Mengapa penting mengidentifikasi penyebab terjadinya spoiled dan rework?



Biaya untuk mencegah terjadinya kegagalan produk, biaya ini dikeluarkan untuk mendesai produk dan sistem produksi bermutu tinggi, termasuk biaya untuk menerapkan sistem-sistem tersebut

Biaya untuk mendeteksi kegagalan produk, terdiri atas biaya inspeksi dan pengujian bahan baku, inspeksi produk selama dan setelah produksi, serta biaya untuk memperoleh informasi dari pelanggan mengenai kepuasan mereka atas produk tersebut.

Biaya yang terjadi saat produk gagal, biaya kegagalan internal adalah biaya yang terjadi selama proses produksi, dan biaya kegagalan eksternal adalah biaya yang terjadi setelah produk dijual.


a.       Spoilage (kerusakan), unit produksi, baik selesai seluruhnya atau sebagian, yang tidak memenuhi spesifikasi yang diminta pelanggan dan akan dibuang atau dijual dengan harga yang lebih rendah.

b.      Rework(pengerjaan ulang), unit produksi yang tidak memenuhi spesifikasi yang diminta pelanggan tetapi kemudian diperbaiki dan dijual sebagai unit barang jadi.

c.       Scrap (rongsokan), bahan residu yang berasal dari pembuatan suatu produk dan dijual dengan total nilai jual lebih rendah dibandingkan total nilai jual produk

kerusakan yang melekat dalam proses produksi tertentu yang tetap saja terjadi meskipun operasi telah berlangsung secara efisien.

kerusakan yang tidak melekat dalam proses produksi tertentu dan tidak akan terjadi pada kondisi operasi yang efisien

C.      Pencatatan Akuntansi untuk Cost Of Quality

a.       Kerusakan normal yang disebabkan oleh pekerjaan tertentu

Pekerjaan tertentu menanggungbiaya kerusakn dikurangi nilai pelepasan kerusakan

        Work-in-Process Control                                              XXX

b.      Kerusakan normal yang umum terjadi di semua pekerjaan

Kerusakan dialokasikan secara tidak langsung ke pekerjaan sebagai overhead manufaktur karenakerusakan merupakan hal yang umum pada semua pekerjaan

Manufacturing Overhead Control                        XXX

        Work-in-Process Control                                              XXX

Kerugian bersih dibebankan ke akun Loss from abnormal spoilage. Biaya kerusakan abnormal tidak dimasukkan sebagai bagian dari biaya unit yang baik yang diproduksi

Loss from abnormal spoilage                                XXX

        Work-in-Process Control                                              XXX


a.       Pengerjaan ulang normal yang dapat diatribusikan dengan pekerjaan tertentu.

 Jika pengerjaan ulang bersifat normal tetapi terjadi akibat persyaratan dari pekerjaan tertentu, biaya pengerjaan ulang akan dibebankan ke pekerjaan tersebut.

Work-in-Process Control                                       XXX

        Wages Payable Control                                                 XXX

        Manufacturing Overhead Allocated                              XXX

b.      Pengerjaan ulang normal yang umum pada semua pekerjaan.

 Jika pengerjaan ulang merupakan hal yang normal dan tidak dapat diatribusikan dengan pekerjaan tertentu, biaya pengerjaan ulang akan dibebankan ke overhead manufaktur dandisebarkan, melalui alokasi overhead, ke semua pekerjaan.

Manufacturing Overhead Control                     XXX

        Wages Payable Control                                                  XXX

        Manufacturing Overhead Allocated                               XXX

c.       Pengerjaan ulang abnormal.

Jika pengerjaan ulang bersifat abnormal, hal tersebut akan dicatat dengan membebankan pengerjaan ulang abnormal ke akun kerugian.

Loss from abnormal rework                                 XXX

        Wages Payable Control                                                   XXX

        Manufacturing Overhead Allocated                               XXX


“Produk Cacat, Pengerjaan Ulang dan Sisa”

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Dalam proses produksi suatu barang tentunya tidak semua produk berhasil dihasilkan dengan sempurna. Dari banyak produk yang dihasilkan pasti ada produk yang cacat atau gagal produksi.

Instagram: SDM Indonesia

Selain itu, produk yang gagal tersebut bisa saja dilakukan pengerjaan  ulang. Dalam akuntansi terdapat perlakuan untuk produk yang cacat dan produk yang harus dilakukan pengerjaan ulang.

Dalam proses produksi juga pasti terdapat produk sisa yang juga terdapat perlakuan akuntansi sendiri. Berikut ini Kami tim SDM Indonesia akan memberikan penjelasan mengenai Produk Cacat, Pengerjaan Ulang, dan Sisa (Spoilage, Rework, & Scrap).

Silahkan diunduh file power point /PDF berikut ini:

_____________________________

Belajar Mudah dengan Power Point:

PPT Produk Cacat, Pengerjaan Ulang & Sisa

_______________________________

Definisi Dasar dan Poin-Poin Penting:
  • Unit produksi cacat, baik yang lengkap maupun sebagian selesai, yang tidak memenuhi spesifikasi yang dipersyaratkan oleh pelanggan untuk unit yang baik dan yang dibuang atau dijual dengan harga yang lebih rendah.
  • Pengerjaan ulang yaitu ketika unit produksi yang tidak memenuhi spesifikasi yang dipersyaratkan oleh pelanggan namun kemudian diperbaiki dan dijual sebagai barang jadi yang bagus.
  • Produk sisa adalah bahan sisa yang dihasilkan dari pembuatan produk. Memiliki nilai penjualan yang rendah dibandingkan dengan total nilai penjualan produk. Produk sisa mirip dengan produk sampingan namun muncul sebagai residual dari proses pembuatan dan bukan merupakan produk yang ditargetkan untuk pembuatan atau penjualan oleh perusahaan.
Akuntansi Produk Cacat
  • Sejumlah produk cacat, pengerjaan ulang atau sisa melekat pada banyak proses produksi.
  • Akuntansi produk cacat bertujuan untuk mengetahui besarnya spoilage cost dan untuk membedakan spoilage cost normal dan abnormal.
  • Untuk mengelola, mengendalikan, dan mengurangi biaya produk cacat, sebaiknya disorot, tidak dibuat saja menjadi biaya produksi.
Dua Jenis Produk Cacat

Cacat normal adalah cacat yang melekat dalam proses produksi tertentu yang timbul bahkan dalam kondisi operasi yang efisien.

  • Tingkat cacat normal dihitung dengan membagi unit cacat normal dengan total unit yang selesai, bukan total unit aktual yang mulai diproduksi.
  • Manajemen membuat keputusan tentang tingkat produksi per jam yang menghasilkan tingkat cacat normal.

Cacat yang tidak normal adalah cacat yang tidak melekat dalam proses produksi tertentu dan tidak akan timbul dalam kondisi operasi yang efisien.

  • Cacat tidak normal dianggap bisa dihindari dan terkendali.
  • Efek dari biaya produk cacat yang tidak normal, perusahaan menghitung jumlah cacat tidak normal dan mencatat biaya pada akun Loss from Abnormal Spoilage, yang muncul sebagai bagian terpisah pada laporan laba rugi.
Tiga jenis pengerjaan ulang
  • Pengerjaan ulang normal yang diakibatkan oleh pekerjaan tertentu-biaya pengerjaan ulang dibebankan ke pekerjaan itu.
  • Rework (pengerjaan ulang) normal untuk semua pekerjaan-biaya dibebankan ke biaya produksi dan disebarkan, melalui alokasi overhead, untuk semua pekerjaan.
  • Pengerjaan tidak normal dibebankan ke Rugi dari akun Rutin Abnormal yang muncul pada laporan laba rugi.

Baca juga: Akuntansi Biaya

Akuntansi Produk Sisa (Scrap)
  • Scrap adalah bahan sisa yang dihasilkan dari pembuatan produk; Nilai penjualannya rendah dibandingkan dengan total nilai penjualan produk.
  • Tidak ada perbedaan antara scrap normal dan abnormal karena tidak ada biaya yang dibebankan untuk produk sisa.

Untuk materi selengkapnya mengenai Produk Cacat, Pengerjaan Ulang, dan Sisa (Spoilage, Rework, & Scrap), bisa di download ppt pada link diatas.

Demikian semoga bermanfaat, dan salam sukses SDM Indonesia.

خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ

_________________________________

SDMIndonesia.com

Kursus Daring, Pelatihan & In-house Training