Konjungsi yang terdapat dalam kutipan teks tersebut diantaranya

Contoh Teks Editorial – Mungkin tanpa disadari, kamu sering menjumpai teks editorial. Kamu dapat menemukannya pada berbagai kondisi ataupun peristiwa. Agar kamu memahaminya, maka akan lebih mudah jika membaca contoh teks editorial beserta strukturnya.

Teks editorial biasanya disebut juga dengan teks opini. Teks ini memberiksan pendapat berdasarkan fakta dengan dukungan data-data. Opini yang disampaikan harus didasarkan dengan fakta dan dapat meyakinkan pembaca dengan cara yang logis.

Pada teks editorial, penulis dapat menyampaikan konten dengan tema yang beragam diantaranya pendidikan, kesehatan, lingkungan ataupun opini publik. Teks editorial biasanya akan kamu jumpai pada media online, surat kabar ataupun majalah.

Dalam KBBI disebutkan bahwa teks editorial merupakan sebuah gagasan, ide ataupun pendirian seseorang yang dituliskan dengan kaidah teks opini. Walau dikatakan sebagai opini, namun teks editorial dilengkapi dengan fakta, bukti dan argumen yang logis sehingga dapat memberikan wawasan kepada pembaca.

Pada teks editorial, terdapat tiga struktur yaitu pernyataan pendapat, argumentasi dan penegasan. Ketiga unsur tersebut harus ada saat akan menyusun teks editorial. Tentunya akan lebih mudah ketika kamu melihat contoh teks editorial.

Kaidah Kebahasaan Teks Editoral

Saat menyusun teks editorial, kamu perlu memperhatikan kaidah kebahasaan. Berikut beberapa kaidah yang perlu dipahami.

  • Adverbia, merupakan kata keterangan yang menggambarkan makna hubungan dengan kerapatan kejadian.
  • Konjungsi, merupakan kata penghubung seperti sesungguhnya, bahkan, dan malahan.
  • Verba material, merupakan kata kerja yang menunjukan peristiwa atau perbuatan fisik.
  • Verba relasional, merupakan kata kerja yang menunjukan hubungan intensitas dan milik.
  • Verba mental, merupakan kata kerja yang menerapkan afeksi, persepsi dan kognisi.

Contoh Teks Editorial Beserta Strukturnya

Terdapat beberapa contoh teks editorial yang perlu kamu ketahui sebagai referensi untuk menyusun teks terbaik. Tentunya dengan berbagai contoh yang ada, kamu dapat membuat teks dengan lebih baik. Simak beberapa contoh berikut ini.

Contoh Teks Editorial Gaya Hidup dan Kesehatan

Pernyataan Pendapat (Tesis)

Kesehatan menjadi hal yang sangat penting untuk setiap orang. Oleh karenanya diperlukan gaya hidup yang baik agar kesehatan tetap terjaga sehingga tubuh tidak mudah terserang penyakit. Saat ini penanganan terhadap penyakit menularpun belum sepenuhnya berhasil.

Selain itu, penyakit yang tidak menular juga memiliki persoalan yang sama. Beberapa orang yang terkena penyakit tidak menular bahkan mengalami peningkatan dan penyakit tersebut dapat menjadi pembunuh nomor satu. Beberapa penyakit tersebut diantaranya kanker, jantung, diabetes, hipertensi dan stroke.

Argumentasi

Berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan, penyebaran penyakit yang terjadi hampir merata. Hal itu menjadi pertanda bahwa kesehatan dan penyakit yang ada di masayarakat telah bergeser. Gaya hidup yang baik dan menjaga pola makan menjadi hal yang penting agar kandungan gizi yang diperlukan tubuh dapat terpenuhi.

Indonesia bukan satu-satunya negara yang memiliki masalah pada penyakit ganda. Namun, seharusnya hal itu membuat kita belajar dari negera lain terkait penanganan terhadap penyakit tidak menular. Salah satu prinsip yang diperlukan untuk menangani penyakit adalah dengan mencegah daripada mengobati. Langkah itu juga dapat didukung dengan kebijakan pemerintah untuk mewajibkan adanya label informasi kandungan gizi pada makanan ataupun minuman.

Penegasan Ulang Pendapat

Pencegahan penyakit tentunya jauh lebih baik jika dibandingkan dengan mengobati suatu penyakit. Sehingga, masyarakat harus lebih memperhatikan pola hidup sehat. Program yang dilaksanakan juga harus memperoleh dukungan dari lembaga terkait.

Contoh Teks Editorial Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan

Pernyataan Pendapat (Tesis)

Pendidikan menjadi salah satu kebutuhan manusia untuk memiliki ilmu pengetahuan dan menjadi salah satu tanda dari kemajuan suatu negara. Pendidikan yang berkualitas menjadi sangat penting agar suatu negara dapat sejajar dengan negara maju. Namun, kenyataannya pendidikan di tanah air belum sebanding dengan pendidikan yang ada di negara maju.

Setiap lembaga pendidikan perlu mencetak lulusan yang berkualitas. Hal tersebut menjadi antisipasi terhadap perubahan dan tantangan yang harus dihadapi oleh setiap orang dalam menjalani kehidupan. Peningkatan kualitas pendidikan perlu dilakukan dengan upaya yang serius untuk menjawab persoalan yang dihadapi di masa depan.

Argumentasi

Agar dapat memperoleh pendidikan yang bermutu, maka setiap lembaga pendidikan perlu memberikan dukungan kepada setiap peserta didik. Beberapa tantangan yang akan dihadapi diantaranya kemajuan IPTEK, globalisasi, dan tenaga ahli yang mumpuni.

Namun saat ini, semua sudah lebih mudah dengan adanya teknologi seperti internet. Dengan internet, materi belajar dapat dicari dengan mudah. Hal itu juga menjadikan guru bukanlah satu-satunya sumber ilmu. Peran gurupun sudah bergeser menjadi motivator, dinamisator dan motivator.

Penegasan Ulang Pendapat

Peran guru masih sangat penting dan tidak tergantikan untuk memberikan pendidikan terbaik. Oleh karena itu, sistem pendidikan yang ada di lembaga pendidikan juga perlu ditingkatkan untuk memberikan kualitas terbaik terhadap pendidikan di Indonesia.

Contoh Teks Editorial Pentingnya Meningkatkan Pelayanan Rumah Sakit

Pernyataan Pendapat (Tesis)

Tahun lalu banyak masyarakat yang mengeluhkan terkait dengan pelayanan kesehatan rumah sakit Indonesia. Salah satu keluhan terbesar dari masyarakat adalah penanganan dokter yang kurang memuaskan.

Argumentasi

Seharusnya pemerintah lebih memprioritaskan bidang kesehatan dengan meningkatkan mutu layanan dokter di Indonesia. Hal itu juga akan memberikan kepuasan dan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.

Setidaknya terdapat 268 pengaduan kepada Kementrian Kesehatan. Namun kenyataanya masih banyak laporan yang belum diterima sehingga perbaikan layanan belum diimplementasikan di rumah sakit. Hal itu membuat keluhan masyarakat terus terjadi.

Pernyataan Ulang Pendapat

Hingga saat ini, masyarakat masih berharap adanya peningkatan pelayanan rumah sakit di Indonesia agar pasien lebih semangat untuk sembuh.

Dengan beberapa contoh teks editorial kini kamu akan lebih mudah untuk membuat teks editorial. Kamu juga harus memperhatikan kaidah kebahasaan teks editorial untuk membuat teks yang baik.

Jakarta -

Konjungsi atau disebut juga sebagai kata penghubung adalah kata yang berfungsi menghubungkan dua kata, frasa, kalimat, maupun paragraf.


Sebagai kata penghubung, konjungsi memiliki ciri khusus yakni tidak terdapat di akhir kalimat dan tidak selalu diikuti nomina (kata benda).

Pengertian Konjungsi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) konjungsi diartikan sebagai kata atau ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat.


Sementara menurut buku "Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia" karya Moeliono, dkk., konjungsi adalah kata tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat, yaitu kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan klausa.

Macam-Macam Konjungsi

Secara umum, macam-macam konjungsi yang biasa dikenal ialah konjungsi koordinatif, konjungsi korelatif, konjungsi subordinatif, konjungsi temporal, dan konjungsi antarkalimat.


Namun, dikutip dari beberapa buku, konjungsi dibedakan macamnya sesuai dengan perilaku sintaksis, ciri khusus, dan fungsinya.


Dalam bukunya Moeliono, dkk., konjungsi dilihat dari perilaku sintaksisnya dalam kalimat, dan dibagi menjadi empat macam, di antaranya:

1. Konjungsi Koordinatif

Konjungsi koordinatif merupakan konjungsi yang menghubungkan dua unsur atau lebih yang sama pentingnya atau memiliki status sintaksis yang sama, contohnya adalah dan, atau, dan tetapi.


Konjungsi koordinatif agak berbeda dengan konjungsi lain karena fungsinya tak hanya menghubungkan klausa, namun konjungsi ini juga dapat menghubungkan kata.

2. Konjungsi Korelatif

Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua kata, frase atau klausa yang memiliki status sintaksis yang sama.


Konjungsi korelatif terdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh salah satu kata, frase atau klausa yang dihubungkan, contohnya adalah baik...maupun..., tidak hanya..., tetapi juga..., demikian...sehingga..., entah...entah..., dan jangankan...,...pun....

3. Konjungsi Subordinatif

Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih dan klausa itu tidak memiliki status sintaksis yang sama. Salah satu dari klausa itu merupakan anak kalimat dari induknya.

4. Konjungsi Antarkalimat

Konjungsi antarkalimat itu menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain. Posisinya selalu memulai suatu kalimat yang baru dan tentu saja huruf pertamanya ditulis dengan huruf kapital.


Contohnya konjungsi antarkalimat adalah biarpun demikian/begitu, meskipun demikian/begitu, kemudian, sesudah itu, selain itu, sebaliknya, sesungguhnya, bahkan, tetapi, kecuali itu, dengan demikian, oleh karena itu, dan sebelum itu.


Kemudian berdasarkan buku "Tata Bahasa Indonesia: Penggolongan Kata" karya Ramlan M, konjungsi sebagai bagian dari partikel mempunyai ciri yaitu tidak terdapat pada akhir kalimat dan tidak selalu diikuti nominal, dibedakan atas:


1. Konjungsi Setara, contohnya dan, tetapi, seperti, kaya, saja, melulu, tanpa, ialah, adalah.


2. Konjungsi Tak Setara, contohnya sambil, seraya, demi, sehingga, sejak, sebab, karena.


3. Konjungsi Korelatif, contohnya kian...kian..., makin...makin...


Sementara dikutip dari buku "Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia" karya Gorys Keraf, konjungsi dibedakan berdasarkan fungsi khususnya. Di antaranya:


- Konjungsi aditif atau adjungtif: dan, lagi, lagipula, dan serta.


- Konjungsi disjungtif: baik..., atau, entah


- Konjungsi temporal (waktu): lalu, selanjutnya, apabila, bila, bilamana, demi, hingga, ketika, sambil, sebelum, sampai, sedari, sejak, selam, semnjak, sementara, seraya, waktu, setelah, sesudah, dan tatkala.


- Konjungsi pertentangan: tetapi, melainkan, sebaliknya, dan namun.


- Konjungsi pembenaran (konsesif): meskipun, walaupun, biar, biarpun, sungguhpun, kendatipun, dan sekalipun.


- Konjungsi pembatasan: kecuali, selain, asal, dan asalkan


- Konjungsi sebab (kausal): sebab dan karena.


- Konjungsi akibat (konsekutif): sehingga, sampai, dan akibatnya.


- Konjungsi perbandingan: sebagai, sebagaimana, seperti, bagai, bagaikan, dan seakan-akan.


- Konjungsi tujuan (final): supaya, guna, dan agar.


- Konjungsi syarat (kondisional): jika, jikalau, dan kalau.


- Konjungsi korelatif: semakin...semakin..., bertambah...bertambah..., tidak hanya...tetapi juga..., sedemikian rupa...,kian...kian, sehingga..., baik..., maupun.


- Konjungsi penegas atau intensifikasi: yakni, yaitu, umpama, misalnya, ringkasnya, dan akhirnya.


- Konjungsi penjelas: bahwa


- Konjungsi situasi: sedang, sedangkan, sambil, dan padahal.


- Konjungsi pengantar kalimat: maka, adapun, akan, bahwasanya, sebermula.


Itulah pengertian dan macam-macam konjungsi yang dibedakan menurut beberapa ahli.

Simak Video "Apple Bakal Bikin Siri Berbahasa Indonesia "



(lus/lus)