Mengapa kerajaan Islam di Indonesia sebagian besar berkembang di pesisir atau pantai

Jakarta -

Perkembangan Islam di Indonesia memunculkan beberapa teori antara lain teori gujarat, Mekah, dan Persia. Namun, ada juga teori lain tentang perkembangan awal Islam di Indonesia.

Secara umum, perkembangan Islam di Indonesia, baik dalam agama maupun tradisi, terjadi setelah bangsa Indonesia bergaul dengan berbagai bangsa yang ditandai dengan terjalinnya hubungan dagang antara kawasan Nusantara dan tetangganya, baik di Asia Tenggara, Asia Selatan, maupun negeri Arab.

A. Masuknya Islam di Indonesia

Menurut buku "Sejarah Indonesia Periode Islam" oleh Ricu Sidiq dan kawan-kawan, sejarah mencatat bahwa sejak awal Masehi, pedagang-pedagang dari India dan China sudah memiliki hubungan dagang dengan penduduk Indonesia.

Meski terdapat beberapa teori mengenai kedatangan agama Islam di Indonesia, banyak ahli percaya bahwa masuknya Islam ke Indonesia pada abad ke-7 berdasarkan Berita China zaman Dinasti Tang.

Berita tersebut mencatat bahwa pada abad ke-7, terdapat permukiman pedagang muslim dari Arab di Desa Baros, daerah pantai barat Sumatra Utara. Sementara sejarah masuknya Islam pada abad ke-13 Masehi, lebih menunjuk pada perkembangan Islam bersamaan dengan tumbuhnya kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia.

Pendapat ini berdasarkan catatan perjalanan Marco Polo yang menerangkan bahwa ia pernah singgah di Perlak pada tahun 1292 dan berjumpa dengan orang-orang yang telah menganut agama Islam.

Bukti yang turut memperkuat pendapat ini adalah ditemukannya nisan makam Raja Samudra Pasai, Sultan Malik al Saleh yang berangka tahun 1297.

Jika diurutkan dari barat ke timur, Islam pertama kali masuk di Perlak, bagian utara Sumatra. Hal ini menyangkut strategisnya letak Perlak, yaitu di daerah Selat Malaka, jalur laut perdagangan internasional dari barat ke timur.

Islam di Jawa masuk melalui pesisir utara Pulau Jawa ditandai dengan ditemukannya makam Fatimah binti Maimun bin Hibatullah yang wafat pada tahun 475 Hijriah atau 1082 Masehi di Desa Leran, Kecamatan Manyar, Gresik.

Kemudian di Kalimantan, Islam masuk melalui Pontianak yang disiarkan oleh bangsawan Arab bernama Sultan Syarif Abdurrahman pada abad ke-18. Di hulu Sungai Pawan, di Ketapang, Kalimantan Barat, ditemukan pemakaman Islam kuno. Angka tahun yang tertua pada makam-makam tersebut adalah tahun 1340 Saka (1418 M).

Di Kalimantan Timur, Islam masuk melalui Kerajaan Kutai yang dibawa oleh dua orang penyiar agama dari Minangkabau yang bernama Tuan Haji Bandang dan Tuan Haji Tunggang Parangan.

Di Kalimantan Selatan, Islam masuk melalui Kerajaan Banjar yang disiarkan oleh Dayyan, seorang khatib (ahli khotbah) dari Demak. Di Kalimantan Tengah, bukti kedatangan Islam ditemukan pada masjid Ki Gede di Kotawaringin yang bertuliskan angka tahun 1434 M.

Di Sulawesi, Islam masuk melalui raja dan masyarakat Gowa-Tallo. Hal masuknya Islam ke Sulawesi ini tercatat pada Lontara Bilang. Menurut catatan tersebut, raja pertama yang memeluk Islam ialah Kanjeng Matoaya, raja keempat dari Tallo yang memeluk Islam pada tahun 1603. Diperkirakan Islam di daerah ini disiarkan oleh keempat ulama dari Irak, yaitu Syekh Amin, Syekh Mansyur, Syekh Umar, dan Syekh Yakub pada abad ke-8.

B. Media dalam Islamisasi

Dalam buku "Sejarah Indonesia Periode Islam" juga dijelaskan media atau saluran-saluran dalam perkembangan islam di Indonesia, di antaranya:

1. Perdagangan

Pada taraf permulaan, saluran Islamisasi adalah perdagangan. Kesibukan lalu lintas perdagangan pada abad ke-7 hingga ke-16 M, membuat pedagang pedagang Muslim (Arab, Persia, dan India) turut ambil bagian dalam perdagangan dari negeri-negeri Barat, Tenggara, dan Timur Benua Asia.

Media islamisasi melalui perdagangan dinilai sangat menguntungkan karena para raja dan bangsawan turut serta dalam kegiatan perdagangan secara langsung.

2. Perkawinan

Dari sudut ekonomi, para pedagang muslim memiliki status sosial yang lebih baik daripada kebanyakan pribumi, sehingga penduduk pribumi, terutama putri-putri bangsawan, tertarik untuk menjadi istri saudagar.

Saat menikah dengan saudagar Islam, proses sebelumnya adalah memeluk agama Islam terlebih dahulu. Berawal dari situ, kemudian banyak kampung kampung, daerah-daerah, dan kerajaan-kerajaan muslim yang dikawini oleh keturunan bangsawan.

3. Tasawuf

Salah satu saluran Islamisasi yang dinilai memiliki peran yang signifikan dalam penyebaran ajaran Islam adalah tasawuf.

Dalam konteks penyebaran ajaran Islam di Nusantara, para pengajar tasawuf atau para sufi, mengajarkan teosofi yang bercampur dengan ajaran yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia.

4. Pendidikan

Islamisasi juga dilakukan melalui pendidikan. Proses pendidikan dan pengajaran Islam ini sudah berlangsung sejak Islam masuk ke Nusantara.

Ketika pemeluk agama Islam sudah banyak dan telah terbentuk komunitas muslim, maka proses pendidikan dan pengajaran Islam tidak lagi hanya dilaksanakan secara informal, tetapi sudah dilaksanakan secara teratur di tempat-tempat tertentu.

Secara umum, model pendidikan pada masa itu ada dua, yakni pendidikan langgar dan pendidikan pesantren.

5. Kesenian

Saluran Islamisasi melalui kesenian yang paling terkenal adalah pertunjukan wayang. Dikatakan bahwa Sunan Kalijaga adalah tokoh yang paling mahir dalam mementaskan wayang.

Sunan Kalijaga tidak pernah meminta upah pertunjukan, tetapi ia meminta para penonton untuk mengikutinya untuk mengucapkan kalimat syahadat.

Sebagian besar cerita wayang masih dipetik dari cerita Mahabharata dan Ramayana, tetapi di dalam cerita itu disisipkan ajaran dan nama-nama pahlawan Islam. Kesenian-kesenian lain juga dijadikan alat Islamisasi, seperti sastra (hikayat, babad, dan sebagainya), seni bangunan, dan seni ukir.

6. Politik

Di Maluku dan Sulawesi Selatan, kebanyakan rakyat masuk Islam setelah rajanya memeluk Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di daerah ini.

Di samping itu, baik di Sumatra dan Jawa maupun di Indonesia bagian timur, demi kepentingan politik, kerajaan-kerajaan Islam memerangi kerajaan-kerajaan nonIslam. Kemenangan kerajaan Islam secara politis banyak menarik penduduk kerajaan bukan Islam itu masuk Islam.

C. Peranan Wali dan Ulama

Salah satu cara penyebaran agama Islam ialah dengan cara mendakwah. Di samping sebagai pedagang, para pedagang Islam dahulu juga berperan sebagai mubaligh.

Ada juga para mubaligh yang datang bersama pedagang dengan misi agamanya. Penyebaran Islam melalui dakwah ini berjalan dengan cara para ulama mendatangi masyarakat objek dakwah, dengan menggunakan pendekatan sosial budaya.

Pola ini memakai bentuk akulturasi, yaitu menggunakan jenis budaya setempat yang dialiri dengan ajaran Islam di dalamnya. Di samping itu, para ulama ini juga mendirikan pesantren- pesantren sebagai sarana pendidikan Islam.

Di Pulau Jawa, penyebaran agama Islam dilakukan oleh Wali Songo (9 wali). Wali ialah orang yang sudah mencapai tingkatan tertentu dalam mendekatkan diri kepada Allah.

Kesembilan wali tersebut adalah seperti berikut:

1. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim), menyiarkan Islam di sekitar Gresik.2. Sunan Ampel (Raden Rahmat), menyiarkan Islam di Ampel, Surabaya, Jawa Timur.3. Sunan Drajat (Syarifudin), menyiarkan agama di sekitar Surabaya4. Sunan Bonang (Makdum Ibrahim), menyiarkan Islam di Tuban, Lasem, dan Rembang.5. Sunan Kalijaga (Raden Mas Said/Jaka Said), menyiarkan Islam di Jawa Tengah.6. Sunan Giri (Raden Paku), menyiarkan Islam di luar Jawa, yaitu Madura, Bawean, Nusa Tenggara, dan Maluku.7. Sunan Kudus (Jafar Sodiq), menyiarkan Islam di Kudus, Jawa Tengah.8. Sunan Muria (Raden Umar Said), menyiarkan Islam di lereng Gunung Muria, terletak antara Jepara dan Kudus, Jawa Tengah.

9. Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah), menyiarkan Islam di Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon.

Itulah perkembangan islam dari sejarah awal hingga masa Wali Songo.

Simak Video "Kedaton, Sejarah Panjang Perkembangan Islam di Kota Pesisir, Ternate"



(faz/nwy)

Mengapa kerajaan Islam di Indonesia sebagian besar berkembang di pesisir atau pantai
Setelah masuknya Islam, kerajaan-kerajaan maritim Islam akhirnya menggantikan kerajaan Hindu-Buddha yang pernah jaya. Kehidupan maritim yang merajai masa itu tentunya menarik untuk diikuti. Squad ingin tahu? Sekarang, kita simak, yuk penjelasan di bawah ini.

--

1. Samudra Pasai

Squad tahu apa pulau paling barat di Indonesia? Yap, Sabang. Pulau Sabang ada di Aceh, lokasi kerajaan Islam pertama di Nusantara. Nama kerajaannya Samudra Pasai. Berdiri sejak tahun 1128 dan terletak di pantai timur Sumatra, Samudra Pasai berkembang sebagai kerajaan maritim karena didukung kawasan Selat Malaka yang strategis. Nggak heran, hal ini membuat Samudra Pasai banyak dijadikan tempat singgah dan menetap oleh banyak pedagang.

Mengapa kerajaan Islam di Indonesia sebagian besar berkembang di pesisir atau pantai

Wilayah kerajaan Samudra Pasai. (Sumber: skul-id.com).

Ternyata Squad, bukan hanya Sriwijaya saja yang jadi pusat belajar agama Buddha. Samudra Pasai juga menjadi pusat studi Islam di Asia Tenggara ada awal abad ke-14 Para elite kerajaan menjadikan lingkungan kerajaan sebagai tempat diskusi ulama dengan elite atau antarulama.

Perdagangan merupakan bagian dari kehidupan ekonomi Samudra Pasai yang cemerlang. Untuk mendukung perekonomian, masyarakat Samudra Pasai menggunakan alat tukar berupa koin dinar emas dan keueh dari timah. Nilai 1 dinar sama dengan 1.600 keueh.

Meski berjaya, peran Samudra Pasai sebagai pusat dagang di Selat Malaka mulai digantikan oleh pelabuhan-pelabuhan baru di Semenanjung Malaya. Hal ini menyebabkan kemunduran ekonomi Samudra Pasai, ditambah kedatangan Portugis yang menguasai dan memonopoli Malaka.

Mengapa kerajaan Islam di Indonesia sebagian besar berkembang di pesisir atau pantai

Foto naskah surat Sultan Zainal 'Abidin yang saat ini terdapat di Museum Negeri Aceh, Banda Aceh. (Sumber: mapesaaceh.com).

2. Aceh Darussalam

Selain Samudra Pasai, di wilayah Aceh juga berdiri kerajaan lainnya. Namanya Aceh Darussalam dan didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada abad ke-16. Pusat kerajaannya berada di ujung utara Sumatra yang kini merupakan Kabupaten Aceh Besar. Kerajaan Aceh berkembang menjadi kerajaan besar sejak Portugis menguasai Malaka dan banyak pedagang Muslim berpindah ke Aceh. Merasa akan dikalahkan, Portugis kemudian berusaha menaklukan Aceh. Usaha mereka gagal pada tahun 1521 karena dikalahkan oleh Sultan Ali Mughayat Syah. Pada tahun 1524 pun, pasukan Aceh berhasil menguasai Samudra Pasai.

Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, Aceh Darussalam mencapai kejayaan. Wilayah kekuasaan Aceh mencapai wilayah-wilayah yang saat ini berada di Sumatera Utara, Riau, hingga Jambi. Kekuatan angkatan laut Aceh yang tangguh ketika masa Sultan Iskandar Muda mengkhawatirkan Belanda dan Inggris yang ingin menguasai Selat Malaka.

Mengapa kerajaan Islam di Indonesia sebagian besar berkembang di pesisir atau pantai

Pemimpin Kesultanan Aceh, Sultan Iskandar Muda. (Sumber: abulyatama.ac.id).

Bagai kehilangan induknya, Aceh mengalami kemunduran setelah Sultan Iskandar Muda wafat. Pengaruh Belanda dan Inggris mulai mengusik Aceh, dengan menguasai wilayah-wilayah kerajaan Aceh. Pada tahun 1873 Belanda menyatakan perang terhadap Aceh. Kegigihan rakyat Aceh mampu menahan serangan Belanda hingga awal abad ke-20. Belanda akhirnya berhasil mengurangi kekuatan Aceh dan pada tahun 1903, Sultan Muhammad Daud Syah menyerah.

Mengapa kerajaan Islam di Indonesia sebagian besar berkembang di pesisir atau pantai

Salah satu tinggalan Kesultanan Aceh, Masjid Raya Baiturrahman. Dibangun oleh Sultan Iskandar Muda pada tahun 1022 H/1612 M. (Sumber: en.m.wikipedia.org).

3. Demak

Tahukah kamu kalau Demak merupakan kerajaan maritim Islam pertama di Jawa? Demak berdiri di abad ke-16 dan menguasai seluruh pantai utara Jawa. Demak memanfaatkan kemunduran Majapahit untuk membuat daerah-daerah pesisir melepaskan diri dari Majapahit dan bergabung dengan Demak.

Mengapa kerajaan Islam di Indonesia sebagian besar berkembang di pesisir atau pantai

Masjid Agung Demak merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Demak. (Sumber: greatnesia.id).

Portugis yang menguasai Malaka sejak tahun 1511 menjadi ancaman bagi perkembangan Demak. Demak kemudian melakukan ekspansi ke Selat Malaka yang dipimpin Adipati Unus (Pangeran Sabrang Lor) pada tahun 1512-1513. Sayangnya, ekspansi tersebut belum berhasil karena dikalahkan Portugis yang memiliki armada lebih kuat, dan kurangnya perbekalan pasukan Demak.

Demak di masa Sultan Trenggana memperluas kekuasaannya hingga ke seluruh Jawa Tengah dan Jawa Timur, serta memantapkan penguasaan pesisir Jawa. Hampir seluruh Jawa berada di bawah kekuasaan Demak, lho. Kerajaan Demak juga mengirim Fatahillah untuk menyerang Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon pada 1522. Serangan tersebut bertujuan untuk memutuskan pengaruh Portugis di Pajajaran.

Pada tahun 1527, pasukan Demak berhasil merebut Sunda Kelapa setelah mengalahkan kekuatan Portugis. Fatahillah kemudian mengubah nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta. Ini dia asal-usul nama Jakarta, Squad.

Baca juga: Sejarah Kerajaan Maritim Hindu-Buddha (Kutai, Tarumanegara, Kalingga)

4. Banten

Di ujung barat Pulau Jawa, Kerajaan Banten berdiri sekitar tahun 1552. Wilayah kekuasaannya meliputi bagian barat Jawa, Lampung, Sumatra Selatan, dan Kalimantan Barat. Kemunculan kerajaan ini berhubungan dengan pengaruh Demak.

Squad masih ingat dengan Sultan Trenggana dari Demak? Beliau memberi hadiah berupa wilayah kerajaan kepada Maulana Hasanuddin (putra Fatahillah). Banten kemudian menjadi kerajaan yang mandiri seiring melemahnya Demak. Lokasi Banten strategis karena di sekitar Selat Sunda dan Laut Jawa, sehingga memungkinkan munculnya pelabuhan-pelabuhan besar untuk perdagangan. Banten menjadi kerajaan maritim yang terbuka, dengan kedatangan para pedagang asing dari Arab, Turki, Tiongkok, India, Melayu, Portugis, dan Belanda.

Komoditas penting yang diperdagangkan di kerajaan Banten adalah lada. Lada banyak dihasilkan di Lampung dan Sumatra Selatan yang merupakan vassal kerajaan Banten. Adapun Kalimantan Barat merupakan penghasil berlian. Pada masa Sultan Ageng Tirtayasa, Banten mencapai puncak kejayaan. Kejayaan Banten juga dapat menandingi VOC dalam perdagangan di Selat Sunda dan Laut Jawa.

Mengapa kerajaan Islam di Indonesia sebagian besar berkembang di pesisir atau pantai

Masjid Agung Banten merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Banten di kawasan Banten Lama. (Sumber: id.wikipedia.org).

5. Ternate

Pernah lihat Pattimura di uang kertas seribu rupiah, Squad? Coba kamu lihat gambar di baliknya. Itu dia Pulau Ternate dan Tidore. Ternate terletak di barat Halmahera dan di utara Tidore. Saat menjadi kerajaan Islam di wilayah Ambon Utara, Ternate merupakan pemasok cengkeh untuk para pedagang dari Jawa, Banten, Melayu, Makassar, dan Bugis.

Di Ternate, pernah terjadi pertempuran dengan Kesultanan Tidore. Ternate memimpin Uli Lima untuk bersaing dengan Tidore yang memimpin Uli Siwa. Persaingan itu semakin buruk ketika Portugis dan Spanyol datang berebut rempah-rempah di Maluku. Portugis semakin ingin menguasai Ternate setelah Spanyol pergi dari Maluku akibat Perjanjian Saragosa.

Mengapa kerajaan Islam di Indonesia sebagian besar berkembang di pesisir atau pantai

Sultan Baabullah berhasil membuat Ternate berjaya. Kora-kora sebagai kapal armada perangnya berhasil memperluas kekuasaan Ternate. Wilayah kekuasaan Ternate meliputi Maluku Utara, Pulau Buru, Seram, Sulawesi Utara, dan sekitar Teluk Tomini.

Mengapa kerajaan Islam di Indonesia sebagian besar berkembang di pesisir atau pantai

Pembagian wilayah Uli Lima dan Uli Siwa. (Sumber: id.wikipedia.org).

6. Gowa-Tallo (Makassar)

Kerajaan Gowa berawal dari penyatuan sembilan distrik yang disebut bate salapang oleh Pancalaya (ketua dewan adat), kemudian didirikan kerajaan dengan raja pertama bernama Tumanurung. Islam masuk ke Gowa pada masa Raja Gowa X, Karaeng Tunipallangga Ulaweng. Adapun Raja Gowa XIV I Mangarangi Daeng Manrabia (Sultan Alauddin) merupakan raja pertama yang beragama Islam.

Peran orang Makassar dalam pelayaran di Nusantara berlangsung sejak abad ke-16. Gowa dengan Somba Opu sebagai pelabuhannya adalah kerajaan dagang yang kuat. Kerajaan ini memperdagangkan rempah-rempah untuk ditukarkan dengan komoditas dari Jawa dan Malaka, seperti beras, tekstil, sutra, dan porselen.

Mengapa kerajaan Islam di Indonesia sebagian besar berkembang di pesisir atau pantai

Wilayah Kerajaan Gowa-Tallo. (Sumber: en.wikipedia.org).

Kemajuan perdagangan bebas Makassar mengancam VOC yang sedang berusaha memonopoli rempah-rempah Nusantara. VOC tidak mau Makassar menandingi perdagangan VOC di Ambon dan Batavia, sehingga menyebabkan Perang Makassar (1666-1669). Perang ini akhirnya meruntuhkan politik dan ekonomi Kerajaan Gowa-Tallo.

Mengapa kerajaan Islam di Indonesia sebagian besar berkembang di pesisir atau pantai

Ilustrasi penyerangan Makassar oleh VOC. (Sumber: vocwarfare.net).

Itu dia, Squad, kerajaan-kerajaan maritim Islam di Nusantara. Hampir semuanya bertumpu pada perdagangan, ya ternyata. Nah, buat kamu yang mau belajar tanpa ganggu waktu nongkrong, kamu bisa diskusi sama guru les lewat ruanglesonline. Biar belajar, bisa di mana saja.

Mengapa kerajaan Islam di Indonesia sebagian besar berkembang di pesisir atau pantai

Sumber referensi:

Wardaya. (2009) Cakrawala Sejarah Untuk SMA/MA Kelas XI (Program IPS). Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Sumber foto:

Foto wilayah Kerajaan Samudera Pasai [Daring]. Tautan: https://skul-id.blogspot.com/2015/06/sejarah-kerajaan-samudra-pasai.html (Diakses: 24 November 2020)

Foto naskah surat Sultan Zainal Abidin [Daring]. Tautan: https://www.mapesaaceh.com/2019/07/kajian-surat-sultan-zainal-abidin-wafat.html (Diakses: 24 November 2020)

Foto Sultan Iskandar Muda [Daring]. Tautan: http://abulyatama.ac.id/?p=5604 (Diakses: 24 November 2020)

Foto Masjid Raya Baiturrahman [Daring]. Tautan: https://en.m.wikipedia.org/wiki/File:Meuseujid_Raya_Baiturrahman,_Aceh.jpg (Diakses: 24 November 2020)

Foto Masjid Agung Demak [Daring]. Tautan: https://greatnesia.id/wisata-religi-kabupaten-demak-yang-wajib-dikunjungi/ (Diakses: 24 November 2020)

Foto Masjid Agung Banten [Daring]. Tautan: https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Agung_Banten (Diakses: 24 November 2020)

Foto pembagian wilayah Uli Lima dan Uli Siwa [Daring]. Tautan: https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Peta-wilayah-uli-lima-dan-uli-siwa.jpg (Diakses: 24 November 2020)

Foto wilayah Kerajaan Gowa-Tallo [Daring]. Tautan: https://en.wikipedia.org/wiki/Early_history_of_Gowa_and_Talloq#/media/File:South_Sulawesi_between_Gowa_and_the_Tellumpocco.png (Diakses: 24 November 2020)

Foto ilustrasi penyerangan Makassar oleh VOC [Daring]. Tautan: http://vocwarfare.net/thesis/4/makassar (Diakses: 24 November 2020)

(Artikel terakhir diperbarui pada 24 November 2020)