Pernyataan yang bukan makna dari Al Akhir di bawah ini adalah

Allah Ta’ala berfirman mengenalkan diri-Nya dalam Al-Qur’an,

هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

“Dialah Al-Awwal dan Al-Akhir, Azh-Zhahir dan Al-Bathin. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Hadid [57]: 3)

Dalam ayat tersebut, Allah Ta’ala menyebutkan empat nama, yaitu Al-Awwal, Al-Akhir, Azh-Zhahir, dan Al-Bathin. Semua nama ini mengandung makna (sifat) yang berdekatan, yaitu tentang ilmu Allah Ta’ala yang berkaitan dengan waktu (zaman) dan tempat. Ilmu Allah Ta’ala meliputi segala sesuatu, baik yang terdahulu maupun di masa yang akan datang. Begitu pula, ilmu Allah Ta’ala meliputi seluruh tempat. 

Ayat di atas telah ditafsirkan secara langsung oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya,

اللهُمَّ أَنْتَ الْأَوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الْآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الظَّاهِرُ فَلَيْسَ فَوْقَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الْبَاطِنُ فَلَيْسَ دُونَكَ شَيْءٌ

“Ya Allah, Engkaulah Al-Awwal, tidak ada sesuatu pun yang mendahului-Mu. Ya Allah, Engkaulah Al-Akhir, tidak ada sesuatu setelah-Mu. Ya Allah, Engkaulah Azh-Zhahir, tidak ada satu pun yang di atas-Mu. Ya Allah, Engkaulah Al-Bathin, tidak ada yang samar (tersembunyi) dari-Mu.” (HR. Muslim no. 2713)

Nama Allah “Al-Awwal”

Nama Allah “Al-Awwal” ditafsirkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan “Tidak ada sesuatu pun yang mendahului-Mu”. Hal ini menunjukkan bahwa Allah Ta’ala adalah Dzat yang paling awal (pertama) secara mutlak, tidak ada satu pun yang lebih dulu ada daripada Allah Ta’ala. Bukan Dzat yang awal namun relatif, maksudnya adalah Dzat yang awal dilihat dari sesuatu yang datang setelahnya, tapi ada sesuatu yang mendahului sebelumnya. Ini adalah “awal” yang sifatnya relatif. Akan tetapi, Allah adalah Dzat yang awal secara mutlak, tidak ada sesuatu pun yang mendahului Allah Ta’ala.

Baca Juga: Saatnya Kita Mengenal Nama Allah “asy-Syaafiy”

Nama Allah “Al-Akhir”

Nama Allah “Al-Akhir” ditafsirkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan “Tidak ada sesuatu setelah-Mu”. Hal ini tidaklah menunjukkan bahwa Allah Ta’ala akan memiliki titik akhir. Karena Allah Ta’ala adalah Dzat yang kekal (abadi). Memang terdapat sebagian makhluk yang juga bersifat kekal (abadi), seperti surga dan neraka. Akan tetapi, kekekalan makhluk tersebut adalah karena dikehendaki oleh Allah Ta’ala, bukan berdiri sendiri. 

Nama Allah “Azh-Zhahir”

Nama Allah “Azh-Zhahir” berasal dari kata “azh-zhuhuur” yang juga bermakna “al-‘uluww” (tinggi di atas). Sebagaimana firman Allah Ta’ala,

هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ

“Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur’an) dan agama yang benar untuk dimenangkannya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai.” (QS. At-Taubah [9]: 33)

Maksud “dimenangkan” dalam ayat tersebut adalah ditinggikan dari seluruh agama yang lain.

Nama Allah “Azh-Zhahir” ditafsirkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan “tidak ada sesuatu pun yang di atas-Mu”, karena Allah Maha tinggi atas segala sesuatu. 

Baca Juga: Mengenal Nama Allah “As-Samii’”

Nama Allah “Al-Baathin”

Adapun nama Allah “Al-Baathin” ditafsirkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan “tidak ada sesuatu pun yang samar (tersembunyi) dari-Mu”. Ini adalah ungkapan bahwa ilmu Allah meliputi segala sesuatu, tidak ada satu pun yang tersembunyi dari Allah Ta’ala. Meskipun Dzat Allah Ta’ala itu tinggi di atas, namun Allah dekat dengan para hamba-Nya dengan ilmu-Nya.

Ayat dalam surat Al-Hadid di atas menunjukkan empat nama Allah Ta’ala, yaitu Al-Awwal, Al-Akhir, Azh-Zhahir, dan Al-Baathin. Keseluruhan sifat tersebut menunjukkan bahwa ilmu Allah Ta’ala meliputi segala sesuatu, baik dari sisi zaman (waktu) dan tempat. 

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,

“Empat nama Allah Ta’ala ini memiliki sifat yang berdekatan. Dua nama menunjukkan bahwa Allah Ta’ala adalah Dzat yang azali (dahulu tanpa awal) dan abadi (kekal). Dan dua nama yang lain menunjukkan bahwa Allah Ta’ala adalah Dzat yang Maha tinggi, namun dekat dengan makhluk-Nya. Permulaan Allah Ta’ala mendahului permulaan segala sesuatu. Keabadian Allah Ta’ala akan terus ada setelah segala sesuatu selain Allah itu berakhir (hancur). Maka permulaan Allah Ta’ala itu mendahului segala sesuatu, dan keabadian Allah Ta’ala itu akan terus ada setelah segala sesuatu. 

Adapun yang dimaksud dengan zhaahir adalah tinggi di atas segala sesuatu. Karena makna zhuhuur menunjukkan al-‘uluww (tinggi di atas). Sebagaimana ungkapan bahasa Arab,

ظاهر الشيء

maknanya adalah bagian yang paling atas dari sesuatu.

Sedangkan al-baathin mengandung makna ilmu Allah yang mencakup segala sesuatu. Artinya, ilmu Allah itu sangat dekat dengan makhluk dibandingkan dengan diri makhluk itu sendiri. Maka ini adalah kedekatan dari sisi ilmu Allah yang meliputi segala sesuatu.” (Ash-Shawaaiq Al-Mursalah, hal. 412) [1] [2]

Baca Juga:

[Selesai]

***

@Kantor YPIA Jogja, 28 Syawal 1441/ 20 Juni 2020

Penulis: M. Saifudin Hakim

Artikel: Muslim.or.id

Catatan kaki:

[1] Dikutip melalui perantaraan kitab Syarh Al-‘Aqiidah Al-Wasithiyyah karya Syaikh Dr. Shalih Al-Fauzan hafidzahullah, hal. 44-45. 

[2] Tulisan ini disarikan dari kitab Syarh Al-‘Aqiidah Al-Wasithiyyah karya Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah, hal. 117-119. 

🔍 Hak Allah, Keistimewaan Air Zam Zam, Menerima Hadiah, Hadist Ihsan, Akibat Dosa Zina

Asmaul husna adalah nama–nama allah swt. yang terbaik atau terindah, yang berjumlah 99. salah satunya adalah al-akhir yang artinya ‘yang maha terakhir’. pernyataan yang bukan makna dari al-akhir di bawah ini adalah:

  1. maha suci allah, tidak boleh bagi-nya sifat fana.
  2. tempat manusia bergantung dan memohon pertolongan.
  3. dia maha akhir karena menfanakan makhluk-nya.
  4. allah maha kekal setelah semua makhluk makhluk-nya fana.

Jawabannya adalah b. tempat manusia bergantung dan memohon pertolongan.

Asmaul husna adalah nama–nama allah swt. yang terbaik atau terindah, yang berjumlah 99. salah satunya adalah al-akhir yang artinya ‘yang maha terakhir’. pernyataan yang bukan makna dari al-akhir di bawah ini adalah tempat manusia bergantung dan memohon pertolongan.

Penjelasan dan Pembahasan

Jawaban a. maha suci allah, tidak boleh bagi-nya sifat fana menurut saya ini salah, karena sudah menyimpang jauh dari apa yang ditanyakan.

Jawaban b. tempat manusia bergantung dan memohon pertolongan menurut saya ini yang benar, karena sudah tertulis dengan jelas pada buku dan catatan rangkuman pelajaran.

Jawaban c. dia maha akhir karena menfanakan makhluk-nya menurut saya ini juga salah, karena setelah saya cek di situs ruangguru ternyata lebih tepat untuk jawaban pertanyaan lain.

Jawaban d. allah maha kekal setelah semua makhluk makhluk-nya fana menurut saya ini malah 100% salah, karena tadi saat coba cari buku catatan, jawaban ini cocok untuk pertanyaan lain.

Kesimpulan

Dari penjelasan dan pembahasan diatas, bisa kita simpulkan bahwa pilihan jawaban yang paling benar adalah b. tempat manusia bergantung dan memohon pertolongan..

Jika masih ada pertanyaan lain, dan masih bingung untuk memilih jawabannya. Bisa tulis saja dikolom komentar. Nanti saya bantu memberikan jawaban yang benar.

Lihat juga kunci jawaban pertanyaan berikut:

bgmna ini ka,tidak mengerti​

dalam sebuah hadits Rasulullah Shallallahu salam menjelaskan bahwa rumah yang didalamnya tidak pernah dibacakan Alquran diibaratkan dengan​

Dialah Allah, tidak ada tuhan selain Dia, yang mempunyai nama-nama yang terbaik”. Terjemah diatas merupakan arti dari qur’an surat��…. * 5 poin A. Al- … ‘araf ayat 180 B. Thoha ayat 8 C. Al infithar ayat 6 D. Alhadid ayat 3 E. Al-quraisy ayat 4

terjemahkan lah ke dalam bahasa indonesia​

قَالَ : أَخْبِرْنِي عَنِ الإِيْمَانِ قَالَ ” أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَي … ْرِهِ وَشَرِّهِ ” قَالَ : صَدَقْتَ , قَالَ : فَأَخْبِرْنِي عَنِ الإِحْسَانِ , قَالَ ” أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ , فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ ” قَالَ , فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ , قَالَ ” مَا المَسْئُوْلُ بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ ” قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَاتِهَا . قَالَ ” أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الحُفَاةَ العُرَاةَ العَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي البُنْيَانِ ” . ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيَا , ثُمَّ قَالَ ” يَا عُمَر , أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلِ ؟” , قُلْتُ : اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمُ , قَالَ ” فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ ” رَوَاهُ مُسْلِمٌtolong latinin ya makasih​

2.Ushul fiqh adalah pengetahuan tentang kaidah dan pembahasan nya yg digunakan untuk menetapkan hukum syara yg berhubungan dgn perbuatan manusia dari … dalil-dalil nya yg terperinci. Definisi tersebut di ungkapkan oleh... a).Abdul Wahab Khalaf b).Imam Asy-syafi'i c).Imam Al-Ghazali d).Hasan Asy-ari e).Mu'tazilah​

1. Penilaian Sikap a. Buatlah tabel mingguan/bulanan berupa ceck list tentang aktivitas ibadah harian kalian pada buku khusus untuk pemantauan individ … u! Mulailah dari ibadah wajib seperti halnya shalat lima waktu dilanjutkan dengan ibadah sunah harian misalnya tadarus Al-Qur'an, dzikir, shalawat, membantu orangtua, membantu teman, aktif pada kegiatan sosial, aktif terlibat dalam organisasi kepemudaan serta amaliah lainnya. Lakukan dengan rutin, ikhlas dan penuh tanggungjawab kepada Allah Swt.! b. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan membubuhkan tanda contreng (√) pada kolom yang sesuai dengan pernyataan berikut ini! Pernyataan SS S R TS STS Alasan No 1. Dengan memahami syu'abul iman, maka saya tergerak untuk melakukan amalan-amalan wajib dan sunah yang terkait dengan implementasi riil dari cabang-cabang iman tersebut 2. Saya akan istiqamah untuk shalat lima waktu, menjaga perkataan dan menghindari perbuatan tercela 3. Saya akan belajar dengan sungguh- sungguh dan berjanji untuk bisa menjadi anak yang bisa dibanggakan kedua orang tua saya 4. Saya berkomitmen selalu berkata jujur dan bertanggungjawan atas kepercayaan orang tua dan guru yang diberikan kepada saya 5. Saya akan rajin bersedekah, mengeluarkan infaq dan ringan memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan SS (sangat setuju); S (setuju); R (ragu-ragu); TS (tidak setuju); STS (sangat tidak setuju)​

Lafal  فَأَصْلِحُوا dalam QS. Al-Hujurat/49: 10 mengandung hukum​

Jadikan fiil madhiانا رئيس هذا الحف

Apa pengertian dalil dan bagaimana bentuk dalil ​