Mengapa pengeluaran keringat yang berlebihan dapat menyebabkan kejang

Mengapa pengeluaran keringat yang berlebihan dapat menyebabkan kejang? Jelaskan!

Untuk Adik-adik yang ingin mendapatkan jawaban dari persoalan Mengapa Pengeluaran Keringat Yang Berlebihan Dapat Menyebabkan Kejang Jelaskan, Kamu bisa simak jawaban yang tersedia, dan harapan kita jawaban dibawah mampu membantu kamu menyelesaikan persoalan Mengapa Pengeluaran Keringat Yang Berlebihan Dapat Menyebabkan Kejang Jelaskan.

Hai Nandhita, Kakak coba bantu jawab yah. Pengeluaran keringat yang berlebihan menyebabkan kejang karena tubuh kekurangan cairan dan mineral tubuh melalui pengeluaran keringat yang berlebihan. Kulit merupakan organ ekskresi yang mengeluarkan sisa-sisa metabolisme dalam bentuk keringat. Tubuh menghasilkan keringat untuk mengontrol suhu tubuh serta menjadi pelumas bagi kulit dan rambut. Proses pengeluaran keringat pada tubuh manusia terjadi melalui penguapan. Penguapan pada permukaan kulit manusia akan menurunkan suhu sehingga akan mengurangi rasa panas pada tubuh. Kelenjar keringat juga memainkan peran untuk membuang racun melalui keringat yang diproduksi. Pengeluaran keringat yang berlebihan menyebabkan kejang karena tubuh kekurangan cairan dan mineral tubuh melalui pengeluaran keringat yang berlebihan. Elektrolit yang ada dalam cairan tubuh, darah dan urin dapat berupa natrium, kalium, fosfat, kalsium, magnesium, dan klorida. Gangguan elektrolit yang ringan dapat tidak bergejala dan kelainan tersebut baru diketahui setelah dilakukan pemeriksaan elektrolit darah. Namun pada kasus yang berat dapat menyebabkan kondisi yang fatal seperti koma, kejang, dan jantung berhenti mendadak. Semoga menjawab pertanyaannya. Belum menemukan jawaban?

Pertanyaan serupa

Halodoc, Jakarta – Pernahkah kamu berkeringat secara berlebihan padalah sedang tidak beraktivitas atau berada di bawah terik matahari? Jika jawabannya iya, bisa jadi itu adalah tanda hiperhidrosis. Apa itu?

Hiperhidrosis merupakan kondisi yang menyebabkan seseorang berkeringat secara berlebihan. Biasanya, hal tersebut terjadi tanpa alasan yang jelas. Misalnya, keringat yang terus keluar padahal tidak sedang berada dalam suhu yang panas atau tidak sedang berolahraga. Umumnya, keringat yang keluar terus mengucur hingga membasahi pakaian, bahkan menetes ke tangan.

Jika dilihat dari penyebabnya, hiperhidrosis dapat dibedakan menjadi dua jenis. Pertama, hiperhidrosis primer yang secara umum tidak diketahui apa penyebabnya. Kendati demikian, kondisi ini disinyalir terjadi karena pengaruh sistem saraf simpatik dan faktor genetik.

Ada pula hiperhidrosis sekunder, yaitu gangguan keringat yang bisa diidentifikasi penyebabnya. Beberapa hal yang biasanya memicu kondisi ini adalah efek samping obat-obatan, infeksi, gangguan sel darah, kehamilan, menopause, dan kondisi kesehatan tertentu misalnya pengidap Parkinson.

Sebenarnya, keringat yang keluar secara berlebih ini tidak memberi dampak serius pada kondisi kesehatan secara menyeluruh. Namun, hal ini mungkin akan mengganggu kualitas hidup orang yang mengalaminya. Keluar keringat secara berlebih bisa menyebabkan seseorang mengalami perasaan malu, stres, gelisah, bahkan depresi.

Baca juga: 5 Alasan Kenapa Seseorang Mudah Berkeringat

Gejala Hiperhidrosis

Salah satu gejala khas dari gangguan ini adalah keluarnya keringat secara berlebihan. Biasanya, seseorang akan banyak berkeringat saat sedang berolahraga, berada di lingkungan yang memiliki suhu panas, atau sedang stres. Namun, dalam kasus hiperhidrosis pengidapnya mungkin akan terus berkeringat bahkan saat sedang tidak melakukan apapun.

Terlalu banyak dan sering mengeluarkan keringat bisa membuat seseorang “mengurung” diri dan menjauh dari lingkungan. Sebab ia akan menghabiskan banyak waktu untuk mengatasi masalah keringat, serta menghindari kontak fisik karena sadar akan keadaannya.

Meski minim dampak yang berbahaya, bukan berarti kondisi ini boleh diabaikan. Sebab terkadang berkeringat secara berlebihan juga bisa menjadi tanda dari penyakit yang lebih serius. Apalagi jika keringat berlebihan disertai dengan beberapa gejala seperti kenaikan suhu tubuh hingga di atas 40 derajat Celsius, sakit kepala yang tak tertahankan, nyeri di seputar dada, mual, hingga menggigil. Jika menemukan gejala-gejala tersebut, jangan menunda untuk segera menemui dokter dan mendapatkan pertolongan medis.

Baca juga: Hidup Nyaman dengan Hiperhidrosis

Komplikasi Penyakit

Terlambat menyadari kondisi penyakit yang sebenarnya terjadi bisa memicu hal-hal lain yang lebih berbahaya. Salah satunya adalah komplikasi penyakit. Hiperhidrosis yang tidak ditangani dengan benar ternyata juga bisa memicu masalah lainnya.

Nyatanya ada beberapa kondisi yang bisa menjadi komplikasi penyakit dari kelainan keringat yang satu ini. Hiperhidrosis bisa memicu terjadinya infeksi karena saat seseorang mengeluarkan banyak keringat, risiko kuman dan bakteri berkembang biak pun akan semakin besar pula.

Selain itu, orang yang terlalu banyak mengeluarkan keringat juga bisa saja mengalami efek psikologis. Misalnya perasaan malu dan tidak percaya diri akibat pakaian dan tubuh yang selalu basah karena keringat. Dalam tingkat yang lebih serius, keringat berlebihan juga bisa memicu bau badan tidak sedap.

Baca juga: Apa Penyebab Keringat Berlebihan pada Wajah?

Jika ragu dan butuh saran ahli, coba sampaikan keluhan dan gejala awal hiperhidrosis pada dokter di aplikasi Halodoc. Lebih mudah menghubungi dokter lewat Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan rekomendasi beli obat dan tips menjaga kesehatan. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!

Suara.com - Keringat berlebih sangat membuat tak nyaman. Namun seorang lelaki berusia 60 tahun asal New York rutin mengalami keringat berlebih yang disertai kejang-kejang. Apa ya sebabnya?

Dilansir Himedik dari NY Post, lelaki 60 tahun yang tidak disebutkan identitasnya itu awalnya didiagnosis mengalami hiperhidrosis. Ia bisa berkeringat dalam jumlah banyak dalam beberapa menit saja setiap bulan.

Dalam pemeriksaan lanjutan dengan Dr Mark Chelmowski di Advocate Aurora Health Care di Milwaukee, ia melihat respons pasien melambat saat keringatnya bertambah banyak.

Lima menit kemudian, pria tersebut pulih kembali, dan Chelmowski memiliki firasat terhadap suatu diagnosis. Dia pun mengirim pasiennya untuk menjalani electroencephalogram (EEG).

Baca Juga: Viral Video Anak Terjatuh dan Sulit Berjalan, Kebanyakan Main Gadget?

Prosedur EEG dilakukan untuk mencatat aktivitas kejang di daerah lobus frontal otak, bertepatan dengan saat ia berkeringat secara berlebihan.

Chelmowski menyimpulkan, kejang dalam otak pria itu mengirim sinyal ke tubuh untuk melepaskan panas, sehingga keringatnya berlebih.

Sang pasien lantas mulai rutin menjalani pengobatan anti-kejang. Hasilnya, ia hanya satu kali berkeringat secara berlebihan dalam 18 bulan terakhir.

Himedik/Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana

Baca Juga: Sudah Mantul Jelang Debat, Jokowi: Kalau Saya Kurang Ditambah Kyai Ma'ruf

Mengapa pengeluaran keringat yang berlebihan dapat menyebabkan kejang

Keringat merupakan hasil sisa metabolisme yang diekskresikan oleh kulit. Keringat dapat dihasilkan saat berolahraga, stres, maupun saat cuaca panas. Pada umumnya jumlah keringat yang diskresikan dipengaruhi oleh fisiologi tubuh dan suhu tempat beraktivitas. Namun, apabila keringat keluar berlebihan setelah melakukan aktivitas berat maka hal tersebut sebaiknya diwaspadai. Keluarnya keringat yang berlebihan akan menyebabkan kadar garam dalam tubuh menurun. Hal tersebut dapat mengakibatkan kejang otot atau pingsan. Selain itu, sekresi keringat berlebih juga menyebabkan pembuluh darah pada lapisan dermis melebar sehingga kulit wajah menjadi terlihat kemerahan.