Lihat Foto Show KOMPAS.com - Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang pasti terjadi dalam kehidupan manusia. Menurut Ekna Satriyati, dkk dalam buku Pola Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Indonesia di Era Pandemi Covid-19 (2021), perubahan sosial budaya merupakan gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya di masyarakat. Dalam bidang sosial, perubahan bisa mencakup nilai, norma, perilaku, bahkan peran di masyarakat. Sementara di bidang budaya, perubahannya meliputi alat komunikasi, teknologi, transportasi, dan sebagainya. Penyebab terjadinya perubahan sosial budayaDikutip dari buku Perubahan Sosial Budaya (2020) karya Sriyana, umumnya perubahan terjadi ketika masyarakat merasa tidak puas pada kehidupan yang dijalaninya. Perubahan juga bisa disebabkan oleh sejumlah faktor, seperti jumlah penduduk dan munculnya penemuan baru. Berikut beberapa faktor penyebab terjadinya perubahan sosial budaya di masyarakat: Bertambah dan berkurangnya jumlah pendudukBertambah dan berkurangnya jumlah penduduk memengaruhi struktur masyarakat. Baca juga: 4 Teori Perubahan Sosial dan Contohnya Misalnya, jumlah penduduk yang bertambah memunculkan sistem sewa tanah dan pengenalan hak milik. Sedangkan berkurangnya jumlah penduduk menyebabkan kekosongan. Contoh, minimnya tenaga kerja. Munculnya penemuan baruDilansir dari buku Sosiologi Suatu Pengantar (2013) oleh Soerjono Soekanto, proses perubahan sosial budaya yang besar dan tidak terlalu lama disebut inovasi. Proses itu meliputi penemuan baru, tersebarnya unsur kebudayaan baru, serta penerimaan cara unsur kebudayaan baru. Kemunculan penemuan baru tidak hanya memengaruhi satu bidang saja, melainkan meluas ke berbagai bidang. Sebagai contoh, penemuan radio berdampak dalam bidang pendidikan, masyarakat, agama, pemerintahan, rekreasi, dan sebagainya. tirto.id - Perubahan sosial merupakan fenomena perubahan nilai-nilai, sikap, pola dan perilaku sistem sosial pada berbagai lembaga kemasyarakatan. Perubahan tersebut terjadi sebagai akibat dari sifat alami manusia yang selalu ingin melakukan perubahan. Menurut sosiolog Mac Iver, perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam hubungan sosial sebagai akibat adanya keseimbangan sosial. Sementara itu, Gillin dan Gillin merumuskan perubahan sosial sebagai suatu variasi cara hidup yang telah diterima manusia, baik disebabkan perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk maupun karena adanya difusi dan penemuan baru dalam masyarakat. Perubahan sosial juga dapat diartikan sebagai perubahan sistem, struktur, kultur sosial dan fungsi masyarakat di suatu wilayah/tempat dalam kurun waktu tertentu. Fenomena ini selalu terjadi guna memenuhi kebutuhan masyarakat itu sendiri dan akan berlangsung terus-menerus sepanjang masa. Pada masyarakat statis, perubahan sosial memang berjalan lebih lambat daripada masyarakat dinamis. Namun, bukan berarti tidak terjadi sebab perubahan dapat berupa perilaku dan pemikiran individu. Faktor Pendorong Perubahan SosialWalaupun kehidupan masyarakat pasti mengalami dinamika perubahan sosial, tetapi dalam prosesnya tidak lepas dari beberapa faktor yang mendorong hal tersebut. Menurut modul Sosiologi Kemendikbud, ada beberapa faktor yang mendorong terjadinya perubahan sosial di masyarakat, di antaranya adalah: 1. Kontak dengan Kebudayaan Lain Pertemuan antara dua budaya yang berbeda atau lebih akan menyebabkan manusia saling berinteraksi. Melalui proses interaksi inilah, manusia akan saling mengenal budaya lain sehingga memungkinkan untuk terjadinya asimilasi dan akulturasi yang menjadi gerbang perubahan sosial. 2. Sistem Pendidikan Formal yang Maju Pendidikan sangat membantu manusia untuk berpikir secara terbuka sehingga mau dan mudah untuk menerima hal-hal baru. Dengan adanya sistem pendidikan formal yang maju, maka sekolah-sekolah otomatis akan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. 3. Sikap menghargai Karya Seseorang dan Keinginan untuk Maju Sebuah hasil karya dapat memotivasi seseorang untuk mengikuti jejak orang lain, dan orang yang mampu menghargai karya orang lain akan terinspirasi untuk menciptakan suatu karya. Di dalam masyarakat, apabila anggotanya memiliki sifat ini dan memiliki keinginan kuat untuk maju, maka penemuan-penemuan baru akan mulai bermunculan sehingga terjadilah perubahan sosial. 4. Toleransi Toleransi berarti sikap mau menerima perbuatan yang menyimpang dalam masyarakat. Tentu saja perbuatan menyimpang tersebut tidak sampai melanggar hukum dan norma yang berlaku serta masih dalam batas toleransi anggota masyarakat setempat. Adanya sifat ini memberikan peluang untuk munculnya hal baru yang dapat mengakibatkan perubahan sosial, seperti gaya berbusana atau gaya make up. 5. Sistem Terbuka dalam Lapisan Masyarakat (Open Stratification) Sistem terbuka dalam lapisan masyarakat memungkinkan terjadinya gerakan sosial yang bebas untuk setiap anggotanya. Dampaknya tiap individu dapat mengubah status sosialnya dari rendah ke tinggi melalui beberapa saluran yang ada. Adanya kesadaran dari anggota masyarakat bahwa status sosial dapat berubah setiap saat, membuat mereka menjalin hubungan sosial dengan tidak memprioritaskan posisi seseorang dan stratifikasi sosialnya. 6. Penduduk Heterogen Masyarakat yang terdiri dari anggota kelompok dengan latar belakang budaya, ras, ideologi berbeda, memudahkan untuk terjadinya pertentangan dan guncangan sosial. Hal ini dapat menjadi salah satu pendorong perubahan-perubahan dalam masyarakat untuk mencapai keselarasan sosial. 7. Ketidakpuasan Terhadap Bidang Kehidupan Tertentu Masyarakat yang tidak puas dengan bidang-bidang tertentu akan mendorong terjadinya perubahan sosial. Perubahan itu dapat diawali dengan pola pikir berbeda untuk menciptakan hal baru guna memenuhi kebutuhan hidup. Rasa tidak puas juga dapat menimbulkan reaksi berupa perlawanan, pertentangan dan berbagai gerakan revolusi untuk mengubah sistem yang ada. 8. Orientasi Ke Masa Depan Setiap manusia menginginkan kehidupan masa depan yang lebih baik. Pemikiran yang selalu berorientasi ke masa depan ini, akan membuat masyarakat berfikiran lebih maju dan mendorong adanya penemuan baru yang disesuaikan dengan perkembangan zaman. 9. Nilai Bahwa Manusia Harus Berusaha Memperbaiki Hidupnya Usaha merupakan faktor pendorong perubahan sosial, sebab dengan menggunakan usaha manusia akan melakukan upaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. yang tidak terbatas. Usaha tersebut dikerahkan untuk memanfaatkan terbatasnya sumber daya alam dan manusia. Selain itu, faktor pendorong perubahan sosial dapat dibedakan menjadi 3 aspek yang meliputi dorongan sosial, psikologis dan budaya.
Baca juga: Perubahan sosial adalah hal yang tidak bisa dihindarkan dari kehidupan bermasyarakat. Karena manusia merupakan makhluk sosial, berbudi, dan selalu merasa tidak puas, perubahan dalam bermasyarakat akan terus terjadi. Meski demikian, kadang ditemukan pula masyarakat statis yang perubahan di lingkungannya berjalan lebih lambat. Dalam kajian sosiologi, perubahan sosial dipahami sebagai perubahan kehidupan masyarakat yang berlangsung tanpa henti. Ini akan terjadi sepanjang masa. Hakikat perubahan ini adalah keinginan setiap orang untuk selalu berubah agar keadaan menjadi lebih baik sesuai dengan kebutuhan. Sosiolog Selo Soemarjan merumuskan, pengertian perubahan sosial adalah perubahan di lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat, yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat tersebut.Cakupan perubahan sosial dapat sangat luas. Oleh sebab itu, jika ingin melihat perubahan sosial di suatu masyarakat, perlu melakukan pengamatan secara cermat. Hasil pengamatan dibandingkan dengan keadaan masyarakat di masa lalu untuk mendapatkan gambaran perubahan sosial yang terjadi.
Baca juga: Merle Calvin Ricklefs: Sejarah Indonesia Modern dan Islamisasi Jawa Meski begitu, perubahan sosial memiliki ciri tersendiri yang khas. Setidaknya ada 4 ciri perubahan sosial yang paling umum diketahui. Pertama, setiap masyarakat merasakan adanya perubahan sosial dalam lingkungannya, baik itu berjalan lambat atau cepat. Perubahan ini terus-menerus tanpa henti. Kedua, saat perubahan dialami oleh lembaga kemasyarakatan maka akan terjadi perubahan pula di lembaga-lembaga sosial lain. Ketiga, disorganisasi dapat terjadi jika perubahan sosial berlangsung sangat cepat dalam suatu kelompok masyarakat. Namun sifat disorganisasi ini hanya sementara. Keempat, perubahan dapat terjadi di bidang kebendaan (materi) maupun spiritual. Kedua bidang ini memiliki kaitan timbal-balik.
Baca juga: Baca juga artikel terkait SOSIOLOGI atau tulisan menarik lainnya Dewi Rukmini Penulis: Dewi Rukmini Editor: Maria Ulfa Kontributor: Dewi Rukmini |