Kelebihan orang yang mendapat rahmat allah

Ciri-Ciri Mereka yang Mendapat Rahmat-Nya

Hidup yang dirahmati menjadi dambaan bagi setiap insan.

Kelebihan orang yang mendapat rahmat allah

ANTARA FOTO/Jojon

Mengingat Allah Ilustrasi.

Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hidup yang dirahmati menjadi dambaan bagi setiap insan. Dengan rahmat Allah SWT, hidup terasa ringan seakan tanpa beban. Pikiran menjadi terang karena Sang Pencipta menganugerahkan cahaya kepada akalnya.

Dan, jiwa pun menjadi lapang sebab hatinya diluaskan oleh Yang Maha Melapangkan. Siapakah orang-orang yang akan mendapatkan rahmat Allah itu? Melalui salah satu ayat-Nya dalam surat at-Taubah ayat 71, Allah menyebutkan ciri-ciri orang yang akan mendapatkan rahmat-Nya.

Pertama, mereka yang suka menolong. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang melepaskan seorang mukmin dari satu kesusahan dunia, niscaya Allah akan melepaskannya dari kesusahan-kesusahan hari kiamat. Barang siapa yang memberi kemudahan bagi seseorang yang sedang dalam kesulitan, Allah pasti akan memberi kemudahan baginya di dunia dan akhirat. Dan barang siapa yang menutup (aib) seorang Muslim, Allah akan menutup (aib)nya di dunia dan akhirat. Dan Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba-Nya itu mau menolong saudaranya.” (HR Muslim).

Kedua, mereka yang suka menyuruh kepada yang makruf dan mencegah kepada yang mungkar. Rasul bersabda, “Barang siapa di antara kamu melihat kemungkaran, hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya; apabila tidak mampu maka ubahlah dengan lisannya; apabila tidak mampu (juga) maka ubahlah dengan hatinya, dan itu adalah selemah-lemahnya iman.” (HR Muslim, Ibnu Majah, dan Nasai).

Ketiga, mereka yang istiqamah mendirikan shalat. Allah SWT berfirman, “Dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi Surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.” (QS al-Mukminun [23]: 9-11)

Keempat, mereka yang menunaikan zakat. Allah berfirman, “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka.” (QS at-Taubah [9]: 103).

Kelima, mereka yang menaati Allah dan Rasul-Nya. Allah berfirman, “Dan taatilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat.” (QS Ali Imran [3]: 132).



Dipastikan, bagi mereka yang memiliki sifat-sifat seperti di atas akan dibalas dengan surga yang telah dijanjikan.

“Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin, lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di Surga Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar.” (QS at-Taubah [9]: 72).

Semoga Allah selalu membimbing kita untuk mendapatkan rahmat-Nya. Aamiin.

  • hikmah
  • rahmat

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Subscribe to Notifications

10 Cara Rasulullah SAW Menjemput Rahmat Allah SWT

Nabi Muhammad SAW mengajarkan cara untuk menjemput rahmat Allah SWT

Kelebihan orang yang mendapat rahmat allah

4shared.com

Meneladani Rasulullah SAW.

Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Oleh Suprianto

Suatu hari Baginda Nabi Muhammad SAW didatangi Jibril, kemudian berkata, “Wahai Muhammad, ada seorang hamba Allah yang beribadah selama 500 tahun di atas sebuah bukit yang berada di tengah-tengah lautan. Di situ Allah SWT mengeluarkan sumber air tawar yang sangat segar sebesar satu jari, di situ juga Allah SWT menumbuhkan satu pohon delima, setiap malam delima itu berbuah satu delima.



Setiap harinya, hamba Allah tersebut mandi dan berwudhu pada mata air tersebut. Lalu ia memetik buah delima untuk dimakannya, kemudian berdiri untuk mengerjakan shalat dan dalam shalatnya ia berkata: “Ya Allah, matikanlah aku dalam keadaan bersujud dan supaya badanku tidak tersentuh oleh bumi dan lainnya, sampai aku dibangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan bersujud”.

Maka Allah SWT menerima doa hambanya tersebut. Aku (Jibril) mendapatkan petunjuk dari Allah SWT bahwa hamba Allah itu akan dibangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan bersujud. Maka Allah SWT menyuruh: “Masukkan hamba-Ku ini ke dalam surga karena rahmat-Ku”. Akan tetapi, hamba tersebut berkata: “Ya Allah, masukkan aku ke dalam surga karena amal ibadahku”.

Maka Allah SWT menyuruh lagi: “Masukkan hamba-Ku ini ke dalam surga karena rahmat-Ku”. Akan tetapi, hamba tersebut berkata lagi: “Ya Allah, masukkan aku ke dalam surga karena amal ibadahku”. Untuk yang ketiga kalinya Allah SWT menyuruh lagi: “Masukkan hamba-Ku ini ke dalam surga karena rahmat-Ku”. Akan tetapi, hamba tersebut pun berkata lagi: “Ya Allah, masukkan aku ke dalam surga karena amal ibadahku”.

Maka Allah SWT menyuruh malaikat agar menghitung seluruh amal ibadahnya selama 500 tahun dengan nikmat Allah yang telah diberikan kepadanya. Setelah dihitung-hitung ternyata kenikmatan Allah SWT tidak sebanding dengan amal ibadah hamba tersebut selama 500 tahun. Maka Allah SWT berfirman: “Masukkan ia ke dalam neraka”. Maka ketika malaikat akan menariknya untuk dijebloskan ke dalam neraka, hamba tersebut berkata lagi: “Ya Allah, masukkan aku ke dalam surga karena rahmat-Mu. (HR Sulaiman Bin Harom, dari Muhammad Bin Al-Mankadir, dari Jabir RA).

Dari kisah di atas, jelaslah bahwa seseorang bisa masuk surga karena rahmat Allah SWT, bukan karena banyaknya amal ibadah. Lantas muncul pertanyaan, bagaimana dengan amal ibadah yang kita lakukan setiap hari, seperti shalat, zakat, sedekah, puasa, dan amalan-amalan lainnya tidak ada arti? Jangan salah persepsi. Sungguh, tidak ada amal ibadah yang sia-sia, amal ibadah adalah sebuah proses atau alat untuk menjemput rahmat Allah SWT. Karena rahmat Allah tidak diobral begitu saja kepada manusia. Akan tetapi, harus diundang dan dijemput.

Rasulullah SAW mengajarkan kepala umatnya beberapa cara agar rahmat Allah itu bisa diraih. Pertama, berbuat ihsan dalam beribadah kepada Allah SWT dengan menyempurnakan ibadah kepada-Nya dan merasa diperhatikan (diawasi) oleh Allah (QS al-A'raf [7]: 56). Kedua, bertakwa kepada-Nya dan menaati-Nya dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya (QS al-A'raf [7]: 156-157). Ketiga, kasih sayang kepada makhluk-Nya, baik manusia, binatang. maupun tumbuhan.

Keempat, beriman, berhijrah, dan berjihad di jalan Allah (QS al-Baqarah [2]: 218). Kelima, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan menaati Rasulullah SAW (QS an-Nur [24]: 56). Keenam, berdoa kepada Allah SWT untuk mendapatkannya dengan bertawasul dengan nama-nama-Nya yang Mahapengasih (ar-Rahman) lagi Mahapenyayang (ar-Rahim). Firman Allah SWT, “Wahai Rabb kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini).” (QS al-Kahfi [18]: 10).

Ketujuh, membaca, menghafal, dan mengamalkan Alquran (QS al-An'am [6]: 155). Kedelapan, menaati Allah SWT dan Rasul-Nya (QS Ali Imran [6]: 132). Kesembilan, mendengar dan memperhatikan dengan tenang ketika dibacakan Alquran (QS al-A'raf [7]: 204). Kesepuluh, memperbanyak istigfar, memohon ampunan dari Allah SWT. Firmannya, “Hendaklah kamu meminta ampun kepada Allah, agar kamu mendapat rahmat.” (QS an-Naml [27]: 46).

  • hikmah
  • rahmat allah
  • nabi muhammad
  • rasulullah
  • Allah
  • Allah SWT

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Subscribe to Notifications

5 Tanda Orang yang Mendapat Rahmat Allah SWT

Mereka yang Suka Menolong, Tanda Orang yang Mendapat Rahmat

Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang melepaskan seorang mukmin dari satu kesusahan dunia, niscaya Allah akan melepaskannya dari kesusahan-kesusahan hari kiamat. Barang siapa yang memberi kemudahan bagi seseorang yang sedang dalam kesulitan, Allah pasti akan memberi kemudahan baginya di dunia dan akhirat. Dan barang siapa yang menutup (aib) seorang Muslim, Allah akan menutup (aib)nya di dunia dan akhirat. Dan Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba-Nya itu mau menolong saudaranya.” (HR Muslim).

Mereka yang Suka Menyuruh Kepada yang Makruf dan Mencegah kepada yang Mungkar

Rasul bersabda: “Barang siapa di antara kamu melihat kemungkaran, hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya; apabila tidak mampu maka ubahlah dengan lisannya; apabila tidak mampu (juga) maka ubahlah dengan hatinya, dan itu adalah selemah-lemahnya iman.” (HR Muslim, Ibnu Majah, dan Nasai).

Mereka yang Istiqamah Mendirikan

Allah SWT berfirman: “Dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi Surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.” (QS al-Mukminun [23]: 9-11)

Baca Juga: Pria Berusia Senja Perkos4 Bocah 7 Tahun Hingga Menjerit Kesakitan di Madura

Mereka yang Menunaikan Zakat, Tanda Orang yang Mendapat Rahmat

Allah berfirman: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka.” (QS at-Taubah [9]: 103).

Mereka yang Menaati Allah dan Rasul-Nya,Tanda Orang yang Mendapat Rahmat

Allah berfirman: “Dan taatilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat.” (QS Ali Imran [3]: 132).

Dipastikan, bagi mereka yang memiliki sifat-sifat seperti di atas akan dibalas dengan surga yang telah dijanjikan.

“Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin, lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di Surga Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar.” (QS at-Taubah [9]: 72).

Semoga Allah selalu membimbing Anda untuk mendapatkan rahmat-Nya, dan Tanda Orang yang Mendapat Rahmat Allah ada dalam diri anda. Aamiin.

Trending

Kelebihan orang yang mendapat rahmat allah

Rahmat Allah

Andai Rahmat Allah Dipersempit

Profetik UM Metro – Allah SWT berfirman: “Kemudian kalian berpaling setelah (adanya perjanjian) itu, maka kalau tidak ada karunia Allah dan rahmat-Nya atas kalian, niscaya kalian tergolong orang-orang yang rugi.” (Al Baqarah ayat 64)

Penyakit yang berbahaya dalam kehidupan kita adalah ingkar janji, dan penyakit ini dapat menyebabkan pelakunya mendapatkan predikat kemunafikan. Karena sifat munafik adalah selalu ingkar janji.

Logika munafik memang sangat buruk, karena mereka dengan dirinya saja tidak konsisten, antara apa yang difikirkan dan diucapkan saja berbeda, apalagi yang dilakukan. Sehingga banyak orang tertipu, sebenarnya dia siapa?

Umar bin Khattab sangat takut dengan penyakit ini, karena munafik mampu menajadi orang yang lebih baik dalam komunitas kebaikan, bahkan orang orang baik takjub dengan dirinya. Akan tetapi ketika dalam komunitas keburukan dia mampu menyesuaikan dan menjadi kawan akrab mereka.

Jangankan manusia, Tuhanpun mereka tipu. Walau tipuan mereka hakikatnya menipu mereka sendiri.

Ketakutan Umar ini hendaknya kita internalisasikan dalam diri kita, karena bisa jadi banyak sekali kita ingkar janji, sehingga kemunafikan itupun nyata dalam diri kita. Atau banyak sekali kepentingan syahwat kita yang terbalut dengan retorika manis kita kepada manusia, agar mereka percaya bahwa kita sedang memperjuangkan diri mereka, lalu setelah manusia percaya maka akan ditinggalkan.

Dalam Al Qur’an, ada keingkaran orang munafik yang unik, ketika mereka menipu Tuhannya; Dan di antara mereka ada orang yang telah berjanji kepada Allah: “Sesungguhnya jika Allah memberikan sebahagian karunia-Nya kepada kami, niscaya kami akan bersedekah dan niscaya kami termasuk orang-orang yang shalih. Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebahagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran). Maka Allah menanamkan kemunafikan dalam hati mereka sampai kepada waktu mereka menemui Allah, karena mereka telah mengingkari janji yang telah mereka ikrarkan kepada-Nya dan (juga) karena mereka selalu berdusta. (QS At Taubah [9]: 75-77).

Ayat ini menjadi penjelas surat Al Baqarah ayat 64 ketika Bani Israil sebagai manusia yang kompleks sifatnya, ada sifat kufur, munafik dan fasik pada mereka.

Mereka yang sudah membuat janji, bahkan gunung sudah di atas mereka sebagai ancaman, pun mereka ingkari dengan ringannya. Nauzubillah.

Ayat ini sebagai evaluasi kepada kita, berapa banyak janji kita kepada Allah yang kita ingkari, perintah Allah yang kita tinggalkan, pesan Rasulullah yang kita abaikan, bahkan janji manusia yang kita lalaikan. Karena kita sudah terasuki kemunafikan haqon.

Kadang ayat-ayat seperti ini jarang menjadi petunjuk bagi manusia, karena umat ini hanya disuguhi ayat ibadah saja, sehingga kehidupan kita terlepas dengan pedoman ilahi ini.

Bukankah ayat ini adalah ayat yang mengantarkan manusia kepada psikologi sehat, menghindari dari jiwa psikopat, selalu nyaman dengan dosa dan kesalahan kita. Bahkan membuat orang susah tidak pernah merasa bersalah.

Akan tetapi kemuliaan Allah SWT, dan Rahmat Nya yang masih mengizinkan kita hidup dan menikmati karunia Allah SWT. Bahkan Allah SWT tidak mengurangi nikmat di dunia kepada mereka sama sekali.

Disinilah Allah maha luas karunia-Nya (Al wasi’un), keluasanya meliputi segala sesuatu, bahkan orang yang selalu ingkar akan tetap mendapatkan karunia, kasih sayang Allah SWT di dunia. Walaupun nanti di akhirat mereka akan mendapatkan apa yang mereka telah lakukan kepada Tuahanya.

Sebagai orang beriman, insan profetis tentu harus memahami keluasan karunia Allah ini, jangan pernah berfikir sempit akanya, karena dengan selalu berfikir Positif penuh keyakinan akan sifat Maha Luas Allah ini, maka Allah Swt akan berikan keluasan Nya dengan nyata.

Jangan pula menyempitkan karunia hanya pada level materi, karena sekali lagi ini adalah kesalahan nalar manusia, tetapi segala karunia materi maupun non materi adalah keluasan karunia Allah SWT. Kesalahan orang kafir, munafik dan fasik Hanya melihat karunia pada level material empirikal, dan sungguh ini adalah kebodohan, level berfikir terendah, level berfikir anak-anak. Orang cerdas akan menaikan level berfikir bahwa karunia adalah segala sesuatu yang kita rasakan, kita nikmati, bahkan janji Allah adalah karunia. Sehingga keluasan pandangan ini akan menjadikan kita manusia yang paling optimis dan bahagia. Kesalahan membuat ukuran karunia inilah menyebabkan orang-orang kafir, munafik dan fasik sering putus asa, dan lari dari Rahmat Allah SWT, menuju segala keburukan dan kemaksiatan.

Insan profetis adalah manusia yang sehat akal dan hatinya, sehingga selalu berfikir dengan benar memandang karunia, sehingga mereka selalu bersyukur kepada Allah, Krena melihat karunia Allah SWT tanpa batas, bukan tersekat di kantong, dompet dan rekening mereka.

Seri Bahagia dengan Al-Qur’an
Penulis : Dr. M. Samson Fajar, M.Sos.I. (Dosen FAI UM Metro)

By Humas UM Metro | September 15, 2021 | Berita Utama . Profetik | Tags: profetik, Samson Fajar, um metro

Golongan Kekasih Allah SWT yang Dijamin Mendapat Rahmat-Nya

Sep 19, 2021 Penulis : Arifina Cahyati Firdausi Editor : Yunan Helmy

Advertising

Advertising

JATIMTIMES - Menjadi seorang muslim yang taat tentu amat diinginkan. Soalnya, banyak hal yang didapat, termasuk mendapat rahmat Allah SWT. Bahkan, orang-orang inilah yang masuk dalam golongan kekasih Allah SWT.

Siapa mereka? Yakni, mereka yang tergolong dalam dua bagian ini. Di antaranya,al-muqtashid(orang yang sedang-sedang) danassabiquna bil khairat(orang yang bersegera berbuat kebajikan).

Dikutip dari berbagai sumber, dalam hadis Qudsi, Rasulullah SAW bersabda bahwa Allah SWT berfirman "Tidaklah hamba-Ku mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan sesuatu yang paling dicintainya dari apa yang telah Aku wajibkan kepadanya. Dan tidak henti-hentinya hamba-Ku mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan sesuatu yang sunnah sehingga Aku mencintainya. Dan jika Aku telah mencintainya, maka Aku menjadi pendengarannya yang dengannya ia mendengar, penglihatannya yang dengannya ia melihat, tangannya yang dengannya ia menampar, kakinya yang dengannya ia berjalan, jika ia meminta kepada-Ku, sungguh Aku akan memenuhi permintaanya dan jika ia meminta perlindungan-Ku, sungguh Aku akan melindunginya." (HR Bukhari)

Pengertianal-Muqtashid adalah mereka yang merasa cukup dengan melaksanakan segala kewajiban yang telah dibebankan Allah SWT kepadanya (ibadah mahdah) dan menjauhi dosa-dosa besar.

Sementaraassabiquna bil khairat adalah mereka yang tidak puas hanya dengan melaksanakan kewajiban yang telah diwajibkan Allah SWT kepadanya. Tapi juga ingin bersegera meraih kedekatan Allah SWT dengan melaksanakan ibadah yang sifatnya sunah, menjauhi dosa-dosa besar, dan meninggalkan yang makruh.

Dikisahkan, ada salah seorang pemuda mendatangi Rasulullah SAWdan berkata, "Wahai Rasulullah, aku ingin bersamamu di surga kelak."

Rasulullah SAW menjawab, "Apa ada hal lain yang kamu inginkan?" Pemuda itu berkata, "Hanya itu yang aku inginkan."

Akhirnya Rasulullah SAW berkata, "Kalau demikian, bantulah aku agar dapat menolongmu dengan memperbanyak sujud." (HR Muslim, Abu Daud, dan Nasai).

Dalam hal ini dijelaskan, sebagai seorang muslim yang ingin masuk golongan kekasih Allah SWT, maka perlu membekali diri dengan ibadah sunah sehingga akan mendapatkan cinta dari Allah SWT dan dimasukkan ke dalam surga-Nya.

Ibadah-ibadah sunah itu amat banyak, baik yang berbentuk salat, puasa, zikir dan sedekah. Setiap orang Islam pasti mengetahui perkara yang membawa nilai manfaat pada dirinya dan yang dapat melembutkan hatinya.

Para kekasih Allah SWT adalah mereka yang senantiasa menjaga ibadah sunnah, senang berpuasa, gemar melaksanakansalatdhuha dan tidak pernah lupa memanjatkan doa kepada Allah SWT di keheningan malam setelah qiyamul lail.

Agar Mendapat Rahmat Dari Allah

Penulis

Alirsyad Alislamiyyah

-

11 Maret 2020

15184

Facebook

Twitter

Pinterest

WhatsApp

Oleh Ustadz Ibnu Rochi Syakiran

Rahmat (kasih sayang) Allah begitu luas dan meliputi segala sesuatu. “Sesungguhnya rahmat-Ku lebih mengalahkan kemurkaan-Ku.” (HR. Bukhari no. 6855 dan Muslim no. 2751) hadits tersebut menjelaskan bahwa rahmat Allah Ta’ala lebih dahulu ada dan lebih luas daripada murka-Nya. Serta rahmat-Nya yang meliputi segala sesuatu telah Allah jelaskan dalam Al-Qur’an. Allah berfirman: “Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu.” (QS. Al A’raf: 156)

Cara agar kita mendapat rahmat Allah sesungguhnya telah Allah jelaskan pula di dalam Al-Qur’an, “Sesungguhnya orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah:218)

Dari ayat diatas disebutkan orang yang beriman. Seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin (orang yang beriman) sempurna apabila memenuhi tiga unsur, yakni:

  1. Memiliki Keyakinan yang mantap disertai pembenaran di dalam hati (Imannya Hati)
  2. Mengucapkan hal-hal yag berkaitan dengan kesaksian dan pembenaran dari apa yang diyakini dalam hati (Iman dengan lisan)
  3. Melakukan ketaatan dan menjauhkan diri dari semua yang dilarang oleh Allah SWT, sebagai bukti dari iman yang ada di hati dan di lisan (Iman dengan anggota badan)

Dan yang kedua orang-orang yang termasuk mengharap rahmat Allah adalah orang yang berhijrah. Hijrah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala asalnya adalah hijrah hati, untuk memurnikan penghambaan dirinya kepada Allah. Dalam Qur’an Surat Ad-Dzariyaat ayat 50, Allah berfirman: “Maka bersegeralah engkau berlari menuju Allah SWT, sesungguhnya Aku adalah seorang pemberi peringatan yang jelas akan hal tersebut.”

Seorang muhajir (orang yang berhijrah) dapat dilihat dari sikapnya yang menjauhi segala sesuatu yang telah dilarang oleh Allah SWT. Sebagaimana dalam Hadits Riwayat Bukhari disebutkan bahwa, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Seorang muslim adalah yang muslim yang lain selamat dari gangguan dari lidah dan tangannya, serta muhajir sesungguhnya adalah yang menjauhi apa yang Allah larang.”

Kemudian yang ketiga, orang-orang yang akan mendapat/mengharapkan rahmat Allah adalah orang yang berjihad di jalan Allah. Rasulullah bersabda: “…mujahid sesungguhnya adalah orang yang melawan hawa nafsunya untuk taat kepada allah…” (HR. Ahmad). Adapun melawan hawa nafsu yaitu dengan belajar Agama Islam (dengan benar), lalu mengamalkannya, kemudian mengajarkannya.

Semoga kita tergolong hamba-hamba yang selalu mengharapkan rahmat dari-Nya. Aamiin.

  • LABEL
  • Agar
  • alirsyad
  • Alislamiyyah
  • Mendapat
  • Rahmat Allah
  • Tausiyah

Facebook

Twitter

Pinterest

WhatsApp

Berita sebelumyaIndikator Kebahagiaan Dunia dan Akhirat

Berita berikutnyaMemaknai Kesuksesan

BERITA TERKAITDARI PENULIS

Kelebihan orang yang mendapat rahmat allah

Tausiyah

Musibah!!! Semua Merasa Paling Benar (Sebuah Renungan)

Kelebihan orang yang mendapat rahmat allah

Tausiyah

Allah Bersama Prasangkamu

Kelebihan orang yang mendapat rahmat allah

Tausiyah

Tawakal yang Benar

Kelebihan orang yang mendapat rahmat allah

Tausiyah

Dzikrul Maut (Mengingat Kematian)

Kelebihan orang yang mendapat rahmat allah

Tausiyah

Kisah Anjing Kehausan, Potret Kasih Sayang Allah SWT Kepada Hamba-Nya

Kelebihan orang yang mendapat rahmat allah

Tausiyah

Anak Shalih Itu Diusahakan

Kelebihan orang yang mendapat rahmat allah

Tausiyah

Persiapan Menuju Ramadhan

Kelebihan orang yang mendapat rahmat allah

Tausiyah

Mesin Jahit Ummu Jamil

Kelebihan orang yang mendapat rahmat allah

Tausiyah

Berbaik Sangka Kepada Allah Ta’ala Dikala Sakit

Kelebihan orang yang mendapat rahmat allah

Tausiyah

Bahaya Cinta Dunia