Surga dibawah telapak kaki ibu mengapa demikian jelaskan

Seorang ibu juga memiliki peran penting di dalam keluarga, mulai dari mengandung hingga membesarkan anak. Sering terdengar bahwa surga di bawah telapak kaki ibu.

Hal ini memiliki arti bahwa kita semua harus berbakti dan juga menghormati seorang ibu. Seorang ibu memiliki kedudukan tertinggi dalam Islam.

Telah dijelaskan dalam satu hadis dari Abu Hurairah ra berkata : "Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam dan berkata, 'Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?' Nabi shalallaahu 'alaihi wasallam menjawab, 'Ibumu!' Dan orang tersebut kembali bertanya, 'Kemudian siapa lagi?' Nabi shalallaahu 'alaihi wasallam menjawab, 'Ibumu!' Orang tersebut bertanya kembali, 'Kemudian siapa lagi?' Beliau menjawab, 'Ibumu.' Orang tersebut bertanya kembali, 'Kemudian siapa lagi,' Nabi shalallahu 'alaihi wasallam menjawab, 'Kemudian ayahmu.” (HR. Bukhari).

Dalam hadits tersebut nama ibu diucapkan sebanyak tiga kali dan ayah satu kali. Kiasan surga di bawah telapak kaki ibu adalah perumpamaan bahwa sebagai anak wajib menghormati tiga kali lebih baik kepada ibu. Namun, bukan berarti sebagai anak tidak menghormati ayah.

Dalam bentuk jasa seorang ibu jauh lebih besar pengorbanannya. Ibu bersusah payah ketika melahirkan yang hampir saja menghilangkan nyawanya. Ia juga menyusui dan merawat anaknya.

Betapa banyak sekali pengorbanan dan kebaikan seorang ibu terhadap anak dan menjelaskan bahwa jasa orang tua kepada anak tidak bisa dihitung.

Wallahu'alam bis shawab.

Penulis : Luthfan

Sumber : Kompas TV

PERTANYAAN :

Assalamu 'alaikum, ajenge tanglet, apa benar surga ada di telapak kaki ibu dan kenapa bisa di telapak kaki ibu terus seandai nya ibu udah wafat dimana kita bisa mendapatkan surga ? dan knapa bukan ayah ? terus kalau surga seorang istri dimana kah ? mohon penjelasan nya makasih.

JAWABAN :

Wa'alaikumussalam, itu kiasan saja, bahwasannya surga di bawah telapak kaki ibu bukan taman firdaus yang bercokol di bawah telapak kaki beliau. Itu hanya perumpamaan bahwasannya seorang ibu wajib dihormati 3 x lebih baik ketimbang bapak/ayah. Jadi tidak ada hubungannya sama ibu yang telah meninggal dan untuk istri. Syurga di telapak kaki ibu, itu perumpamaan untuk kita sebagai anak jangan pernah melawan ibu membantah, membentak, menyakiti hati nya. Kenapa syurga tidak di telapak kaki bapak. Karena ibu lebih besar jasa dan kasih sayangnya ..!

Maksud “Surga itu di bawah telapak kaki ibu” adalah kata kiasan betapa kita wajib mentaati dan berbakti pada ibu, mendahulukan kepentingan beliau mengalahkan kepentingan pribadi hingga diibaratkan letak diri kita bagaikan debu yang ada dibawah telapak kakinya bila kita ingin meraih SURGA...

الْجَنَّة تَحْت أَقْدَام الْأُمَّهَات قَالَ رَوَاهُ أَحْمَد وَالنَّسَائِيّ وَابْن مَاجَهْ وَالْحَاكِم

“Surga itu dibawah telapak kaki ibu”. (HR. Ahmad, an-Nasaai, Ibn Maajah dan al-Hakim).

( الجنة تحت أقدام الأمهات ) يعني لزوم طاعتهن سبب قريب لدخول الجنة

“Surga itu dibawah telapak kaki ibu”.Artinya selalu mentaatinya menjadikan sebab akan dekatnya seseorang memasuki surga. [ At-Taysiir Bi Syarh al-Jaami’ as-Shaghiir I/996 ].

«الجنة تحت أقدام الأمهات» ويعني: أن من بر أمه وقام بحقها دخل الجنة

“Surga itu dibawah telapak kaki ibu”. Artinya barangsiapa yang berbkti dan memenuhi hak-hak ibunya miscaya masuk surga. [ Daliil al-Faalichiin I/245 ].

3642

(الجنة تحت أقدام الأمهات) يعني التواضع لهن وترضيهن سبب لدخول الجنة ....وقال العامري المراد أنه يكون في برها وخدمتها كالتراب تحت قدميها مقدما لها على هواه مؤثرا برها على بر كل عباد الله لتحملها شدائد حمله ورضاعه وتربيته وقال بعض الصوفية : هذا الحديث له ظاهر وباطن وحق وحقيقة لأن المصطفى صلى الله عليه وسلم أوتي جوامعالكلم فقوله الجنة إلخ ظاهره أن الأمهات يلتمس رضاهن المبلغ إلى الجنة بالتواضع لهن وإلقاء النفس تحت أقدامهن والتذلل لهن والحقيقة فيه أن أمهات المؤمنين هن معه عليه السلام أزواجه في أعلى درجة في الجنة والخلق كلهم تحت تلك الدرجة فانتهاء زوس الخلق في رفعة درجاتهم في الجنة وآخر مقام لهم في الرفعة أول مقام أقدام أمهات المؤمنين فحيث انتهى الخلق فهن ثم ابتداء درجاتهن فالجنة كلها تحت أقدامهن وهذا قاله لمن أراد الغزو معه وله أم تمنعه

“Surga itu dibawah telapak kaki ibu”. Artinya patuh dan ridhanya menjadi sebab masuknya seseorang didalam surgaAl-Aamiri berkata “maksudnya ukuran dalam berbakti dan khidmah pada para ibu bagaikan debu yang berada dibawah telapak kaiki mereka, mendahulukan kepentingan mereka atas kepentingan sendiri dan memilih berbakti pada mereka ketimbang berbakti pada setiap hamba-hamba Allah lainnya karena merekalah yang rela menanggung beban penderitaan kala mengandung, menyusui serta mendidik anak-anak mereka”.

Sebagian Ulama Tashawwuf menyatakan "Hadits ini memiliki arti secara dhahir, bathin, hak dan hakikat karena baginda nabi Muhammad SAW mampu menguasai segala kesempurnaan bahasaMaka arti “Surga itu dibawah telapak kaki ibu” arti dhahirnya adalah para ibu keridhaannya yang mampu menghantarkan kedalam surga harus diraih dengan berprilaku rendah diri, patuh bagaikan meletakkan diri kita dibawah telapak kakinya.

Arti hakikatnya bahwa para ibu-ibu orang mukmin kelak disurga berada ditempat tertinggi bersama dengan Nabi Muhammad SAW dan setiap makhluk berada dibawah derajat tersebut,Maka puncak derajat para makhluk disurga berada kedudukannya berada dibawah telapak kaki para ibu, dengan demikian semua derajat yang terdapat didalam surga yang kelak dihuni orang-orang mukmin kesemuanya berada dibawah telapak kaki para ibu sebab keluhuran derajat mereka dialam surga. [ Faidh al-Qadiir III/477 ].

الجنة تحت أقدام الأمهات قال الطيبي قوله عند رجلها كناية عن غايةالخضوع ونهاية التذلل كما في قوله تعالى واخفض لهما جناح الذل من الرحمة الإسراء

“Surga itu dibawah telapak kaki ibu”.At-Thiiby berkata “Ungkapan Nabi ‘dibawah telapak kakinya’ adalah kata kiasan dari bersikap patuh dan taat padanya secara totalitas sebagaimana keterangan dalam firman Allah Ta’alaa :Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". (QS. 17:24). [ Marqah al-Mafaatiih Syarh al-Misykaah XIV/224 ].

{ أن اشكر لي ولوالديك إلي المصير } (3) . فالشكر لله على نعمة الإيمان ، وللوالدين على نعمة التربية . وقال سفيان بن عيينة : من صلى الصلوات الخمس فقد شكر الله تعالى ، ومن دعا لوالديه في أدبار الصلوات فقد شكرهما .وفي صحيح البخاري عن عبد الله بن مسعود قال : سألت النبي صلى الله عليه وسلم : أي الأعمال أحب إلى الله عز وجل ؟ قال : الصلاة على وقتها قال : ثم أي ؟ قال : بر الوالدين قال : ثم أي ؟ قال : الجهاد في سبيل الله (1) . فأخبر صلى الله عليه وسلم أن بر الوالدين أفضل الأعمال بعد الصلاة التي هي أعظم دعائم الإسلام . (2)

(3) سورة لقمان / 14 .

(1) حديث ابن مسعود : " أي الأعمال أحب إلى الله . . . " أخرجه البخاري ( الفتح 10 / 400 ـ ط السلفية ) ومسلم ( 1 / 90 ـ ط الحلبي )

(2) الجامع لأحكام القرآن للقرطبي 10 / 237ـ 238 .

“Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS. 31:14)Dalam ayat diatas syukur pada Allah artinya mensyukuri atas kenikmatan iman, sedang syukur pada kedua orang tua artinya mensyukuri atas jerih payahnya merawat, mendidik dan mengasuh kita semenjak kecil.Tsufyan Bin ‘Uyainah berkata “Barangsiapa telah menjalani shalat lima waktu maka ia telah bersyukur kepada Allah, dan barangsiapa mendoakan kedua orangtuanya seusai shalat maka ia telah bersyukur pada keduanya”.

Dalam shahih al-Bukhari diriwayatkan dari Ibn Mas’ud, ia berkata “Saya bertanya kepada Rasulullah, ‘Apakah amal yang paling dicintai oleh Allah ?’ , Beliau bersabda, ‘Sholat pada waktunya’, Saya bertanya, ‘Kemudian apa lagi ?’, Beliau bersabda, ‘Berbakti kepada kedua orang tua’, Saya bertanya lagi, ‘Kemudian apa lagi ?’, Beliau bersabda, ‘Berjihad (berjuang) di jalan Allah’. Kemudian Rasulullah mengkhabarkan bahwa berbakti kepada orang tua adalah amalan yang paling disukai oleh Allah setelah shalat yang merupakan paling agungnya tiang-tiang agama islam. “ (HR.Bukhari dan Muslim). [ Al-Mausuuah al-Fiqhiyyah VIII/65 ]. Berbaktilah padanya, bila ia telah meninggal minimal do'akan keduanya selepas shalat. Wallaahu A'lamu Bis Showaab.


Sumber: Pustaa Ilmu Sunni Salafiyah

Ibumu, ibumu, ibumu, lalu ayahmu, begitu kata Rasul dalam salah satu hadist sahihnya yang menggambarkan betapa keutamaan ibu lebih besar. Ibu, tanpanya mungkin tidak akan pernah ada dunia ini. Tidaklah Allah menciptakan dunia hanya bagi Nabi Adam saja, kecuali juga Ibu Hawa, yang kemudian darinya lahirlah manusia-manusia yang memenuhi permukaan Bumi.

Ibu adalah segalanya, atas jasanya kita bisa merasakan hidup yang seperti sekarang. Semua orang yang berjasa besar bagi dunia, pastilah lahir dari rahim ibu-ibu mereka. Begitu besar jasanya bagi setiap orang, maka ungkapan yang mengatakan surga di telapak kaki ibu, selamanya takkan pernah diusut atau permasalahkan. Pasalnya, begitu kita membuatnya sakit, maka takkan ada balasan yang lebih pantas selain neraka dan siksa. Begitu sebaliknya, menghormati dan menyayangnya akan berbuah surga.

Betapa besarnya jasa ibu, sampai-sampai ada ungkapan kalau kita takkan pernah bisa membalas kontan semuanya. Apa yang kita berikan hanya seujung kuku dari segunung hal yang telah diberikannya pada kita.

1. Ibu Mengandung dalam Keadaan Lemah dan Bertambah-Tambah

Alasan kenapa sampai surga yang begitu indah dan tak ada bandingannya di dunia itu ada di kaki ibu, adalah karena mereka kita ada. Bukan bim salabim, mereka harus bersusah payah membawa beban berat dalam waktu yang sangat lama. Mengandung tidaklah semudah yang kita kira.

Surga dibawah telapak kaki ibu mengapa demikian jelaskan
Surga dibawah telapak kaki ibu mengapa demikian jelaskan
Hamil itu sangat menyusahkan dan ibu melakukannya dengan wajah bahagia [Image Source]“Dan kami perintahkan manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah…” Demikian firman Allah dalam surat Lukman: 14. Sejujurnya, ibu merasakan beban yang luar biasa saat mengandung. Bahkan ingin sesekali mereka menaruh jabang bayi ini dulu hanya untuk sekedar meluruskan punggungnya. Tapi tidak, ibu tidak demikian. Meskipun terlihat payah, tapi tanyakanlah kepada ayah betapa ibu saat itu sangat sumringah wajahnya.

2. Melahirkan Sama Seperti Mati

Para suami mungkin hanya mulas-mulas saja ketika istrinya melahirkan. Namun bagi ibu, proses ini sama menyakitkannya seperti kematian. Rasa sakitnya jauh melebihi apa pun yang mungkin dirasa manusia.

Surga dibawah telapak kaki ibu mengapa demikian jelaskan
Surga dibawah telapak kaki ibu mengapa demikian jelaskan
Melahirkan rasanya sama seperti kematian [Image Source]

Mengedan dan menekan hingga keluar bayi sebesar itu, tentu sangat sakit rasanya. Tapi, ibu tak mengapa dengan hal ini, asal anak yang dilahirkan bisa lahir selamat dan segera menuju pelukannya. Mati tak masalah, asal ini demi kita.

3. Penderitaan Tak Selesai Setelah ini

Selesai hamil dan melahirkan, apakah beban ibu telah selesai? Tentu saja tidak, karena ia masih harus merawat kita sampai setidaknya bisa mandiri dalam hal apa pun. Bangun tengah malam, gantikan popok kita yang baunya minta ampun, menyusui tengah malam saat semua orang sudah pulas.

Surga dibawah telapak kaki ibu mengapa demikian jelaskan
Surga dibawah telapak kaki ibu mengapa demikian jelaskan
Setelah hamil dan melahirkan, tugas ibu tak lantas selesai [Image Source]Saat kita mulai tumbuh, ibu tetap setia menyediakan semuanya untuk kita. Namun sayangnya, di masa-masa ini kita mulai membantah, mulai mengingkari janji, dan membuatnya terluka. Ibu bisa saja mengatakan susahnya melahirkan kita sebagai ungkapan kekesalannya, namun tidak demikian. Senakal apa pun, kita tetaplah anaknya yang setiap malam masih selalu diselimuti ketika tidur. Ibu juga takkan pernah tidur ketika kita masih belum terlelap dalam mimpi.

4. Cinta Ibu Kepada Anak Mengalahkan Suami

Lagu Kasih Ibu mungkin kekanak-kanakan bagi kita, namun hal tersebut sama sekali benar. “Kasih ibu tak terhingga sepanjang masa…” cinta ibu kepada kita memang luar biasa. Bagai matahari yang menyinari Bumi, konstan tak pernah berubah dan tak pernah ingin berbalas apa pun.

Surga dibawah telapak kaki ibu mengapa demikian jelaskan
Surga dibawah telapak kaki ibu mengapa demikian jelaskan
Cinta ibu kepada kita lebih besar kepada ayah [Image Source]Cinta ibu kepada anak bahkan lebih besar dari suami. Padahal sebelumnya, takkan mungkin ibu berpaling dari ayah sedetikpun karena cintanya yang besar. Namun setelah kehadiran kita, ayah pun langsung jadi nomor dua dan ibu mencurahkan semua cintanya kepada kita. Bahkan ibu sekarang selalu mendahulukan kita dalam urusan apa pun dibanding ayah.

5. Ibu Tidak Butuh Balasan Apa pun Selain Anak yang Soleh Solihah

Tidak pernah ada dalam sejarah seorang ibu meminta balasan atas semua yang dilakukannya kepada anak. Karena memang takkan pernah bisa diukur dengan apa pun. Bahkan satu tarikan nafasnya saat melahirkan, tak sebanding dengan rumah atau pun semua harta yang kita miliki.

Surga dibawah telapak kaki ibu mengapa demikian jelaskan
Surga dibawah telapak kaki ibu mengapa demikian jelaskan
Tak ada yang lebih diinginkan ibu selain anak yang sholeh [Image Source]Meskipun tak meminta balasan, namun ibu selalu menginginkan kita menjadi hamba Allah yang taat. Tak ada balasan yang lebih menyenangkan mereka selain menjadi anak yang soleh dan selalu mendoakan saat masih hidup ataupun telah mati. “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara, sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak yang sholeh,” Hadits riwayat Muslim.

Demikianlah alasan kenapa surga ada di telapak kaki ibu. Apa yang telah mereka lakukan benar-benar besar dan tak mungkin bisa kita membalasnya. Makanya, takkan ada rasa kehilangan yang lebih sakit dari pada saat kehilangan ibu. Selagi masih hidup, sayangilah, cintailah, patuhi kata-katanya, dan jangan berkata yang menyakitkan hatinya. Bahkan berkata ‘ah’ sekalipun.