Nabi ibrahim tidak mengizinkan ishaq menikah dengan wanita dari kaum

Kisah Singkat Nabi Ishaq as – Mungkin sebagian dari kita umat muslim tidak terlalu mengetahui kisah tentang Nabi Ishaq as. Dalam Islam, Nabi Ishaq as berada di urutan ke 9 dari 25 nabi dan rasul. Nabi Ishaq pada faktanya merupakan anak Nabi Ibrahim as.

Kelahiran

Tak salah menjuluki Nabi Ibrahim sebagai bapak para nabi, karena keturunan-keturunan beliau banyak yang menjadi para nabi. Ini memang janji Allah pada Nabi Ibrahim. Nasab Rasulullah Muhammad SAW pun tak lepas dari Nabi Ismail as.

Setelah dikarunia Ismail dari istri pertamanya Siti Hajar, Nabi Ibrahim berdoa kepada Allah agar dikaruniakan anak dari istri keduanya yang bernama Sarah; istri yang selalu setia bersamanya dalam menegakkan kalimatullah.

Maka Allah mengabulkan doanya dan mengutus beberapa malaikat dalam bentuk manusia untuk menyampaikan kabar gembira kepadanya akan lahirnya seorang anak dari istrinya; Sarah. Mereka juga memberitahukan tujuan mereka yang lain.

Ketika para malaikat itu datang kepada Nabi Ibrahim, maka beliau menyambut mereka dengan sebaik-baiknya dan mendudukkan mereka di ruang tamu, selanjutnya ia segera menyiapkan jamuan makan untuk mereka.

Yaitu anak sapi yang gemuk yang telah dipanggang serta menghidangkannya kepada mereka, tetapi mereka tidak makan dan tidak meminum jamuan yang telah dihidangkan itu, hingga akhirnya Nabi Ibrahim merasa takut terhadap mereka

Maka malaikat-malaikat itu pun menenangkannya dan memberitahukan kepadanya tentang diri mereka serta memberikan kabar gembira kepadanya dengan seorang anak yang ‘alim (berilmu).

Ketika itu, Sarah mendengar pembicaraan mereka, maka ia datang dalam keadaan heran terhadap kabar gembira yang mereka sampaikan, bagaimana ia akan melahirkan sedangkan ia seorang wanita yang sudah tua lagi mandul (ketika itu usianya 90 tahun).

Mendengar berita itu, Nabi Ibrahim pun menjadi tenang dan berbahagia; apa yang dinanti-nantikannya ternyata akan tiba.

Selang beberapa waktu, maka datanglah apa yang dinantikan itu, istrinya yaitu Sarah melahirkan seorang anak yang kemudian diberi nama Ishaq oleh Nabi Ibrahim.

Nama Ishaq berasal dari bahasa Yahudi Yis.h.a-q yang berarti tertawa/tersenyum. Kata itu didapatkan dari ibunya, Sarah yang tersenyum tidak percaya ketika mendapatkan kabar gembira dari malaikat Jibril.

Kelahiran Ishaq ditandai dengan usia Nabi Ibrahim 100 tahun. Ishaq lahir empat belas tahun setelah kelahiran Ismail.

Kisah Kenabian

Bersama Ismail, ia mejadi penerus ayahnya untuk berdakwah di jalan Allah. Ketika Ibrahim telah sangat tua, Ishaq belum juga menikah.

Ibrahim tidak mengizinkan Ishaq menikah dengan wanita Kana’an karena masyarakatnya tidak mengenal Allah dan asing terhadap keluarganya.

Karena itu, Ibrahim memerintah seorang pelayan untuk pergi ke Harran, Irak dan membawa seorang gadis dari keluarganya.

Perempuan yang dimaksud itu adalah Rafqah binti Batuwael bin Nahur, kemudian gadis ini dinikahkan dengan Ishaq.

Setelah 10 tahun Ishaq menikah dengan Rafqah, lahirlah dua anak kembar. Anak pertama diberi nama Al-Aish dan anak kedua Yaqub yang lahir dengan memegang kaki saudaranya. Dari Ishaq-lah kemudian terlahir nabi-nabi Bani Israil.Menurut salah satu riwayat, Ishaq meninggal pada usia 170 tahun

Ishaq (Yahudi: יִצְחָק, Standar Yiẓḥaq Tiberian Yiṣḥāq ; Arab: إِسْحَاقَ, ʾIsḥāq) (sekitar 1761 SM - 1638 SM)[1][2] merupakan putra kedua Nabi Ibrahim setelah Ismail yang beribu Sarah dan merupakan orang tua dari Nabi Yaqub.[3]

Ishaq diutus bagi masyarakat Kana'an di wilayah Al-Khalil Palestina. Kisah Nabi Ishaq sangat sedikit diucapkan dalam Al-Qur'an. Nabi Ishaq diistilahkan dalam Al-Qur'an sejumlah 15 kali.[4] Sedangkan keutamaan Nabi Ishaq diistilahkan 9 kali dan kenabian Ishaq 10 kali.[5] Diistilahkan bahwa ia mempunyai 2 anak dan meninggal di Al Khalil (Hebron) Palestina.

Daftar inti

  • 1 Etimologi
  • 2 Genealogi
  • 3 Kisah Nabi Ishaq
  • 4 Pustaka
  • 5 Tautan luar

Etimologi

Nama Ishaq berasal dari bahasa Yahudi Yiṣḥāq yang berfaedah tertawa / tersenyum. Kata itu didapatkan dari ibunya, Sarah yang tersenyum tidak percaya ketika mendapatkan kabar gembira dari malaikat Jibril.

Genealogi

Ishaq bin Ibrahim bin Azar bin Nahur bin Suruj bin Ra'u bin Falij bin 'Abir bin Syalih bin Arfakhsyad bin Syam bin Nuh. Ishaq menikah dengan Rifqa binti Batnail bin Nahur bin Tarih, menikah pada tahun 2088 SM. Dari pernikahan ini Ishaq mempunyai dua anak kembar Yaqub dan Al-Aish ('Aysu).

Kisah Nabi Ishaq

Sebelum lahir Ishaq, Sarah dan suaminya, Ibrahim mendapat kabar gembira dari Allah melalui malaikat Jibril.[6] Dalam pesan itu malaikat Jibril menyampikan pesan bahwa Sarah akan melahirkan seorang anak laki-laki bernama Ishaq yang kelak akan menjadi seorang nabi[7]. Namun, Sarah tersenyum sebab merasa ajab dan aneh. Ia merasa aneh sebab tidak mungkin ia dan suaminya mampu memberi keturunan bila usia mereka sudah cukup tua, yaitu Sarah berusia 90 tahun dan Nabi Ibrahim ratus tahun.[8] Ishaq pun akhir-akhirnya terlahir di kota Kana'an pada tahun 1761 SM.

Ishaq merupakan anak kedua dari Nabi Ibrahim dan Sarah setelah Ismail. Bersama Ismail, ia menjadi penerus ayahnya bagi berdakwah di jalan Allah. Ketika Ibrahim telah sangat tua, Ishaq belum juga menikah. Ibrahim tidak mengizinkan Ishaq menikah dengan wanita Kana'an sebab masyarakatnya tidak mengenal Allah dan asing terhadap keluarganya. Sebab itu, Ibrahim memerintah seorang orang bawahan bagi pergi ke Harran, Irak dan membawa seorang perempuan dari keluarganya. Perempuan yang dimaksud itu merupakan Rifqah binti Batnail bin Nahur, saudara Ibrahim yang selanjutnya dinikahkan dengan Ishaq.[9]

Setelah 10 tahun Ishaq menikah dengan Rifqah, lahirlah dua anak kembar. Anak pertama diberi nama Al-Aish dan anak kedua Yaqub yang lahir dengan memegang kaki saudaranya. Ishaq lebih menyayangi Al-Aish daripada Yaqub. Dari Ishaq-lah selanjutnya terlahir nabi-nabi Bani Israil.

Menurut salah satu riwayat, Ishaq meninggal pada usia 170 tahun

Pustaka

  1. ^ Nabi Ishaq
  2. ^ Nabi-Nabi di Semenanjung Arab
  3. ^ Kisah 25 Nabi dan Rasul, hal 141
  4. ^ Penilaian terhadap Ishaq: Qur'an 6:84, Qur'an 12:6, Qur'an 19:50, Qur'an 21:72–73, Qur'an 37:113, Qur'an 38:45–47 - Kenabian Ishaq: Qur'an 2:133, Qur'an 2:136, Qur'an 2:140, Qur'an 3:84, Qur'an 4:163, Qur'an 6:84, Qur'an 12:6, Qur'an 19:49, Qur'an 21:73, Qur'an 37:112
  5. ^ Al-Qur'an dan Terjemahannya
  6. ^ QS.Hud[11]:69-74
  7. ^ lihat Qur'an 37:112
  8. ^ lihat Qur'an 11:70–74
  9. ^ Nabi Islam- Ishaq

Tautan luar


edunitas.com


Page 2

Ishaq (Yahudi: יִצְחָק, Standar Yiẓḥaq Tiberian Yiṣḥāq ; Arab: إِسْحَاقَ, ʾIsḥāq) (sekitar 1761 SM - 1638 SM)[1][2] merupakan putra kedua Nabi Ibrahim setelah Ismail yang beribu Sarah dan merupakan orang tua dari Nabi Yaqub.[3]

Ishaq diutus bagi masyarakat Kana'an di wilayah Al-Khalil Palestina. Kisah Nabi Ishaq sangat sedikit diucapkan dalam Al-Qur'an. Nabi Ishaq diistilahkan dalam Al-Qur'an sejumlah 15 kali.[4] Sedangkan keutamaan Nabi Ishaq diistilahkan 9 kali dan kenabian Ishaq 10 kali.[5] Diistilahkan bahwa ia mempunyai 2 anak dan meninggal di Al Khalil (Hebron) Palestina.

Daftar inti

  • 1 Etimologi
  • 2 Genealogi
  • 3 Kisah Nabi Ishaq
  • 4 Pustaka
  • 5 Tautan luar

Etimologi

Nama Ishaq berasal dari bahasa Yahudi Yiṣḥāq yang berfaedah tertawa / tersenyum. Kata itu didapatkan dari ibunya, Sarah yang tersenyum tidak percaya ketika mendapatkan kabar gembira dari malaikat Jibril.

Genealogi

Ishaq bin Ibrahim bin Azar bin Nahur bin Suruj bin Ra'u bin Falij bin 'Abir bin Syalih bin Arfakhsyad bin Syam bin Nuh. Ishaq menikah dengan Rifqa binti Batnail bin Nahur bin Tarih, menikah pada tahun 2088 SM. Dari pernikahan ini Ishaq mempunyai dua anak kembar Yaqub dan Al-Aish ('Aysu).

Kisah Nabi Ishaq

Sebelum lahir Ishaq, Sarah dan suaminya, Ibrahim mendapat kabar gembira dari Allah melalui malaikat Jibril.[6] Dalam pesan itu malaikat Jibril menyampikan pesan bahwa Sarah akan melahirkan seorang anak laki-laki bernama Ishaq yang kelak akan menjadi seorang nabi[7]. Namun, Sarah tersenyum sebab merasa ajab dan aneh. Ia merasa aneh sebab tidak mungkin ia dan suaminya mampu memberi keturunan bila usia mereka sudah cukup tua, yaitu Sarah berusia 90 tahun dan Nabi Ibrahim ratus tahun.[8] Ishaq pun akhir-akhirnya terlahir di kota Kana'an pada tahun 1761 SM.

Ishaq merupakan anak kedua dari Nabi Ibrahim dan Sarah setelah Ismail. Bersama Ismail, ia menjadi penerus ayahnya bagi berdakwah di jalan Allah. Ketika Ibrahim telah sangat tua, Ishaq belum juga menikah. Ibrahim tidak mengizinkan Ishaq menikah dengan wanita Kana'an sebab masyarakatnya tidak mengenal Allah dan asing terhadap keluarganya. Sebab itu, Ibrahim memerintah seorang orang bawahan bagi pergi ke Harran, Irak dan membawa seorang perempuan dari keluarganya. Perempuan yang dimaksud itu merupakan Rifqah binti Batnail bin Nahur, saudara Ibrahim yang selanjutnya dinikahkan dengan Ishaq.[9]

Setelah 10 tahun Ishaq menikah dengan Rifqah, lahirlah dua anak kembar. Anak pertama diberi nama Al-Aish dan anak kedua Yaqub yang lahir dengan memegang kaki saudaranya. Ishaq lebih menyayangi Al-Aish daripada Yaqub. Dari Ishaq-lah selanjutnya terlahir nabi-nabi Bani Israil.

Menurut salah satu riwayat, Ishaq meninggal pada usia 170 tahun

Pustaka

  1. ^ Nabi Ishaq
  2. ^ Nabi-Nabi di Semenanjung Arab
  3. ^ Kisah 25 Nabi dan Rasul, hal 141
  4. ^ Penilaian terhadap Ishaq: Qur'an 6:84, Qur'an 12:6, Qur'an 19:50, Qur'an 21:72–73, Qur'an 37:113, Qur'an 38:45–47 - Kenabian Ishaq: Qur'an 2:133, Qur'an 2:136, Qur'an 2:140, Qur'an 3:84, Qur'an 4:163, Qur'an 6:84, Qur'an 12:6, Qur'an 19:49, Qur'an 21:73, Qur'an 37:112
  5. ^ Al-Qur'an dan Terjemahannya
  6. ^ QS.Hud[11]:69-74
  7. ^ lihat Qur'an 37:112
  8. ^ lihat Qur'an 11:70–74
  9. ^ Nabi Islam- Ishaq

Tautan luar


edunitas.com


Page 3

Ishaq (Yahudi: יִצְחָק, Standar Yiẓḥaq Tiberian Yiṣḥāq ; Arab: إِسْحَاقَ, ʾIsḥāq) (sekitar 1761 SM - 1638 SM)[1][2] merupakan putra kedua Nabi Ibrahim setelah Ismail yang beribu Sarah dan merupakan orang tua dari Nabi Yaqub.[3]

Ishaq diutus bagi masyarakat Kana'an di wilayah Al-Khalil Palestina. Kisah Nabi Ishaq sangat sedikit diucapkan dalam Al-Qur'an. Nabi Ishaq diistilahkan dalam Al-Qur'an sejumlah 15 kali.[4] Sedangkan keutamaan Nabi Ishaq diistilahkan 9 kali dan kenabian Ishaq 10 kali.[5] Diistilahkan bahwa ia mempunyai 2 anak dan meninggal di Al Khalil (Hebron) Palestina.

Daftar inti

  • 1 Etimologi
  • 2 Genealogi
  • 3 Kisah Nabi Ishaq
  • 4 Pustaka
  • 5 Tautan luar

Etimologi

Nama Ishaq berasal dari bahasa Yahudi Yiṣḥāq yang berfaedah tertawa / tersenyum. Kata itu didapatkan dari ibunya, Sarah yang tersenyum tidak percaya ketika mendapatkan kabar gembira dari malaikat Jibril.

Genealogi

Ishaq bin Ibrahim bin Azar bin Nahur bin Suruj bin Ra'u bin Falij bin 'Abir bin Syalih bin Arfakhsyad bin Syam bin Nuh. Ishaq menikah dengan Rifqa binti Batnail bin Nahur bin Tarih, menikah pada tahun 2088 SM. Dari pernikahan ini Ishaq mempunyai dua anak kembar Yaqub dan Al-Aish ('Aysu).

Kisah Nabi Ishaq

Sebelum lahir Ishaq, Sarah dan suaminya, Ibrahim mendapat kabar gembira dari Allah melalui malaikat Jibril.[6] Dalam pesan itu malaikat Jibril menyampikan pesan bahwa Sarah akan melahirkan seorang anak laki-laki bernama Ishaq yang kelak akan menjadi seorang nabi[7]. Namun, Sarah tersenyum sebab merasa ajab dan aneh. Ia merasa aneh sebab tidak mungkin ia dan suaminya mampu memberi keturunan bila usia mereka sudah cukup tua, yaitu Sarah berusia 90 tahun dan Nabi Ibrahim ratus tahun.[8] Ishaq pun akhir-akhirnya terlahir di kota Kana'an pada tahun 1761 SM.

Ishaq merupakan anak kedua dari Nabi Ibrahim dan Sarah setelah Ismail. Bersama Ismail, ia menjadi penerus ayahnya bagi berdakwah di jalan Allah. Ketika Ibrahim telah sangat tua, Ishaq belum juga menikah. Ibrahim tidak mengizinkan Ishaq menikah dengan wanita Kana'an sebab masyarakatnya tidak mengenal Allah dan asing terhadap keluarganya. Sebab itu, Ibrahim memerintah seorang orang bawahan bagi pergi ke Harran, Irak dan membawa seorang perempuan dari keluarganya. Perempuan yang dimaksud itu merupakan Rifqah binti Batnail bin Nahur, saudara Ibrahim yang selanjutnya dinikahkan dengan Ishaq.[9]

Setelah 10 tahun Ishaq menikah dengan Rifqah, lahirlah dua anak kembar. Anak pertama diberi nama Al-Aish dan anak kedua Yaqub yang lahir dengan memegang kaki saudaranya. Ishaq lebih menyayangi Al-Aish daripada Yaqub. Dari Ishaq-lah selanjutnya terlahir nabi-nabi Bani Israil.

Menurut salah satu riwayat, Ishaq meninggal pada usia 170 tahun

Pustaka

  1. ^ Nabi Ishaq
  2. ^ Nabi-Nabi di Semenanjung Arab
  3. ^ Kisah 25 Nabi dan Rasul, hal 141
  4. ^ Penilaian terhadap Ishaq: Qur'an 6:84, Qur'an 12:6, Qur'an 19:50, Qur'an 21:72–73, Qur'an 37:113, Qur'an 38:45–47 - Kenabian Ishaq: Qur'an 2:133, Qur'an 2:136, Qur'an 2:140, Qur'an 3:84, Qur'an 4:163, Qur'an 6:84, Qur'an 12:6, Qur'an 19:49, Qur'an 21:73, Qur'an 37:112
  5. ^ Al-Qur'an dan Terjemahannya
  6. ^ QS.Hud[11]:69-74
  7. ^ lihat Qur'an 37:112
  8. ^ lihat Qur'an 11:70–74
  9. ^ Nabi Islam- Ishaq

Tautan luar


edunitas.com


Page 4

Artikel ini yaitu anggota dari seri
Islam menurut negara

Nabi ibrahim tidak mengizinkan ishaq menikah dengan wanita dari kaum

Kotak ini:

Nabi ibrahim tidak mengizinkan ishaq menikah dengan wanita dari kaum

Umat muslim Indonesia tengah membaca Al Quran sesudah menunaikan shalat di Masjid Istiqlal, Jakarta. Indonesia telah tersedia banyak umat muslim terbesar di lingkungan kehidupan

Islam di Indonesia yaitu mayoritas terbesar ummat Muslim di lingkungan kehidupan. Hadir sekitar 85,2% atau 199.959.285 jiwa dari total 234.693.997 jiwa warga. Walau Islam menjadi mayoritas, namun Indonesia bukanlah negara yang berasaskan Islam.

Sejarah masuknya Islam

Nabi ibrahim tidak mengizinkan ishaq menikah dengan wanita dari kaum

Peta persebaran Islam di Indonesia

Nabi ibrahim tidak mengizinkan ishaq menikah dengan wanita dari kaum

Peta Indonesia berkisar tahun 1674-1745 oleh Katip Çelebi seorang geografer asal Turki Utsmani.

Penyebaran Islam (1200 - 1600)

Bermacam teori perihal masuknya Islam ke Indonesia terus muncul sampai masa ini. Fokus diskusi tentang kedatangan Islam di Indonesia sejauh ini berkisar pada tiga tema utama, yakni tempat asal kedatangannya, para pembawanya, dan masa kedatangannya.[1] Tentang tempat asal kedatangan Islam yang menyentuh Indonesia, di kalangan para sejarawan terdapat beberapa pendapat. Ahmad Mansur Suryanegara mengikhtisarkannya menjadi tiga teori akbar. Pertama, teori Gujarat, India. Islam dipercayai datang dari wilayah Gujarat – India melewati peran para pedagang India muslim pada sekitar seratus tahun ke-13 M. Kedua, teori Makkah. Islam dipercaya tiba di Indonesia langsung dari Timur Tengah melewati perbuatan yang berjasa para pedagang Arab muslim sekitar seratus tahun ke-7 M. Ketiga, teori Persia. Islam tiba di Indonesia melewati peran para pedagang asal Persia yang dalam perjalanannya singgah ke Gujarat sebelum ke nusantara sekitar seratus tahun ke-13 M.[1]. Melewati Kesultanan Tidore yang juga menguasai Tanah Papua, semenjak seratus tahun ke-17, jangkauan terjauh penyebaran Islam sudah sampai Semenanjung Onin di Kabupaten Fakfak, Papua Barat.

Sekiranya Mahir Sejarah Barat beranggapan bahwa Islam masuk di Indonesia mulai seratus tahun 13 yaitu tidak tidak memihak, HAMKA berpendapat bahwa pada tahun 625 M sebuah naskah Tiongkok mengkabarkan bahwa menemukan kumpulan bangsa Arab yang telah bermukim di pantai Barat Sumatera (Barus) [2]. Pada masa nanti wilayah Barus ini akan masuk ke wilayah kerajaan Srivijaya.

Pada tahun 674 M semasa pemerintahan Khilafah Islam Utsman bin Affan, memerintahkan mengirimkan utusannya (Muawiyah bin Sisa dari pembakaran Sufyan) ke tanah Jawa yaitu ke Jepara (pada masa itu namanya Kalingga). Hasil lawatan duta Islam ini yaitu raja Jay Sima, putra Ratu Sima dari Kalingga, masuk Islam [3].

Pada tahun 718M raja Srivijaya Sri Indravarman sesudah kerusuhan Kanton juga masuk Islam pada masa khalifah Umar bin Abdul Aziz (Dinasti Umayyah).

Sanggahan Teori Islam Masuk Indonesia seratus tahun 13 melewati Pedagang Gujarat

Teori Islam Masuk Indonesia seratus tahun 13 melewati pedagang Gujarat, menurut pendapat beberapa akbar orang, yaitu tidaklah tidak memihak. Apabila tidak memihak karenanya tentunya Islam yang akan mengembang kebanyakan di Indonesia yaitu arus Syi'ah karena Gujarat pada masa itu beraliran Syiah, akan tapi kenyataan Islam di Indonesia didominasi Mazhab Syafi'i.

Sanggahan pautan yaitu bukti telah munculnya Islam pada masa awal dengan bukti Tarikh Nisan Fatimah binti Maimun (1082M) di Gresik.

Masa kolonial

Nabi ibrahim tidak mengizinkan ishaq menikah dengan wanita dari kaum

Anak-anak mengaji Al Quran di Jawa pada masa kolonial Hindia Belanda

Pada seratus tahun ke-17 masehi atau tahun 1601 kerajaan Hindia Belanda datang ke Nusantara sbg berdagang, namun pada perkembangan berikutnya mereka menjajah kawasan ini. Belanda datang ke Indonesia dengan kamar dagangnya, VOC, semenjak itu hampir seluruh wilayah Nusantara dikuasainya kecuali Aceh. Masa itu sela kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara belum sempat membentuk aliansi atau kerja sama. Hal ini yang menyebabkan ronde penyebaran dakwah terpotong.

Dengan sumuliayatul (kesempurnaan) Islam yang tidak masuk pemisahan sela aspek-aspek kehidupan tertentu dengan lainnyanya, ini telah dilaksanakan oleh para ulama masa itu. Ketika penjajahan datang, para ulama mengubah pesantren menjadi markas perjuangan, para santri (peserta didik pesantren) menjadi jundullah (pasukan Allah) yang siap melawan penjajah, sedangkan ulamanya menjadi panglima perang. Potensi-potensi tumbuh dan mengembang di seratus tahun ke-13 menjadi kekuatan perlawanan terhadap penjajah. Ini dapat dibuktikan dengan hadirnya hikayat-hikayat pada masa kerajaan Islam yang syair-syairnya hadir isinya seruan perjuangan. Para ulama menggelorakan jihad melawan penjajah Belanda. Belanda mengalami kewalahan yang kesudahannya menggunakan strategi-strategi:

  • Politik devide et impera, yang pada kenyataannya memecah-belah atau mengadu domba sela kekuatan ulama dengan kebiasaan, contohnya perang Padri di Sumatera Barat dan perang Diponegoro di Jawa.
  • Mendatangkan Prof. Dr. Snouk Cristian Hourgonye alias Abdul Gafar, seorang Guru Akbar ke-Indonesiaan di Universitas Hindia Belanda, yang juga seorang orientalis yang pernah mempelajari Islam di Mekkah. Dia berpendapat supaya pemerintahan Belanda membiarkan umat Islam hanya memperagakan ibadah mahdhoh (khusus) dan dilarang berkata atau sampai memperagakan politik praktis. Pendapat tsb dijalani oleh pemerintahan Belanda dan salah satunya yaitu pembatasan terhadap kaum muslimin yang akan memperagakan ibadah Haji, karena pada masa itulah terjadi pematangan pejuangan terhadap penjajahan.[4]

Di pengahabisan seratus tahun ke-19, muncul ideologi pembaruan Islam yang diserukan oleh Jamal-al-Din Afghani dan Muhammad Abduh. Ulama-ulama Minangkabau yang berusaha bisa di Kairo, Mesir banyak berperan dalam menyebarkan ide-ide tsb, di sela mereka ialah Muhammad Djamil Djambek dan Abdul Karim Amrullah. Pembaruan Islam yang tumbuh begitu pesat didukung dengan berdirinya sekolah-sekolah pembaruan seperti Adabiah (1909), Diniyah Putri (1911), dan Sumatera Thawalib (1915). Pada tahun 1906, Tahir bin Jalaluddin menerbitkan koran pembaruan al-Iman di Singapura dan lima tahun akhir, di Padang terbit koran dwi-mingguan al-Munir.[5]

Demografi

Nabi ibrahim tidak mengizinkan ishaq menikah dengan wanita dari kaum

kerudung

Beberapa akbar ummat Islam di Indonesia terletak di wilayah Indonesia anggota Barat, seperti di pulau Sumatera, Jawa, Madura dan Kalimantan. Sedangkan sbg wilayah Timur, warga Muslim banyak yang menetap di wilayah Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, dan Nodaku Utara dan enklave tertentu di Indonesia Timur seperti Kabupaten Alor, Fakfak, Haruku, Banda, Tual dsb-nya.

Pengadaan transmigrasi dari Jawa dan Madura yang secara besar-besaran diterapkan oleh pemerintahan Suharto selama tiga dekade ke wilayah Timur Indonesia telah menyebabkan semakinnya banyak warga Muslim disana.

Arsitektur

Islam sangat banyak berpengaruh terhadap arsitektur kontruksi di Indonesia. Rumah Betawi salah satunya, yaitu wujud arsitektur kontruksi yang banyak dipengaruhi oleh corak Islam. Pada salah satu forum tanya jawab di situs Era Muslim[6], diceritakan bahwa Rumah Betawi yang telah tersedia teras lebar, dan hadir bale-bale sbg tempat bersama-sama menjadi satu kumpulan, yaitu salah satu ciri arsitektur peradaban Islam di Indonesia.

Masjid

Nabi ibrahim tidak mengizinkan ishaq menikah dengan wanita dari kaum

Masjid Raya Ajang al Ma'shun, yaitu salah satu ciri kontruksi berarsitektur Islam yang hadir di Indonesia

Masjid yaitu tempat ibadah Muslim yang dapat dijumpai diberbagai tempat di Indonesia. Menurut data Lembaga Ta'mir Masjid Indonesia, masa ini terdapat 125 ribu[7] masjid yang diurus oleh lembaga tsb, sedangkan banyak secara semuanya berdasarkan data Departemen Agama tahun 2004, banyak masjid di Indonesia sebanyak 643.834 buah, banyak ini meningkat dari data tahun 1977 yang sebanyak 392.044 buah. Diperkirakan, banyak masjid dan mushala di Indonesia masa ini sela 600-800 ribu buah.[8]

Pendidikan

Pesantren yaitu salah satu sistem pendidikan Islam yang hadir di Indonesia dengan ciri yang khas dan unik, juga diasumsikan sbg sistem pendididikan sangat tua di Indonesia.[9] Selain itu, dalam pendidikan Islam di Indonesia juga dikenal hadirnya Madrasah Ibtidaiyah (dasar), Madrasah Tsanawiyah (lanjutan), dan Madrasah Aliyah (menengah). Sbg strata universitas Islam di Indonesia juga kian maju seiring dengan perkembangan ratus tahun, hal ini dapat dilihat dan diteliti dari terus beragamnya universitas Islam. Hampir disetiap provinsi di Indonesia dapat dijumpai Institut Agama Islam Negeri serta beberapa universitas Islam pautannya.

Politik

Dengan mayoritas berpenduduk Muslim, politik di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh dan peranan ummat Islam. Walau demikian, Indonesia bukanlah negara yang berasaskan Islam, namun hadir beberapa kawasan yang diberikan keistimewaan sbg memperagakan syariat Islam, seperti Aceh.

Seiring dengan reformasi 1998, di Indonesia banyak partai politik Islam kian semakin. Bila sebelumnya hanya hadir satu partai politik Islam, yakni Partai Persatuan Pembangunan-akibat hadirnya kebijakan pemerintah yang membatasi banyak partai politik, pada pemilu 2004 terdapat enam partai politik yang berasaskan Islam, yaitu Partai Persatuan Pembangunan, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Bintang Reformasi, Partai Amanat Nasional, Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Bulan Bintang.

Catatan dan pustaka

  1. ^ a b Masuknya Islam di Indonesia, situs Kidung Peziarah
  2. ^ Prof Dr HAMKA. Sejarah Umat Islam. 
  3. ^ H Zainal Abidin Ahmad. Ilmu politik Islam V, Sejarah Islam dan Umatnya sampai sekarang; Bulan Bintang, 1979. 
  4. ^ "Mustafa Kamal, SS, Sejarah Islam di Indonesia". Dakwatuna.com. Diakses January 4. 
  5. ^ Ricklefs, M.C. (1991). A History of Modern Indonesia 1200-2004. London: MacMillan. hlm. 353-356. 
  6. ^ Pengaruh Arsistektur Peradaban Islam di Indonesia, situs Era Muslim
  7. ^ Lembaga Ta'mir Masjid Indonesia
  8. ^ Gerakan Memakmurkam Masjid, Institut Manajemen Masjid
  9. ^ Nurun Maksuni, Pesantren dalam wajah Islam Indonesia, nusyria.net:2007

Pranala luar


edunitas.com


Page 5

Artikel ini adalah anggota dari seri
Islam menurut negara

Nabi ibrahim tidak mengizinkan ishaq menikah dengan wanita dari kaum

Kotak ini:

Nabi ibrahim tidak mengizinkan ishaq menikah dengan wanita dari kaum

Umat muslim Indonesia tengah membaca Al Quran sesudah menunaikan shalat di Masjid Istiqlal, Jakarta. Indonesia memiliki banyak umat muslim terbesar di lingkungan kehidupan

Islam di Indonesia adalah mayoritas terbesar ummat Muslim di lingkungan kehidupan. Hadir sekitar 85,2% atau 199.959.285 jiwa dari total 234.693.997 jiwa masyarakat. Walau Islam menjadi mayoritas, namun Indonesia bukanlah negara yang berasaskan Islam.

Sejarah masuknya Islam

Nabi ibrahim tidak mengizinkan ishaq menikah dengan wanita dari kaum

Peta persebaran Islam di Indonesia

Nabi ibrahim tidak mengizinkan ishaq menikah dengan wanita dari kaum

Peta Indonesia berkisar tahun 1674-1745 oleh Katip Çelebi seorang geografer asal Turki Utsmani.

Penyebaran Islam (1200 - 1600)

Bermacam teori perihal masuknya Islam ke Indonesia terus muncul sampai masa ini. Fokus diskusi tentang kedatangan Islam di Indonesia sejauh ini berkisar pada tiga tema utama, yakni tempat asal kedatangannya, para pembawanya, dan masa kedatangannya.[1] Tentang tempat asal kedatangan Islam yang menyentuh Indonesia, di kalangan para sejarawan terdapat beberapa pendapat. Ahmad Mansur Suryanegara mengikhtisarkannya menjadi tiga teori akbar. Pertama, teori Gujarat, India. Islam dipercayai datang dari wilayah Gujarat – India melewati peran para pedagang India muslim pada sekitar seratus tahun ke-13 M. Kedua, teori Makkah. Islam dipercaya tiba di Indonesia langsung dari Timur Tengah melewati perbuatan yang bermanfaat para pedagang Arab muslim sekitar seratus tahun ke-7 M. Ketiga, teori Persia. Islam tiba di Indonesia melewati peran para pedagang asal Persia yang dalam perjalanannya singgah ke Gujarat sebelum ke nusantara sekitar seratus tahun ke-13 M.[1]. Melewati Kesultanan Tidore yang juga menguasai Tanah Papua, semenjak seratus tahun ke-17, jangkauan terjauh penyebaran Islam sudah sampai Semenanjung Onin di Kabupaten Fakfak, Papua Barat.

Sekiranya Mahir Sejarah Barat beranggapan bahwa Islam masuk di Indonesia mulai seratus tahun 13 adalah tidak tidak memihak, HAMKA berpendapat bahwa pada tahun 625 M sebuah naskah Tiongkok mengkabarkan bahwa menemukan kelompokan bangsa Arab yang telah bermukim di pantai Barat Sumatera (Barus) [2]. Pada masa nanti wilayah Barus ini akan masuk ke wilayah kerajaan Srivijaya.

Pada tahun 674 M semasa pemerintahan Khilafah Islam Utsman bin Affan, memerintahkan mengirimkan utusannya (Muawiyah bin Sisa dari pembakaran Sufyan) ke tanah Jawa yaitu ke Jepara (pada masa itu namanya Kalingga). Hasil lawatan duta Islam ini adalah raja Jay Sima, putra Ratu Sima dari Kalingga, masuk Islam [3].

Pada tahun 718M raja Srivijaya Sri Indravarman sesudah kerusuhan Kanton juga masuk Islam pada masa khalifah Umar bin Abdul Aziz (Dinasti Umayyah).

Sanggahan Teori Islam Masuk Indonesia seratus tahun 13 melewati Pedagang Gujarat

Teori Islam Masuk Indonesia seratus tahun 13 melewati pedagang Gujarat, menurut pendapat beberapa akbar orang, adalah tidaklah tidak memihak. Apabila tidak memihak maka tentunya Islam yang akan mengembang kebanyakan di Indonesia adalah arus Syi'ah karena Gujarat pada masa itu beraliran Syiah, akan tetapi kenyataan Islam di Indonesia didominasi Mazhab Syafi'i.

Sanggahan pautan adalah bukti telah munculnya Islam pada masa awal dengan bukti Tarikh Nisan Fatimah binti Maimun (1082M) di Gresik.

Masa kolonial

Nabi ibrahim tidak mengizinkan ishaq menikah dengan wanita dari kaum

Anak-anak mengaji Al Quran di Jawa pada masa kolonial Hindia Belanda

Pada seratus tahun ke-17 masehi atau tahun 1601 kerajaan Hindia Belanda datang ke Nusantara sbg berdagang, namun pada perkembangan berikutnya mereka menjajah daerah ini. Belanda datang ke Indonesia dengan kamar dagangnya, VOC, semenjak itu nyaris seluruh wilayah Nusantara dikuasainya kecuali Aceh. Masa itu sela kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara belum sempat membentuk aliansi atau kerja sama. Hal ini yang menyebabkan ronde penyebaran dakwah terpotong.

Dengan sumuliayatul (kesempurnaan) Islam yang tidak masuk pemisahan sela aspek-aspek kehidupan tertentu dengan lainnyanya, ini telah dilaksanakan oleh para ulama masa itu. Ketika penjajahan datang, para ulama mengubah pesantren menjadi markas perjuangan, para santri (peserta didik pesantren) menjadi jundullah (pasukan Allah) yang siap melawan penjajah, sedangkan ulamanya menjadi panglima perang. Potensi-potensi tumbuh dan mengembang di seratus tahun ke-13 menjadi kekuatan perlawanan terhadap penjajah. Ini dapat dibuktikan dengan hadirnya hikayat-hikayat pada masa kerajaan Islam yang syair-syairnya hadir isinya seruan perjuangan. Para ulama menggelorakan jihad melawan penjajah Belanda. Belanda mengalami kewalahan yang akhir-akhirnya menggunakan strategi-strategi:

  • Politik devide et impera, yang pada kenyataannya memecah-belah atau mengadu domba sela kekuatan ulama dengan kebiasaan, contohnya perang Padri di Sumatera Barat dan perang Diponegoro di Jawa.
  • Mendatangkan Prof. Dr. Snouk Cristian Hourgonye alias Abdul Gafar, seorang Guru Akbar ke-Indonesiaan di Universitas Hindia Belanda, yang juga seorang orientalis yang pernah mempelajari Islam di Mekkah. Dia berpendapat supaya pemerintahan Belanda membiarkan umat Islam hanya memperagakan ibadah mahdhoh (khusus) dan dilarang berkata atau sampai memperagakan politik praktis. Pendapat tersebut dijalani oleh pemerintahan Belanda dan salah satunya adalah pembatasan terhadap kaum muslimin yang akan memperagakan ibadah Haji, karena pada masa itulah terjadi pematangan pejuangan terhadap penjajahan.[4]

Di pengahabisan seratus tahun ke-19, muncul ideologi pembaruan Islam yang diserukan oleh Jamal-al-Din Afghani dan Muhammad Abduh. Ulama-ulama Minangkabau yang berusaha bisa di Kairo, Mesir banyak memerankan dalam menyebarkan ide-ide tersebut, di sela mereka ialah Muhammad Djamil Djambek dan Abdul Karim Amrullah. Pembaruan Islam yang tumbuh begitu pesat didukung dengan berdirinya sekolah-sekolah pembaruan seperti Adabiah (1909), Diniyah Putri (1911), dan Sumatera Thawalib (1915). Pada tahun 1906, Tahir bin Jalaluddin menerbitkan koran pembaruan al-Iman di Singapura dan lima tahun akhir, di Padang terbit koran dwi-mingguan al-Munir.[5]

Demografi

Nabi ibrahim tidak mengizinkan ishaq menikah dengan wanita dari kaum

kerudung

Beberapa akbar ummat Islam di Indonesia terletak di wilayah Indonesia anggota Barat, seperti di pulau Sumatera, Jawa, Madura dan Kalimantan. Sedangkan sbg wilayah Timur, masyarakat Muslim banyak yang menetap di wilayah Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, dan Nodaku Utara dan enklave tertentu di Indonesia Timur seperti Kabupaten Alor, Fakfak, Haruku, Banda, Tual dsb-nya.

Pengadaan transmigrasi dari Jawa dan Madura yang secara besar-besaran dilakukan oleh pemerintahan Suharto selama tiga dekade ke wilayah Timur Indonesia telah menyebabkan semakinnya banyak masyarakat Muslim disana.

Arsitektur

Islam sangat banyak berpengaruh terhadap arsitektur yang dibangun di Indonesia. Rumah Betawi salah satunya, adalah wujud arsitektur yang dibangun yang banyak dipengaruhi oleh corak Islam. Pada salah satu forum tanya jawab di situs Era Muslim[6], diceritakan bahwa Rumah Betawi yang memiliki teras lebar, dan hadir bale-bale sbg tempat bersama-sama menjadi satu kelompokan, adalah salah satu ciri arsitektur peradaban Islam di Indonesia.

Masjid

Nabi ibrahim tidak mengizinkan ishaq menikah dengan wanita dari kaum

Masjid Raya Medan al Ma'shun, adalah salah satu ciri yang dibangun berarsitektur Islam yang hadir di Indonesia

Masjid adalah tempat ibadah Muslim yang dapat dijumpai diberbagai tempat di Indonesia. Menurut data Lembaga Ta'mir Masjid Indonesia, masa ini terdapat 125 ribu[7] masjid yang dikelola oleh lembaga tersebut, sedangkan banyak secara keseluruhan berdasarkan data Departemen Agama tahun 2004, banyak masjid di Indonesia sebanyak 643.834 buah, banyak ini meningkat dari data tahun 1977 yang sebanyak 392.044 buah. Diperkirakan, banyak masjid dan mushala di Indonesia masa ini sela 600-800 ribu buah.[8]

Pendidikan

Pesantren adalah salah satu sistem pendidikan Islam yang hadir di Indonesia dengan ciri yang khas dan unik, juga diasumsikan sbg sistem pendididikan sangat tua di Indonesia.[9] Selain itu, dalam pendidikan Islam di Indonesia juga dikenal hadirnya Madrasah Ibtidaiyah (dasar), Madrasah Tsanawiyah (lanjutan), dan Madrasah Aliyah (menengah). Sbg tingkat universitas Islam di Indonesia juga kian maju seiring dengan perkembangan ratus tahun, hal ini dapat diamati dari terus beragamnya universitas Islam. Nyaris disetiap provinsi di Indonesia dapat dijumpai Institut Agama Islam Negeri serta beberapa universitas Islam pautannya.

Politik

Dengan mayoritas berpenduduk Muslim, politik di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh dan peranan ummat Islam. Walau demikian, Indonesia bukanlah negara yang berasaskan Islam, namun hadir beberapa daerah yang diberikan keistimewaan sbg memperagakan syariat Islam, seperti Aceh.

Seiring dengan reformasi 1998, di Indonesia banyak partai politik Islam kian semakin. Bila sebelumnya hanya hadir satu partai politik Islam, yakni Partai Persatuan Pembangunan-akibat hadirnya kebijakan pemerintah yang membatasi banyak partai politik, pada pemilu 2004 terdapat enam partai politik yang berasaskan Islam, yaitu Partai Persatuan Pembangunan, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Bintang Reformasi, Partai Amanat Nasional, Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Bulan Bintang.

Catatan dan referensi

  1. ^ a b Masuknya Islam di Indonesia, situs Kidung Peziarah
  2. ^ Prof Dr HAMKA. Sejarah Umat Islam. 
  3. ^ H Zainal Abidin Ahmad. Ilmu politik Islam V, Sejarah Islam dan Umatnya sampai sekarang; Bulan Bintang, 1979. 
  4. ^ "Mustafa Kamal, SS, Sejarah Islam di Indonesia". Dakwatuna.com. Diakses January 4. 
  5. ^ Ricklefs, M.C. (1991). A History of Modern Indonesia 1200-2004. London: MacMillan. hlm. 353-356. 
  6. ^ Pengaruh Arsistektur Peradaban Islam di Indonesia, situs Era Muslim
  7. ^ Lembaga Ta'mir Masjid Indonesia
  8. ^ Gerakan Memakmurkam Masjid, Institut Manajemen Masjid
  9. ^ Nurun Maksuni, Pesantren dalam wajah Islam Indonesia, nusyria.net:2007

Pranala luar


edunitas.com


Page 6

Artikel ini adalah anggota dari seri
Islam menurut negara

Nabi ibrahim tidak mengizinkan ishaq menikah dengan wanita dari kaum

Kotak ini:

Nabi ibrahim tidak mengizinkan ishaq menikah dengan wanita dari kaum

Umat muslim Indonesia tengah membaca Al Quran sesudah menunaikan shalat di Masjid Istiqlal, Jakarta. Indonesia memiliki banyak umat muslim terbesar di lingkungan kehidupan

Islam di Indonesia adalah mayoritas terbesar ummat Muslim di lingkungan kehidupan. Hadir sekitar 85,2% atau 199.959.285 jiwa dari total 234.693.997 jiwa masyarakat. Walau Islam menjadi mayoritas, namun Indonesia bukanlah negara yang berasaskan Islam.

Sejarah masuknya Islam

Nabi ibrahim tidak mengizinkan ishaq menikah dengan wanita dari kaum

Peta persebaran Islam di Indonesia

Nabi ibrahim tidak mengizinkan ishaq menikah dengan wanita dari kaum

Peta Indonesia berkisar tahun 1674-1745 oleh Katip Çelebi seorang geografer asal Turki Utsmani.

Penyebaran Islam (1200 - 1600)

Bermacam teori perihal masuknya Islam ke Indonesia terus muncul sampai masa ini. Fokus diskusi tentang kedatangan Islam di Indonesia sejauh ini berkisar pada tiga tema utama, yakni tempat asal kedatangannya, para pembawanya, dan masa kedatangannya.[1] Tentang tempat asal kedatangan Islam yang menyentuh Indonesia, di kalangan para sejarawan terdapat beberapa pendapat. Ahmad Mansur Suryanegara mengikhtisarkannya menjadi tiga teori akbar. Pertama, teori Gujarat, India. Islam dipercayai datang dari wilayah Gujarat – India melewati peran para pedagang India muslim pada sekitar seratus tahun ke-13 M. Kedua, teori Makkah. Islam dipercaya tiba di Indonesia langsung dari Timur Tengah melewati perbuatan yang bermanfaat para pedagang Arab muslim sekitar seratus tahun ke-7 M. Ketiga, teori Persia. Islam tiba di Indonesia melewati peran para pedagang asal Persia yang dalam perjalanannya singgah ke Gujarat sebelum ke nusantara sekitar seratus tahun ke-13 M.[1]. Melewati Kesultanan Tidore yang juga menguasai Tanah Papua, semenjak seratus tahun ke-17, jangkauan terjauh penyebaran Islam sudah sampai Semenanjung Onin di Kabupaten Fakfak, Papua Barat.

Sekiranya Mahir Sejarah Barat beranggapan bahwa Islam masuk di Indonesia mulai seratus tahun 13 adalah tidak tidak memihak, HAMKA berpendapat bahwa pada tahun 625 M sebuah naskah Tiongkok mengkabarkan bahwa menemukan kelompokan bangsa Arab yang telah bermukim di pantai Barat Sumatera (Barus) [2]. Pada masa nanti wilayah Barus ini akan masuk ke wilayah kerajaan Srivijaya.

Pada tahun 674 M semasa pemerintahan Khilafah Islam Utsman bin Affan, memerintahkan mengirimkan utusannya (Muawiyah bin Sisa dari pembakaran Sufyan) ke tanah Jawa yaitu ke Jepara (pada masa itu namanya Kalingga). Hasil lawatan duta Islam ini adalah raja Jay Sima, putra Ratu Sima dari Kalingga, masuk Islam [3].

Pada tahun 718M raja Srivijaya Sri Indravarman sesudah kerusuhan Kanton juga masuk Islam pada masa khalifah Umar bin Abdul Aziz (Dinasti Umayyah).

Sanggahan Teori Islam Masuk Indonesia seratus tahun 13 melewati Pedagang Gujarat

Teori Islam Masuk Indonesia seratus tahun 13 melewati pedagang Gujarat, menurut pendapat beberapa akbar orang, adalah tidaklah tidak memihak. Apabila tidak memihak maka tentunya Islam yang akan mengembang kebanyakan di Indonesia adalah arus Syi'ah karena Gujarat pada masa itu beraliran Syiah, akan tetapi kenyataan Islam di Indonesia didominasi Mazhab Syafi'i.

Sanggahan pautan adalah bukti telah munculnya Islam pada masa awal dengan bukti Tarikh Nisan Fatimah binti Maimun (1082M) di Gresik.

Masa kolonial

Nabi ibrahim tidak mengizinkan ishaq menikah dengan wanita dari kaum

Anak-anak mengaji Al Quran di Jawa pada masa kolonial Hindia Belanda

Pada seratus tahun ke-17 masehi atau tahun 1601 kerajaan Hindia Belanda datang ke Nusantara sbg berdagang, namun pada perkembangan berikutnya mereka menjajah daerah ini. Belanda datang ke Indonesia dengan kamar dagangnya, VOC, semenjak itu nyaris seluruh wilayah Nusantara dikuasainya kecuali Aceh. Masa itu sela kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara belum sempat membentuk aliansi atau kerja sama. Hal ini yang menyebabkan ronde penyebaran dakwah terpotong.

Dengan sumuliayatul (kesempurnaan) Islam yang tidak masuk pemisahan sela aspek-aspek kehidupan tertentu dengan lainnyanya, ini telah dilaksanakan oleh para ulama masa itu. Ketika penjajahan datang, para ulama mengubah pesantren menjadi markas perjuangan, para santri (peserta didik pesantren) menjadi jundullah (pasukan Allah) yang siap melawan penjajah, sedangkan ulamanya menjadi panglima perang. Potensi-potensi tumbuh dan mengembang di seratus tahun ke-13 menjadi kekuatan perlawanan terhadap penjajah. Ini dapat dibuktikan dengan hadirnya hikayat-hikayat pada masa kerajaan Islam yang syair-syairnya hadir isinya seruan perjuangan. Para ulama menggelorakan jihad melawan penjajah Belanda. Belanda mengalami kewalahan yang akhir-akhirnya menggunakan strategi-strategi:

  • Politik devide et impera, yang pada kenyataannya memecah-belah atau mengadu domba sela kekuatan ulama dengan kebiasaan, contohnya perang Padri di Sumatera Barat dan perang Diponegoro di Jawa.
  • Mendatangkan Prof. Dr. Snouk Cristian Hourgonye alias Abdul Gafar, seorang Guru Akbar ke-Indonesiaan di Universitas Hindia Belanda, yang juga seorang orientalis yang pernah mempelajari Islam di Mekkah. Dia berpendapat supaya pemerintahan Belanda membiarkan umat Islam hanya memperagakan ibadah mahdhoh (khusus) dan dilarang berkata atau sampai memperagakan politik praktis. Pendapat tersebut dijalani oleh pemerintahan Belanda dan salah satunya adalah pembatasan terhadap kaum muslimin yang akan memperagakan ibadah Haji, karena pada masa itulah terjadi pematangan pejuangan terhadap penjajahan.[4]

Di pengahabisan seratus tahun ke-19, muncul ideologi pembaruan Islam yang diserukan oleh Jamal-al-Din Afghani dan Muhammad Abduh. Ulama-ulama Minangkabau yang berusaha bisa di Kairo, Mesir banyak memerankan dalam menyebarkan ide-ide tersebut, di sela mereka ialah Muhammad Djamil Djambek dan Abdul Karim Amrullah. Pembaruan Islam yang tumbuh begitu pesat didukung dengan berdirinya sekolah-sekolah pembaruan seperti Adabiah (1909), Diniyah Putri (1911), dan Sumatera Thawalib (1915). Pada tahun 1906, Tahir bin Jalaluddin menerbitkan koran pembaruan al-Iman di Singapura dan lima tahun akhir, di Padang terbit koran dwi-mingguan al-Munir.[5]

Demografi

Nabi ibrahim tidak mengizinkan ishaq menikah dengan wanita dari kaum

kerudung

Beberapa akbar ummat Islam di Indonesia terletak di wilayah Indonesia anggota Barat, seperti di pulau Sumatera, Jawa, Madura dan Kalimantan. Sedangkan sbg wilayah Timur, masyarakat Muslim banyak yang menetap di wilayah Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, dan Nodaku Utara dan enklave tertentu di Indonesia Timur seperti Kabupaten Alor, Fakfak, Haruku, Banda, Tual dsb-nya.

Pengadaan transmigrasi dari Jawa dan Madura yang secara besar-besaran dilakukan oleh pemerintahan Suharto selama tiga dekade ke wilayah Timur Indonesia telah menyebabkan semakinnya banyak masyarakat Muslim disana.

Arsitektur

Islam sangat banyak berpengaruh terhadap arsitektur yang dibangun di Indonesia. Rumah Betawi salah satunya, adalah wujud arsitektur yang dibangun yang banyak dipengaruhi oleh corak Islam. Pada salah satu forum tanya jawab di situs Era Muslim[6], diceritakan bahwa Rumah Betawi yang memiliki teras lebar, dan hadir bale-bale sbg tempat bersama-sama menjadi satu kelompokan, adalah salah satu ciri arsitektur peradaban Islam di Indonesia.

Masjid

Nabi ibrahim tidak mengizinkan ishaq menikah dengan wanita dari kaum

Masjid Raya Medan al Ma'shun, adalah salah satu ciri yang dibangun berarsitektur Islam yang hadir di Indonesia

Masjid adalah tempat ibadah Muslim yang dapat dijumpai diberbagai tempat di Indonesia. Menurut data Lembaga Ta'mir Masjid Indonesia, masa ini terdapat 125 ribu[7] masjid yang dikelola oleh lembaga tersebut, sedangkan banyak secara keseluruhan berdasarkan data Departemen Agama tahun 2004, banyak masjid di Indonesia sebanyak 643.834 buah, banyak ini meningkat dari data tahun 1977 yang sebanyak 392.044 buah. Diperkirakan, banyak masjid dan mushala di Indonesia masa ini sela 600-800 ribu buah.[8]

Pendidikan

Pesantren adalah salah satu sistem pendidikan Islam yang hadir di Indonesia dengan ciri yang khas dan unik, juga diasumsikan sbg sistem pendididikan sangat tua di Indonesia.[9] Selain itu, dalam pendidikan Islam di Indonesia juga dikenal hadirnya Madrasah Ibtidaiyah (dasar), Madrasah Tsanawiyah (lanjutan), dan Madrasah Aliyah (menengah). Sbg tingkat universitas Islam di Indonesia juga kian maju seiring dengan perkembangan ratus tahun, hal ini dapat diamati dari terus beragamnya universitas Islam. Nyaris disetiap provinsi di Indonesia dapat dijumpai Institut Agama Islam Negeri serta beberapa universitas Islam pautannya.

Politik

Dengan mayoritas berpenduduk Muslim, politik di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh dan peranan ummat Islam. Walau demikian, Indonesia bukanlah negara yang berasaskan Islam, namun hadir beberapa daerah yang diberikan keistimewaan sbg memperagakan syariat Islam, seperti Aceh.

Seiring dengan reformasi 1998, di Indonesia banyak partai politik Islam kian semakin. Bila sebelumnya hanya hadir satu partai politik Islam, yakni Partai Persatuan Pembangunan-akibat hadirnya kebijakan pemerintah yang membatasi banyak partai politik, pada pemilu 2004 terdapat enam partai politik yang berasaskan Islam, yaitu Partai Persatuan Pembangunan, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Bintang Reformasi, Partai Amanat Nasional, Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Bulan Bintang.

Catatan dan referensi

  1. ^ a b Masuknya Islam di Indonesia, situs Kidung Peziarah
  2. ^ Prof Dr HAMKA. Sejarah Umat Islam. 
  3. ^ H Zainal Abidin Ahmad. Ilmu politik Islam V, Sejarah Islam dan Umatnya sampai sekarang; Bulan Bintang, 1979. 
  4. ^ "Mustafa Kamal, SS, Sejarah Islam di Indonesia". Dakwatuna.com. Diakses January 4. 
  5. ^ Ricklefs, M.C. (1991). A History of Modern Indonesia 1200-2004. London: MacMillan. hlm. 353-356. 
  6. ^ Pengaruh Arsistektur Peradaban Islam di Indonesia, situs Era Muslim
  7. ^ Lembaga Ta'mir Masjid Indonesia
  8. ^ Gerakan Memakmurkam Masjid, Institut Manajemen Masjid
  9. ^ Nurun Maksuni, Pesantren dalam wajah Islam Indonesia, nusyria.net:2007

Pranala luar


edunitas.com


Page 7

Artikel ini yaitu anggota dari seri
Islam menurut negara

Nabi ibrahim tidak mengizinkan ishaq menikah dengan wanita dari kaum

Kotak ini:

Nabi ibrahim tidak mengizinkan ishaq menikah dengan wanita dari kaum

Umat muslim Indonesia tengah membaca Al Quran sesudah menunaikan shalat di Masjid Istiqlal, Jakarta. Indonesia telah tersedia banyak umat muslim terbesar di lingkungan kehidupan

Islam di Indonesia yaitu mayoritas terbesar ummat Muslim di lingkungan kehidupan. Hadir sekitar 85,2% atau 199.959.285 jiwa dari total 234.693.997 jiwa warga. Walau Islam menjadi mayoritas, namun Indonesia bukanlah negara yang berasaskan Islam.

Sejarah masuknya Islam

Nabi ibrahim tidak mengizinkan ishaq menikah dengan wanita dari kaum

Peta persebaran Islam di Indonesia

Nabi ibrahim tidak mengizinkan ishaq menikah dengan wanita dari kaum

Peta Indonesia berkisar tahun 1674-1745 oleh Katip Çelebi seorang geografer asal Turki Utsmani.

Penyebaran Islam (1200 - 1600)

Bermacam teori perihal masuknya Islam ke Indonesia terus muncul sampai masa ini. Fokus diskusi tentang kedatangan Islam di Indonesia sejauh ini berkisar pada tiga tema utama, yakni tempat asal kedatangannya, para pembawanya, dan masa kedatangannya.[1] Tentang tempat asal kedatangan Islam yang menyentuh Indonesia, di kalangan para sejarawan terdapat beberapa pendapat. Ahmad Mansur Suryanegara mengikhtisarkannya menjadi tiga teori akbar. Pertama, teori Gujarat, India. Islam dipercayai datang dari wilayah Gujarat – India melewati peran para pedagang India muslim pada sekitar seratus tahun ke-13 M. Kedua, teori Makkah. Islam dipercaya tiba di Indonesia langsung dari Timur Tengah melewati perbuatan yang berjasa para pedagang Arab muslim sekitar seratus tahun ke-7 M. Ketiga, teori Persia. Islam tiba di Indonesia melewati peran para pedagang asal Persia yang dalam perjalanannya singgah ke Gujarat sebelum ke nusantara sekitar seratus tahun ke-13 M.[1]. Melewati Kesultanan Tidore yang juga menguasai Tanah Papua, semenjak seratus tahun ke-17, jangkauan terjauh penyebaran Islam sudah sampai Semenanjung Onin di Kabupaten Fakfak, Papua Barat.

Sekiranya Mahir Sejarah Barat beranggapan bahwa Islam masuk di Indonesia mulai seratus tahun 13 yaitu tidak tidak memihak, HAMKA berpendapat bahwa pada tahun 625 M sebuah naskah Tiongkok mengkabarkan bahwa menemukan kumpulan bangsa Arab yang telah bermukim di pantai Barat Sumatera (Barus) [2]. Pada masa nanti wilayah Barus ini akan masuk ke wilayah kerajaan Srivijaya.

Pada tahun 674 M semasa pemerintahan Khilafah Islam Utsman bin Affan, memerintahkan mengirimkan utusannya (Muawiyah bin Sisa dari pembakaran Sufyan) ke tanah Jawa yaitu ke Jepara (pada masa itu namanya Kalingga). Hasil lawatan duta Islam ini yaitu raja Jay Sima, putra Ratu Sima dari Kalingga, masuk Islam [3].

Pada tahun 718M raja Srivijaya Sri Indravarman sesudah kerusuhan Kanton juga masuk Islam pada masa khalifah Umar bin Abdul Aziz (Dinasti Umayyah).

Sanggahan Teori Islam Masuk Indonesia seratus tahun 13 melewati Pedagang Gujarat

Teori Islam Masuk Indonesia seratus tahun 13 melewati pedagang Gujarat, menurut pendapat beberapa akbar orang, yaitu tidaklah tidak memihak. Apabila tidak memihak karenanya tentunya Islam yang akan mengembang kebanyakan di Indonesia yaitu arus Syi'ah karena Gujarat pada masa itu beraliran Syiah, akan tapi kenyataan Islam di Indonesia didominasi Mazhab Syafi'i.

Sanggahan pautan yaitu bukti telah munculnya Islam pada masa awal dengan bukti Tarikh Nisan Fatimah binti Maimun (1082M) di Gresik.

Masa kolonial

Nabi ibrahim tidak mengizinkan ishaq menikah dengan wanita dari kaum

Anak-anak mengaji Al Quran di Jawa pada masa kolonial Hindia Belanda

Pada seratus tahun ke-17 masehi atau tahun 1601 kerajaan Hindia Belanda datang ke Nusantara sbg berdagang, namun pada perkembangan berikutnya mereka menjajah kawasan ini. Belanda datang ke Indonesia dengan kamar dagangnya, VOC, semenjak itu hampir seluruh wilayah Nusantara dikuasainya kecuali Aceh. Masa itu sela kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara belum sempat membentuk aliansi atau kerja sama. Hal ini yang menyebabkan ronde penyebaran dakwah terpotong.

Dengan sumuliayatul (kesempurnaan) Islam yang tidak masuk pemisahan sela aspek-aspek kehidupan tertentu dengan lainnyanya, ini telah dilaksanakan oleh para ulama masa itu. Ketika penjajahan datang, para ulama mengubah pesantren menjadi markas perjuangan, para santri (peserta didik pesantren) menjadi jundullah (pasukan Allah) yang siap melawan penjajah, sedangkan ulamanya menjadi panglima perang. Potensi-potensi tumbuh dan mengembang di seratus tahun ke-13 menjadi kekuatan perlawanan terhadap penjajah. Ini dapat dibuktikan dengan hadirnya hikayat-hikayat pada masa kerajaan Islam yang syair-syairnya hadir isinya seruan perjuangan. Para ulama menggelorakan jihad melawan penjajah Belanda. Belanda mengalami kewalahan yang kesudahannya menggunakan strategi-strategi:

  • Politik devide et impera, yang pada kenyataannya memecah-belah atau mengadu domba sela kekuatan ulama dengan kebiasaan, contohnya perang Padri di Sumatera Barat dan perang Diponegoro di Jawa.
  • Mendatangkan Prof. Dr. Snouk Cristian Hourgonye alias Abdul Gafar, seorang Guru Akbar ke-Indonesiaan di Universitas Hindia Belanda, yang juga seorang orientalis yang pernah mempelajari Islam di Mekkah. Dia berpendapat supaya pemerintahan Belanda membiarkan umat Islam hanya memperagakan ibadah mahdhoh (khusus) dan dilarang berkata atau sampai memperagakan politik praktis. Pendapat tsb dijalani oleh pemerintahan Belanda dan salah satunya yaitu pembatasan terhadap kaum muslimin yang akan memperagakan ibadah Haji, karena pada masa itulah terjadi pematangan pejuangan terhadap penjajahan.[4]

Di pengahabisan seratus tahun ke-19, muncul ideologi pembaruan Islam yang diserukan oleh Jamal-al-Din Afghani dan Muhammad Abduh. Ulama-ulama Minangkabau yang berusaha bisa di Kairo, Mesir banyak berperan dalam menyebarkan ide-ide tsb, di sela mereka ialah Muhammad Djamil Djambek dan Abdul Karim Amrullah. Pembaruan Islam yang tumbuh begitu pesat didukung dengan berdirinya sekolah-sekolah pembaruan seperti Adabiah (1909), Diniyah Putri (1911), dan Sumatera Thawalib (1915). Pada tahun 1906, Tahir bin Jalaluddin menerbitkan koran pembaruan al-Iman di Singapura dan lima tahun akhir, di Padang terbit koran dwi-mingguan al-Munir.[5]

Demografi

Nabi ibrahim tidak mengizinkan ishaq menikah dengan wanita dari kaum

kerudung

Beberapa akbar ummat Islam di Indonesia terletak di wilayah Indonesia anggota Barat, seperti di pulau Sumatera, Jawa, Madura dan Kalimantan. Sedangkan sbg wilayah Timur, warga Muslim banyak yang menetap di wilayah Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, dan Nodaku Utara dan enklave tertentu di Indonesia Timur seperti Kabupaten Alor, Fakfak, Haruku, Banda, Tual dsb-nya.

Pengadaan transmigrasi dari Jawa dan Madura yang secara besar-besaran diterapkan oleh pemerintahan Suharto selama tiga dekade ke wilayah Timur Indonesia telah menyebabkan semakinnya banyak warga Muslim disana.

Arsitektur

Islam sangat banyak berpengaruh terhadap arsitektur kontruksi di Indonesia. Rumah Betawi salah satunya, yaitu wujud arsitektur kontruksi yang banyak dipengaruhi oleh corak Islam. Pada salah satu forum tanya jawab di situs Era Muslim[6], diceritakan bahwa Rumah Betawi yang telah tersedia teras lebar, dan hadir bale-bale sbg tempat bersama-sama menjadi satu kumpulan, yaitu salah satu ciri arsitektur peradaban Islam di Indonesia.

Masjid

Nabi ibrahim tidak mengizinkan ishaq menikah dengan wanita dari kaum

Masjid Raya Ajang al Ma'shun, yaitu salah satu ciri kontruksi berarsitektur Islam yang hadir di Indonesia

Masjid yaitu tempat ibadah Muslim yang dapat dijumpai diberbagai tempat di Indonesia. Menurut data Lembaga Ta'mir Masjid Indonesia, masa ini terdapat 125 ribu[7] masjid yang diurus oleh lembaga tsb, sedangkan banyak secara semuanya berdasarkan data Departemen Agama tahun 2004, banyak masjid di Indonesia sebanyak 643.834 buah, banyak ini meningkat dari data tahun 1977 yang sebanyak 392.044 buah. Diperkirakan, banyak masjid dan mushala di Indonesia masa ini sela 600-800 ribu buah.[8]

Pendidikan

Pesantren yaitu salah satu sistem pendidikan Islam yang hadir di Indonesia dengan ciri yang khas dan unik, juga diasumsikan sbg sistem pendididikan sangat tua di Indonesia.[9] Selain itu, dalam pendidikan Islam di Indonesia juga dikenal hadirnya Madrasah Ibtidaiyah (dasar), Madrasah Tsanawiyah (lanjutan), dan Madrasah Aliyah (menengah). Sbg strata universitas Islam di Indonesia juga kian maju seiring dengan perkembangan ratus tahun, hal ini dapat dilihat dan diteliti dari terus beragamnya universitas Islam. Hampir disetiap provinsi di Indonesia dapat dijumpai Institut Agama Islam Negeri serta beberapa universitas Islam pautannya.

Politik

Dengan mayoritas berpenduduk Muslim, politik di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh dan peranan ummat Islam. Walau demikian, Indonesia bukanlah negara yang berasaskan Islam, namun hadir beberapa kawasan yang diberikan keistimewaan sbg memperagakan syariat Islam, seperti Aceh.

Seiring dengan reformasi 1998, di Indonesia banyak partai politik Islam kian semakin. Bila sebelumnya hanya hadir satu partai politik Islam, yakni Partai Persatuan Pembangunan-akibat hadirnya kebijakan pemerintah yang membatasi banyak partai politik, pada pemilu 2004 terdapat enam partai politik yang berasaskan Islam, yaitu Partai Persatuan Pembangunan, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Bintang Reformasi, Partai Amanat Nasional, Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Bulan Bintang.

Catatan dan pustaka

  1. ^ a b Masuknya Islam di Indonesia, situs Kidung Peziarah
  2. ^ Prof Dr HAMKA. Sejarah Umat Islam. 
  3. ^ H Zainal Abidin Ahmad. Ilmu politik Islam V, Sejarah Islam dan Umatnya sampai sekarang; Bulan Bintang, 1979. 
  4. ^ "Mustafa Kamal, SS, Sejarah Islam di Indonesia". Dakwatuna.com. Diakses January 4. 
  5. ^ Ricklefs, M.C. (1991). A History of Modern Indonesia 1200-2004. London: MacMillan. hlm. 353-356. 
  6. ^ Pengaruh Arsistektur Peradaban Islam di Indonesia, situs Era Muslim
  7. ^ Lembaga Ta'mir Masjid Indonesia
  8. ^ Gerakan Memakmurkam Masjid, Institut Manajemen Masjid
  9. ^ Nurun Maksuni, Pesantren dalam wajah Islam Indonesia, nusyria.net:2007

Pranala luar


edunitas.com


Page 8

Ishaq (Yahudi: יִצְחָק, Standar Yiẓḥaq Tiberian Yiṣḥāq ; Arab: إِسْحَاقَ, ʾIsḥāq) (sekitar 1761 SM - 1638 SM)[1][2] adalah putra kedua Nabi Ibrahim setelah Ismail yang beribu Sarah dan merupakan orang tua dari Nabi Yaqub.[3]

Ishaq diutus untuk warga Kana'an di wilayah Al-Khalil Palestina. Kisah Nabi Ishaq sangat sedikit dikemukakan dalam Al-Qur'an. Nabi Ishaq diistilahkan dalam Al-Qur'an sebanyak 15 kali.[4] Sedangkan keutamaan Nabi Ishaq diistilahkan 9 kali dan kenabian Ishaq 10 kali.[5] Diistilahkan bahwa ia memiliki 2 anak dan meninggal di Al Khalil (Hebron) Palestina.

Daftar isi

  • 1 Etimologi
  • 2 Genealogi
  • 3 Kisah Nabi Ishaq
  • 4 Pustaka
  • 5 Pranala luar

Etimologi

Nama Ishaq bersumber dari bahasa Yahudi Yiṣḥāq yang berarti tertawa / tersenyum. Kata itu didapatkan dari ibunya, Sarah yang tersenyum tidak percaya ketika mendapatkan kabar gembira dari malaikat Jibril.

Genealogi

Ishaq bin Ibrahim bin Azar bin Nahur bin Suruj bin Ra'u bin Falij bin 'Abir bin Syalih bin Arfakhsyad bin Syam bin Nuh. Ishaq menikah dengan Rifqa binti Batnail bin Nahur bin Tarih, menikah pada tahun 2088 SM. Dari pernikahan ini Ishaq memiliki dua anak kembar Yaqub dan Al-Aish ('Aysu).

Kisah Nabi Ishaq

Sebelum kelahiran Ishaq, Sarah dan suaminya, Ibrahim mendapat kabar gembira dari Allah melalui malaikat Jibril.[6] Dalam pesan itu malaikat Jibril menyampikan pesan bahwa Sarah akan melahirkan seorang anak laki-laki bernama Ishaq yang kelak akan menjadi seorang nabi[7]. Namun, Sarah tersenyum sebab merasa ajab dan aneh. Dia merasa aneh sebab tidak mungkin dia dan suaminya dapat memberi keturunan jika usia mereka sudah cukup tua, yaitu Sarah berusia 90 tahun dan Nabi Ibrahim masa zaman.[8] Ishaq pun hasilnya terlahir di kota Kana'an pada tahun 1761 SM.

Ishaq merupakan anak kedua dari Nabi Ibrahim dan Sarah setelah Ismail. Bersama Ismail, ia menjadi penerus ayahnya untuk berdakwah di perlintasan Allah. Ketika Ibrahim telah sangat tua, Ishaq belum juga menikah. Ibrahim tidak mengizinkan Ishaq menikah dengan wanita Kana'an sebab warganya tidak mengenal Allah dan asing terhadap keluarganya. Sebab itu, Ibrahim memerintah seorang abdi untuk pergi ke Harran, Irak dan membawa seorang perempuan dari keluarganya. Perempuan yang dimaksud itu adalah Rifqah binti Batnail bin Nahur, saudara Ibrahim yang kesudahan dinikahkan dengan Ishaq.[9]

Setelah 10 tahun Ishaq menikah dengan Rifqah, lahirlah dua anak kembar. Anak pertama diberi nama Al-Aish dan anak kedua Yaqub yang lahir dengan memegang kaki saudaranya. Ishaq lebih menyayangi Al-Aish daripada Yaqub. Dari Ishaq-lah kesudahan terlahir nabi-nabi Bani Israil.

Menurut salah satu riwayat, Ishaq meninggal pada usia 170 tahun

Pustaka

  1. ^ Nabi Ishaq
  2. ^ Nabi-Nabi di Semenanjung Arab
  3. ^ Kisah 25 Nabi dan Rasul, hal 141
  4. ^ Penilaian terhadap Ishaq: Qur'an 6:84, Qur'an 12:6, Qur'an 19:50, Qur'an 21:72–73, Qur'an 37:113, Qur'an 38:45–47 - Kenabian Ishaq: Qur'an 2:133, Qur'an 2:136, Qur'an 2:140, Qur'an 3:84, Qur'an 4:163, Qur'an 6:84, Qur'an 12:6, Qur'an 19:49, Qur'an 21:73, Qur'an 37:112
  5. ^ Al-Qur'an dan Terjemahannya
  6. ^ QS.Hud[11]:69-74
  7. ^ lihat Qur'an 37:112
  8. ^ lihat Qur'an 11:70–74
  9. ^ Nabi Islam- Ishaq

Pranala luar


edunitas.com


Page 9

Ishaq (Yahudi: יִצְחָק, Standar Yiẓḥaq Tiberian Yiṣḥāq ; Arab: إِسْحَاقَ, ʾIsḥāq) (sekitar 1761 SM - 1638 SM)[1][2] adalah putra kedua Nabi Ibrahim setelah Ismail yang beribu Sarah dan merupakan orang tua dari Nabi Yaqub.[3]

Ishaq diutus untuk warga Kana'an di wilayah Al-Khalil Palestina. Kisah Nabi Ishaq sangat sedikit dikemukakan dalam Al-Qur'an. Nabi Ishaq diistilahkan dalam Al-Qur'an sebanyak 15 kali.[4] Sedangkan keutamaan Nabi Ishaq diistilahkan 9 kali dan kenabian Ishaq 10 kali.[5] Diistilahkan bahwa ia memiliki 2 anak dan meninggal di Al Khalil (Hebron) Palestina.

Daftar isi

  • 1 Etimologi
  • 2 Genealogi
  • 3 Kisah Nabi Ishaq
  • 4 Pustaka
  • 5 Pranala luar

Etimologi

Nama Ishaq bersumber dari bahasa Yahudi Yiṣḥāq yang berarti tertawa / tersenyum. Kata itu didapatkan dari ibunya, Sarah yang tersenyum tidak percaya ketika mendapatkan kabar gembira dari malaikat Jibril.

Genealogi

Ishaq bin Ibrahim bin Azar bin Nahur bin Suruj bin Ra'u bin Falij bin 'Abir bin Syalih bin Arfakhsyad bin Syam bin Nuh. Ishaq menikah dengan Rifqa binti Batnail bin Nahur bin Tarih, menikah pada tahun 2088 SM. Dari pernikahan ini Ishaq memiliki dua anak kembar Yaqub dan Al-Aish ('Aysu).

Kisah Nabi Ishaq

Sebelum kelahiran Ishaq, Sarah dan suaminya, Ibrahim mendapat kabar gembira dari Allah melalui malaikat Jibril.[6] Dalam pesan itu malaikat Jibril menyampikan pesan bahwa Sarah akan melahirkan seorang anak laki-laki bernama Ishaq yang kelak akan menjadi seorang nabi[7]. Namun, Sarah tersenyum sebab merasa ajab dan aneh. Dia merasa aneh sebab tidak mungkin dia dan suaminya dapat memberi keturunan jika usia mereka sudah cukup tua, yaitu Sarah berusia 90 tahun dan Nabi Ibrahim masa zaman.[8] Ishaq pun hasilnya terlahir di kota Kana'an pada tahun 1761 SM.

Ishaq merupakan anak kedua dari Nabi Ibrahim dan Sarah setelah Ismail. Bersama Ismail, ia menjadi penerus ayahnya untuk berdakwah di perlintasan Allah. Ketika Ibrahim telah sangat tua, Ishaq belum juga menikah. Ibrahim tidak mengizinkan Ishaq menikah dengan wanita Kana'an sebab warganya tidak mengenal Allah dan asing terhadap keluarganya. Sebab itu, Ibrahim memerintah seorang abdi untuk pergi ke Harran, Irak dan membawa seorang perempuan dari keluarganya. Perempuan yang dimaksud itu adalah Rifqah binti Batnail bin Nahur, saudara Ibrahim yang kesudahan dinikahkan dengan Ishaq.[9]

Setelah 10 tahun Ishaq menikah dengan Rifqah, lahirlah dua anak kembar. Anak pertama diberi nama Al-Aish dan anak kedua Yaqub yang lahir dengan memegang kaki saudaranya. Ishaq lebih menyayangi Al-Aish daripada Yaqub. Dari Ishaq-lah kesudahan terlahir nabi-nabi Bani Israil.

Menurut salah satu riwayat, Ishaq meninggal pada usia 170 tahun

Pustaka

  1. ^ Nabi Ishaq
  2. ^ Nabi-Nabi di Semenanjung Arab
  3. ^ Kisah 25 Nabi dan Rasul, hal 141
  4. ^ Penilaian terhadap Ishaq: Qur'an 6:84, Qur'an 12:6, Qur'an 19:50, Qur'an 21:72–73, Qur'an 37:113, Qur'an 38:45–47 - Kenabian Ishaq: Qur'an 2:133, Qur'an 2:136, Qur'an 2:140, Qur'an 3:84, Qur'an 4:163, Qur'an 6:84, Qur'an 12:6, Qur'an 19:49, Qur'an 21:73, Qur'an 37:112
  5. ^ Al-Qur'an dan Terjemahannya
  6. ^ QS.Hud[11]:69-74
  7. ^ lihat Qur'an 37:112
  8. ^ lihat Qur'an 11:70–74
  9. ^ Nabi Islam- Ishaq

Pranala luar


edunitas.com


Page 10

Ishaq (Yahudi: יִצְחָק, Standar Yiẓḥaq Tiberian Yiṣḥāq ; Arab: إِسْحَاقَ, ʾIsḥāq) (sekitar 1761 SM - 1638 SM)[1][2] adalah putra kedua Nabi Ibrahim setelah Ismail yang beribu Sarah dan merupakan orang tua dari Nabi Yaqub.[3]

Ishaq diutus untuk warga Kana'an di wilayah Al-Khalil Palestina. Kisah Nabi Ishaq sangat sedikit dikemukakan dalam Al-Qur'an. Nabi Ishaq diistilahkan dalam Al-Qur'an sebanyak 15 kali.[4] Sedangkan keutamaan Nabi Ishaq diistilahkan 9 kali dan kenabian Ishaq 10 kali.[5] Diistilahkan bahwa ia memiliki 2 anak dan meninggal di Al Khalil (Hebron) Palestina.

Daftar isi

  • 1 Etimologi
  • 2 Genealogi
  • 3 Kisah Nabi Ishaq
  • 4 Pustaka
  • 5 Pranala luar

Etimologi

Nama Ishaq bersumber dari bahasa Yahudi Yiṣḥāq yang berarti tertawa / tersenyum. Kata itu didapatkan dari ibunya, Sarah yang tersenyum tidak percaya ketika mendapatkan kabar gembira dari malaikat Jibril.

Genealogi

Ishaq bin Ibrahim bin Azar bin Nahur bin Suruj bin Ra'u bin Falij bin 'Abir bin Syalih bin Arfakhsyad bin Syam bin Nuh. Ishaq menikah dengan Rifqa binti Batnail bin Nahur bin Tarih, menikah pada tahun 2088 SM. Dari pernikahan ini Ishaq memiliki dua anak kembar Yaqub dan Al-Aish ('Aysu).

Kisah Nabi Ishaq

Sebelum kelahiran Ishaq, Sarah dan suaminya, Ibrahim mendapat kabar gembira dari Allah melalui malaikat Jibril.[6] Dalam pesan itu malaikat Jibril menyampikan pesan bahwa Sarah akan melahirkan seorang anak laki-laki bernama Ishaq yang kelak akan menjadi seorang nabi[7]. Namun, Sarah tersenyum sebab merasa ajab dan aneh. Dia merasa aneh sebab tidak mungkin dia dan suaminya dapat memberi keturunan jika usia mereka sudah cukup tua, yaitu Sarah berusia 90 tahun dan Nabi Ibrahim masa zaman.[8] Ishaq pun hasilnya terlahir di kota Kana'an pada tahun 1761 SM.

Ishaq merupakan anak kedua dari Nabi Ibrahim dan Sarah setelah Ismail. Bersama Ismail, ia menjadi penerus ayahnya untuk berdakwah di perlintasan Allah. Ketika Ibrahim telah sangat tua, Ishaq belum juga menikah. Ibrahim tidak mengizinkan Ishaq menikah dengan wanita Kana'an sebab warganya tidak mengenal Allah dan asing terhadap keluarganya. Sebab itu, Ibrahim memerintah seorang abdi untuk pergi ke Harran, Irak dan membawa seorang perempuan dari keluarganya. Perempuan yang dimaksud itu adalah Rifqah binti Batnail bin Nahur, saudara Ibrahim yang kesudahan dinikahkan dengan Ishaq.[9]

Setelah 10 tahun Ishaq menikah dengan Rifqah, lahirlah dua anak kembar. Anak pertama diberi nama Al-Aish dan anak kedua Yaqub yang lahir dengan memegang kaki saudaranya. Ishaq lebih menyayangi Al-Aish daripada Yaqub. Dari Ishaq-lah kesudahan terlahir nabi-nabi Bani Israil.

Menurut salah satu riwayat, Ishaq meninggal pada usia 170 tahun

Pustaka

  1. ^ Nabi Ishaq
  2. ^ Nabi-Nabi di Semenanjung Arab
  3. ^ Kisah 25 Nabi dan Rasul, hal 141
  4. ^ Penilaian terhadap Ishaq: Qur'an 6:84, Qur'an 12:6, Qur'an 19:50, Qur'an 21:72–73, Qur'an 37:113, Qur'an 38:45–47 - Kenabian Ishaq: Qur'an 2:133, Qur'an 2:136, Qur'an 2:140, Qur'an 3:84, Qur'an 4:163, Qur'an 6:84, Qur'an 12:6, Qur'an 19:49, Qur'an 21:73, Qur'an 37:112
  5. ^ Al-Qur'an dan Terjemahannya
  6. ^ QS.Hud[11]:69-74
  7. ^ lihat Qur'an 37:112
  8. ^ lihat Qur'an 11:70–74
  9. ^ Nabi Islam- Ishaq

Pranala luar


edunitas.com


Page 11

Ishaq (Yahudi: יִצְחָק, Standar Yiẓḥaq Tiberian Yiṣḥāq ; Arab: إِسْحَاقَ, ʾIsḥāq) (sekitar 1761 SM - 1638 SM)[1][2] adalah putra kedua Nabi Ibrahim setelah Ismail yang beribu Sarah dan merupakan orang tua dari Nabi Yaqub.[3]

Ishaq diutus untuk warga Kana'an di wilayah Al-Khalil Palestina. Kisah Nabi Ishaq sangat sedikit dikemukakan dalam Al-Qur'an. Nabi Ishaq diistilahkan dalam Al-Qur'an sebanyak 15 kali.[4] Sedangkan keutamaan Nabi Ishaq diistilahkan 9 kali dan kenabian Ishaq 10 kali.[5] Diistilahkan bahwa ia memiliki 2 anak dan meninggal di Al Khalil (Hebron) Palestina.

Daftar isi

  • 1 Etimologi
  • 2 Genealogi
  • 3 Kisah Nabi Ishaq
  • 4 Pustaka
  • 5 Pranala luar

Etimologi

Nama Ishaq bersumber dari bahasa Yahudi Yiṣḥāq yang berarti tertawa / tersenyum. Kata itu didapatkan dari ibunya, Sarah yang tersenyum tidak percaya ketika mendapatkan kabar gembira dari malaikat Jibril.

Genealogi

Ishaq bin Ibrahim bin Azar bin Nahur bin Suruj bin Ra'u bin Falij bin 'Abir bin Syalih bin Arfakhsyad bin Syam bin Nuh. Ishaq menikah dengan Rifqa binti Batnail bin Nahur bin Tarih, menikah pada tahun 2088 SM. Dari pernikahan ini Ishaq memiliki dua anak kembar Yaqub dan Al-Aish ('Aysu).

Kisah Nabi Ishaq

Sebelum kelahiran Ishaq, Sarah dan suaminya, Ibrahim mendapat kabar gembira dari Allah melalui malaikat Jibril.[6] Dalam pesan itu malaikat Jibril menyampikan pesan bahwa Sarah akan melahirkan seorang anak laki-laki bernama Ishaq yang kelak akan menjadi seorang nabi[7]. Namun, Sarah tersenyum sebab merasa ajab dan aneh. Dia merasa aneh sebab tidak mungkin dia dan suaminya dapat memberi keturunan jika usia mereka sudah cukup tua, yaitu Sarah berusia 90 tahun dan Nabi Ibrahim masa zaman.[8] Ishaq pun hasilnya terlahir di kota Kana'an pada tahun 1761 SM.

Ishaq merupakan anak kedua dari Nabi Ibrahim dan Sarah setelah Ismail. Bersama Ismail, ia menjadi penerus ayahnya untuk berdakwah di perlintasan Allah. Ketika Ibrahim telah sangat tua, Ishaq belum juga menikah. Ibrahim tidak mengizinkan Ishaq menikah dengan wanita Kana'an sebab warganya tidak mengenal Allah dan asing terhadap keluarganya. Sebab itu, Ibrahim memerintah seorang abdi untuk pergi ke Harran, Irak dan membawa seorang perempuan dari keluarganya. Perempuan yang dimaksud itu adalah Rifqah binti Batnail bin Nahur, saudara Ibrahim yang kesudahan dinikahkan dengan Ishaq.[9]

Setelah 10 tahun Ishaq menikah dengan Rifqah, lahirlah dua anak kembar. Anak pertama diberi nama Al-Aish dan anak kedua Yaqub yang lahir dengan memegang kaki saudaranya. Ishaq lebih menyayangi Al-Aish daripada Yaqub. Dari Ishaq-lah kesudahan terlahir nabi-nabi Bani Israil.

Menurut salah satu riwayat, Ishaq meninggal pada usia 170 tahun

Pustaka

  1. ^ Nabi Ishaq
  2. ^ Nabi-Nabi di Semenanjung Arab
  3. ^ Kisah 25 Nabi dan Rasul, hal 141
  4. ^ Penilaian terhadap Ishaq: Qur'an 6:84, Qur'an 12:6, Qur'an 19:50, Qur'an 21:72–73, Qur'an 37:113, Qur'an 38:45–47 - Kenabian Ishaq: Qur'an 2:133, Qur'an 2:136, Qur'an 2:140, Qur'an 3:84, Qur'an 4:163, Qur'an 6:84, Qur'an 12:6, Qur'an 19:49, Qur'an 21:73, Qur'an 37:112
  5. ^ Al-Qur'an dan Terjemahannya
  6. ^ QS.Hud[11]:69-74
  7. ^ lihat Qur'an 37:112
  8. ^ lihat Qur'an 11:70–74
  9. ^ Nabi Islam- Ishaq

Pranala luar


edunitas.com


Page 12

Nabi ibrahim tidak mengizinkan ishaq menikah dengan wanita dari kaum

Rembrandt melukis ilustrasi malaikat yang masih memberhentikan usaha pengorbanan Ishak oleh Abraham (dibuat pada 1635).

Ishak (bahasa Ibrani: יִצְחָק, Standar Yiẓḥaq Tiberias Yiṣḥāq ; "ia tertawa"; bahasa Arab: إِسْحَاقَ, ʾIsḥāq) adalah putra tunggal Abraham dari istrinya Sara. Melalui keturunan Ishak inilah kelahiran bangsa Israel yang kelak akan mewarisi tanah Kanaan dari Abraham.

Kelahiran

Kelahiran Ishak sudah disampaikan oleh Tuhan sendiri saat mendatangi kemah Abraham dan Sara lebih kurang setahun sebelumnya.[1] Ishak kelahiran pada saat Abraham berusia Masa zaman[2] dan Sara 91 tahun.[3]

Menjadi korban

Menurut agama Yahudi dan Kristen, Ishak adalah anak yang akan dikorbankan oleh Abraham kepada Allah di Bukit Moria sbg bukti ketaatan Abraham kepada-Nya (Kejadian 22). Dalam Al Quran, kitab suci agama Islam, nama anak yang dikorbankan tidak diistilahkan, sehingga muncul 2 argumen, adalah Ishak atau Ismael. Sesaat sebelum Abraham akan mengorbankan Ishak, Allah memberikan Abraham pengganti untuk Ishak adalah seekor domba jantan untuk menjadi sbg kurban. Tempat itu lalu dinamainya dengan Tuhan menyediakan (bahasa Ibrani: Yehowah Jireh).

Keluarga

Sara meninggal saat Ishak berusia 36 tahun.[4] Saat berusia 40 tahun, Ishak menikah dengan Ribka, anak perempuan Betuel, cucu Nahor, yang masih kerabat Abraham.[5] Ribka ini dibawa dari Mesopotamia oleh Eliezer, abdi setia ayah Ishak, Abraham (Kejadian 24).

Pada usia 60 tahun, dari Ribka, istrinya, Ishak mendapatkan dua orang anak kembar, adalah Esau dan Yakub yang wataknya sangat berlainan.[6] Keturunan mereka kesudahan melahirkan dua bangsa, adalah Edom dan Israel. Pada masa tua Ishak, Yakub dengan pertolongan Ribka, ibunya, berhasil memperdayai Ishak dan mengambil alih hak kesulungan Esau (Kejadian 27).

Saat Abraham meninggal sewaktu Ishak berusia 75 tahun,[7] Ishak dan Ismael menguburkan Abraham dalam gua Makhpela, di padang Efron bin Zohar, orang Het itu, padang yang letaknya di sebelah timur Mamre (Kejadian 25:9). Setelah Abraham meninggal, Ishak tinggal di tidak jauh sumur Lahai-Roi (Kejadian 25:11)

Tinggal di negeri orang Filistin

Saat timbul kelaparan di negeri itu (ini bukan kelaparan yang pertama, yang telah terjadi dalam zaman Abraham), Ishak sempat tinggal beberapa lamanya di Gerar di negeri orang Filistin (Kejadian 26). Di sana Tuhan menampakkan diri kepadanya dan menegaskan kembali kontrak yang diberikan-Nya kepada Abraham, ayah Ishak:

"Diri sendiri akan menciptakan jumlah keturunanmu seperti bintang di langit; Diri sendiri akan memberikan kepada keturunanmu seluruh negeri ini, dan oleh keturunanmu seluruh bangsa di bumi akan mendapat berkat"[8]

Kesudahan Ishak menggali kembali sumur-sumur yang digali dalam zaman Abraham, ayahnya, dan yang telah ditutup oleh orang Filistin setelah Abraham mati; disebutkannyalah nama sumur-sumur itu menurut nama-nama yang telah diberikan oleh ayahnya.[9] Pada dua sumur pertama, bertengkarlah para gembala Gerar dengan para gembala Ishak, sehingga Ishak menamai kedua sumur itu bersambung "Esek" dan "Sitna".[10] Pada sumur ketiga, tidak benar pertengkaran dan Ishak menamai sumur itu "Rehobot".[11] Kesudahan Ishak pergi ke Bersyeba.[12] Pada malam itu TUHAN menampakkan diri kepadanya serta berfirman:

"Akulah Allah ayahmu Abraham; janganlah takut, sebab Diri sendiri menyertai engkau; Diri sendiri akan memberkati engkau dan menciptakan jumlah keturunanmu sebab Abraham, hamba-Ku itu."[13]

Setelah itu Ishak mendirikan mezbah di situ dan memanggil nama TUHAN. Ia memasang kemahnya di situ, lalu hamba-hambanya menggali sumur di situ.[14] Di sanalah Ishak kesudahan menyelenggarakan sumpah untuk tidak saling mengganggu dengan Abimelekh, raja Filistin dari Gerar yang datang mendapatkannya, bersama-sama dengan Ahuzat, kenalannya, dan Pikhol, kepala pasukannya; sebab itu sumur itu disebut: "Bersyeba" ("syeba" berarti "sumpah", tetapi dapat juga bermakna angka "tujuh").[15]

Kematian

Di hari tuanya Ishak tinggal di Mamre tidak jauh Kiryat-Arba --itulah Hebron -- tempat Abraham dan Ishak tinggal sbg orang asing.[16] Ishak meninggal dalam usia 180 tahun[17] dan dikuburkan oleh putra-putranya, Esau dan Yakub[18] bersama leluhurnya, di Gua Makhpela sama dengan tempat penguburan Abraham seperti yang diterangkan dalam Alkitab sbg berikut:

...di padang Efron bin Zohar, orang Het itu, padang yang letaknya di sebelah timur Mamre..... [19]

Anggaran saat

Selisih usia

  • Ishak semakin muda dari
    • Abraham: masa zaman (Kejadian 21:5)
    • Sara: 91 tahun (Kejadian 17, Kejadian 21)
    • Ismael: 14 tahun (Kejadian 17, Kejadian 21)
  • Ishak semakin tua dari
    • Esau dan Yakub: 60 tahun (Kejadian 25:26)
    • Yusuf: 151 tahun (Kejadian 31)

Garis saat

  • Ishak berusia 36 tahun saat Sara, ibunya, meninggal pada usia 127 tahun (Kejadian 23:1).
  • Ishak berusia 40 tahun saat ia mengambil Ribka menjadi istrinya (Kejadian 25:20).
  • Ishak berusia 60 tahun saat Ribka melahirkan untuknya Esau dan Yakub (Kejadian 25:26).
  • Ishak berusia 75 tahun saat Abraham, ayahnya, meninggal pada usia 175 tahun (Kejadian 25:7).
  • Ishak berusia masa zaman saat Esau (yang saat itu berumur 40 tahun) mengambil Yudit, anak Beeri orang Het, dan Basmat, anak Elon orang Het, menjadi isterinya (Kejadian 26:34).
  • Ishak berusia 123 tahun saat Ismael meninggal pada usia 137 tahun (Kejadian 25:17).
  • Ishak berusia 151 tahun saat Yusuf kelahiran (Kejadian 31).
  • Ishak berusia 168 tahun saat Yusuf dijual ke Mesir (Kejadian 37).
  • Ishak mati pada usia 180 tahun, saat Yakub (dan Esau) berusia 120 tahun, berarti 10 tahun sebelum Yakub pindah ke Mesir (Kejadian 46, Kejadian 47).
  • Ishak mati saat Yusuf berusia 29 tahun dan saat itu masih berada di dalam penjara di Mesir, setahun sebelum ia dibawa menghadap Firaun (Kejadian 40, Kejadian 41).

Silsilah

Menurut catatan Alkitab, silsilah Ishak adalah sbg berikut:

Pustaka

Tautan luar

Lihat pula

  • Nabi Ishaq - menurut Islam
  • Anggota Alkitab yang berkaitan: Kejadian 17, Kejadian 18, Kejadian 21, Kejadian 22, Kejadian 23, Kejadian 24, Kejadian 25, Kejadian 49.

edunitas.com


Page 13

Nabi ibrahim tidak mengizinkan ishaq menikah dengan wanita dari kaum

Rembrandt melukis ilustrasi malaikat yang masih memberhentikan usaha pengorbanan Ishak oleh Abraham (dibuat pada 1635).

Ishak (bahasa Ibrani: יִצְחָק, Standar Yiẓḥaq Tiberias Yiṣḥāq ; "ia tertawa"; bahasa Arab: إِسْحَاقَ, ʾIsḥāq) adalah putra tunggal Abraham dari istrinya Sara. Melalui keturunan Ishak inilah kelahiran bangsa Israel yang kelak akan mewarisi tanah Kanaan dari Abraham.

Kelahiran

Kelahiran Ishak sudah disampaikan oleh Tuhan sendiri saat mendatangi kemah Abraham dan Sara lebih kurang setahun sebelumnya.[1] Ishak kelahiran pada saat Abraham berusia Masa zaman[2] dan Sara 91 tahun.[3]

Menjadi korban

Menurut agama Yahudi dan Kristen, Ishak adalah anak yang akan dikorbankan oleh Abraham kepada Allah di Bukit Moria sebagai bukti ketaatan Abraham kepada-Nya (Kejadian 22). Dalam Al Quran, kitab suci agama Islam, nama anak yang dikorbankan tidak diistilahkan, sehingga muncul 2 argumen, adalah Ishak atau Ismael. Sesaat sebelum Abraham akan mengorbankan Ishak, Allah memberikan Abraham pengganti untuk Ishak adalah seekor domba jantan untuk menjadi sebagai kurban. Tempat itu lalu dinamainya dengan Tuhan menyediakan (bahasa Ibrani: Yehowah Jireh).

Keluarga

Sara meninggal saat Ishak berusia 36 tahun.[4] Saat berusia 40 tahun, Ishak menikah dengan Ribka, anak perempuan Betuel, cucu Nahor, yang masih kerabat Abraham.[5] Ribka ini dibawa dari Mesopotamia oleh Eliezer, hamba setia ayah Ishak, Abraham (Kejadian 24).

Pada usia 60 tahun, dari Ribka, istrinya, Ishak mendapatkan dua orang anak kembar, adalah Esau dan Yakub yang wataknya sangat berlainan.[6] Keturunan mereka kesudahan melahirkan dua bangsa, adalah Edom dan Israel. Pada masa tua Ishak, Yakub dengan pertolongan Ribka, ibunya, berhasil memperdayai Ishak dan mengambil alih hak kesulungan Esau (Kejadian 27).

Saat Abraham meninggal sewaktu Ishak berusia 75 tahun,[7] Ishak dan Ismael menguburkan Abraham dalam gua Makhpela, di padang Efron bin Zohar, orang Het itu, padang yang letaknya di sebelah timur Mamre (Kejadian 25:9). Setelah Abraham meninggal, Ishak tinggal di tidak jauh sumur Lahai-Roi (Kejadian 25:11)

Tinggal di negeri orang Filistin

Saat timbul kelaparan di negeri itu (ini bukan kelaparan yang pertama, yang telah terjadi dalam zaman Abraham), Ishak sempat tinggal beberapa lamanya di Gerar di negeri orang Filistin (Kejadian 26). Di sana Tuhan menampakkan diri kepadanya dan menegaskan kembali kontrak yang diberikan-Nya kepada Abraham, ayah Ishak:

"Diri sendiri akan menciptakan jumlah keturunanmu seperti bintang di langit; Diri sendiri akan memberikan kepada keturunanmu seluruh negeri ini, dan oleh keturunanmu semua bangsa di bumi akan mendapat berkat"[8]

Kesudahan Ishak menggali kembali sumur-sumur yang digali dalam zaman Abraham, ayahnya, dan yang telah ditutup oleh orang Filistin setelah Abraham mati; disebutkannyalah nama sumur-sumur itu menurut nama-nama yang telah diberikan oleh ayahnya.[9] Pada dua sumur pertama, bertengkarlah para gembala Gerar dengan para gembala Ishak, sehingga Ishak menamai kedua sumur itu bersambung "Esek" dan "Sitna".[10] Pada sumur ketiga, tidak benar pertengkaran dan Ishak menamai sumur itu "Rehobot".[11] Kesudahan Ishak pergi ke Bersyeba.[12] Pada malam itu TUHAN menampakkan diri kepadanya serta berfirman:

"Akulah Allah ayahmu Abraham; janganlah takut, sebab Diri sendiri menyertai engkau; Diri sendiri akan memberkati engkau dan menciptakan jumlah keturunanmu sebab Abraham, hamba-Ku itu."[13]

Setelah itu Ishak mendirikan mezbah di situ dan memanggil nama TUHAN. Ia memasang kemahnya di situ, lalu hamba-hambanya menggali sumur di situ.[14] Di sanalah Ishak kesudahan menyelenggarakan sumpah untuk tidak saling mengganggu dengan Abimelekh, raja Filistin dari Gerar yang datang mendapatkannya, bersama-sama dengan Ahuzat, kenalannya, dan Pikhol, kepala pasukannya; sebab itu sumur itu disebut: "Bersyeba" ("syeba" berarti "sumpah", tetapi dapat juga bermakna angka "tujuh").[15]

Kematian

Di hari tuanya Ishak tinggal di Mamre tidak jauh Kiryat-Arba --itulah Hebron -- tempat Abraham dan Ishak tinggal sebagai orang asing.[16] Ishak meninggal dalam usia 180 tahun[17] dan dikuburkan oleh putra-putranya, Esau dan Yakub[18] bersama leluhurnya, di Gua Makhpela sama dengan tempat penguburan Abraham seperti yang diterangkan dalam Alkitab sebagai berikut:

...di padang Efron bin Zohar, orang Het itu, padang yang letaknya di sebelah timur Mamre...[19]

Anggaran waktu

Selisih usia

  • Ishak semakin muda dari
    • Abraham: masa zaman (Kejadian 21:5)
    • Sara: 91 tahun (Kejadian 17, Kejadian 21)
    • Ismael: 14 tahun (Kejadian 17, Kejadian 21)
  • Ishak semakin tua dari
    • Esau dan Yakub: 60 tahun (Kejadian 25:26)
    • Yusuf: 151 tahun (Kejadian 31)

Garis waktu

  • Ishak berusia 36 tahun saat Sara, ibunya, meninggal pada usia 127 tahun (Kejadian 23:1).
  • Ishak berusia 40 tahun saat ia mengambil Ribka menjadi istrinya (Kejadian 25:20).
  • Ishak berusia 60 tahun saat Ribka melahirkan untuknya Esau dan Yakub (Kejadian 25:26).
  • Ishak berusia 75 tahun saat Abraham, ayahnya, meninggal pada usia 175 tahun (Kejadian 25:7).
  • Ishak berusia masa zaman saat Esau (yang saat itu berumur 40 tahun) mengambil Yudit, anak Beeri orang Het, dan Basmat, anak Elon orang Het, menjadi isterinya (Kejadian 26:34).
  • Ishak berusia 123 tahun saat Ismael meninggal pada usia 137 tahun (Kejadian 25:17).
  • Ishak berusia 151 tahun saat Yusuf kelahiran (Kejadian 31).
  • Ishak berusia 168 tahun saat Yusuf dijual ke Mesir (Kejadian 37).
  • Ishak mati pada usia 180 tahun, saat Yakub (dan Esau) berusia 120 tahun, berarti 10 tahun sebelum Yakub pindah ke Mesir (Kejadian 46, Kejadian 47).
  • Ishak mati saat Yusuf berusia 29 tahun dan saat itu masih berada di dalam penjara di Mesir, setahun sebelum ia dibawa menghadap Firaun (Kejadian 40, Kejadian 41).

Silsilah

Menurut catatan Alkitab, silsilah Ishak adalah sebagai berikut:

Pustaka

Tautan luar

Lihat pula

  • Nabi Ishaq - menurut Islam
  • Anggota Alkitab yang berkaitan: Kejadian 17, Kejadian 18, Kejadian 21, Kejadian 22, Kejadian 23, Kejadian 24, Kejadian 25, Kejadian 49.

edunitas.com


Page 14

Nabi ibrahim tidak mengizinkan ishaq menikah dengan wanita dari kaum

Rembrandt melukis ilustrasi malaikat yang masih memberhentikan usaha pengorbanan Ishak oleh Abraham (dibuat pada 1635).

Ishak (bahasa Ibrani: יִצְחָק, Standar Yiẓḥaq Tiberias Yiṣḥāq ; "ia tertawa"; bahasa Arab: إِسْحَاقَ, ʾIsḥāq) adalah putra tunggal Abraham dari istrinya Sara. Melalui keturunan Ishak inilah kelahiran bangsa Israel yang kelak akan mewarisi tanah Kanaan dari Abraham.

Kelahiran

Kelahiran Ishak sudah disampaikan oleh Tuhan sendiri saat mendatangi kemah Abraham dan Sara lebih kurang setahun sebelumnya.[1] Ishak kelahiran pada saat Abraham berusia Masa zaman[2] dan Sara 91 tahun.[3]

Menjadi korban

Menurut agama Yahudi dan Kristen, Ishak adalah anak yang akan dikorbankan oleh Abraham kepada Allah di Bukit Moria sebagai bukti ketaatan Abraham kepada-Nya (Kejadian 22). Dalam Al Quran, kitab suci agama Islam, nama anak yang dikorbankan tidak diistilahkan, sehingga muncul 2 argumen, adalah Ishak atau Ismael. Sesaat sebelum Abraham akan mengorbankan Ishak, Allah memberikan Abraham pengganti untuk Ishak adalah seekor domba jantan untuk menjadi sebagai kurban. Tempat itu lalu dinamainya dengan Tuhan menyediakan (bahasa Ibrani: Yehowah Jireh).

Keluarga

Sara meninggal saat Ishak berusia 36 tahun.[4] Saat berusia 40 tahun, Ishak menikah dengan Ribka, anak perempuan Betuel, cucu Nahor, yang masih kerabat Abraham.[5] Ribka ini dibawa dari Mesopotamia oleh Eliezer, hamba setia ayah Ishak, Abraham (Kejadian 24).

Pada usia 60 tahun, dari Ribka, istrinya, Ishak mendapatkan dua orang anak kembar, adalah Esau dan Yakub yang wataknya sangat berlainan.[6] Keturunan mereka kesudahan melahirkan dua bangsa, adalah Edom dan Israel. Pada masa tua Ishak, Yakub dengan pertolongan Ribka, ibunya, berhasil memperdayai Ishak dan mengambil alih hak kesulungan Esau (Kejadian 27).

Saat Abraham meninggal sewaktu Ishak berusia 75 tahun,[7] Ishak dan Ismael menguburkan Abraham dalam gua Makhpela, di padang Efron bin Zohar, orang Het itu, padang yang letaknya di sebelah timur Mamre (Kejadian 25:9). Setelah Abraham meninggal, Ishak tinggal di tidak jauh sumur Lahai-Roi (Kejadian 25:11)

Tinggal di negeri orang Filistin

Saat timbul kelaparan di negeri itu (ini bukan kelaparan yang pertama, yang telah terjadi dalam zaman Abraham), Ishak sempat tinggal beberapa lamanya di Gerar di negeri orang Filistin (Kejadian 26). Di sana Tuhan menampakkan diri kepadanya dan menegaskan kembali kontrak yang diberikan-Nya kepada Abraham, ayah Ishak:

"Diri sendiri akan menciptakan jumlah keturunanmu seperti bintang di langit; Diri sendiri akan memberikan kepada keturunanmu seluruh negeri ini, dan oleh keturunanmu semua bangsa di bumi akan mendapat berkat"[8]

Kesudahan Ishak menggali kembali sumur-sumur yang digali dalam zaman Abraham, ayahnya, dan yang telah ditutup oleh orang Filistin setelah Abraham mati; disebutkannyalah nama sumur-sumur itu menurut nama-nama yang telah diberikan oleh ayahnya.[9] Pada dua sumur pertama, bertengkarlah para gembala Gerar dengan para gembala Ishak, sehingga Ishak menamai kedua sumur itu bersambung "Esek" dan "Sitna".[10] Pada sumur ketiga, tidak benar pertengkaran dan Ishak menamai sumur itu "Rehobot".[11] Kesudahan Ishak pergi ke Bersyeba.[12] Pada malam itu TUHAN menampakkan diri kepadanya serta berfirman:

"Akulah Allah ayahmu Abraham; janganlah takut, sebab Diri sendiri menyertai engkau; Diri sendiri akan memberkati engkau dan menciptakan jumlah keturunanmu sebab Abraham, hamba-Ku itu."[13]

Setelah itu Ishak mendirikan mezbah di situ dan memanggil nama TUHAN. Ia memasang kemahnya di situ, lalu hamba-hambanya menggali sumur di situ.[14] Di sanalah Ishak kesudahan menyelenggarakan sumpah untuk tidak saling mengganggu dengan Abimelekh, raja Filistin dari Gerar yang datang mendapatkannya, bersama-sama dengan Ahuzat, kenalannya, dan Pikhol, kepala pasukannya; sebab itu sumur itu disebut: "Bersyeba" ("syeba" berarti "sumpah", tetapi dapat juga bermakna angka "tujuh").[15]

Kematian

Di hari tuanya Ishak tinggal di Mamre tidak jauh Kiryat-Arba --itulah Hebron -- tempat Abraham dan Ishak tinggal sebagai orang asing.[16] Ishak meninggal dalam usia 180 tahun[17] dan dikuburkan oleh putra-putranya, Esau dan Yakub[18] bersama leluhurnya, di Gua Makhpela sama dengan tempat penguburan Abraham seperti yang diterangkan dalam Alkitab sebagai berikut:

...di padang Efron bin Zohar, orang Het itu, padang yang letaknya di sebelah timur Mamre...[19]

Anggaran waktu

Selisih usia

  • Ishak semakin muda dari
    • Abraham: masa zaman (Kejadian 21:5)
    • Sara: 91 tahun (Kejadian 17, Kejadian 21)
    • Ismael: 14 tahun (Kejadian 17, Kejadian 21)
  • Ishak semakin tua dari
    • Esau dan Yakub: 60 tahun (Kejadian 25:26)
    • Yusuf: 151 tahun (Kejadian 31)

Garis waktu

  • Ishak berusia 36 tahun saat Sara, ibunya, meninggal pada usia 127 tahun (Kejadian 23:1).
  • Ishak berusia 40 tahun saat ia mengambil Ribka menjadi istrinya (Kejadian 25:20).
  • Ishak berusia 60 tahun saat Ribka melahirkan untuknya Esau dan Yakub (Kejadian 25:26).
  • Ishak berusia 75 tahun saat Abraham, ayahnya, meninggal pada usia 175 tahun (Kejadian 25:7).
  • Ishak berusia masa zaman saat Esau (yang saat itu berumur 40 tahun) mengambil Yudit, anak Beeri orang Het, dan Basmat, anak Elon orang Het, menjadi isterinya (Kejadian 26:34).
  • Ishak berusia 123 tahun saat Ismael meninggal pada usia 137 tahun (Kejadian 25:17).
  • Ishak berusia 151 tahun saat Yusuf kelahiran (Kejadian 31).
  • Ishak berusia 168 tahun saat Yusuf dijual ke Mesir (Kejadian 37).
  • Ishak mati pada usia 180 tahun, saat Yakub (dan Esau) berusia 120 tahun, berarti 10 tahun sebelum Yakub pindah ke Mesir (Kejadian 46, Kejadian 47).
  • Ishak mati saat Yusuf berusia 29 tahun dan saat itu masih berada di dalam penjara di Mesir, setahun sebelum ia dibawa menghadap Firaun (Kejadian 40, Kejadian 41).

Silsilah

Menurut catatan Alkitab, silsilah Ishak adalah sebagai berikut:

Pustaka

Tautan luar

Lihat pula

  • Nabi Ishaq - menurut Islam
  • Anggota Alkitab yang berkaitan: Kejadian 17, Kejadian 18, Kejadian 21, Kejadian 22, Kejadian 23, Kejadian 24, Kejadian 25, Kejadian 49.

edunitas.com


Page 15

Nabi ibrahim tidak mengizinkan ishaq menikah dengan wanita dari kaum

Rembrandt melukis ilustrasi malaikat yang masih memberhentikan usaha pengorbanan Ishak oleh Abraham (dibuat pada 1635).

Ishak (bahasa Ibrani: יִצְחָק, Standar Yiẓḥaq Tiberias Yiṣḥāq ; "ia tertawa"; bahasa Arab: إِسْحَاقَ, ʾIsḥāq) adalah putra tunggal Abraham dari istrinya Sara. Melalui keturunan Ishak inilah kelahiran bangsa Israel yang kelak akan mewarisi tanah Kanaan dari Abraham.

Kelahiran

Kelahiran Ishak sudah disampaikan oleh Tuhan sendiri saat mendatangi kemah Abraham dan Sara lebih kurang setahun sebelumnya.[1] Ishak kelahiran pada saat Abraham berusia Masa zaman[2] dan Sara 91 tahun.[3]

Menjadi korban

Menurut agama Yahudi dan Kristen, Ishak adalah anak yang akan dikorbankan oleh Abraham kepada Allah di Bukit Moria sbg bukti ketaatan Abraham kepada-Nya (Kejadian 22). Dalam Al Quran, kitab suci agama Islam, nama anak yang dikorbankan tidak diistilahkan, sehingga muncul 2 argumen, adalah Ishak atau Ismael. Sesaat sebelum Abraham akan mengorbankan Ishak, Allah memberikan Abraham pengganti untuk Ishak adalah seekor domba jantan untuk menjadi sbg kurban. Tempat itu lalu dinamainya dengan Tuhan menyediakan (bahasa Ibrani: Yehowah Jireh).

Keluarga

Sara meninggal saat Ishak berusia 36 tahun.[4] Saat berusia 40 tahun, Ishak menikah dengan Ribka, anak perempuan Betuel, cucu Nahor, yang masih kerabat Abraham.[5] Ribka ini dibawa dari Mesopotamia oleh Eliezer, abdi setia ayah Ishak, Abraham (Kejadian 24).

Pada usia 60 tahun, dari Ribka, istrinya, Ishak mendapatkan dua orang anak kembar, adalah Esau dan Yakub yang wataknya sangat berlainan.[6] Keturunan mereka kesudahan melahirkan dua bangsa, adalah Edom dan Israel. Pada masa tua Ishak, Yakub dengan pertolongan Ribka, ibunya, berhasil memperdayai Ishak dan mengambil alih hak kesulungan Esau (Kejadian 27).

Saat Abraham meninggal sewaktu Ishak berusia 75 tahun,[7] Ishak dan Ismael menguburkan Abraham dalam gua Makhpela, di padang Efron bin Zohar, orang Het itu, padang yang letaknya di sebelah timur Mamre (Kejadian 25:9). Setelah Abraham meninggal, Ishak tinggal di tidak jauh sumur Lahai-Roi (Kejadian 25:11)

Tinggal di negeri orang Filistin

Saat timbul kelaparan di negeri itu (ini bukan kelaparan yang pertama, yang telah terjadi dalam zaman Abraham), Ishak sempat tinggal beberapa lamanya di Gerar di negeri orang Filistin (Kejadian 26). Di sana Tuhan menampakkan diri kepadanya dan menegaskan kembali kontrak yang diberikan-Nya kepada Abraham, ayah Ishak:

"Diri sendiri akan menciptakan jumlah keturunanmu seperti bintang di langit; Diri sendiri akan memberikan kepada keturunanmu seluruh negeri ini, dan oleh keturunanmu seluruh bangsa di bumi akan mendapat berkat"[8]

Kesudahan Ishak menggali kembali sumur-sumur yang digali dalam zaman Abraham, ayahnya, dan yang telah ditutup oleh orang Filistin setelah Abraham mati; disebutkannyalah nama sumur-sumur itu menurut nama-nama yang telah diberikan oleh ayahnya.[9] Pada dua sumur pertama, bertengkarlah para gembala Gerar dengan para gembala Ishak, sehingga Ishak menamai kedua sumur itu bersambung "Esek" dan "Sitna".[10] Pada sumur ketiga, tidak benar pertengkaran dan Ishak menamai sumur itu "Rehobot".[11] Kesudahan Ishak pergi ke Bersyeba.[12] Pada malam itu TUHAN menampakkan diri kepadanya serta berfirman:

"Akulah Allah ayahmu Abraham; janganlah takut, sebab Diri sendiri menyertai engkau; Diri sendiri akan memberkati engkau dan menciptakan jumlah keturunanmu sebab Abraham, hamba-Ku itu."[13]

Setelah itu Ishak mendirikan mezbah di situ dan memanggil nama TUHAN. Ia memasang kemahnya di situ, lalu hamba-hambanya menggali sumur di situ.[14] Di sanalah Ishak kesudahan menyelenggarakan sumpah untuk tidak saling mengganggu dengan Abimelekh, raja Filistin dari Gerar yang datang mendapatkannya, bersama-sama dengan Ahuzat, kenalannya, dan Pikhol, kepala pasukannya; sebab itu sumur itu disebut: "Bersyeba" ("syeba" berarti "sumpah", tetapi dapat juga bermakna angka "tujuh").[15]

Kematian

Di hari tuanya Ishak tinggal di Mamre tidak jauh Kiryat-Arba --itulah Hebron -- tempat Abraham dan Ishak tinggal sbg orang asing.[16] Ishak meninggal dalam usia 180 tahun[17] dan dikuburkan oleh putra-putranya, Esau dan Yakub[18] bersama leluhurnya, di Gua Makhpela sama dengan tempat penguburan Abraham seperti yang diterangkan dalam Alkitab sbg berikut:

...di padang Efron bin Zohar, orang Het itu, padang yang letaknya di sebelah timur Mamre..... [19]

Anggaran saat

Selisih usia

  • Ishak semakin muda dari
    • Abraham: masa zaman (Kejadian 21:5)
    • Sara: 91 tahun (Kejadian 17, Kejadian 21)
    • Ismael: 14 tahun (Kejadian 17, Kejadian 21)
  • Ishak semakin tua dari
    • Esau dan Yakub: 60 tahun (Kejadian 25:26)
    • Yusuf: 151 tahun (Kejadian 31)

Garis saat

  • Ishak berusia 36 tahun saat Sara, ibunya, meninggal pada usia 127 tahun (Kejadian 23:1).
  • Ishak berusia 40 tahun saat ia mengambil Ribka menjadi istrinya (Kejadian 25:20).
  • Ishak berusia 60 tahun saat Ribka melahirkan untuknya Esau dan Yakub (Kejadian 25:26).
  • Ishak berusia 75 tahun saat Abraham, ayahnya, meninggal pada usia 175 tahun (Kejadian 25:7).
  • Ishak berusia masa zaman saat Esau (yang saat itu berumur 40 tahun) mengambil Yudit, anak Beeri orang Het, dan Basmat, anak Elon orang Het, menjadi isterinya (Kejadian 26:34).
  • Ishak berusia 123 tahun saat Ismael meninggal pada usia 137 tahun (Kejadian 25:17).
  • Ishak berusia 151 tahun saat Yusuf kelahiran (Kejadian 31).
  • Ishak berusia 168 tahun saat Yusuf dijual ke Mesir (Kejadian 37).
  • Ishak mati pada usia 180 tahun, saat Yakub (dan Esau) berusia 120 tahun, berarti 10 tahun sebelum Yakub pindah ke Mesir (Kejadian 46, Kejadian 47).
  • Ishak mati saat Yusuf berusia 29 tahun dan saat itu masih berada di dalam penjara di Mesir, setahun sebelum ia dibawa menghadap Firaun (Kejadian 40, Kejadian 41).

Silsilah

Menurut catatan Alkitab, silsilah Ishak adalah sbg berikut:

Pustaka

Tautan luar

Lihat pula

  • Nabi Ishaq - menurut Islam
  • Anggota Alkitab yang berkaitan: Kejadian 17, Kejadian 18, Kejadian 21, Kejadian 22, Kejadian 23, Kejadian 24, Kejadian 25, Kejadian 49.

edunitas.com


Page 16

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) 4, 4 April, 4 April Penerbangan 035, 4 BC, 4 Bintang Lagenda - Vol. 1 (album), 400 SM, 400-an SM, 401, 401 SM, 420-an SM, 421, 425, 4257 Ubasti, 455 SM, 456 SM, 457 SM, 458 SM, 480-an SM, 4805 Asteropaios, 480i, 480s BC


Page 17

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) 4, 4 April, 4 April Penerbangan 035, 4 BC, 4 Bintang Lagenda - Vol. 1 (album), 400 SM, 400-an SM, 401, 401 SM, 420-an SM, 421, 425, 4257 Ubasti, 455 SM, 456 SM, 457 SM, 458 SM, 480-an SM, 4805 Asteropaios, 480i, 480s BC


Page 18

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) A, A Cinderella Story, A Clockwork Orange, A Clockwork Orange (film), A Collection, Aaptos papillata, Aaptos pernucleata, Aaptos robustus, Aaptos rosacea, Abdul Aziz Alu-Sheikh, Abdul Aziz Angkat, Abdul Aziz bin Abdulah bin Baz, Abdul Aziz bin Abdullah Alu Syaikh, Abisai, Abit, Mook Manaar Bulatn, Kutai Barat, Abitibi-Consolidated, AbiWord, AC Arles-Avignon, AC Bellinzona, AC Martina, AC Milan


Page 19

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) A, A Cinderella Story, A Clockwork Orange, A Clockwork Orange (film), A Collection, Aaptos papillata, Aaptos pernucleata, Aaptos robustus, Aaptos rosacea, Abdul Aziz Alu-Sheikh, Abdul Aziz Angkat, Abdul Aziz bin Abdulah bin Baz, Abdul Aziz bin Abdullah Alu Syaikh, Abisai, Abit, Mook Manaar Bulatn, Kutai Barat, Abitibi-Consolidated, AbiWord, AC Arles-Avignon, AC Bellinzona, AC Martina, AC Milan


Page 20

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) B, B17, B20, B22, B25, Babirik, Beruntung Baru, Banjar, Babirik, Hulu Sungai Utara, Babirusa, Babirusa Buru, Badan Liga Indonesia, Badan Meteorologi Australia, Badan Meteorologi dan Geofisika, Badan Meteorologi Jepang, Bagik Payung, Suralaga, Lombok Timur, Bagik Polak, Labu Api, Lombok Barat, Baginda, Sumedang Selatan, Sumedang, Bagindo Aziz Chan, Bahasa Bawean, Bahasa Belanda, Bahasa Belanda di Indonesia, Bahasa Belarus


Page 21

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) B, B17, B20, B22, B25, Babirik, Beruntung Baru, Banjar, Babirik, Hulu Sungai Utara, Babirusa, Babirusa Buru, Badan Liga Indonesia, Badan Meteorologi Australia, Badan Meteorologi dan Geofisika, Badan Meteorologi Jepang, Bagik Payung, Suralaga, Lombok Timur, Bagik Polak, Labu Api, Lombok Barat, Baginda, Sumedang Selatan, Sumedang, Bagindo Aziz Chan, Bahasa Bawean, Bahasa Belanda, Bahasa Belanda di Indonesia, Bahasa Belarus


Page 22

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) C, C.G.E. Mannerheim, C.G.K. Reinwardt, C.H. Greenblatt, C.I.D. (film), Cairate, Cairina scutulata, Cairn Terrier, Cairns, Calung, Calungbungur, Sajira, Lebak, Caluso, Caluya, Antique, Canadian dollar, Canadian Football League, Canadian Grand Prix, Canadian Hot 100, Cane Toa, Rikit Gaib, Gayo Lues, Cane Uken, Rikit Gaib, Gayo Lues, Canellales, Canero


Page 23

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) C, C.G.E. Mannerheim, C.G.K. Reinwardt, C.H. Greenblatt, C.I.D. (film), Cairate, Cairina scutulata, Cairn Terrier, Cairns, Calung, Calungbungur, Sajira, Lebak, Caluso, Caluya, Antique, Canadian dollar, Canadian Football League, Canadian Grand Prix, Canadian Hot 100, Cane Toa, Rikit Gaib, Gayo Lues, Cane Uken, Rikit Gaib, Gayo Lues, Canellales, Canero


Page 24

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) H, H.H.H. Tower, H.M.A. Tihami, H.O.S. Tjokroaminoto, H.O.T., Hak LGBT di Oseania, Hak LGBT di Pakistan, Hak LGBT di Republik Tiongkok, Hak LGBT di Rumania, Halte Cinango, Halte Cisomang, Halte Cisomang layout, Halte Citaliktik, Handil Labuan Amas, Bumi Makmur, Tanah Laut, Handil Maluka, Bumi Makmur, Tanah Laut, Handil Negara, Kurau, Tanah Laut, Handil Purai, Beruntung Baru, Banjar, Harapan, Tanah Pinem, Dairi, Harapankarya, Pagelaran, Pandeglang, Harappa, Harara, Dusun Timur, Barito Timur


Page 25

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) H, H.H.H. Tower, H.M.A. Tihami, H.O.S. Tjokroaminoto, H.O.T., Hak LGBT di Oseania, Hak LGBT di Pakistan, Hak LGBT di Republik Tiongkok, Hak LGBT di Rumania, Halte Cinango, Halte Cisomang, Halte Cisomang layout, Halte Citaliktik, Handil Labuan Amas, Bumi Makmur, Tanah Laut, Handil Maluka, Bumi Makmur, Tanah Laut, Handil Negara, Kurau, Tanah Laut, Handil Purai, Beruntung Baru, Banjar, Harapan, Tanah Pinem, Dairi, Harapankarya, Pagelaran, Pandeglang, Harappa, Harara, Dusun Timur, Barito Timur


Page 26

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) I, I Got a Boy, I Got a Boy (lagu), I Gusti Agung Kusuma Yudha Rai, I Gusti Ketut Jelantik, Ibrahim al-Imam, Ibrahim al-Jaafari, Ibrahim al-Maimuni, Ibrahim al-Marhumi, Ie Mirah, Pasie Raja, Aceh Selatan, Ie Relop, Pegasing, Aceh Tengah, Ie Rhob Babah Lueng, Simpang Mamplam, Bireuen, Ie Rhob Barat, Simpang Mamplam, Bireuen, Ikatan non kovalen, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Pencak Silat Indonesia, Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia, Ilyas, Ilyas Karim, Ilyas Ruhiat, Ilyas Ya'kub