Siapakah tokoh Islam dari Bani Umayyah yang berhasil menguasai Spanyol?

Tiga tokoh Islam yang di anggap berjasa dalam penyebaran awl Islam di Spanyol, mereka ialah Tharif bin Malik, Thariq bin Ziyad dan Musa bin Nushair. Wilayah ekspansi Islam ada zaman dinasti Umayah mncapai maksimal.

2 Siapakah tokoh tokoh yang berjasa membawa Islam ke Spanyol Andalusia?

Mereka adalah Tharif ibn Malik, Tharik ibn Ziyad, dan Musa ibn Nushair.

Siapakah tokoh Islam dari Bani Umayyah yang berhasil menguasai Spanyol?

Dalam sejarah penaklukan Islam terhadap Andalusia, terdapat panglima perang Bani Umayyah yang memimpin 7000 prajurit Islam pada tahun 92 Hijriah atau 711 M. Bahkan namanya hingga diabadikan pada sebuah nama salah satu selat. Siapakah dia? Ia adalah Thariq bin Ziyad.

Siapakah tokoh utama pertama dalam sejarah filsafat Arab Spanyol?

Tokoh utama pertama dalam sejarah filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakr Muhammad ibn al-Sayigh yang lebih dikenal dengan Ibn Bajjah. Dilahirkan di Saragosa, ia pindah ke Sevilla dan Granada. Meninggal karena keracunan di Fez tahun 1138 M dalam usia yang masih muda.

Siapakah pahlawan Islam yang paling berjasa masuknya Islam di Andalusia?

Thariq bin Ziyad (bahasa Arab: طارق بن زياد‎), dikenal dalam sejarah Spanyol sebagai legenda dengan sebutan Taric el Tuerto adalah seorang komandan militer dari dinasti Umayyah yang memimpin penaklukan muslim atas wilayah Al-Andalus (Spanyol, Portugal, Andorra, Gibraltar dan sekitarnya) pada tahun 711 M.

Siapa tokoh tokoh yang berperan dalam menakhlukkan Spanyol Andalusia untuk pertama kali?

3 orang tokoh penting muslim dalam proses penaklukan spanyol adalah Tharif ibn Malik, Tharik ibn Ziyad dan Musa ibn Nushair.

Siapa tokoh tokoh yang berperan dalam penaklukan Spanyol?

Selanjutnya dalam proses penaklukan Spanyol ini terdapat tiga pahlawan Islam yang dapat dikatakan paling berjasa yaitu Tharif bin Malik, Thariq bin Ziyad, dan Musa bin Nushair.

Siapa yang membawa Islam ke Spanyol pertama kali?

Kapan Spanyol dapat ditaklukkan umat Islam dan siapa pemimpin Islam yang paling berjasa?

Jakarta: Sahabat Rasulullah Muhammad, Thariq bin Ziyad, berhasil menerobos wilayah Eropa bersama tujuh ribu pasukannya. Thariq, diperintah Gubernur Afrika Utara, Musa bin Nushair, untuk menaklukkan Hispania yang mencakup Spanyol, Iberia, dan Portugal.

KOMPAS.com - Islam mulai masuk ke wilayah benua Eropa pada abad ke-8, ditandangi dengan penaklukkan Semenanjung Iberia.

Adapun kawasan Iberia yang ditaklukkan Bani Umayyah di bawah pimpinan Walid bin Abdul Malik terdiri dari Spanyol, Portugal, Andora, Gibraltar, dan sebagian wilayah Perancis.

Apabila ditelusuri, Islam tidak hanya menorehkan sejarah di Spanyol, tetapi juga mencapai masa kejayaannya.

Namun, Islam kembali terusir dari Spanyol pada abad ke-15, setelah Kerajaan Granada diruntuhkan oleh pasukan Kristen.

Berikut ini sejarah perkembangan Islam di Spanyol.

Baca juga: Reconquista, Akhir Kekuasaan Islam di Spanyol

Sejarah masuknya Islam di Spanyol

Usaha penaklukan Spanyol pertama kali dilakukan oleh Tharif bin Malik, sebagai utusan Gubernur Afrika Utara, Musa bin Nushair.

Tharif bin Malik dengan empat kapalnya menyeberangi selat yang memisahkan Maroko dengan Eropa, kemudian melakukan penaklukan.

Setelah serbuan pertama Tharif bin Malik, Musa bin Nushair memerintahkan Thariq bin Ziyad ke Spanyol pada 711.

Dengan membawa pasukan sekitar 7.000 orang, Panglima Thariq bin Ziyad berhasil menguasai Jabal Thariq atau Gibraltar.

Kala itu, umat Islam berada di bawah kekuasaan Kekhalifahan Bani Umayyah yang dipimpin oleh Walid bin Abdul Malik (705-715).

Setelah berhasil menguasai Gibraltar, pasukan Islam dengan mudah mampu menguasai kota-kota di Spanyol, seperti Kordoba, Granada, Toledo, Sevilla, Zaragoza, hingga Navarre.

Baca juga: Walid bin Abdul Malik, Pembawa Kejayaan Bani Umayyah

Pada abad ke-8, pasukan Islam telah menguasai seluruh Spanyol, Perancis tengah, dan sebagian Italia.

Oleh karena itu, Tharif ibn Malik, Tharik ibn Ziyad, dan Musa ibn Nushair dianggap sebagai tokoh yang membawa Islam ke Spanyol pertama kali.

Kemenangan pasukan Islam yang terbilang cepat disebabkan oleh beberapa faktor eksternal, seperti Kerajaan Visigoth di Toledo yang intoleran kepada pemeluk agama selain Kristen.

Perpecahan politik dan kondisi sosial ekonomi yang timpang pada akhirnya membuat Kerajaan Visigoth mudah dikalahkan, sehingga Spanyol berada di bawah kekuasaan Islam.

Kejayaan Islam di Spanyol

Setelah Spanyol berhasil dikuasai oleh Islam, Abdurrahman, keturunan Bani Umayyah yang melarikan diri akibat Revolusi Abbasiyah, mendirikan pemerintahan baru di Kordoba pada tahun 756.

Baca juga: Revolusi Abbasiyah, Runtuhnya Kekhalifahan Bani Umayyah

Pemerintahan Dinasti Umayyah di Spanyol didirikan guna menandingi kekuasaan Dinasti Abbasiyah di Bagdad.

Pada masa kekuasaan Umayyah inilah, Spanyol menjadi wilayah kekuasaan Islam yang sangat maju dan toleran.

Pemerintahan Bani Umayyah sangat menghormati hak-hak setiap orang untuk memeluk agama kepercayaan masing-masing.

Selain itu, Kordoba menjadi kota metropolitan yang maju di Eropa saat itu, karena sumbangannya di bidang ilmu pengetahuan.

Menurut catatan sejarawan di Spanyol, pada masa kekuasaan Islam terdapat sekitar 700 masjid, 60.000 kastil, dan 70 perpustakaan.

Kemajuan ilmu pengetahuan di Spanyol saat itu membuat banyak pelajar dan mahasiswa dari penjuru dunia untuk menuntut ilmu di Granada, Kordoba, Sevilla, dan Toledo.

Baca juga: Biografi Muawiyah I, Pendiri Dinasti Bani Umayyah

Selain itu, perkembangan Islam dan ilmu pengetahuan di Spanyol melahirkan banyak ilmuwan, seperti Ibnu Rusyd, Ibnu Khaldun, Al-Khatib, Ali Ibnu Hazm, Abdur Rabbi, Al-Bakri, dan Al-Idrisi.

Salah satu keajaiban dan simbol kejayaan Islam di Spanyol adalah pembangunan Madinat al-Zahra, yaitu sebuah kompleks mewah yang terbuat dari marmer, semen, gading, dan onyx.

Pembangunan Madinat al-Zahra atau Medina Azahara memerlukan waktu sekitar 40 tahun dan menghabiskan sepertiga dari pendapatan ekonomi Kordoba.

Runtuhnya peradaban Islam di Spanyol

Memasuki abad ke-11, peradaban Islam yang dibangun di Spanyol mulai goyah. Salah satunya disebabkan oleh serangan pasukan Kristen pimpinan Alfonso VI yang ingin merebut kembali Kota Toledo.

Serangan tersebut gagal dihalau oleh penguasa Islam di Spanyol saat itu. Meski sudah meminta bantuan Dinasti Berber di Afrika Utara, tetapi Spanyol gagal dipertahankan.

Baca juga: Faktor Penyebab Runtuhnya Kekhalifahan Bani Umayyah

Kota-kota yang dikuasai oleh Islam, seperti Toledo, Kordoba, Sevilla, dan Granada dikuasai kembali oleh penguasa Kristen pada akhir abad ke-15.

Setelah Islam kalah Spanyol dari pasukan Kristen, umat muslim masih ada yang tinggal di Spanyol.

Namun, seiring berjalannya waktu, hak-hak yang didapatkan oleh orang Islam dicabut oleh penguasa Kristen dan membuat banyak dari mereka yang memilih keluar dari Spanyol.

Beberapa abad setelah kemenangan kembali umat Kristen, perkembangan Islam di Spanyol menjadi tidak jelas.

Barulah pada sekitar abad ke-20, muncul gelombang imigran muslim memasuki Spanyol yang didominasi oleh orang-orang Islam Maroko.

Baca juga: Sejarah Perkembangan Islam di Amerika Serikat

Mereka kemudian membentuk komunitas-komunitas dan ditambah dengan kehadiran muslim dari Amerika Latin dan Eropa Timur.

Perkembangan Islam di Spanyol sekarang tidak begitu signifikan. Pada 2016, terdapat sekitar 2 juta umat muslim atau sekitar 4 persen dari total populasi Spanyol.

Lebih dari setengah dari umat muslim di Spanyol adalah imigran tanpa kewarganegaraan Spanyol.

Kendati demikian, perkembangan tersebut tetap dibarengi dengan dibangunnya pusat keagamaan Islam di beberapa wilayah Spanyol.

Referensi:

  • Alkhateeb, Firas. (2016). Sejarah Islam Yang Hilang: Menelusuri Kembali Kejayaan Muslim pada Masa Lalu. Yogyakarta: Penerbit Bentang.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Siapakah tokoh Islam dari Bani Umayyah yang berhasil menguasai Spanyol?

Siapakah tokoh Islam dari Bani Umayyah yang berhasil menguasai Spanyol?
Lihat Foto

Wikipedia Commons

Abdurrahman ad-Dakhil adalah seorang yang mendirikan Dinasti Umayyah di Spanyol

KOMPAS.com - Abdurrahman ad-Dakhil adalah peletak dasar berdirinya Dinasti Umayyah di Spanyol.

Ia membangkitkan dinasti di Spanyol setelah pemerintahan Dinasti Umayyah di Damaskus diruntuhkan oleh Bani Abbasiyah.

Abdurrahman ad-Dakhil mempu menguasai Spanyol setelah melengserkan Gubernur Andalusia, Yusuf Al-Fahri, pada tahun 756.

Dinasti yang didirikannya di Spanyol pun mampu bertahan selama hampir tiga abad, hingga 1031.

Baca juga: Revolusi Abbasiyah, Runtuhnya Kekhalifahan Bani Umayyah

Masa muda

Abdurrahman ad-Dakhil lahir pada 731 di dekat Damaskus, Suriah, dengan nama lengkap Abdurrahman bin Muawiyah.

Ia adalah putra Muawiyah bin Hisyam sekaligus cucu Hisyam bin Abdul-Malik, Khalifah Umayyah yang berkuasa antara 724-743.

Abdurrahman tumbuh dewasa ketika Dinasti Umayyah hidup sejahtera dan mengalami kemajuan di bidang ilmu pengetahuan di bawah kepemimpinan kakeknya.

Ia pun menyaksikan bagaimana kakeknya mampu membawa Dinasti Umayyah menguasai wilayah Spanyol dan Pulau Sisilia di Italia.

Namun, ketika Abdurrahman berusia 19 tahun, ia harus menyaksikan Dinasti Umayyah dihancurkan oleh Bani Abbasiyah dalam peristiwa Revolusi Abbasiyah.

Bahkan pada saat itu, seluruh keluarga dan keturunan Umayyah diburu untuk dihabisi Bani Abbasiyah.

Baca juga: Pertempuran Zab, Puncak Pergolakan Revolusi Abbasiyah

Revolusi Abbasiyah adalah gerakan politik bumi hangus, sehingga semua keluarga Umayyah dibunuh.

Ketika Bani Abbasiyah menguasai pusat pemerintahan Dinasti Umayyah di Damaskus, Abdurrahman ad-Dakhil bersama sejumlah kecil keluarga dan pengikutnya berhasil melarikan diri.

Bersama rombongannya, Abdurrahman mengarungi gurun Suriah menuju Palestina, lalu ke Mesir, dan kemudian sampai di Andalusia, Spanyol, pada 755.

Spanyol saat itu merupakan wilayah kekuasaan Dinasti Umayyah. Selama perjalanan pelariannya, Abdurrahman berhasil menghimpun pasukan yang masih setia kepada keluarganya.

Baca juga: Latar Belakang Berdirinya Dinasti Bani Umayyah

Mendirikan Bani Umayyah di Spanyol

Ketika pasukannya bertambah kuat, Abdurrahman ad-Dakhil berusaha menguasai Spanyol dengan menyerang Kordoba, yang saat itu berada di bawah kepemimpinan Gubernur Yusuf Al-Fahri.

Yusuf Al-Fahri dilengserkan oleh pasukan Abdurrahman dalam Pertempuran Musarah pada tahun 756.

Sejak itu, Abdurrahman ad-Dakhil menyatakan dirinya sebagai Khalifah Umayyah dan membangun Kota Kordoba sebagai pusat pemerintahan dinastinya di Spanyol.

Kendati demikian, perjalanan Abdurrahman sebagai khalifah pertama Bani Umayyah di Spanyol tidak luput dari pergolakan.

Pergolakan yang melanda Umayyah II di Spanyol datang dari rongrongan orang Yamaniyun dan bangsa Barbar.

Selain itu, Kota Kordoba juga mendapat serangan dari Karel Agung, penguasa Eropa Barat pada Abad Pertengahan.

Semua serangan yang datang mampu dihalau oleh pasukan Abdurrahman dan Dinasti Umayyah berhasil menyebarkan Islam di Spanyol.

Baca juga: Walid bin Abdul Malik, Pembawa Kejayaan Bani Umayyah

Kejayaan era Abdurrahman ad-Dakhil

Hal pertama yang dilakukan Raja Abdurrahman ad-Dakhil dalam menyiarkan Islam di Spanyol adalah dengan membangun fasilitas beribadah dan pusat pendidikan.

Pada 758, Abdurrahman ad-Dakhil membangun Masjid Agung Cordoba, yang kemudian diperbesar hingga menjadi salah satu bukti kejayaan Islam di Spanyol.

Selain itu, khalifah juga membangun kekuatan militer yang terdiri dari sekitar 40.000 pasukan dan memperkuat angkatan laut kekhalifahan.

Pemerintahan Dinasti Umayyah II di Kordoba juga mengalami perkembangan di bidang ekonomi yang belum pernah dicapai oleh peradaban Spanyol sebelumnya.

Kota Kordoba bersaing dengan Konstantinopel (sekarang Istanbul) dan Bagdad dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan seni arsitektur.

Baca juga: Masjid Peninggalan Dinasti Umayyah

Wafat

Ketika memegang tampuk kekuasaan Dinasti Umayyah di Spanyol, Abdurrahman mendapatkan gelar ad-Dakhil, yang artinya penakluk.

Maksud gelar ad-Dakhil adalah untuk menghargai jasanya sebagai penakluk Spanyol.

Selain itu, julukan Abdurrahman ad-Dakhil adalah Saqr Quraish atau Elang Quraisy.

Julukan ini didapatkan dari salah satu musuh terbesarnya dari Bani Abbasiyah, Khalifah Al-Mansur.

Khalifah Al-Mansur memberikan julukan ini, karena Abdurrahman berhasil melarikan diri dan mengembara seorang diri melalui gurun Asia dan Afrika, hingga sampai di Spanyol.

Keberanian Abdurrahman dalam mencari peruntungan tanpa pasukan di tanah yang tidak dikenalnya, serta berhasil membangkitkan kembali dinastinya, disebut-sebut belum pernah dilakukan oleh seorang pun sebelumnya.

Baca juga: Ilmuwan Muslim Era Dinasti Umayyah

Sebagai seorang khalifah, Abdurrahman ad-Dakhil juga dikenal sebagai penyair dan orator ulung.

Setelah memerintah Dinasti Umayyan di Spanyol selama sekitar 32 tahun, Abdurrahman ad-Dakhil meninggal pada 788 dalam usia 61 tahun.

Referensi:

  • As-Sirjani, Raghib. (2011). Bangkit dan Runtihnya Andalusia. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. hlm 154.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.