Selain di Indonesia dan Asia mengapa manusia purba tertua paling banyak ditemukan di

Homo Sapiens adalah jenis manusia purba yang sudah menunjukan ciri fisik sama dengan manusia modern saat ini. Asal usu manusia purba ini diterangkam dalam beberapa teori dan penelitian

Asal Usul Homo Sapiens

Menurut penjelasan di dalam “Modul Sejarah Kelas X KD 3.9 dan 4.9”, manusia purba ini berasal dari Afrika. Hal ini diketahui berdasarkan temuan fosil manusia purba yang banyak ditemukan di daerah tersebut.

Dari Afrika manusia purba kemudian mengembara dan tersebar di berbagai tempat seperti Asia, Eropa, Amerika, dan Australia. Asal usul manusia modern dan pengembaraannya keluar dari Afrika sesuai dengan teori yang dikembangkan oleh Stringer dan Brauner. Teori tersebut bernama Teori Out of Aftika.

Teori tersebut juga didukung dengan adanya bukti genetik, linguistik, dan arkeologis yang menyebutkan bahwa fosil yang ditemukan di dekat Sungai Omo, Ethiopia (Afrika Timur) merupakan fosil Homo Sapiens tertua bahkan usianya lebih tua dari Homo Neanderthalensis.

Baca Juga

Teori tersebut juga didukung dengan data penelitian DNA mitokondria (mtDNA) yaitu sel tubuh berbentuk molekul kompleks yang menggambarkan sistem genetika dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Dari catatan DNA fosil yang ditemukan, kemudian di cocokan dengan fosil manusia saat ini, diperoleh kesimpulan bahwa genetika manusia atau genom 99,9% identik di seluruh dunia.

Para ahli juga menyimpulkan bahwa tidak ditemukan pencampuran mtDNA manusia modern dengan manusia pra modern di suatu wilayah. Dengan kata lain, Homo Sapiens dari Afrika menggantikan dan menghapus populasi manusia sebelumnya (Homo Erectus dan Homo Neanderthalensis) di wilayah yang didatanginya.

Advertising

Advertising

Teori lainnya yang mengulas tentang asal usul homo sapiens yaitu Teori Multiregional Evolution Model yang dikemukakan oleh Wolpoff, Thorne, dan Wu. Para ahli tersebut menyebutkan bahwa manusia modern tidak hanya dari Afrika, namun ada juga yang dari Eropa dan Asia yang merupakan hasil dari populasi menusia sebelumnya di wilayahnya masing-masing.

Teori ini juga menyebutkan bahwa Afrika merupakan sumber kedatangan nenek moyang menusia yang menyebar namun tidak bercampur dengan manusia pra modern sebelumnya di suatu wilayah dan berkembang sesuai dengan rasnya.

Persebaran Homo Sapiens

Homo Sapiens atau yang juga disebut sebagai “modern humans” menyebar dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Dalam “Modul Sejarah Kelas X KD 3.9 dan 4.9”, persebaran manusia modern di dunia ini digambarkan dalam diagram berikut ini.

Persebaran Manusia Modern di Dunia (Modul Sejarah Kelas X KD 3.9 dan 4.9)

Perkembangan Manusia Purba

Manusia pertama diketahui muncul sekitar 4 juta tahun lalu yang dikenal dengan jenis Ardipitecus dan Australopitecus. Dalam perkembangannya, Australopitecus kemudian bergeser menjadi marga atau genus baru yang dikenal dengan sebutan Homo Erectrus.

Bentuk fisik manusia purba tersebut semakin sempurna termasuk dalam hal kecerdasan. Sehingga muncul juga mansuia purba lainnya bernama Homo Neanderthal yang lebih maju dibandingkan dengan Homo Erectus.

Sementara itu, fosil manusia purba yang dianggap sebagai awal manusia modern yaitu jenis Cro Magnom. Kelompok ini diketahui sudah bisa membuat alat untuk kebutuhan hidup yang lebih kompleks. Adanya manusia jenis ini membuat Homo Neanderthal perlahan punah.

Jenis-jenis Homo Sapiens

Berdasarkan penjelasan di “Modul Sejarah Kelas X KD 3.9 dan 4.9”, Homo Sapiens terbagi menajdi beberapa jenis. Berikut ulasannya.

Cro Magnom

Fosil ini dikenal dengan nama Homo Sapiens Cro-Magnonensis yang ditemukan di Eyzies-de-Tayac, Dordogne, Prancis Selatan. Manusia purba ini memiliki ciri khusus sebagai berikut:

  1. Tengkorak tinggi dengan bagian penutup bundar.
  2. Tonjolan pada tulang kening sudah hilang.
  3. Dahi vertikal.
  4. Volume otak mencapai 1400 cc.
  5. Bentuk wajah datar dan tidak memiliki tonjolan di bagian mulut karena rahang dan gigi geliginya sudah menyusut.

Baca Juga

Fosil Homo Wajakensis ditemukan pada tahun 1889 di wilayah Wajak Tulungagung di lembah Sungai Brantas, Jawa Timur. Penemu Homo Sapiens ini yaitu Van Riestchoten. Fosil tersebut kemudian diteliti oleh Eugene Dubois.

Fosil yang ditemukan berupa tulang paha, rahang atas, rahang bawah, tulang kering, dan fragmen tengkorak dengan volume sekitar 1600 cc. Dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa manusia purba ini sudah bisa membuat alat dari batu dan tulang. Tak hanya itu, Homo Wajakensis juga diketahui sudah mengetahui cara memasak.

Dari segi fisik, ciri ciri Homo Sapiens ini sebagai berikut:

  1. Wajah datar dan lebar.
  2. Hidung lebar dengan bagian mulut menonjol.
  3. Berat badan sekitar 30-150 kg.
  4. Tinggi badan kurang lebih 130-210 cm.
  5. Otak sudah lebih berkembang.

Tengkorak dari Homo Wajakensis diketahui mempunyai persamaan dengan tengkorak masyarakat asli Aborogin di Australia. Sehingga E. Dubois memperkirakan jenis Homo Sapiens ini dikelompokan dalam manusia modern yang masuk ras Australoide.

Fosil dari Homo Wajakensis mempunyai persamaan dengan manusia Niah di Sarawak (Malaysia) dan manusia Tabon di Palawan (Filipina).

Baca Juga

Jenis manusia purba lainnya yang juga ditemukan di Indonesia yaitu Homo Floresensis. Manusia purba ini ditemukan pada tahun 2004 saat penggalian di Liang Bua, Pulau Flores oleh tim arkeolog gabungan dari Pusilitbang Arkeolog Nasional, Indonesia dan Unikversity of New England.

Adapun ciri ciri Homo Sapiens yang di temukan di Flores sebagai berikut:

  1. Kepada dan badan mempunyai ukuran kecil.
  2. Ukuran otak juga kecil.
  3. Volume otak sekitar 380 cc.
  4. Rahang menonjol atau berdahi sempit.
  5. Berat badan sekitar 25 kg.
  6. Tinggi badan sekitar 1,06 m.

Pengelompokan Homo Floresensis sebagai manusia modern masih menjadi perdebatan banyak ahli. Sebagian menyimpulkan jenis ini hasil evolusi Pithecantropus namun ahli lain menduga Homo Floresensis hidu berdampingan atau bahkan satu zaman dengan Homo Sapiens.

MANUSA purba disebut juga dengan 'Pre-historic people' atau manusia prasejarah yang sekarang dikenal dengan nama manusia praaksara. Sesuai dengan namanya, manusia praaksara merupakan jenis manusia purba yang hidup pada zaman belum mengenal tulisan.

Keberadaan manusia purba banyak ditemukan oleh para arkeolog di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Berbagai bukti autentik yang dapat menguatkan keberadaan manusia purba di Indonesia adalah ditemukannya fosil, ukiran, alat-alat rumah tangga, dan sebagainya.

Berdasarkan hasil temuan bukti-bukti tersebut, para ahli dapat mengidentifikasi jenis-jenis manusia purba yang ada di Indonesia. 

Baca juga: Tiga Teori Asal Usul Nenek Moyang Indonesia

Tidak hanya itu, para peneliti bahkan dapat membuat semacam tingkatan perkembangan dari manusia purba yang tertua hingga yang lebih muda berdasarkan indikator-indikator tertentu.

Para arkeolog lantas membagi manusia purba Indonesia ke dalam 8 jenis sebagai berikut, mengutip Ruang Guru.

1. Meganthropus Paleojavanicus

Manusia purba ini dianggap manusia besar tertua dari Jawa. Diambil dari kata Mega yang artinya besar, sedangkan Anthropus yang berarti manusia, Paleo yang artinya tua, dan Javanicus yang artinya Jawa.

Dinamakan Javanicus karena kerangka ini ditemukannya di Sangiran, Jawa Tengah oleh G H R von Koenigswald pada 1936 hingga 1941.

2. Pithecanthropus Mojokertensis

Pithecanthropus Mojokertensis, artinya manusia kera dari Mojokerto. Diambil dari kata Pithecos yang artinya kera dan Anthropus yang artinya manusia.

Karena ditemukannya di Mojokerto, Jawa Timur, jadilah dinamakan Mojokertensis. 

Berbeda dengan Meganthropus yang lebih tinggi dan mencapai lebih dari 2 meter. Maka Mojokertensis kisaran tingginya hanya mencapai 165 hingga 180 meter.

Fosil manusia purba ini juga ditemukannya oleh von Koenigswald, pada 1936. Menurut para ahli, fosil Pithecanthropus Mojokertensis ini dipercaya sebagai manusia tertua pada zamannya.

3. Pithecanthropus Erectus

Masih kategori Pithecanthropus, namun dengan jenis Erectus, yang artinya manusia kera berbadan tegak. Diambil dari kata Erectus yang berarti tegak. Ditemukannya oleh Eugene Dubois pada 1891 di Lembah Bengawan Solo, Jawa Tengah.

4. Pithecanthropus Soloensis

Pertama kali ditemukan oleh von Koenigswald bersama para rekannya pada 1931 di Desa Ngandong, Jawa Tengah. Pithecanthropus Soloensis adalah manusia kera berbadan tegak dari Solo.

5. Homo Wajakensis

Kata Homo artinya manusia, sehingga manusia purba tidak disebut sebagai kera melainkan manusia. Homo Wajakensis diartikan sebagai manusia dari Wajak. Ini karena fosil ditemukan di Desa Wajak, Jawa Timur oleh van Rietschoten pada 1889.

Fakta menariknya, Homo Wajakensis ini jadi fosil pertama yang ditemukan di daerah Asia.

6. Homo Floresiensis

Adapun homo kedua, yakni Homo Floresiensis yang berarti manusia dari Flores. Ini karena fosilnya ditemukan di Pulau Flores, Nusa Tenggara oleh Peter Brown pada 2002.

Penemuan fosil ini sempat jadi perbincangan oleh para ahli, karena diduga Homo Floresiensis ini merupakan nenek moyang pribumi Indonesia.

Fakta uniknya, karena tingginya hanya sekitar 1 meter beberapa ahli lantas menyebutnya sebagai manusia 'Hobbit'.

7. Homo Soloensis

Homo Soloensis artinya manusia dari Solo. Fosil ini juga ditemukan oleh von Koenigswald dan para rekannya pada 1931 di Sangiran, Jawa Tengah.

Sebagai catatan, meski serupa dengan fosil Pithecanthropus Soloensis karena sama-sama ditemukan di solo, namun lokasi penemuan fosil dan cirinya jelas berbeda.

8. Homo Sapiens

Homo Sapiens sering disebut sebagai manusia cerdas atau bijaksana. Sapiens berarti bijaksana, dan ditemukan oleh von Koenigswald bersama para rekannya periode tahun 1931 hingga 1934.

Perlu diingat homo sapiens adalah kategori umum, sehingga Homo Soloensis, Wajakensis, dan Floresiensis termasuk di dalam kategori homo sapiens, meskipun ciri dan khasnya jelas berbeda. (OL-1)