Kurangnya kesadaran remaja sehingga mereka melakukan pergaulan bebas merupakan dampak dari

Pergaulan bebas identik dengan pergaulan remaja yang menyimpang dan biasanya mengarah kepada perbuatan seks. Di zaman yang semakin berkembang maka semakin beragam pula tingkah laku serta masalah sosial yang terjadi di masyarakat, terutama masalah kenakalan remaja. Sekarang ini, perkembangan teknologi telah  banyak  memberi  pengaruh  buruk  bagi  remaja  sehingga   menyebabkan terjadinya kenakalan remaja. Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-maslah (Hurlock, dalam Roy, 2011).

Remaja yang disebabkan orang tuanya yang terlalu kejam, tidak dapat menyesuaikan   didikan   dengan   keperluan   anak   untuk   berautonomi,   ataupun sebaliknya menyebabkan orang tua tersebut tidak peduli untuk memantau perkembangan sosial anak tersebut (Dishion, Patterson, Stoolmiller, Skinner (1991) Fuligni dan Eccles (1993). Pelajar seperti ini berpotensi untuk mencari teman sebaya yang mempunyai  masalah  yang kemudian  menjadi faktor penarik  untuk terlibat dalam gejala sosial. Sedangkan Pelajar yang merasakan diri mereka dilamun cinta mereka tidak dapat mengendalikan persahabatan yang sehat, sebaliknya terlalu obsesif, ataupun terlalu mengikut perintah teman sebaya ataupun orang tersayang sehingga akan terjalin pergaulan bebas (Rubiah, 2001). Kegagalan menangani hubungan menjadikan remaja dan individu awal dewasa terjebak dalam gejala sosial seperti perzinahan, kehamilan di luar nikah, kelahiran anak luar nikah, pengguguran bayi, dan sebagainya. Selain itu, ketidakmampuan mengontrol kisah cinta dengan baik mengakibatkan kebanyakan pelajar gagal dalam kegiatan belajar mereka.

Pada sebuah penelian nasional (survei nasional mengenai tingkah laku beresiko pada remaja/national youth risk behavior survey), 54% remaja yang duduk di kelas 3 SMP sampai 3 SMU mengatakan bahwa mereka telah melakukan hubungan seksual. Penelitian lain menunjukan bahwa remaja laki-laki lebih cenderung mengatakan telah melakukan hubungan seks dan aktif secara seksual dari pada remaja perempuan. (Hayes dalam Santrock, 2003).

Permasalahan pergaulan bebas ini sudah merajalela di kalangan pelajar dengan alasan ingin mendapatkan pengakuan gaul dan demi mencari kesenangan semata, Anak remaja zaman dulu sangat menjunjung tinggi rasa malu dan menjaga perilaku  agar tidak menjadi bahan gunjingan. Namun, kini hal yang dianggap tabu ini seolah menjadi hal yang biasa untuk dipertontonkan, misalnya fenomena berpacaran dikalangan pelajar dipandang bukan hal yang asing lagi untuk dibicarakan.Di banyak tempat, kita bias menemui  fenomena berpacaran,  berpelukan, berpegangan, berdua-duaan, merokok, minuman keras . Dahulu orang yang berdua-duaan dianggap sebagai orang yang tidak memiliki rasa malu, apa lagi sampai berpelukan dan berciuman. Hal tersebut sangat ditentang oleh masyarakat dan langsung terkena hukum adat dengan cara dinikahkan atau membayar uang adat/ denda.

Berdasarkan pernyataan di atas, memberikan asumsi bahwa pergaulan bebas perlu  penanganan  yang  serius  karena  hal  ini merupakan hal yang sangat penting demi masa depan pelajar yag lebih baik. Perilaku menyimpang yang terjadi hanya akan membawa banyak dampak buruk jika tidak ditangani karena akan semakin banyak masalah yang timbul dari adanya pergaulan bebas di kalangan pelajar. Mengingat pelajar merupakan agen pembaharu maka pelajar perlu mendapatkan edukasi tentang masalah pergaulan bebas yang bertujuan agar tidak terjadi penyimpangan. Melihat fenomena yang telah dipaparkan di atas maka ada dua hal yang menjadi permasalahan yaitu penyebab munculnya pergaulan bebas di kalangan pelajar serta dampak pergaualan  bebas  di kalangan  perlajar.

Melihat fenomena yang telah dipaparkan di atas maka ada dua hal yang menjadi permasalahan sebagai berikut :

  1. Apa yang meyebabkan munculnya pergaulan bebas di kalangan pelajar ?.
  2. Bagaiamana  Dampak pergaualan  bebas  di kalangan  perlajar ?
  • LANDASAN TEORI
  • Definisi Pergaulan Bebas

Pengertian pergaulan bebas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) terbagi menjadi 2 kata yaitu pergaulan dan bebas, pergaulan berarti kehidupan bergaul dan bebas berarti tidak terikat atau terbatas oleh aturan. Selanjutnya pergaulan bebas berarti pergaulan yang luas antara pemuda dan pemudi. Tidak terlalu menekankan pengelompokan yang kompak antara dua orang saja, akan tetapi antara banyak muda-mudi, menurut Gunarsa dan Gunarsa (2004, hal. 50).

Pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk manusia sebab manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang lain, dan hubungan antar manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship). Pergaulan juga adalah HAM setiap individu dan itu harus dibebaskan, sehingga setiap manusia tidak boleh dibatasi dalam pergaulan, apalagi dengan melakukan diskriminasi, sebab hal itu melanggar HAM. Jadi pergaulan antar manusia harusnya bebas, tetapi tetap mematuhi norma hukum, norma agama, norma budaya, serta norma bermasyarakat.

Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh individu dengan individu, dapat juga oleh individu dengan kelompok. Seperti yang dikemukakan oleh Aristoteles bahwa manusia sebagai makhluk sosial (zoon-politicon), yang artinya manusia sebagai makhluk sosial yang tak lepas dari kebersamaan dengan manusia lain.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pergaulan bebas adalah proses interaksi yang dilakukan individu dengan individu, kelompok dengan kelompok ataupun individu dengan kelompok yang bergaul bebas tanpa adanya batasan tetapi tetap menaati peraturan dan norma yang ada.

Dalam Kamus Besar BahasaIndonesia, pengertian murid berarti anak (orang yang sedang berguru/belajar,bersekolah). Sedangkan menurut Sinolungan (dalam Riska, dkk., 2013), pesertadidik dalam arti luas adalah setiap orang yang terkait dengan proses pendidikansepanjang hayat, sedangkan dalam arti sempit adalah setiap siswa yang belajar

di sekolah.