RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMA .. Mata pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : X/Gasal Materi Pokok : Cerita Rakyat ( Hikayat) Alokasi Waktu : 2 X 45 menit A. Kompetensi Inti (KI)
B. Tujuan Pembelajaran Dengan penerapan model pembelajara discovery learning siswa dapat dalam mengidentifikasi nilai-nilai dan isi nilai hikayat serta dapat menceritakan kembali, menanggapi isi, secara mandiri. C. Kompetensi Dasar ( KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
D. Materi Pembelajaran 1. Faktual : a. Contoh hikayat Indera Bangsawan Judul buku : Buku Guru Bahasa Indonesia Pengarang : Suherli, dkk Penerbit : Puskurbuk, Balitbang, Kemdikbud b. Contoh hikayat Bayan Budiman Judul buku : Buku Guru Bahasa Indonesia Pengarang : Suherli, dkk Penerbit : Puskurbuk, Balitbang, Kemdikbud c. Contoh hikayat Si Miskin Alamat situs: https://indotim.wordpress.com / cerita rakyat-2nusantara/hikayat-simiskin 2. Konseptual : a. Pemahaman ciri-ciri hikayat b. Pemahaman unsur-unsur hikayat c. Pemahaman nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat 3. Prosedural : Langkah-langkah menceritakan kembali isi hikayat a. Membaca hikayat dengan saksama b. Mencatat pokok-pokok isi hikayat yang dibacanya c. Menuliskan tokoh-tokoh dalam hikayat d. Menuliskan hal-hal penting yang terdapat dalam hikayat seperti: kemustahilan, fantastis, dll 4. Metakognitif : Menghubungkan relevansi cerita dalam hikayat dengan kehidupan sehari-hari E. Pendekatan/ Metode/ Model 1. Pendekatan : Saintific Learning 2. Metode : Diskusi 3. Model : Discovery Learning F. Media/ Alat dan Bahan 1. Media/ Alat : Laptop, LCD Projektor 2. Bahan : Teks Hikayat G. Sumber Belajar 1. Buku Teks Kurikulum 2013 (Pusat Perbukuan Nasional) 2. Komposisi, Gorys Keraf H. Kegiatan Pembelajaran
I. Penilaian 1. Penilaian Sikap a. Teknik penilaian : Observasi : sikap religiius dan sikap sosial b. Bentuk penilaian : lembar pengamatan c. Instrumen penilaian : jurnal (terlampir) 2. Pengetahuan Jenis/Teknik tes : tertulis Bentuk tes : uraian Keterampilan a. Teknik/Bentuk Penilaian: Lisan b. Bentuk : praktik c. Instrumen Penilaian : (terlampir) Mengetahui ……………………….. Kepala Sekolah, Guru Mapel Bahasa Indonesia, ……………….. ……………………………… A. MATERI PEMBELAJARAN Materi Faktual a. Contoh hikayat Indera Bangsawan Judul buku : Buku Guru Bahasa Indonesia Pengarang : Suherli, dkk Penerbit : Puskurbuk, Balitbang, Kemdikbud b. Contoh hikayat Bayan Budiman Judul buku : Buku Guru Bahasa Indonesia Pengarang : Suherli, dkk Penerbit : Puskurbuk, Balitbang, Kemdikbud c. Contoh hikayat Si Miskin Alamat situs: https://indotim.wordpress.com / cerita rakyat-2nusantara/hikayat- simiskin Materi Konseptual · Ciri-ciri atau karakteristik hikayat Ø Istanasentris = mencerikan tentang kerajaan, raja dan keluarganya, serta hulubalang, perdana menteri Ø Kesaktian tokoh/kemustahilan = tokoh dengan tiba-tiba bisa melakukan sesuatu yang mungkin sangat mustahil Ø Anonim = tidak diketahui nama pengarang sehingga cerita itu milik bersama ( komunal) Ø Disebarluaskan secara lisan = berkembang di masyarakat disampaikan secara lisan karena pada waktu itu belum banyak yang mengenal bahasa tulis Ø Fantastis dan statis = ceritanya berlebih-lebihan dan tidak mengalami perubahan Ø Menggunakan bahasa klise dan melayu klasik (sulit dipahami) · unsur-unsur intrinsik (alur, penokohan, latar, dan amanat) 1. Tokoh, perwatakan, penggambaran watak tokoh → nama tokoh/pelaku dalam hikayat (ada tokoh antagonis, protagonis, tritagonis) perwatakan → watak/sifat/karakteristik para tokoh (secara fisik maupun kejiwaan) penggambaran watak → cara pengarang menggambarkan watak tokoh, ini dibedakan menjadi lima cara: a. langsung b. dialog tokoh c. tanggapan tokoh lain d. jalan pikiran tokoh e. tingkah laku dan lingkungan tokoh
2. SETING/LATAR 3. ALUR a. alur maju/lurus/progresif → peristiwa diceritakan secara urut dari awal sampai akhir. b. alur mundur/flashback/regresif→ cerita dimulai dari akhir atau tengah (konflik) kemudian dicari sebab-sebabnya. c. alur campuran/maju mundur →menggunakan dua alur (novel/roman)
4. SUDUT PANDANG PENGARANG 5. MAJAS/GAYA BAHASA Suatu cerita tidak terlepas dengan bahasa kias dan konotasi misalnya : metafora, personifikasi, hiperbola, paradoks, sinestesia, sinekdok 6. AMANAT→ Pesan yang akan disampaikan oleh pengarang. Bisa melalui perilaku tokoh-tokohnya, ceritanya, atau lainnya. 7. TEMA → Ide yang menjadi dasar cerita a. tema mayor → tema secara umum atau luas b. tema minor → tema secara sempit atau khusus • Nilai-nilai hikayat. a. Nilai moral→ berkait dengan etika, tanggung jawab, kewajiban, dll b. Nilai sosial → berkait dengan kemanusian, yaitu menolong/membantu baik dengan manusia lain atau makhluk lain. c. Nilai adat budaya → berkait dengan tradisi/ kebiasaan di suatu daerah atau kelompok. d. Nilai agama → berkait dengan Allah, kewajiban makhluk kepada Sang Pencipta · Isi hikayat: Memahami isi hikayat yaitu dengan cara menentukan siapa tokohnya, apa yang dilakukan, bagaimana ia melakukan, dengan siapa ia melakukan, di mana ia melakukan, apa hasil dari yang dilakukan, dsb. (5 W + 1 H) Tabel 2. Kisi-kisi Soal
Instrumen Soal: Bacalah cerita rakyat berikut! Hikayat Indera Bangsawan. Hikayat Indera Bangsawan Tersebutlah perkataan seorang raja yang bernama Indera Bungsu dari Negeri Kobat Syahrial. Setelah berapa lama di atas kerajaan, tiada juga beroleh putra. Maka pada suatu hari, ia pun menyuruh orang membaca doa qunut dan sedekah kepada fakir dan miskin. Hatta beberapa lamanya, Tuan Puteri Sitti Kendi pun hamillah dan bersalin dua orang putra laki-laki. Adapun yang tua keluarnya dengan panah dan yang muda dengan pedang. Maka baginda pun terlalu amat sukacita dan menamai anaknya yang tua Syah Peri dan anaknya yang muda Indera Bangsawan. Maka anakanda baginda yang dua orang itu pun sampailah usia tujuh tahun dan dititahkan pergi mengaji kepada Mualim Sufian. Sesudah tahu mengaji, mereka dititah pula mengaji kitab usul, fikih, hingga saraf, tafsir sekaliannya diketahuinya. Setelah beberapa lamanya, mereka belajar pula ilmu senjata, ilmu hikmat, dan isyarat tipu peperangan. Maka baginda pun bimbanglah, tidak tahu siapa yang patut dirayakan dalam negeri karena anaknya kedua orang itu sama-sama gagah.Jikalau baginda pun mencari muslihat; ia menceritakan kepada kedua anaknya bahwa ia bermimpi bertemu dengan seorang pemuda yang berkata kepadanya: barang siapa yang dapat mencari buluh perindu yang dipegangnya, ialah yang patut menjadi raja di dalam negeri. Setelah mendengar kata-kata baginda, Syah Peri dan Indera Bangsawan pun bermohon pergi mencari buluh perindu itu. Mereka masuk hutan keluar hutan, naik gunung turun gunung, masuk rimba keluar rimba, menuju ke arah matahari hidup. Maka datang pada suatu hari, hujan pun turunlah dengan angin ribut, taufan, kelam kabut, gelap gulita dan tiada kelihatan barang suatu pun. Maka Syah Peri dan Indera Bangsawan pun bercerailah. Setelah teduh hujan ribut, mereka pun pergi saling cari mencari. Tersebut pula perkataan Syah Peri yang sudah bercerai dengan saudaranya Indera Bangsawan. Maka ia pun menyerahkan dirinya kepada AllahSubhanahuwata’ala dan berjalan dengan sekuat-kuatnya. Beberapa lama di jalan, sampailah ia kepada suatu taman, dan bertemu sebuah mahligai.Ia naik ke atas mahligai itu dan melihat sebuah gendang tergantung. Gendang itu dibukanya dan dipukulnya. Tiba-tiba ia terdengar orang yang melarangnya memukul gendang itu. Lalu diambilnya pisau dan ditorehnya gendang itu, maka Puteri Ratna Sari pun keluarlah dari gendang itu. Puteri Ratna Sari menerangkan bahwa negerinya telah dikalahkan oleh Garuda. Itulah sebabnya ia ditaruh orangtuanya dalam gendang itu dengan suatu cembul. Di dalam cembul yang lain ialah perkakas dan dayang-dayangnya. Dengan segera Syah Peri mengeluarkan dayang-dayang itu. Tatkala Garuda itu datang, Garuda itu dibunuhnya. Maka Syah Peri pun duduklah berkasih-kasihan dengan Puteri Ratna Sari sebagai suami istri dihadap oleh segala dayang-dayang dan inang pengasuhnya. Tersebut pula perkataan Indera Bangsawan pergi mencari saudaranya. Ia sampai di suatu padang yang terlalu luas. Ia masuk di sebuah gua yang ada di padang itu dan bertemu dengan seorang raksasa. Raksasa itu menjadi neneknya dan menceritakan bahwa Indera Bangsawan sedang berada di negeri Antah Berantah yang diperintah oleh Raja Kabir. Adapun Raja Kabir itu takluk kepada Buraksa dan akan menyerahkan putrinya, Puteri Kemala Sari sebagai upeti. Kalau tiada demikian, negeri itu akan dibinasakan oleh Buraksa. Ditambahkannya bahwa Raja Kabir sudah mencanangkan bahwa barang siapa yang dapat menangkap Buraksa itu akan dinikahkan dengan anak perempuannya yang terlalu elok parasnya itu. Hatta berapa lamanya Puteri Kemala Sari pun sakit mata, terlalu sangat. Para ahli nujum mengatakan hanya air susu harimau yang beranak mudalah yang dapat menyembuhkan penyakit itu. Baginda bertitah lagi. “Barang siapa yang dapat susu harimau beranak muda, ialah yang akan menjadi suami tuan puteri.” Setelah mendengar kata-kata baginda Si Hutan pun pergi mengambil seruas buluh yang berisi susu kambing serta menyangkutkannya pada pohon kayu.Maka ia pun duduk menunggui pohon itu. Sarung kesaktiannya dikeluarkannya, dan rupanya pun kembali seperti dahulu kala. Hatta datanglah kesembilan orang anak raja meminta susu kambing yang disangkanya susu harimau beranak muda itu. Indera Bangsawan berkata susu itu tidak akan dijual dan hanya akan diberikan kepada orang yang menyediakan pahanya diselit besi hangat. Maka anak raja yang sembilan orang itu pun menyingsingkan kainnya untuk diselit Indera Bangsawan dengan besi panas. Dengan hati yang gembira, mereka mempersembahkan susu kepada raja, tetapi tabib berkata bahwa susu itu bukan susu harimau melainkan susu kambing. Sementara itu Indera Bangsawan sudah mendapat susu harimau dari raksasa (neneknya) dan menunjukkannya kepada raja. Tabib berkata itulah susu harimau yang sebenarnya. Diperaskannya susu harimau ke mata Tuan Puteri. Setelah genap tiga kali diperaskan oleh tabib, maka Tuan Puteri pun sembuhlah. Adapun setelah Tuan Puteri sembuh, baginda tetap bersedih. Baginda harus menyerahkan tuan puteri kepada Buraksa, raksasa laki-laki apabila ingin seluruh rakyat selamat dari amarahnya. Baginda sudah kehilangan daya upaya. Hatta sampailah masa menyerahkan Tuan Puteri kepada Buraksa. Baginnda berkata kepada sembilan anak raja bahwa yang mendapat jubah Buraksa akan menjadi suami Puteri. Untuk itu, nenek Raksasa mengajari Indrra Bangsawan. Indra Bangsawan diberi kuda hijau dan diajari cara mengambil jubah Buraksa yaitu dengan memasukkan ramuan daun-daunan ke dalam gentong minum Buraksa. Saat Buraksa datang hendak mengambil Puteri, Puteri menyuguhkan makanan, buah-buahan, dan minuman pada Buraksa. Tergoda sajian yang lezat itu tanpa pikir panjang Buraksa menghabiskan semuanya lalu meneguk habis air minum dalam gentong. Tak lama kemudian Buraksa tertidur. Indera Bangsawan segera membawa lari Puteri dan mengambil jubah Buraksa. Hatta Buraksa terbangun, Buraksa menjadi lumpuh akibat ramuan daun-daunan dalam air minumnya. Kemudian sembilan anak raja datang. Melihat Buraksa tak berdaya, mereka mengambil selimut Buraksa dan segera menghadap Raja. Mereka hendak mengatakan kepada Raja bahwa selimut Buraksa sebagai jubah Buraksa. Sesampainya di istana, Indera Bangsawan segera menyerahkan Puteri dan jubah Buraksa. Hata Raja mengumumkan hari pernikahan Indera Bangsawan dan Puteri. Saat itu sembilan anak raja datang. Mendengar pengumuman itu akhirnya mereka memilih untuk pergi. Mereka malu kalau sampai niat buruknya berbohong diketahui raja dan rakyatnya. Sumber: Buku Kesusastraan Melayu Klasik Berdasarkan teks di atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut! 1. Tentukan 4 cirri-ciri cerita rakyat tersebut! 2. Tentukan watak tokoh Indera Bangsawanyang terdapat pada cerita rakyat tersebut! 3. Tentukan alur yang terdapat pada cerita rakyat tersebut! 4. Tentukan amanat yang terdapat pada cerita rakyat tersebut! 5. Tentukan gaya bahasa yang terdapat pada cerita rakyat tersebut.! 6. Tentukan tema yang terdapat pada cerita rakyat tersebut! 7. Tentukan nilai budaya dan nilai moral yang terdapat pada cerita rakyat yang telah dibaca! 8. Tulislah kembali cerita rakyat yang telah dibaca dengan menggunakan kalimat sendiri! 9. Tulislah tanggapan berdasarkan isi cerita rakyat yang telah dibaca! Kunci Jawaban: 1. Kemustahilan, anonim, kesaktian, istanasentris 2. Pemberani 3. Maju 4. Kita harus membantu orang yang membutuhkan pertolongan 5. Menggunakan antitesis, misalnya naik gunung turun gunung, keluar masuk hutan 6. Kehebatan saudara kembar dalam menghadapui musuh sebelum mencapai kebahagiaan 7. Nilai budaya: raja ditunjuk berdasarkan keturunan dan raja yang memiliki putra lebih dari satu selalu mencari tahu siapa yang paling gagah dan pantas menjadi penggantinya Nilai moral: Membantu orang lain yang sedang mengalami musibah Tidak mau bekerja keras untuk mendapatkan sesuatu 8. Kebijaksaan guru 9. Kebijaksanaan guru Pedoman penskoran 1. Skor maksimal 100 2. Skor maksimal 100 3. Skor maksimal 100 4. Skor maksimal 100 5. Skor maksimal 100 6. Skor maksimal 100 7. Skor maksimal 100 8. Skor maksimal 100 9. Skor maksimal 100 Penugasan Bacalah teks hikayat berikut ini! Hikayat Raja Donan Tersebutlah cerita seorang raja yang terlalu besar kerajaannya. Negeri itu bernama Mandi Angin. Baginda bernama Raja Besar. Istri baginda bernama Tuan Puteri Lindungan Bulan. Sayang baginda tidak berputera. Maka milailah baginda berkaul, berniat serta memberi sedekah kepada fakir miskin. Selang berapa lama, Puteri Lindungan Bulan pun hamillah. Maka baginda minta pada ahli nujum yang tujuh beradik itu meramal putera baginda yang masih dalam kandungan itu. Malang tidak berbau. Ketujuh ahli nujum itu menaruh khianat kepada raja dan mengatakan bahwa jika putra baginda ditaruh di dalam negeri, negeri pasti akan binasa. Itulah sebabnya, apalbila Raja Donan dil;ahirkan, ia lalu dihanyutkan ke dalam laut. Kelahirannya yang luar biasa, bersama-sama dengan sebilah pedang dan sebilah keris, tidak dapat menghilangkan rasa bimbang baginda. Tersebut pula perkataan Bendahara Tua, abang baginda yang tinggal di muara sungai. Bendahara seolah-olah mengetahui nasib yang menimpa anak saudaranya dan memohon kepada Tuhan supaya anak saudaranya itu terdampar ke tempatnya. Hal itu benar-benar terjadi. Tetapi apabila anak itu sudah naik ke perahu, perahu itu terhanyut ke laut pula. Setahun lamanya, sampai Raja Donan sudah pandai berkata, ai masih belum dapat kembali ke tempat tinggalnya. Pada suatu hari, perahu mereka berjumpa dengan angkatan laut Raja Camar Laut yang meminta cukai kerajat dari mereka. Raja Donan enggan membayar cukai. Maka terjadi peperangan. Raja Camar Laut tewas, adik perempuannya, Cik Ambong, menjadi sahabat Raja Donan dan dibawa sama dalam perjalanan. Selang berapa lama antaranya, datang pula kapal Raja Pertukal meminta cukai kepada mereka. Raja Donan menolak membayar cukai yang pula diminta. Maka terjadi pula peperangan. Dalam peperangan ini, Raja Pertukal juga tewas. Adik perempuannya dapat pula dibujuk supaya mengikuti pengembaraan bersama-sama. (Kesusastraan Melayu Klasik, Liaw Yock Fang, Erlangga 1991) Soal: 1. Tentukan karakteristik hikayat tersebut! 2. Tentukan unsur-unsur intrinsik hikayat tersebut ! 3. Sebutkan nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat tersebut! 4. Tentukan maksud dan isi hikayat tersebut!
Lembar Kerja Siswa 1. Karakteristik Hikayat Raja Donan:
2. Unsur-unsur intrinsik Hikayat Raja Donan:
3. Unsur-unsur Ekstrinsik/ Nilai-nilai yang terkandung dalam Hikayat Raja Donan:
4. Maksud dan isi Hikayat Raja Donan: ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… Kunci Jawaban: 1. Karakteristik hikayat tersebut! d. Istanasentris : menceritakan raja Raja Besar dan Raja Donan beserta keluarganya. e. Kesaktian tokoh/kemustahilan : Bayi Raja Donan yang sudah dibuang ke laut, ternyata masih hidup 2. Tentukan unsur-unsur intrinsik hikayat tersebut !
3. Nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat tersebut!
4. Maksud dan isi hikayat tersebut! Seorang raja yang percaya kepada ahli nujum tentang bayi yang dikandung isterinya, lalu raja tsb membuang bayinya di laut. Kreteria skor: 1. Skor maksimal 100 2. Skor maksimal 100 3. Skor maksimal 100 4. Skor maksimal 100 Penilaian psikomotorik Bacalah kembali hikayat Raja Donan,kemudian ceritakan kembali hikayat tersebut dengan bahasa kalian sendiri! RUBRIK PENILAIAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI HIKAYAT Nama Siswa : Kelas/No. Absen : Tanggal Penilaian :
Skor maksimal: 50 x 2 = 100 |