Jakarta - Siklus batuan adalah proses pembentukan batuan yang terus mengalami perubahan dari magma yang beku menjadi batuan beku, lalu batuan sedimen, ke batuan metamorf dan menjadi magma seperti semula. Show
Ahli Geologi mengatakan proses konversi bebatuan ini memakan waktu panjang bahkan hingga jutaan tahun. Tapi, apa sebenarnya batuan itu dan bagaimana proses pembentukannya? Definisi Batuan dan Siklus BatuanBatuan merupakan bahan penyusun kerak bumi sekaligus agregat atau kumpulan mineral-mineral yang telah membeku atau mengkristal, mengutip dari bahan ajar yang dirilis Kemendikbud. Proses siklus batuan menghasilkan tiga jenis batuan, yaitu batuan beku, sedimen dan metamorf yang terus berubah. Konversi yang terjadi di siklus batuan dipengaruhi sejumlah kondisi seperti peningkatan suhu atau tekanan. Siklus batuan menunjukkan bahwa meski keras dan sulit dihancurkan, batuan tidak selamanya menjadi batu saja. Sama halnya dengan manusia, batuan memiliki siklus hidup dengan waktu yang panjang. Jenis Batuan Penyusun Kerak BumiSebelum membahas tahapan atau proses pembentukan dan peleburan kembali batuan, yuk kenali beberapa jenis batuan! Batuan BekuDalam bahasa Latin, batuan beku disebut batuan igneous yang artinya api (ignis). Pasalnya, batuan beku tersusun dari magma yang mendingin kemudian mengeras. Batuan beku terdiri dari 3 jenis, batuan beku dalam (plutonik), batuan korok (hypo-abyss), dan batuan beku luar (efusif). Contoh batuan beku adalah riolit, granit, andesit, dan basalt. Batuan SedimenBatuan sedimen adalah hasil dari litifikasi bahan rombakan batuan hasil denudasi atau hasil reaksi kimia maupun hasil kegiatan organisme. Untuk menjadi batuan sedimen, terjadi proses pelapukan, erosi, denudasi, litifikasi, hingga akhirnya menjadi sedimen. Contoh batuan sedimen adalah batu pasir, konglomerat, gamping, dan lempung. Batuan MetamorfBatuan metamorf adalah batuan yang mengalami perubahan komposisi mineral hingga tekstur karena tekanan suhu maupun waktu. Batuan ini terdorong jauh ke dalam permukaan bumi sehingga mengalami perubahan tersebut. Contoh batuan metamorf adalah batu sabak (slate) dan batu schist. Proses Siklus BatuanBerikut ini proses dalam siklus batuan: 1. Pembekuan MagmaSiklus batuan dimulai dari magma yaitu batuan cair dari bawah permukaan bumi. Berjalannya waktu dan adanya tekanan yang meningkat membuat magma membeku dan terjadi proses kristalisasi. Proses ini bisa terjadi di bawah permukaan bumi, atau di atas setelah terjadi letusan gunung berapi. Proses kristalisasi inilah yang menghasilkan batuan beku. 2. Pelapukan Batuan BekuSetelah itu, batuan beku muncul di permukaan bumi lalu mengalami pelapukan. Proses batuan beku hancur dan terurai ini berlangsung secara perlahan. Faktor yang mempengaruhi penguraian batuan beku adalah cuaca dari atmosfer, hidrosfer, dan biosfer. 3. Pergerakan BatuanHasil pelapukan batuan beku di permukaan lereng bergerak berkat gaya gravitasi sebelum akhirnya bergerak melalui air mengalir, angin, atau gelombang. Partikel hasil pelapukan batuan beku dan zat yang larut menjadi sedimen yang mengendap. 4. SedimentasiSebagian besar endapan bergerak ke arah lautan atau mengendap di dataran sekitar sungai, cekungan gurun, rawa, dan lainnya. Sedimen menumpuk dan mengalami proses litifikasi atau konversi batuan. Endapan umumnya menjadi batuan sedimen kemudian memadat karena beban berat lapisan atas atau saat merekat ke air tanah dan meresap pori-pori bahan mineral. 5. MetamorfBatuan sedimen akan terkubur jauh di permukaan bumi karena proses pembentukan pegunungan atau diterobos massa magma. Proses ini mengakibatkan tekanan atau pana yang tinggi sehingga terjadi perubahan lagi yaitu menjadi batuan metamorf. 6. Pencairan ke MagmaBatuan metamorf yang berada di bawah permukaan bumi akan terpapar suhu panas yang semakin tinggi sehingga membuatnya meleleh dan kembali menjadi magma. Kemudian siklus ini kembali ke tahap awal dan terus berlanjut selama bertahun-tahun lamanya. Dari proses siklus batuan di atas, energi panas bumi adalah tahapan awal dan akhir yang menjadi penggerak siklus tersebut. Menarik ya, detikers? Simak Video "Menyeberangi Lautan Demi Bersekolah" (twu/twu)
Apa yang dimaksud dengan batuan? Batuan adalah salah satu unsur pembentuk bumi. Batuan terdiri dari beberapa jenis dan terbentuk melalui tahapan yang disebut dengan siklus batuan. Jenis batuan sangat bervariasi mulai dari batu yang biasa digunakan untuk material bangunan sampai batuan mulia yang digunakan sebagai perhiasan dengan nilai estetika dan harga jual tinggi. Batuan terbentuk melalui serangkaian proses panjang yang dikenal sebagai siklus batuan. Siklus batuan terbagi menjadi beberapa macam berdasarkan jenis batuan. Benda mati seperti batu merupakan unsur yang tidak pernah bisa diciptakan oleh manusia ataupun dimusnahkan. Pengertian Siklus BatuanBumi merupakan salah satu planet yang berada di dalam Galaksi Bimasakti. Seluruh elemen dasar yang bersifat mati dan tersedia di bumi bersifat tidak dapat diciptakan dan akan terus mengalami perubahan. Setiap elemen di bumi akan terus menyebar sepanjang waktu selama bumi masih bekerja sebagaimana mestinya sebagai suatu planet. Batu adalah salah satu elemen mati yang telah ada di bumi dan terbentuk sejak ribuan tahun silam. Batuan terus mengalami proses perubahan dan penyebaran. Proses inilah yang dikenal sebagai siklus batuan. PixabayBerbagai jenis batuan di bumi dapat terbentuk berawal dari magma yang keluar dari lapisan dalam bumi. Perlu diketahui bahwa seluruh elemen di bumi juga mengalami siklus sesuai dengan jenisnya, seperti siklus air, siklus oksigen, siklus fosfor, dan sebagainya. Menurut James Hutton seorang ahli bidang geologi yang juga disebut sebagai Bapak Geologi menyatakan suatu konsep yang berkaitan dengan siklus batuan. Teori ini adalah yang pertama kali muncul di kalangan para ahli, tepatnya pada sekitar abad ke-18 Masehi tentang siklus elemen penyusun bumi. Menurut James Hutton semua elemen yang ada di muka bumi mempunyai sifat teratur, dimana pada suatu waktu elemen tersebut akan kembali pada bentuk semula. Pengertian lain dikemukaan oleh seorang ahli bernama J. Tunzo pada tahun 1950-an tentang teori batuan yang dikembangkannya dan mengambil basis konsep tektonik piring. Siklus batuan memerlukan serangkaian proses panjang yang memakan waktu sangat lama. Proses ini bahkan bisa mencapai jutaan tahun lamanya. Tahap tersebut akan mengubah suatu batuan melalui siklus panjang sehingga berubah menjadi jenis batuan baru yang lain. Berikut ini adalah beberapa pengertian tentang siklus batuan yang dipahami oleh masyarakat umum, antara lain: 1. Siklus Penghubung Semua BatuanSiklus batuan dapat diartikan sebagai suatu rangkaian proses yang menjabarkan secara detail mengenai hubungan antara setiap batuan yang ada di bumi. Siklus ini terjadi dalam waktu yang bervariasi tergantung dari jenis batuan yang akan menjadi hasil akhir dari proses tersebut. Ada siklus batuan yang berlangsung secara cepat dan ada pula siklus yang terjadi dalam waktu sangat lama karena prosesnya berlangsung lambat. Bahkan ada jenis batuan tertentu yang memerlukan waktu sampai jutaan tahun untuk dapat mengalami perubahan. 2. Siklus Batuan Terjadi Akibat Perubahan CuacaPengertian lain mengenai siklus batuan adalah serangkaian proses perubahan yang berawal dari magma yang telah membeku dan mendapat pengaruh dari kondisi cuaca. Siklus ini akan terus berlanjut hingga kemudian menghasilkan jenis batuan baru. Beberapa contoh batuan seperti ini adalah batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Semua jenis batuan tersebut nantinya akan mengalami berbagai proses untuk bisa kembali menjadi magma seperti tahap awalnya. Proses perubahan dari magma hingga menjadi magma kembali inilah yang kemudian dibagi dalam beberapa tahapan yang dikenal sebagai siklus batuan. 3. Konsep Geologi DasarBanyak ahli yang juga berpendapat bahwa siklus batuan adalah konsep dalam dunia geologi yang bersifat paling dasar. Konsep ini mengambil dasar dari kurun waktu yang diperlukan untuk mengubah batuan utama seperti batuan beku, batuan metamorf, dan batuan sedimen agar bisa keluar dari titik yang menjadi garis ekuilibriumnya. Jenis BatuanBerdasarkan berbagai pengertian yang telah disampaikan, maka dapat disimpulkan bahwa batuan yang ada di bumi terdiri dari beberapa jenis. Ada 3 jenis batuan utama yang menjadi dasar pembentukan batuan lain, yaitu batuan beku, batuan metamorf, dan batuan sedimen. Perbedaan jenis batuan ini sekaligus mewakili perbedaan siklus batuan yang dialaminya. 1. Batuan BekuBatuan beku juga disebut sebagai batuan igneous. Kata igneous berasal dari kosakata bahasa latin, yaitu ignis yang artinya adalah api. Nama tersebut diberikan karena batuan beku berasal dari magma yang telah mendingin dan mengeras. Ada dua struktur dasar batuan beku, yaitu batuan beku ekstrusif dan batuan beku intrusif. Batuan beku ekstrusif adalah jenis batuan beku yang mengalami proses pembentukan di atas permukaan bumi. Struktur penyusun batuan jenis ini masif atau seragam, sheeting joint yang berbentuk lapisan, pillow lava atau bergumpal, dan sebagainya. Beberapa contoh dari jenis batuan ini adalah riolit, andesit, dan basalt. Batuan beku intrusif adalah jenis batuan beku yang mengalami proses pembentukan pada bagian dalam kantung magma. Struktur batuan ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu diskordan dan konkordan. Beberapa contoh batuan jenis ini antara lain granit, sienit, diorite, dan sebagainya.
Batuan beku juga dapat dibagi berdasarkan kuarsa atau silikat yang dikandungnya. Ada tiga jenis batuan beku apabila dilihat dari sisi ini, yaitu sebagai berikut:
2. Batuan SedimenBatuan sedimen merupakan jenis batuan yang melalui proses pengangkutan dari suatu tempat menuju tempat lainnya. Kemudian di tempat terakhir tersebut batuan ini mengendap dan mengeras sampai akhirnya menghasilkan batuan sedimen. Pembentukan batuan sedimen dipengaruhi oleh iklim, tipe vegetasi, angin, air, topografi, dan glester atau salju. Batuan sedimen dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan cara pengendapannya. Kedua jenis tersebut adalah batuan yang hancur mengendap dan larut mengendap.
Selain berdasarkan cara pengendapannya, batuan sedimen juga dapat dibagi sesuai dengan tempat batuan tersebut mengalami pengendapan. Ada lima jenis batuan berdasarkan sudut pandang ini, yaitu:
3. Batuan MetamorfBatuan metamorf adalah jenis batuan yang mengalami perubahan karena adanya pengaruh suhu, tekanan, waktu, fluida, dan fasa. Jenis batuan ini berasal dari batuan sedimen dan batuan beku. Contoh batuan metamorf adalah batuan granit dari batuan beku menjadi gneis dan batu kapur dari batuan sedimen menjadi marmer. Batuan metamorf dapat dibedakan berdasarkan faktor pemicu terbentuknya. Jenis batuan ini terbagi menjadi empat macam, yaitu:
Proses Siklus BatuanTerlepas dari proses siklus batuan yang berjalan cepat atau lambat, pada dasarnya rangkaian proses yang terjadi tidak jauh berbeda antara jenis satu dengan yang lainnya. Proses tersebut dapat dibagi menjadi enam tahapan yang dimulai dari magma sampai akhirnya menjadi batuan. Pixabay1. Kristalisasi MagmaTahap pertama dari siklus batuan adalah proses pengkristalisasian magma. Magma merupakan sumber dasar terbentuknya batuan yang mengalami taham kristalisasi atau membeku. Magma berasal dari dalam gunung berapi yang suatu saat bisa keluar. Magma tersebut bisa keluar melalui dua cara. Pertama, magma keluar ketika terjadi erupsi hingga akhirnya sampai di atas permukaan bumi yang kemudian disebut sebagai magma ekstrusif. Kedua, magma keluar ketika erupsi terjadi tetapi tidak sampai di atas permukaan bumi yang kemudian disebut sebagai magma intrusif. Magma yang keluar ke atas permukaan ini nantinya mengalami proses pembekuan atau pengkristalan sehingga tebentuk sebagai batuan beku. Rata-rata magma yang berasal dari erupsi gunung berapi seperti ini khususnya untuk jenis ekstrusif banyak dijumpai pada bagian lempeng batas bumi. 2. Pelapukan dan Pengangkatan MagmaSetelah mengalami proses kristalisasi, magma kemudian memasuki tahap berikutnya yaitu pelapukan dalam kurun waktu lama. Ada banyak hal yang mempengaruhi proses pelapukan ini, seperti angin, hujan, perubahan cuaca berupa intesitas cahaya matahari, dan berbagai macam gejala alam yang lain. Waktu pelapukan magma terbagi menjadi dua jenis, yaitu pelapukan cepat dan lambat yang menghasilan dua jenis batuan berdasarkan jenis magma-nya, yaitu ekstrusif dan intrusif.
3. ErosiBerikutnya setelah melalui proses pelapukan, batuan akan memasuki tahap erosi. Erosi adalah pengikisan yang terjadi pada benda padat akibat beberapa faktor, seperto air, hujan, es, ataupun udara. Proses erosi pada batuan umumnya dibantu oleh air yang berfungsi untuk menyingkirkan material dari pelapukan. 4. Pengendapan dan Pembentukan Batuan SedimenSaat semua material pelapukan sudah berhasil diangkut oleh air pada proses erosi, maka material tersebut akan terbawa menuju lautan dan berkumpul di suatu tempat secara terus menerus. Kemudian di tempat itulah material tersebut akan mengalami pengendapan dalam waktu lama dan jumlahnya juga terus bertambah. Semakin lama maka material tersebut semakin banyak dan bertumpuk. Ketika telah lama mengendap, material akan menjadi keras seiring bertambahnya waktu. Pada akhirnya material yang bertumpuk itu akan menghasilkan jenis batuan baru yang selanjutnya disebut sebagai batuan sedimen. Ketika batuan sedimen terbentuk, batuan sedimen lama lain akan terkubur dan menjadi semakin tua. Sementara itu molekul air juga akan masuk ke dalam batuan ini dan mengakibatkan batuan sedimen semakin terikat kuat antara satu dan yang lain, sehingga teksturnya lebih kuat dari sebelumnya. baca juga: Kebakaran Hutan 1997, Sejarah Kelam Hutan Indonesia 5. Batuan Sedimen Menjadi Batuan MetamorfLetak batuan sedimen berada di bagian dalam permukaan bumi seperti batuan intrusif. Batuan ini akan mengalami tahap pengangkatan kemudian terkubur semakin dalam. Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya tekanan yang berimbas pada peningkatan panas bumi. Pada saat inilah batuan sedimen akan mengalami perubahan menjadi batuan metamorf. 6. Batuan Metamorf Kembali Menjadi MagmaSetelah batuan sedimen berubah menjadi batuam metamorf atau malihan, maka batuan tersebut akan kembali mengalami proses kembali menjadi magma. Proses ini terjadi akibat panas bumi yang menyebabkan peluruhan batuan metamorf mengendap semakin dalam di bawah permukaan bumi. Siklus Beberapa Jenis BatuanAda tiga jenis batuan utama yang ada di bumi, yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Selain itu ada pula dua jenis batuan yang mempunyai peran penting terhadap manusia, yaitu batuan litosfer dan batuan alam. Siklus batuan ini sebenarnya tidak jauh berbeda seperti siklus yang telah dijabarkan sebelumnya, yaitu: 1. Siklus Batuan BekuSiklus batuan beku sama dengan proses pengkristalisasian magma. Proses ini terjadi di batas lempeng bumi, baik di atas permukaan bumi ataupun di dalam kerak bumi. Contoh batuan beku yang berada di permukaan bumi adalah batu basal dan batu andesit, sedangkan batuan beku yang berada di dalam kerak bumi contohnya adalah batuan granit dan batuan diorit. 2. Siklus Batuan LitosferLitosfer adalah suatu lapisan yang berada di dalam kerak bumi. Istilah litosfer diambil dari kata Bahasa Yunani, yaitu lithos yang artinya berbatu dan kata sphere yang artinya padat. Dengan begitu litosfer dapat diartikan sebagai lapisan paling luar bumi yang memiliki sifat permukaan berbatu, sehingga biasa juga disebut sebagai kulit bumi. Batuan litosfer ditopang oleh beberapa lapisan bumi yang lain seperti lapisan astenosfer. Lapisan ini merupakan bagian yang sangat panas di dalam mantel bumi. Perkembangan ilmu pengetahuan tentang batuan litosfer dimulai ketika suatu teori dikemukakan oleh Barrel pada tahun 1914. Teori Barrel mengambil dasar anomali gravitasi yang berada pada kerak benua teratas. Menurutnya, litosfer merupakan suatu lapisan terkuat yang terletak tepat di atas lapisan bumi paling lemah yang tidak lain adalah astenosfer. Teori ini kemudian dikembangkan oleh Daly pada tahun 1940. Daly menyatakan bahwa litosfer terdiri atas dua bagian, yaitu litosfer samudera dan litosfer benua. Litosfer samudera mempunyai ketebalan 50 sampai 100 km, sedangkan litosfer benua ketebalannya 40 sampai 200 km. Selain itu litosfer juga tersusun atas dua lapisan, yaitu sial dan sima. Lapisan sial tersusun atas logam aluminium dan silisum dengan ketebalan 35 km. Lapisan ini bersifat elastis dan lebih ringan. Adapun lapisan sima tersusun atas logam magnesium dan silisum dengan ketebalan 65 km. Lapisan ini tidak begitu elastis tetapi mempunyai bobot yang lebih berat dibanding dengan lapisan sial. Lapisan litosfer mengalami siklus yang berkaitan dengan batuan beku, batuan sedimen, dan juga batuan metamorf. Oleh sebab itu siklus yang dilalui oleh jenis batuan ini meliputi keenam tahap siklus batuan yang telah disebutkan sebelumnya. Contoh dari batuan litosfer antara lain batu gamping yang berasal dari batuan sedimen dan batu pualam yang berasal dari batuan metamorf. 3. Siklus Batuan MetamorfBerdasarkan penjealsan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa siklus batuan metamorf sebenarnya berasal dari batuan sedimen yang sudah terbenam jauh di dalam permukaan bumi. Beberapa contoh batuan metamorf antara lain batuan pasir serta batuan kuarsit. Batuan kuarsit berasal dari mteamorfosis batuan pasir. 4. Siklus Batuan SedimenSiklus pada batuan sedimen dimulai ketika material dasar batuan terbawa oleh elemen tertentu dan mengendap di suatu tempat dalam waktu lama. Endapan tersebut terus bertumpuk dimana lapis terbawah disebut endapan tua dan paling atas disebut endapan muda. Proses pembentukan batuan sedimen biasanya terjadi di kawasan delta sungai atau palung laut. 5. Siklus Batuan AlamBatuan alam merupakan salah satu unsur yang mendukung komponen biotik serta komponen abiotik di muka bumi dan mencakup berbagai macam bebatuan yang menyusun lapisan bumi. Oleh sebab itu, siklus yang dilalui oleh batuan alam meliputi keenam siklus yang telah disebutkan, termasuk peleburan kembali menjadi magma. |