Jika ibu sedang sakit dan tidak mengerjakan pekerjaan rumah yang sebaiknya kamu lakukan

Adakalanya dalam hidup ini kita merasakan sehat dan adakalanya kita sakit. Ketika kita sehat, hendaknya kita selalu bersyukur kepada Allah karena dengan nikmat sehat. Dengan kesehatan yang ada pada diri kita, banyak sekali nikmat lainnya yang dapat kita rasakan. Dengan sehat, kita dapat menikmati makan dan minum, ibadah, serta aktivitas hidup lainnya.

Sebaliknya, ketika kita sedang sakit, hendaknya kita bersabar atas sakit yang menimpa diri kita.

Selain itu, dengan sakit ini, tentunya kita sadar bahwa nikmat sehat begitu sangat berharga dan sehat merupakan anugerah Allah yang luar biasa. Sebagai seorang yang beriman, sudah selayaknya kita meyakini bahwa ada hikmah di balik musibah sakit yang kita alami.

Pada hakikatnya, semua keadaan seorang muslim mengandung kebaikan di dalamnya, baik ketika sehat ataupun ketika sakit. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruh urusannya itu baik. Hal ini tidaklah didapati kecuali pada diri seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Hal itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999)

Tidak ada segala sesuatu yang datang menimpa diri kita kecuali terjadi atas izin dari-Nya. Hendaknya kita memahami bahwasannya sakit merupakan ujian dan cobaan dari Allah Ta’ala. Oleh karena itu, kita perlu menanamkan pada diri kita, bahwa akan ada kebaikan dan hikmah di balik musibah sakit. Ketika sakit menimpa diri kita, hendaklah kita berbaik sangka kepada Allah Ta’ala. Ujian sakit yang kita alami adalah bentuk kecintaan Allah Ta’ala kepada hamba-Nya. Hal ini senada dengan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

إذا أحَبَّ اللهُ قومًا ابْتلاهُمْ

“Jika Allah mencintai suatu kaum maka mereka akan diuji” (HR. Ath-Thabrani dalam Mu’jamul Ausath, 3/302)

Pembaca rahimakumullah, berikut ini insya Allah akan kami sampaikan mengenai beberapa kebaikan dan hikmah yang dapat kita petik dari musibah sakit.

1. Mendapatkan rida Allah

Seorang yang beriman harus yakin bahwa segala perkara yang terjadi merupakan takdir dan ketetapan dari Allah Ta’ala. Di antara sikap yang perlu ditanamkan pada diri seorang hamba yang sedang mengalami sakit adalah sikap rida. Dengan sikap rida atas cobaan tersebut, maka Allah akan memberikan keridaan kepada hamba-Nya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ، وَإِنَّ اللهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ،

فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا، وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السُّخْطُ

“Sesungguhnya pahala yang besar diperoleh melalui cobaan yang besar pula. Apabila Allah mencintai seseorang, maka Allah akan memberikan cobaan kepadanya, barangsiapa yang rida (menerimanya) maka Allah akan meridainya dan barangsiapa yang murka (menerimanya) maka Allah murka kepadanya.” (HR. At Tirmidzi no. 2396)

2. Terhapusnya dosa dan diangkat derajatnya

Di antara kabar gembira bagi orang yang sakit yaitu  Allah Ta’ala akan menghapuskan dosa-dosanya sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya. Hal ini telah dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيبُهُ أَذًى مَرَضٌ فَمَا سِوَاهُ إِلَّا حَطَّ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِ كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا

“Setiap muslim yang terkena musibah penyakit atau yang lainnya, pasti Allah akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya, sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya.” (HR. Al-Bukhari no. 5660 dan Muslim no. 2571)

Selain itu, musibah yang menimpa kita seperti sakit akan mengangkat derajat kita di sisi Allah Ta’ala, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

مَا يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ مِنْ شَوْكَةٍ فَمَا فَوْقَهَا إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَةً ، أَوْ حَطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةً

“Tidaklah seorang mukmin terkena duri dan lebih dari itu melainkan Allah akan mengangkat derajat dengannya atau dengannya dihapuskan kesalahan-kesalahannya.” (HR. Bukhari no. 5640 dan Muslim no. 2572)

3. Pahala yang tetap mengalir

Terkadang ketika sakit menimpa diri kita, kita tidak dapat menjalankan aktivitas ibadah sebagaimana biasanya. Di antara bentuk kasih sayang Allah Ta’ala kepada hamba-Nya adalah pahala amal saleh yang terus mengalir meskipun kita dalam keadaan sakit. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إذَا مَرِضَ العَبْدُ، أوْ سَافَرَ، كُتِبَ له مِثْلُ ما كانَ يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا

“Apabila seorang hamba sakit atau sedang safar, maka Allah akan menuliskan baginya pahala seperti saat ia lakukan ibadah di masa sehat dan bermukim.” (HR. Bukhari no. 2996)

4. Kecintaan Allah dan pahala tanpa batas jika bersabar

Sikap mulia orang yang beriman ketika ditimpa musibah adalah sabar. Oleh karena itu, sakit yang kita rasakan sudah semestinya kita hadapi dengan penuh kesabaran. Kita tahu bahwa Allah amat mencintai orang-orang yang sabar. Sebagaimana firman-Nya,

وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ

“Dan, Allah mencintai orang-orang yang sabar.“. (QS. Ali Imran:146)

Allah Ta’ala juga menjanjikan pahala yang tak berhingga bagi hamba-Nya yang bersabar. Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10).

Demikian beberapa poin hikmah dan kebaikan di balik musibah sakit. Semoga Allah memberikan kita kesehatan, kesabaran, kekuatan untuk senantiasa melakukan ketaatan, menjauhi perbuatan dosa dan sia-sia. Aamiin.

Wallahu a’lam.

Ditulis di Sleman, 18 Sya’ban 1442 H/1 April 2021

Penulis: Ahmad Fathan Hidayatullah
Dosen Informatika UII

Jurusan Informatika UII menerima kiriman artikel untuk ditampilkan pada Pojok Informatika dan Pojok Dakwah. Ketentuan dan prosedur pengiriman dapat dilihat pada laman berikut.

Jika ibu sedang sakit dan tidak mengerjakan pekerjaan rumah yang sebaiknya kamu lakukan

Bolehkah meminta anak membantu mengerjakan tugas di rumah? Boleh, dong.... Mengapa tidak!

Selain Anda dapat tenaga ekstra, kegiatan ini bisa memberikan banyak manfaat buat anak, seperti mengasah keterampilan motoriknya. Anak juga akan belajar tanggung jawab dan mandiri. Dan, yang juga penting, ia akan merasa jadi bagian penting dalam keluarga.

Dikutip dari www.ayahbunda.co.id, inilah tugas-tugas rumah yang bisa Anda lakukan bersama anak:

1. Merapikan kamarnya.

Ajak ia merapikan tempat tidur dan meletakkan mainannya yang berantakan pada tempatnya. Tidak perlu mengkritiknya langsung jika hasilnya belum rapi sesuai harapan Anda. Sebaiknya puji dan ulangi kembali contohnya supaya anak lebih paham.

2. Menyapu dan mengepel lantai.

Mulailah dari kamarnya. Walaupun mungkin hasilnya kurang bersih, anggap saja latihan buatnya. Kegiatan ini akan lebih seru jika dilakukan sambil bernyanyi atau menyetel musik favoritnya. Pakaikan masker pada anak agar ia terhindar debu.

3. Mencuci pakaian.

Minta bantuan si kecil mengambil pakaian kotor, memisahkan antara pakaian putih dan berwarna, memeriksa saku/kantung tiap pakaian –siapa tahu ada yang terselip, dan memasukkan pakaian kotor ke dalam mesin cuci. Anda cukup menyetel sistem kerja mesin cuci. Namun, jauhkan anak dari saklar serta kabel listrik, dan hati-hati dengan deterjen serta obat pemutih.

4. Menjemur pakaian.

Urusan menjemur pakaian, anak juga bisa diajak kerjasama, asalkan Anda pilihkan tempat menjemur yang rendah atau sesuai tinggi badannya. Ingatkan anak untuk berhati-hati, agar pakaian tidak terjatuh ke lantai dan kotor kembali.

5. Merapikan pakaian. Menyeterika pakaian jelas tidak bisa diserahkan kepada anak, tapi Anda bisa minta bantuan si kecil untuk melipat pakaian yang baru diangkat dari jemuran.

Mulai dari yang sederhana, seperti sapu tangan, handuk, dan pakaiannya sendiri. Selesai disetrika, anak bisa membantu menyimpan pakaian di lemari pakaian.

Baca juga: 5 Cara Mudah Membersihkan Mainan Anak

6. Berbelanja.

Ajak si kecil menemani Anda berbelanja ke supermarket, atau pasar tradisional agar lebih seru. Saat belanja, berikan anak pengalaman memilih sayur dan buah.   Ajarkan ia juga cara berinteraksi dengan pedagang di pasar tradisional. Sesekali, minta ia untuk menyapa penjual sendiri. Namun, awasi anak, jangan sampai ia terpisah dari Anda dan segera cuci bersih tubuh anak usai berbelanja.

7. Memasak.

Anda bisa minta si kecil membantu di dapur. Berikan ia pekerjaan seperti mencuci bahan-bahan, memotong bahan menggunakan tangan (bukan dengan pisau), dan mengambilkan bahan atau peralatan masak yang mudah diraih atau dibawa. Selesai masak, Anda bisa ajak ia menyiapkan meja makan.

8. Mencuci piring.

Setelah makan, minta anak membawa piring dan gelas ke tempat cuci piring. Jika Anda mau, berikan ia tugas mencuci peralatan makannya sendiri yang tidak terbuat dari bahan pecah belah. Namun Anda perlu memastikan piring dan gelasnya sudah bersih dari sisa makanan atau sabun. Jangan biarkan anak mencuci peralatan tajam seperti pisau dan pastikan tangannya dicuci bersih setelah mencuci piring.

9. Menyiram tanaman.

Hampir semua balita gemar main air. Manfaatkan kegemarannya ini untuk membantu Anda menyiram tanaman di halaman rumah. Agar lebih menarik, lengkapi si kecil dengan jas hujan dan sepatu boot. Usai menyiram tanaman dan sedikit bermain dengan tanah, segera cuci bersih tubuh anak dan berikan minuman hangat.

Baca juga:


Anak Membantu Pekerjaan Rumah, Jangan Dilarang
Ajak Anak Membantu Pekerjaan Rumah Tangga Selama ART Mudik

#usiasekolah #parenting