yang terbuka terjadi per- saingan ketat untuk memperebutkan status sosial yang lebih baik. Persaingan itu justru menggairahkan masyarakat untuk lebih dinamis.

3 Di Bali, berlaku sistem kasta sebagai bagian dari ajaran agama Hindu. Karena sistem kasta men- cegah terjadinya perpindahan dari satu kasta ke kasta lain, maka di Bali tidak terjadi mobilitas sosial sama sekali.

102 Sosiologi SMA/MA Kelas XI

4 Orang yang tidak mau dipromosikan menduduki jabatan lebih tinggi dengan alasan tanggung jawabnya lebih berat, termasuk orang yang me- rugi. Karena promosi jabatan akan mendatang- kan penghasilan yang lebih besar.

5 Konflik rasial di berbagai daerah di negara kita merupakan salah satu konsekuensi terjadinya mobilitas sosial horizontal, terutama dalam ben- tuk transmigrasi. Oleh karena itu, pemerintah hendaknya memikirkan lebih matang sebelum mengadakan transmigrasi di masa mendatang.

Rangkuman

1. Mobilitas sosial adalah perubahan status dan peran dalam stratifikasi

sosial.

2. Mobilitas sosial berhubungan erat dengan status sosial dan peran sosial.

Status sosial di dalam masyarakat dibagi menjadi dua, yaitu:

a. status sosial berdasarkan cara mendapatkannya,

b. status sosial berdasarkan sifat.

3. Status sosial berdasarkan cara mendapatkannya dibedakan menjadi

tiga macam, yaitu;

a. status yang diperoleh melalui kelahiran (ascribed status)

b. status yang diperoleh dari perjuangan (achieved status), dan

c. status pemberian (assigned status).

4. Status sosial berdasarkan sifat, yaitu:

a. status aktif,

b. status pasif, dan

c. status laten.

5. Mobilitas sosial di masyarakat dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. mobilitas vertikal,

b. mobilitas horizontal.

Mobilitas Sosial

6. Saluran-saluran mobilitas sosial adalah:

a. sekolah,

b. organisasi pemerintah dan swasta,

c. lembaga keagamaan, dan

d. organisasi ekonomi.

7. Faktor-faktor yang menentukan terjadinya mobilitas sosial, antara lain:

a. faktor struktur sosial,

b. faktor kemampuan individu, dan

c. faktor kemujuran.

8. Apabila seseorang berpindah dari satu status sosial menuju ke status lainnya, dia akan menghadapi beberapa konsekuensi perpindahannya tersebut. Konsekuensi itu antara lain:

a. penyesuaian diri terhadap lingkungan baru,

b. konflik dengan lingkungan baru, serta

c. adanya beberapa harapan dan kekecewaan.

Pengayaan

STRUKTUR MAJEMUK MASYARAKAT INDONESIA Masyarakat Indonesia berstuktur majemuk. Ciri-ciri masyarakat maje-

muk adalah adanya kelompok-kelompok sosial yang memiliki kebudayaan berbeda, setiap kelompok sosial tidak saling melengkapi (nonkomplemen- ter), kurang ada konsensus mengenai nilai-nilai dasar, sering terjadi konflik sosial, integrasi sosial terjadi karena paksaan (coersion) atau kesaling- tergantungan ekonomis, adanya dominasi politik oleh salah satu golongan.

Struktur masyarakat majemuk Indonesia ditandai dua ciri unik. Pertama, secara horizontal terdapat perbedaan-perbedaan suku bangsa, perbedaan agama, dan perbedaan daerah. Kedua, secara vertikal terdapat perbedaan tajam antara lapisan sosial atas dan lapisan sosial bawah.

Ada tiga alasan mengapa masyarakat Indonesia demikian majemuk secara horizontal. Pertama, kondisi geografis yang terdiri dari ribuan pulau. Kondisi ini menyebabkan suku-suku bangsa yang menghuni pulau-pulau itu mengembangkan kebudayaan sendiri-sendiri, padahal mereka dulu ber- asal dari satu keturunan nenek moyang yang sama. Kedua, posisi Indonesia berada di tengah-tengah lalu lintas perdagangan dunia, yaitu antara samudera Indonesia dan samudera Pasifik. Kondisi ini telah menyebabkan

104 Sosiologi SMA/MA Kelas XI 104 Sosiologi SMA/MA Kelas XI

13, dan akhirnya kebudayaan Barat masuk pada abad ke-16. Semakin kayalah Indonesia dengan beragam pengaruh kebudayaan. Tidak heran kalau di Indonesia saat ini berkembang berbagai macam agama (Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha, Khonghuchu). Ketiga, kondisi iklim, struktur tanah, dan ekologi yang berbeda antara pulau-pulau di Indonesia. Pulau Jawa dan Bali merupakan daerah pertanian, sedangkan daerah-daerah lain di luar Jawa lebih banyak berupa daerah perkebunan. Perbedaan ini menimbulkan kesalingtergantungan ekonomi antara kedua wilayah tersebut.

Pada struktur vertikal terjadi perbedaan yang tajam antara berbagai kekuatan ekonomi dan politik. Secara ekonomi, di Indonesia sejak zaman Belanda terdapat sedikit orang kaya yang menguasai perekonomian nasional. Mereka terdiri dari para pengusaha besar yang orientasi usahanya untuk perdagangan internasional. Sementara itu sebagian besar warga masyarakat hidup dari kegiatan ekonomi pertanian yang orientasinya hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri (pertanian subsistem). Orang-orang kota yang modern, terdidik, dan bergairah tinggi menguasai orang desa yang tradisional, kurang terdidik, dan terbelakang, padahal jumlah orang kota sangat sedikit dibanding orang desa yang sangat besar. Pengertian orang kota tidak harus berdasarkan tempat tinggalnya di kota. Mereka adalah orang-orang yang terdidik dan menduduki status sosial kelas atas sehingga menguasai kelompok sosial kelas bawah yang tradisional. Dalam istilah dalam bahasa Jawa, kedua kelompok yang saling berbeda tajam ini disebut Wong Cilik (rakyat jelata) dan Priyayi (golongan yang menduduki posisi-posisi dalam birokrasi pemerintahan).

Seperti itulah, struktur masyarakat majemuk Indonesia. Silahkan Anda diskusikan, bagaimana struktur sosial seperti di atas memengaruhi mobilitas sosial yang terjadi di masyarakat kita!

Mobilitas Sosial

Tokoh PROF. DR. BAMBANG SUDIBYO

DARI KELUARGA SEDRHANA HINGGA MENJADI MENTERI

Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA, lahir di Temanggung, 8 Oktober 1952. Pendidikan yang Beliau lalui antara lain Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (SE, 1977), University of North Carolina-Greens- boro, AS (Master of Business Administration, 1980), University of Kentucky, AS (Doctor in Business Administration, 1985), Training in Accounting and Finance, INSEAD, Perancis (1985), dan pada tahun 2001, Beliau diangkat

menjadi Profesor Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Sumber: www.tokohindonesia.com

Di bidang organisasi, politik, dan pemerintahan, Beliau pernah aktif menjadi anggota Partai Amanat Nasional, Pengurus pusat Muhammadiyah, anggota MPR, Penasihat presiden, Menteri Keuangan RI (1999 – 2000) dan Menteri Pendidikan Nasional (2004 – 2009).

Masa kecil Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA, tidaklah istimewa. Beliau berasal dari keluarga yang sederhana. Akan tetapi, mencerminkan keteguh- an hati untuk maju. Ayah Beliau adalah seorang guru yang memiliki idealisme yang tinggi. Untuk ukuran pada waktu itu, ayah Beliau dikenal sebagai orang yang visioner atau sangat memperhatikan akan kemajuan sang anak. Pada tahun 1972, saat berumur 18 tahun, Beliau mendaftar di Universitas Gadjah Mada dan diterima di jurusan Akuntansi Fakultas Eko-nomi. Melalui tangga pendidikan itulah akhirnya berbagai karir akademik, politik, organisasi sosial, dan pemerintahan diraih oleh Beliau.

Sumber: www.tokohindonesia.com

106 Sosiologi SMA/MA Kelas XI

Uji Kompetensi

Kerjakan di buku tugas Anda!

A. Pilih salah satu jawaban yang paling tepat!

1. Mobilitas sosial adalah ….

a. perubahan status sosial seseorang dari tingkat rendah menuju ting- kat lebih tinggi

b. perubahan status sosial seseorang dari tingkat tinggi menuju tingkat lebih rendah

c. perubahan status sosial seseorang dari tingkat tinggi menuju tingkat lebih tinggi

d. perubahan status sosial seseorang, baik meningkat maupun me- nurun

e. perubahan status sosial seseorang, baik bersifat vertikal maupun horizontal.

2. Kedudukan atau status sosial seseorang ditentukan oleh faktor ….

a. ekonomi dan geografi

b. sosial dan budaya

c. ekonomi dan pendidikan

d. pendidikan dan tempat tinggal

e. pekerjaan dan budaya

3. Pak Purba telah menjadi petani sejak menikah hingga sekarang. Pada saat memulai hidup sebagai petani Pak Purba hanya menggarap tanah warisan dari orang tuanya seluas satu hektar. Sekarang Pak Purba selain mengerjakan sawah tersebut juga telah membuka usaha penggilingan padi (rice milling) yang cukup berhasil. Mobilitas yang dialami Pak Purba bersifat ….

a. lateral

b. vertikal

c. horisonal

d. menurun

e. antagenerasi

4. Mobilitas sosial menyebabkan hak dan kewajiban seseorang ….

a. bertambah

b. berganti

c. berubah

d. hilang

e. disesuaikan

Mobilitas Sosial

5. Mobilitas sosial akan menyebabkan ….

a. status sosial seseorang hilang

b. status sosial seseorang berubah

c. wewenang seseorang bertambah

d. wewenang seseorang berubah

e. status dan peran seseorang berubah

6. Risna adalah seorang karyawati sebuah bank. Saat ini dia bertugas melayani nasabah di loket setoran, sebelumnya dia bertugas melayani semua tamu bank yang membutuhkan informasi. Risna merasa lebih senang dengan pekerjaan barunya itu walaupun gajinya sama dengan yang semula. Ilustrasi tersebut menggambarkan terjadinya mobili- tas ….

a. vertikal

b. horizontal

c. lateral

d. intragenerasi

e. antargenerasi

7. Perbedaan status sosial dengan peran sosial adalah ….

a. status sosial merupakan kedudukan dalam kelompok, sedangkan peran adalah perilaku yang diharapkan oleh kelompok

b. peran sosial merupakan kedudukan dalam kelompok, sedangkan status adalah perilaku yang diharapkan oleh kelompok

c. status sosial merupakan jabatan seseorang dalam kelompok, sedangkan peran adalah tanggung jawab seseorang dala kelompok

d. status peran merupakan jabatan seseorang dalam kelompok, sedangkan status adalah tanggung jawab seseorang dala kelompok

e. status sosial memberikan kewenangan tertentu, sedangkan peran sosial menuntut tanggung jawab tertentu

8. Perbedaan antara mobilitas horizontal dengan mobilitas vertikal ada- lah ….

a. mobilitas horizontal berhubungan dengan stratifikasi sosial, sedang- kan mobilitas vertikal berhubungan dengan diferensiasi sosial

b. mobilitas vertikal berhubungan dengan stratifikasi sosial, sedangkan mobilitas horizontal berhubungan dengan diferensiasi sosial

c. mobilitas horizontal mengubah kedudukan sosial seseorang, sedang- kan mobilitas vertikal tidak

d. mobilitas vertikal mengubah kedudukan sosial seseorang, sedang- kan mobilitas horizontal tidak

e. mobilitas horizontal bersifat intragenerasi, sedangkan mobilitas ve- rtikal bersifat antargenerasi

108 Sosiologi SMA/MA Kelas XI

9. Status sosial yang paling banyak berkaitan dengan mobilitas sosial adalah ….

a. ascribed status

b. achieved status

c. assigned status

d. latent status

e. active status

10. Seseorang yang terlahir sebagai anak seorang brahmana maka akan

berkasta brahmana pula. Status sosial seperti ini termasuk jenis yang disebut ….

a. assigned status

b. latent status

c. ascribed status

d. active status

e. achieved status

11. Setiap orang tentu memiliki status tertentu. Masyarakat selalu menuntut

setiap orang untuk bertingkah laku sesuai dengan statusnya. Ini dise- but ….

a. peran sosial

b. status sosial

c. dampak sosial

d. konsekuensi sosial

e. mobilitas sosial

12. Mobilitas vertikal yang dialami sebuah kelompok sosial adalah ….

a. sebuah keluarga yang tulang punggung kehidupannya dipecat dari pekerjaan dan mencari pekerjaan lain namun tidak dapat

b. sebuah desa yang ditransmigrasikan ke tempat lain karena daerahnya rawan bencana

c. seorang petani yang beralih profesi menjadi tukang kayu dan berhasil menghimpun sejumlah tukang kayu lainnya sehingga usahanya berhasil

d. sekelompok pemuda yang hijrah dari desanya menuju kota untuk mencari pekerjaan

e. seorang petani yang berhasil mengubah status sosialnya menjadi seorang pengusaha penggilingan padi

13. Saluran mobilitas sosial paling utama adalah ….

a. pekerjaan

b. pendidikan

c. jabatan

d. organisasi

e. perkawinan

Mobilitas Sosial

14. Pernyataan berikut yang benar mengenai mobilitas vertikal adalah ….

a. masyarakat bersistem kasta benar-benar mutlak tertutup bagi mobilitas sosial vertikal

b. tidak ada masyarakat yang bebas sebebas-bebasnya dalam mobilitas sosial vertikal

c. setiap masyarakat memiliki ciri-ciri sama dalam mobilitas sosial vertikal

d. setiap faktor menyebabkan ciri-ciri yang sama pada mobilitas sosial

e. mobilitas sosial vertikal bersifat kontinyu dan sambung- menyambung

15. Agama menganggap setiap manusia sama kedudukannya di hadapan Tuhan, namun dalam agama tetap ada status sosial yang berbeda. Hal ini berarti ….

a. ajaran agama tidak sejalan dengan sosiologi

b. ajaran agama mengingkari kenyataan sosial

c. sosilogi tidak sesuai dengan ajaran agama

d. agama mengakui perbedaan status sosial di masyarakat

e. penguasaan ilmu agama merupakan faktor pembeda status sosial

16. Pengaruh struktur sosial terhadap mobilitas sosial tercermin pada ….

a. masyarakat yang berstruktur terbuka memudahkan terjadinya mobilitas sosial

b. masyarakat yang bersistem tertutup memudahkan terjadinya mobilitas sosial

c. masyarakat demokratis memberi peluang sangat besar untuk terjadinya mobilitas sosial

d. semakin banyak jumlah penduduk, maka semakin tinggi tingkat mobilitas sosialnya

e. masyarakat tradisional lebih stabil karena setiap orang tidak terancan status sosialnya

17. Pendidikan sangat mempengaruhi terjadinya mobilitas sosial, karena ….

a. pendidikan memberikan lapangan kerja

b. pendidikan bersifat bertingkat-tingkat

c. pendidikan dapat mengantarkan seseorang menuju status yang lebih baik

d. hanya dengan pendidikan orang memperoleh ilmu yang menunjang mobilitas

e. pendidikan memberikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap

110 Sosiologi SMA/MA Kelas XI

18. Kemampuan seseorang dalam mencapai mobilitas vertikal naik dipengaruhi oleh ….

a. usia dan pengalaman

b. pengalaman dan status

c. pendidikan dan keterampilan

d. keberuntungan dan doa

e. kesabaran dan perjuangan.

19. Konsekuensi negatif mobilitas sosial tercermin dalam ….

a. seseorang yang memperoleh kedudukan baru ternyata keluarganya terabaikan

b. para transmigran yang berhasil membangun perkebunan di luar Jawa namun kembali ke Jawa

c. seseorang yang bertahun-tahun berjuang untuk meraih suatu jabatan, tetapi justru orang lain yang dipromosikan

d. berkat usaha kerasnya, sekelompok perantau di kota berhasil mendirikan usaha bersama

e. persaingan orang-orang di bidang bisnis sering mengakibatkan kecurangan dalam berbisnis

20. Konsekuensi adanya mobilitas horizontal adalah ….

a. persaingan antarkelas sosial

b. konflik antarsuku

c. merosotnya tingkat pendapatan penduduk

d. terjadinya urbanisasi secara besar-besaran

e. ketidaktersediaan lapangan kerja di daerah tujuan

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan ini dengan singkat dan jelas!

1. Jelaskan hubungan mobilitas sosial dengan status sosial!

2. Sebutkan prinsip-prinsip utama dalam mobilitas sosial vertikal!

3. Mengapa lembaga pemerintahan dapat mengantarkan orang untuk mengalami mobilitas vertikal naik? Jelaskan!

4. Sebutkan beberapa contoh kebijakan pemerintah yang sering menye- babkan terjadinya mobilitas sosial vertikal menurun!

5. Sebutkan beberapa contoh kebijakan pemerintah yang sering menye- babkan terjadinya mobilitas sosial vertikal naik!

6. Sebutkan faktor-faktor penyebab terjadinya mobilitas sosial!

Mobilitas Sosial

7. Sebutkan tiga alasan yang membuat lembaga pendidikan merupakan tangga utama dalam mobilitas sosial!

8. Jelaskan hubungan mobilitas sosial dengan stratifikasi sosial!

9. Berikan contoh hubungan antara diferensiasi sosial dengan mobilitas sosial!

10. Apa manfaat mempelajari mobilitas sosial bagi usaha pembangunan masyarakat?

112 Sosiologi SMA/MA Kelas XI