Hadits tentang hormat kepada orang tua diriwayatkan oleh

Hadits tentang berbakti kepada orang tua dan artinya lengkap, serta penjelasan tentang wajibnya menghormati orang tua dan bagaimana cara berbakti kepada orang tua sesuai syariat Islam.

Dalil Berbakti Kepada Orang Tua (Birul Walidain)

Orang tua adalah permata di tengah kehidupan kita, karena di dalam doa mereka ada doa yang sangat makbul kepada anaknya, seperti yang pernah kami ulas dalam artikel doa orang tua untuk anaknya.

Berbakti kepada orang tua disebut dengan istilah birul walidain yaitu perbuatan kita dengan sepenuh hati dan ikhlas memperlakukan mereka dengan perlakuan terbaik, akhlak kita kepada mereka haruslah akhlak yang terbaik.

Itu artinya kita di larang keras membuat kedua orang tua kecewa, tidak suka kepada kita, marah dan apapun yang akan melukai perasaan mereka.

Inilah syariat Islam yang sangat mulia, yang wajib bagi kita sebagai seorang anak menyenangkan hati mereka dengan berbagai cara, tentu dengan batas batas yang sudah di atur dalam syariat, yaitu bukan dalam rangka kemaksiatan kepada Allah taa’la.

Dalil berbakti kepada orang tua ada dalam AL Quran dan hadits, berikut dalil birul walidain dari Al Quran:

QS al-Isra’ : 23

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعۡبُدُوۤا۟ إِلَّاۤ إِیَّاهُ وَبِٱلۡوَ ٰ⁠لِدَیۡنِ إِحۡسَـٰنًاۚ إِمَّا یَبۡلُغَنَّ عِندَكَ ٱلۡكِبَرَ أَحَدُهُمَاۤ أَوۡ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَاۤ أُفࣲّ وَلَا تَنۡهَرۡهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوۡلࣰا كَرِیمࣰا

Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” [QS al-Isra’ : 23]

QS an-Nisa’ : 36

وَٱعۡبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَلَا تُشۡرِكُوا۟ بِهِۦ شَیۡـࣰٔاۖ وَبِٱلۡوَ ٰ⁠لِدَیۡنِ إِحۡسَـٰنࣰا وَبِذِی ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡیَتَـٰمَىٰ وَٱلۡمَسَـٰكِینِ وَٱلۡجَارِ ذِی ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡجَارِ ٱلۡجُنُبِ وَٱلصَّاحِبِ بِٱلۡجَنۢبِ وَٱبۡنِ ٱلسَّبِیلِ وَمَا مَلَكَتۡ أَیۡمَـٰنُكُمۡۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا یُحِبُّ مَن كَانَ مُخۡتَالࣰا فَخُورًا

Artinya: “Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.” [QS an-Nisa’ : 36].

QS Luqman : 14

وَوَصَّیۡنَا ٱلۡإِنسَـٰنَ بِوَ ٰ⁠لِدَیۡهِ حَمَلَتۡهُ أُمُّهُۥ وَهۡنًا عَلَىٰ وَهۡنࣲ وَفِصَـٰلُهُۥ فِی عَامَیۡنِ أَنِ ٱشۡكُرۡ لِی وَلِوَ ٰ⁠لِدَیۡكَ إِلَیَّ ٱلۡمَصِیرُ

Artinya: “Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.” [QS Luqman : 14].

Hadits Berbakti Kepada Orang Tua

Hadits tentang hormat kepada orang tua diriwayatkan oleh

Kali ini akan kami tuliskan dalil dari hadits tentang wajibnya berbakti kepada mereka, ini tentu selaras dengan makbulnya doa mereka dan bakti kita kepada mereka, dua hal ini seharusnya saling beriringan.

Disini akan kami tuliskan beberapa hadits berbakti kepada orang tua, dan kami berikan sub judul yang sesuai dengan tema hadis, juga kami tuliskan penjelasan tentang kandungan hadits tersebut.

Hadits Tentang Berbakti Kepada Ibu Lebih Diutamakan

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي قَالَ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أَبُوكَ

Artinya: Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dia berkata; “Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah ﷺ sambil berkata; “Wahai Rasulullah ﷺ, siapakah orang yang paling berhak aku berbakti kepadanya?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa lagi?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa?” Beliau menjawab: “Kemudian ayahmu.” [HR. Bukhari dan Muslim].

Penjelasan:

Dari hadits di atas kita di perlihatkan bagaimana seharusnya kita mengutamakan bakti kita kepada ibu kita dibanding kepada ayah kita, dan ini bukan tanpa alasan.

Karena ibulah yang lebih banyak berkorban kepada kita, bagaimana tidak, ibu kita mengandung selama 9 bulan lamanya, lalu menyusui kita selama 2 tahun dan membesarkan kita sampai dewasa dengan penuh kelembutan dan kasih sayang.

Bentuk keutamaan kepada ibu ini juga sesuai dengan salah satu hadits riwayat At Tirmidzi, yang menerangkan bahwa “tidak bersyukur kepada Allah jika tidak berterimakasih kepada manusia”.

Bahasan tentang ibu sudah kami tuliskan dalam artikel hadits tentang ibu.

Hadits Tentang Berbakti Kepada Orang Tua Lebih Utama dari Jihad

Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, berkata:

سَأَلْتُ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – أَىُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ قَالَ « الصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا » . قَالَ ثُمَّ أَىُّ قَالَ « ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ » .قَالَ ثُمَّ أَىّ قَالَ « الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ » . قَالَ حَدَّثَنِى بِهِنَّ وَلَوِ اسْتَزَدْتُهُ لَزَادَنِى

Artinya: “Aku bertanya pada Rasulullah ﷺ, ‘Amal apakah yang paling dicintai oleh Allah ‘azza wa jalla?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Shalat pada waktunya’.

Lalu aku bertanya, ‘Kemudian apa lagi?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Kemudian berbakti kepada kedua orang tua.’

Lalu aku mengatakan, ‘Kemudian apa lagi?’ Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Berjihad di jalan Allah’.”

Lalu Abdullah bin Mas’ud mengatakan, “Nabi ﷺ  memberitahukan hal-hal tadi kepadaku. Seandainya aku bertanya lagi, pasti beliau akan menambahkan (jawabannya).” [HR. Bukhari dan Muslim].

Penjelasan:

Shalat adalah salah satu rukun Islam dan jika tidak melaksanakannya maka akan terancam kepada kekafiran, sebagaimana di terangkan dalam hadits tentang sholat, tentu iniadalah amalan yang utama setelah syahadat.

Setelah menyebutkan tentang keutamaan sholat, selanjutnya adalah berbakti kepada orang tua sebelum menyebutkan jihad di jalan Allah.

Ini menandakan keutamaan berbakti kepada orang tua dibandingkan dengan jihad, tapi dalam kondisi tertentu jihad bisa lebih utama di bandingkan dengan birul walidain.

Misal orang tua kita tidak ada masalah dengan kesehatan dan juga kebutuhannya tercukupi, lalu ada seruan dari penguasa untuk berjihad di jalan Allah, dalam kondisi ini maka jihad tentu lebih utama daripada berdiam di rumah dengan alasan berbakti kepada orang tua.

Hadits yang berkaitan tentang jihad atau berbakti kepada orang tua, riwayat imam Muslim.

جَاءَرَجُلٌ الِرَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْتَأْذِنُهُ فِى الْجِهَادِ.فَقَالَ:اَحَيٌّ وَالِدَاكَ؟ قَالَ:نَعَمْ،قَالَ فَفِيْهِمَافَجَاهِدْ (رواه مسلم)

Artinya: “Seseorang laki-laki datang kepada Nabi ﷺ minta izin hendak ikut jihad (berperang). Tanya Nabi ﷺ kepadanya, Apakah kedua orang tuamu masih hidup? Jawab orang itu, Masih! Sabda beliau ﷺ , Berbakti kepada keduanya adalah jihad.” [HR. Muslim].

Penjelasan tambahan:

Salah satu sebab kenapa berbakti kepada orang tua lebih di utamakan menurut ash-Shan’ani dalam subulus salam adalah karena jihad adalah fardhu kifayah dan birulwalidain adalah fardhu ain.

Baik orang tuanya ridho atau tidak dan melarang kita untuk jihad, maka mematuhi orang tua adalah lebih utama, syaratnya adalah orang tua kita muslim.

Hadits lainnya tentang keutamaan berbakti kepada orang tua dibanding hijrah dan jihad

اَقْبَلَ رَجُلٌ اِلَى نَبِيِّ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: اُبَايِعُكَ عَلَى الْهِجْرَةِوَالْجِهَادِاَبْتَغِى الْاَجْرَمِنَ اللهِ قَالَ: فَهَلْ مِنْ وَالِدَيْكَ اَحَدٌحَيٌّ؟ قَالَ: نَعَمْ بَلْ كِلَاهُمَا،قَالَ: فَتَبْتَغِى الْاَجْرَمِنَ اللهِ؟ قَالَ: نَعَمْ، قَالَ: فَارْجِعْ اِلَى وَالِدَيْكَ فَاَحْسِنْ صُحْبَتَهُمَا. (رواه البخارى)

Artinya: ”Seorang laki-laki datang menghadap Rasulullah ﷺ , lalu dia berkata: Aku bai’at (berjanji setia) dengan Anda akan ikut hijrah dan jihad, karena aku menginginkan pahala dari Allah. Tanya Nabi ﷺ , Apakah orang tuamu masih hidup? Jawab orang itu, Bahkan keduanya masih hidup. Tanya Nabi ﷺ , Apakah kamu mengharapkan pahala dari Allah? Jawabnya, Ya! Sabda Nabi ﷺ , Pulanglah kamu kepada kedua orang tuamu, lalu berbaktilah pada keduanya sebaik-baiknya!” [HR. Bukhari]

Hadits Durhaka Kepada Orang Tua Adalah Dosa Besar

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ ؟) ثَلاَثًا، قَالُوْا : بَلىَ يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ : ( الإِشْرَاكُ بِاللهِ وَعُقُوْقُ الْوَالِدَيْنِ ) وَجَلَسَ وَكَانَ مُتَّكِئًا ( أَلاَ وَقَوْلُ الزُّوْرُ ) مَا زَالَ يُكَرِّرُهَا حَتىَّ قُلْتُ لَيْتَهُ سَكَتَ

Artinya: “Rasulullah ﷺ  bersabda, “Apakah kalian mau kuberi tahu mengenai dosa yang paling besar?” Para sahabat menjawab, “Mau, wahai Rasulullah.” Beliau lalu bersabda, “(Dosa terbesar adalah) mempersekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua.” Beliau mengucapkan hal itu sambil duduk bertelekan [pada tangannya]. (Tiba-tiba beliau menegakkan duduknya dan berkata), “Dan juga ucapan (sumpah) palsu.” Beliau mengulang-ulang perkataan itu sampai saya berkata (dalam hati), “Duhai, seandainya beliau diam.” [HR. Bukhari dan Muslim]

Penjelasan hadits:

Dosa besar adalah dosa yang di iringi oleh ancaman dari Allah, tentu ini akan berakibat pada kehidupan kita baikdi dunia maupun diakhirat.

Menyekutukan Allah jelas adalah dosa yang tidak bisa di ampuni jika pelakunya tidak bertaubat sampai ajal tiba, dan dosa kepada orang tua di sejajarkan dengan pelaku kesyirikan, tentu berbeda dengan menyekutukan Allah atau syirik yang tidak akan di ampuni.

Kalau kesyirikan jelas akan kekal di neraka, karena ada dalil yang menerangkan tentang masalah tersebut, tapi untuk dosa kepada orang tua, bisa saja Allah ampuni dengan kemaha murahan dan kasih sayang-Nya.

Tapi itu sesuatu yang tidak pasti, tergantung kehendak Allah, maka alangkah baiknya kita menjauhi durhaka kepadanya dengan berbakti kepada mereka.

Hadits Tentang Doa Orang Tua Yang Mustajab

ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لَهُنَّ لاَ شَكَّ فِيْهِنَّ دَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْوَالِدَيْنِ عَلىَ وَلَدِهِمَا

Artinya: “Ada tiga jenis doa yang mustajab (terkabul), tidak diragukan lagi, yaitu doa orang yang dizalimi, doa orang yang bepergian dan doa kejelekan kedua orang tua kepada anaknya.” [HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah]

Penjelasan hadits:

Banyak kisah tentang doa orang tua kepada anaknya terutama ibu, yang tanpa sengaja di ijabah oleh Allah baik dalam hal kebaikan maupun kejelekan, sebagaimana kisah inspiratif anak yang berbakti kepada orang tua.

Dan juga kisah anak yang di doakan oleh orang tuannya kejelekan, dan doa tersebut terkabul setelah sang anak sukses.

Maka penting bagi kita sebagai orang tua untuk selalu berucap dan berdoa dengan hal hal yang baik dan jauhi perkataan dan doa kejelekan, karena doa tersebut akan di kabulkan oleh Allah baik cepat maupun lambat.

Hadits Keutamaan Berbakti Kepada Orang Tua

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi ﷺ bersabda,

مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُمَدَّ لَهُ فِي عُمْرِهِ وَأَنْ يُزَادَ لَهُ فِي رِزْقِهِ فَلْيَبَرَّ وَالِدَيْهِ وَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

Artinya: “Siapa yang suka untuk di panjangkan umur dan ditambahkan rizki, maka berbaktilah pada orang tua dan sambunglah tali silaturahmi (dengan kerabat).” [HR. Ahmad]

Penjelasan hadits:

Ini adalah salah satu keutamaan berbakti kepada orang tua, yaitu di mudahkan rezeki dan di panjangkan umurnya, maksud panjang umur disini adalah sisa usia kita akan di berikan keberkahan oleh Allah.

Artinya, sisa usia kita akan banyak diisi oleh amal amal kebaikan dan di jauhkan dari jeleknya amal dan juga mara bahaya.

Hadits Tentang Keridhoan Orang Tua

عَنْ عَبْدُ الله بن عَمْرٍو رضي الله عنهما قال قال رسولُ الله صلى الله عليه وسلم: رِضَى اللهُ فى رِضَى الوَالِدَيْنِ و سَخَطُ الله فى سَخَطُ الوَالِدَيْنِ ( اخرجه الترمذي وصححه ابن حبان والحاكم)

Artinya: “Dari Abdullah bin ‘Amrin bin Ash r.a. ia berkata, Nabi ﷺ telah bersabda: “ Keridhoaan Allah itu terletak pada keridhoan orang tua, dan murka Allah itu terletak pada murka orang tua”. [HR. Tirmidzi]

Penjelasan hadits:

Ingin mendapatkan ridho Allah?, berbaktilah kepada orang tua, jika ingin Allah murka kepada kita maka buatlah orang tua kita marah.

Renungkan dan pilih mana yang akan kita raih, karena inilah yang akan menentukan arah kehidupan kita, yaitu keberkahan hidup atau kesengsaraan hidup.

Hadits Tentang Merawat Orang Tua Yang Sudah Uzur

عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: رَغِمَ اَنْفُ ثُمَّ رَغِمَ اَنْفُ ثُمَّ رَغِمَ اَنْفُ قِيْلَ: مَنْ يَارَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: مَنْ اَدْرَكَ اَبَوَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِاَحَدُهُمَااَوْكِلَيْهِمَافَلَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ (رواه مسلم)

Artinya: “Dari Nabi ﷺ sabdanya: Dia celaka! Dia celaka! Dia celaka! Lalu beliau ditanya orang, Siapakah yang celaka, ya Rasulullah? Jawab Nabi ﷺ , Siapa yang mendapati kedua orang tuanya (dalam usia lanjut), atau salah satu dari keduanya, tetapi dia tidak berusaha masuk surga (dengan merawat orang tuanya sebaik-baiknya).” [HR. Muslim].

Renungan:

Ini merupakan salah satu ujian seorang anak yang berat, ada yang gagal dan ada yang berhasil, walaupun sepertinya banyak yang gagal.

Kalau kita lihat banyak dari kita yang suami dan istrinya bekerja, malah menitipkan anak kepada orang tuannya, tentu sebagai orang tua tidak akan menolak karena orang tua tidak ingin melihat anaknya susah.

walaupun orang tua kita senang, tapi bukankah itu akan merepotkan orang tua kita? dan membuat orang tua kita mengalami kesusahan?.

Tinggalkan hal tersebut, perbaiki dengan mencari pengasuh atau lebih bagus lagi ibu berhenti daribekerja dan fokus merawat anak dan orang tua.

Jangan sampai kita menjadi orang yang celaka sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas. wallahu ‘alam.

Hadits Tentang Larangan Memaki Orang Tua

عن عبد الله بن عمر ورضى الله عنهما قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ان من اكبر الكبا ئر ان يلعن الر جل والديه . قيل رسول الله.و كيف يلعن لر جل والديه ؟ قا ل: يسب الرجل ابا لرجل فيسب أبا لرجل فيسب أبا ه و يسب ( أخر جه امام بخاري)

Artinya: “dari Abdullah bin ‘amr bin al-ash ia berkata, Rasulullah ﷺ telah bersabda: “ diantara dosa-dosa besar yaitu seseorang memaki kedua orang tuanya. “ para sahabat bertanya: “ Wahai Rasulullah ﷺ, apakah ada seseorang yang memaki kedua orang tuanya?” Beliau ﷺ  menjawab: “ Ya, apabila seseorang memaki ayah orang lain, kemudian orang itu membalas memaki ayahnya kemudian ia memaki ibu orang lain, dan orang itu memaki ibunya. [H.R. Bukhari].

Penjelasan hadits:

Memaki sendiri adalah salah satu perbuatan dari akhlak tercela, apalagi memaki kedua orang tua kita, tentu akan lebih dahsyat lagi dosanya.

Dalam hadits ini jelaskan cara memaki orang tua kita adalah dengan memaki orang tua orang lain yang mana orang tersebut akan membalas dengan makian yang sama kepada orang tua kita.

Lalu bagaimana jika kita memaki secara langsung?, jawabnya itu adalah dosa besar yang kita lakukan tanpa kita sadari, seperti perkataan “bapak ini maunya yang aneh aneh saja” atau ungkapan semisal dengan suara tinggi.

Hadits Tentang Memutus Silaturahmi  Dengan Kerabat dan Orang Tua

مَا مِنْ ذَنْبٍ أَجْدَرُ أَنْ يُعَجِّلَ لِصَاحِبِهِ الْعُقُوْبَةَ مَعَ مَا يَدَّخِرُ لَهُ مِنَ الْبَغِى وَقَطِيْعَةِ الرَّحِمِ

Artinya: ”Tidak ada dosa yang lebih pantas untuk di segerakan balasannya bagi para pelakunya (di dunia ini) – berikut dosa yang disimpan untuknya (di akhirat) – daripada perbuatan melampaui batas (kezhaliman) dan memutus silaturahmi (dengan orang tua dan kerabat).” [HR. Abu Daud, Ibnu Majah dan Tirmidzi]

Penjelasan hadits:

Kezaliman dan memutus silaturahmi kepada orang tua dan saudara sekandung akan mendapatkan balasan didunia dan juga di akhirat.

salah satu bentuknya adalah jika kita selama bertahun tahun berada di luar kota tanpa memberi kabar tanpa mengunjungi mereka, dan sepertinya kita melupakan mereka, ketahuilah ini merupakan kezaliman kepada orang tua.

Hendaknya sempatkan mengunjungi mereka walau misal hanya bisa 1 tahun sekali atau misal kita sering menanyakan kabarnya, karena saat ini komunikasi sudah tidak terbatas jarak.

Hadits Tentang Berbakti Kepada Ayah

أَطِعْ أَبَاكَ مَا دَامَ حَيًّا وَلاَ تَعْصِهِ

Artinya: “Taatilah ayahmu selama dia hidup dan selama tidak diperintahkan untuk bermaksiat.” [HR. Ahmad]

إِنَّ أَبَرَّ الْبِرِّ صِلَةُ الْوَلَدِ أَهْلَ وُدِّ أَبِيهِ

Artinya: “Sesungguhnya kebajikan terbaik adalah perbuatan seorang yang menyambung hubungan dengan kolega ayahnya.” [HR. Muslim]

Penjelasan hadits:

Ini menjelaskan bahwa berbakti tidak hanya kepada ibu saja, walaupun memang ibu adalah yang utama untuk menerima bakti kita.

Tapi hadits ini menerangkan tentang berbakti kepada ayah hukumnya juga wajib, yaitu dengan mematuhi segala perintahnya selama tidak bertentangan dengan hukum syariat.

Hadits Tentang Durhaka Kepada Ibu

عن المغيرة بن شعبة قال النبي صلى الله عليه وسلم : ان الله حرم عليكم عقوق الامهات ووأد البنات ومنع وهات وكره لكم قيل وقال وكثرة السؤال واضاعة المال (اخرجه البخاري)

Artinya: “Dari Al-Mughirah bin Syu’ban r.a. ia berkata, Nabi ﷺ telah bersabda: “Sungguh Allah ta’ala mengharamkan kalian durhaka kepada ibu, menolak kewajiban, meminta yang bukan haknya dan mengubur hidup-hidup anak perempuan. Allah juga membenci orang yang banyak bicara, banyak pertanyaan dan menyia-nyiakan harta.” [H.R.Bukhari]

Cara Berbakti Kepada Orang Tua Yang Sudah Meninggal

Ada sebuah kisah yang di riwayatkan oleh Imam Abu Dawud, yaitu seseorang dari Bani Salamah mendatangi Nabi ﷺ. Ia bertanya:

يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلْ بَقِيَ مِنْ بِرِّ أَبَوَيَّ شَيْءٌ أَبَرُّهُمَا بِهِ بَعْدَ مَوْتِهِمَا قَالَ نَعَمْ الصَّلَاةُ عَلَيْهِمَا وَالِاسْتِغْفَارُ لَهُمَا وَإِنْفَاذُ عَهْدِهِمَا مِنْ بَعْدِهِمَا وَصِلَةُ الرَّحِمِ الَّتِي لَا تُوصَلُ إِلَّا بِهِمَا وَإِكْرَامُ صَدِيقِهِمَا

Artinya: “Wahai Rasulullah ﷺ, apakah masih ada cara berbakti kepada kedua orang tuaku setelah keduanya meninggal?” Beliau ﷺ menjawab,”Ya, dengan mendoakannya, memintakan ampun untuknya, melaksanakan janjinya (wasiat), menyambung silaturahmi yang tidak bisa disambung kecuali melalui jalan mereka berdua, dan memuliakan teman-temannya”. [HR Abu Dawud].

Baca juga: Doa Untuk Kedua Orang Tua Yang Sudah Meninggal

Demikianlah dalil berbakti kepada orang tua yang kami rangkum dari hadits hadits sahih, semoga kita bisa menjalankan semua perintah Nabi ﷺ dan menjauhi larangan nabi ﷺ yang berkenaan dengan hadits tentang berbakti kepada orang tua di atas, Wallahu a’lam.