Jelaskan fungsi seni teater sebagai Media ekspresi

Fungsi Seni Teater Sebagai Media Ekspresi Estetis, Propaganda, dan Pendidikan

    Sebagai representasi dari keberadaan teater di masyarakat, tentunya selain memiliki fungsi sebagai wadah penyaluran berkesenian, teater memiliki fungsi sosial. Sebagai bagian dari kehidupan masyarakat, teater memiliki fungsi sebagai media ekspresi estetis dan sebagai bentuk propaganda.

Jelaskan fungsi seni teater sebagai Media ekspresi

1. Fungsi Media Ekspresi Estetis

    Teater memiliki fungsi sebagai media atau alat untuk mengungkapkan ide-ide dan gagasan yang terjadi di masyarakat secara estetis. Sebagai media ungkap yang lebih menonjolkan ide-ide keindahan (presentasi estetis), teater akan membawa suasana kehidupan yang terjadi di masyarakat secara aktual menjadi sebuah miniatur kehidupan yang dibumbui dengan sentuhan kreatif dan terangkum menjadi tontonan kehidupan masyarakat itu sendiri.     Keterlibatan penonton dalam teater merupakan bagian terpenting bagi suksesnya sebuah pertunjukan. Hal tersebut bisa terjadi mengingat penontonlah yang akan merasakan rasa haru, benci, marah, suka, takut, atau sedih bergumul menjadi satu. Semakin sering melihat dan menonton teater atau drama, akan semakin mudah mencerna dan memahami kandungan pesan teater tersebut. Oleh sebab itu, kamu harus sering menonton pertunjukan teater, baik teater sekolah maupun umum supaya hati, rasa, dan pikiran terasah dalam menerjemahkan sebuah pertunjukan teater.

2. Fungsi Propaganda

    Teater berfungsi sebagai alat propaganda merupakan bagian pertunjukan yang memadukan dua bentuk teater sekaligus. Dalam hal ini, fungsi teater sebenarnya tetap dipertahankan, tetapi disela-sela bagian pertunjukan disisipi oleh program-program tertentu. Misalnya, program pemerintah, program yayasan atau departemen yang berhubungan dengan layanan masyarakat, atau propaganda politik.     Bentuk teater ini disesuaikan dengan situasi dan kondisi tertentu sesuai dengan tema tertentu pula. Misalnya, tentang sosialisasi program keluarga berencana (KB), bahaya narkoba, disiplin nasional, ataupun sosialisai hemat BBM. Bahasa serta ajakan dalam pertunjukan teater ini biasanya dirancang sedemikian rupa, agar penonton merasa tidak terpaksa atau merasa digurui oleh pemain.

3. Fungsi Pendidikan

    Teater secara langsung atau tidak langsung berfungsi sebagai alat untuk mendidik masyarakat. Mendidik bukan saja tugas seorang guru, dosen, ataupun pendidik lainnya. Teater pun mampu memberikan pendidikan. Dalam hal ini, cara mendidiknya tentunya berbeda dengan seorang guru yang langsung mengajari siswa. Pada teater, biasanya pendidikan tersirat dalam pertunjukan itu sendiri, tetapi mampu menggugah hati dan perasaan penonton. Misalnya, pesan tentang perbuatan jahat akan selalu kalah oleh perbuatan baik, kebaikan akan membawa pada kehidupan yang indah, keburukan akan membawa kepada kekacauan dan kehancuran, sikap saling menolong akan mempererat tali persaudaraan antarsesama, dan lain sebagainya. Baca juga:

Keunikan dan Pesan Moral Seni Teater Daerah     Karya teater merupakan ungkapan seniman dalam mengekspresikan pikiran, rasa, dan karsa sebagai makhluk Tuhan yang berakal. Setiap jenis dan bentuk kesenian baik seni rupa, seni musik, seni sastra, dan seni teater memiliki kekhasan dan ciri tertentu yang berbeda. Perbedaan teknik dan cara dari masing-masing kesenian tersebut menjadi bagian dari keunikan yang harus ditonjolkan sebagai keunggulan.

Jelaskan fungsi seni teater sebagai Media ekspresi

1. Keunikan Karya Seni Teater Daerah     Meskipun memiliki beberapa perbedaan yang terlihat jelas, teater keagamaan, teater istana, dan teater rakyat memiliki persamaan, yaitu bergaya teatrikal. Artinya, baik teater keagamaan, teater istana, maupun teater rakyat tidak berusaha meniru kehidupan sehari-hari. Seakan-akan para pendukung teater etnis (daerah) berpendapat bahwa teater adalah suatu dunia yang berbeda dengan kehidupan dan tidak perlu meniru kehidupan.      Persamaan lain di antara ketiga kelompok teater daerah adalah pentingnya kedudukan musik dan tari. Berbicara tentang etnis berarti berbicara tentang musik dan tari karena keduanya telah menyatu dalam teater itu. Selain dalam musik dan tari, persamaan lain terdapat dalam pembakuan pola pengadegan. Susunan babak-babak dan adegan-adegan teater etnis cenderung tetap walaupun cerita yang dipentaskan berbeda-beda. Persamaan terakhir terletak pada bentuk pentas. Pada dasarnya, bentuk pentas adalah arena dan arena tapal kuda, kecuali pada jenis-jenis yang tumbuh setelah pengaruh Barat masuk pada abad ke-19.     Perbedaan dan persamaan itu dapat menjadi keunikan seni teater daerah. Misalnya, pementasan ketoprak. Teater tradisional ini memiliki keunikan dalam gaya bahasanya yang menggunakan tingkatan-tingkatan dalam bahasa Jawa. Selain itu, tingkah pemain dan sisipan yang berisi humor juga menjadi keunikan tersendiri dalam pertunjukan ketoprak.

2. Pesan Moral dalam Seni Teater Daerah

    Kesenian lahir di tengah-tengah masyarakat melalui individu (seniman). Keberadaan seni di masyarakat tidak lepas dari penciptaan yang terus-menerus dilakukan oleh orang yang memiliki keahlian di bidangnya. Awalnya seni adalah milik perorangan sebagai bagian pencitraan diri terhadap kebutuhan manusia di luar dirinya dalam bentuk perbuatan dan perilaku. Kemudian, bentuk perbuatan dan perilaku yang bersifat individual tersebut masuk pada masyarakat sebagai akibat dari hubungan antara individu dengan individu.     Hubungan yang terus-menerus tersebut pada akhirnya melahirkan bentuk kesenian baru yang diakui oleh masyarakat luas sebagai perwujudan kehidupan sosial. Kesenian yang tumbuh dan berkembang di lingkungan masyarakat memiliki nilai keindahan dan nilai moral. Salah satu dasar keindahan dan moral adalah ketertiban. Prinsip nilai keindahan membuat orang dan masyarakat menjadi tertib dan selaras dengan pola pikir masyarakat sesuai dengan norma yang berlaku. Sementara itu, ketertiban moral berdasarkan pada hati atau batin yang selalu menanamkan budi pekerti yang baik atau selalu menanamkan kesesuaian.

    Pertunjukan teater sebagai bentuk kesenian tidak lepas dari kehidupan masyarakat, keduanya memiliki keterkaitan yang erat. Persoalan-persoalan yang terjadi di masyarakat kerap kali dijadikan inspirasi dalam berkreasi seni teater.

Related Posts :

Teater adalah suatu aliran kesenian yang banyak digemari. Tak hanya oleh para seniman yang sudah profesional saja, teater juga banyak dipelajari oleh para seniman muda dan bahkan oleh para pelajar. Kesenian satu ini bahkan juga dipelajari dalam mata pelajaran kesenian di sekolah.

Para siswa yang menyukai teater juga banyak yang mengadakan ekstrakurikuler teater. Tak hanya pelajar sekolah saja, para mahasiswa di perguruan tinggi juga ada banyak yang terlibat dalam kegiatan unit kegiatan mahasiswa di bidang teater. Lantas, apa pengertian teater? Apa pula unsur, fungsi serta contoh teater? Agar lebih jelas lagi, akan dijelaskan pula mengenai apa perbedaan teater dan drama?





Untuk memahami pengertian teater, kita bisa mulai membahasnya dari sejarah kata ‘teater’. Kata teater berasal dari bahasa Inggris ‘theater’ atau ‘theatre’. Sedangkan dalam bahasa Perancis, kata ini berasal dari ‘théâtre’ dan pada bahasa Yunani dari kata ‘theatron (θέατρον)’.

Jadi, secara etimologis, pengertian kata “teater” adalah tempat atau gedung pertunjukan. Sedangkan jika dilihat dari makna istilah, kata teater berarti segala hal yang dipertunjukkan di atas pentas untuk konsumsi para penonton atau penikmatnya.

Istilah teater juga dapat diartikan dalam dua cara, yakni dalam arti sempit dan dalam arti luas. Dalam arti sempit, teater diartikan sebagai sebuah drama atau perjalanan hidup seseorang yang dipertunjukkan di atas pentas, serta disaksikan oleh banyak orang dan berdasarkan naskah yang tertulis.

Sedangkan dalam arti luas, teater diartikan sebagai segala adegan peran yang dipertunjukkan di depan orang banyak, dapat berupa ketoprak, dagelan, ludruk, wayang, janger, mamanda, sulap, sintren, akrobat, dan lain sebagainya.



Istilah teater seringkali dikaitkan dengan drama. Kedua hal ini dianggap memiliki hubungan yang sangat erat dan identik. Padahal, pada prinsipnya, istilah teater dan drama adalah dua istilah yang berbeda. Drama adalah istilah yang berasal dari bahasa Yunani Kuno ‘draomai’ yang artinya bertindak atau berbuat, serta dalam bahasa Perancis dari kata ‘drame’ yang berarti menjelaskan tingkah laku kehidupan kelas menengah.

Dari penjelasan ini, dapat diketahui mengenai perbedaan teater dan drama. Teater berkaitan langsung dengan pertunjukkan, sedangkan drama berkaitan dengan peran atau naskah cerita yang hendak dipentaskan.

Jadi, hubungan dari keduanya adalah teater menjadi visualisasi drama atau drama yang dipentaskan di atas panggung serta disaksikan oleh para penonton. Dapat dikatakan pula bahwa drama adalah bagian atau salah satu unsur teater.



Seiring perkembangan jaman, fungsi teater juga mengalami perkembangan. Dulunya, seni teater difungsikan sebagai sarana upacara atau hiburan. Tapi kini fungsi teater juga mencakup sarana pendidikan. Sebagai bagian dari seni, teater tak cuma dikonsumsi oleh masyarakat sebagai hiburan saja. Teater kini juga berperan dalam nilai afektif dalam masyarakat.


Adapun fungsi teater meliputi :
1. Teater sebagai Sarana Upacara

Teater pada awalnya hadir sebagai sarana upacara persembahan kepada dewa Dyonesos serta sebagai upacara pesta untuk dewa Apollo. Fungsi teater untuk kepentingan upacara ini tidak memerlukan penonton. Penonton teater ini sudah menjadi bagian dari peserta upacara itu sendiri. Di Indonesia, seni teater yang dijadikan sebagai sarana upacara juga dikenal sebagai teater tradisional.


2. Teater sebagai Media Ekspresi

Teater term asuk bentuk seni yang berfokus utama pada laku dan dialog. Dalam praktiknya, para seniman teater akan mengekspresikan seninya di dalam bentuk gerakan tubuh dan juga dalam ucapan-ucapan.


3. Teater sebagai Media Hiburan

Teater juga berperan sebagai sarana hiburan. Dalam hal ini, sebelum pementasan teater dilakukan, harus terdapat persiapan dengan usaha maksimal. Dengan begitu, diharapkan para penonton akan terhibur lewat pertunjukan yang digelar.


4. Teater sebagai Media Pendidikan

Teater adalah seni kolektif. Hal ini berarti bahwa teater tidak hanya dikerjakan secara individual saja. Untuk mewujudkan seni teater, diperlukan kerja tim yang harmonis. Apabila suatu teater dipentaskan, maka diharapkan pesan-pesan yang ingin diutarakan penulis dan pemain dapat tersampaikan pada para penontonnya. Sebab, umumnya manusia akan lebih mudah mengerti suatu nilai baik atau buruk melalui pertunjukan, dibandingkan jika hanya membaca lewat sebuah cerita.



Tidak setiap pertujukan dapat dikatakan sebagai teater. Pertunjukkan bisa disebut sebagai teater apabila memenuhi unsur-unsur teater. Unsur-unsur teater terbagi menjadi dua, yakni unsur internal dan unsur eksternal, sebagai berikut :


Unsur Internal Teater

Unsur internal teater adalah unsur utama yang asalnya dari dalam teater itu sendiri. Jika tidak ada unsur utama ini, maka tidak akan ada pertunjukan teater. Unsur-unsur internal teater meliputi:


1. Aktor

Aktor adalah pemeran utama dalam pementasan teater. Tugas aktor dalam teater adalah untuk menyampaikan jalannya cerita melalui ekspresi, gerak dan suara.


2. Naskah

Dalam seni teater, naskah disebut sebagai lakon atau arahan peran. Naskah menjadi panduan dari jalannya cerita bagi para aktor dan sutradara dalam melakukan pementasan teater.


3. Pentas

Pentas adalah salah satu unsur yang dapat dinikmati oleh para penonton serta orang banyak. Pementasan adalah sebuah pertunjukan yang menyajikan estetika gerak, suara, ekspresi, dan setting dalam sebuah cerita atau drama.


4. Sutradara

Sutradara adalah orang yang bertugas untuk mengarahkan semua unsur yang ada di dalam seni teater. Tanggug jawab sutradara meliputi; mengarahkan aktor, membedah naskah dan juga untuk memunculkan ide-ide terkait pentas teater.


5. Kostum

Kostum adalah unsur penunjang bagi para aktor dalam melakukan pementasan teater. Kostum yang tepat dapat membuat watak aktor terkesan mirip sesuai perwatakan tokoh yang dibawakan.


Unsur Eksternal Teater

Unsur eksternal teater adalah unsur pendukung yang berasal dari luar teater. Tanpa adanya unsur pendukung, pertunjukan tidak dapat berjalan dengan sukses. Adapun unsur-unsur eksternal teater meliputi:


1. Staf Produksi

Staf produksi meliputi orang-orang yang berada di balik layar teater, yang berperan untuk mendukung jalannya pementasan. Staf produksi terdiri dari manager tingkat produser atau pimpinan produksi hingga staf-staf di bawahnya. Tugas masing staf produksi berbeda-beda sesuai posisinya.



Jenis-jenis teater dapat dibagi menurut zamannya. Jenis teater menurut jamannya dibagi dalam tiga jenis, yakni teater tradisional, teater modern, dan teater kontemporer. Berikut keterangannya.


1. Seni Teater Tradisional

Seni teater tradisional adalah seni teater yang asalnya dari suatu masyarakat tertentu. Teater tradisional umumnya tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat. Jadi, dapat dikatakan sangat dekat dan menjadi bagian hidup di dalam masyarakat. Teater tradisional ini diwariskan secara turun temurun sejak zaman nenek moyang sampai sekarang. Teater tradisional umumnya dikenal pula sebagai teater klasik.


Ciri-Ciri Seni Teater Tradisional
• Memiliki keunikan dan keindahan tersendiri (dalam bentuk dan cara penyajian, gerak fisik, latar, serta irama pengiringnya).
• Menggunakan latar atau setting sederhana.
• Pertunjukan diselenggarakan pada pentas terbuka tanpa menggunakan panggung.
• Berisi pesan moral dan nilai-nilai luhur.
• Kebanyakan dari dialognya adalah improvisasi.

Contoh Seni Teater Tradisional

Contoh seni teater tradisional yang banyak dijumpai dalam masyarakat adalah wayang orang, sendratari, lenong dan ketoprak.


2. Seni Teater Modern

Seni teater modern adalah jenis seni teater yang sudah tidak menggunakan pakem seni teater tradisional. Teater modern tumbuh dan berkembang dengan mendapat pengaruh perkembangan dari seni teater barat (dramaturgi). Dapat dikatakan bahwa seni teater ini sudah memiliki struktur, dan dialognya pasti serta mengikuti naskah. Jalan ceritanya pun juga mutlak ditentukan oleh sutradara. Teater modern telah menghilangkan sisi tradisi sehingga lebih menonjolkan sisi hiburan.


Ciri-Ciri Seni Teater Modern
• Bertujuan sebagai hiburan dan mendapatkan apreasiasi saja.
• Menggunakan bahasa nasional di dalam dialognya.
• Pertunjukan diselenggarakan pada pentas tertutup dengan menggunakan panggung serta segala properti pendukungnya.
• Berisi kritik sosial yang ada pada era sekarang.
• Kebanyakan dialognya sesuai dengan naskah, namun tetap boleh untuk diimprovisasi.

Contoh Seni Teater Modern

Contoh seni teater modern yang banyak dijumpai dalam masyarakat adalah drama, operet dan drama musikal.


3. SENI TEATER KONTEMPORER

Seni teater kontemporer adalah jenis seni teater yang mengandung usur kekinian. Teater kotemporer tumbuh dan berkembang di antara para tokoh penggiat teater dan komunitas teater. Seni teater kotemporer tidak menyasar pada jumlah penonton yang banyak atau pertunjukan yang megah. Pertunjukan ini biasanya dilakukan dengan tujuan untuk menyampaikan gagasan sutradara pada kalangan yang memahami teater, sehingga pesan-pesan yang disampaikan dapat tersampaikan secara tepat pada penontonnya.


Ciri-Ciri Seni Teater Kontemporer
• Merupakan buah pikir atau ide dari pada sutradara pribadi.
• Menggunakan bahasa nasional atau internasional di dalam dialognya.
• Pertunjukan diselenggarakan sesuai dengan tema. Dapat dilakukan pada pentas tertutup atau pentas terbuka, tanpa atau dengan panggung.
• Berisi nilai atau pesan sutradara yang hendak disampaikan pada penonton tertargetnya.
• Dialognya sebagian dari naskah, sebagian improvisasi.

Contoh Seni Teater Kontemporer

Contoh seni teater kontemorer yang banyak dijumpai dalam masyarakat seperti teater jalanan, teater persembahan (tribute to) dan teater kemanusiaan.



Jenis - jenis teater menurut penyampaiannya dapat dibagi dalam lima jenis, yakni teater boneka, drama musikal, teater gerak/ pantomim, teater dramatik dan teaterikalisasi puisi.


1. Seni Teater Boneka

Seni teater boneka merupakan jneis seni teater yang dimainkan para tokoh yang berupa boneka. Biasanya teater ini mengangkat tema cerita legenda atau kepercayaan tertentu. Teater boneka telah ada sejak zaman Yunani, India dan Mesir Kuno, yang dibuktikan dari ditemukannya seni teater tersebut di dekat makam-makam kuno.

Boneka yang digunakan dapat bermacam-macam. Seperti boneka yang digerakkan dengan tali Marionette, boneka yang digerakkan dengan tongkat seperti wayang, dan yang digerakkan dengan tangan.


2. Drama Musikal

Seni teater yang berbentuk drama musikal adalah jenis seni teater yang dimainkan oleh orang serta didukung dialog yang indah. Teater jenis ini mengedepankan suara dalam penyampaian ceritanya. Pementasannya dapat dilakukan dalam bentuk dialog, nyanyian, musik, dan dipadukan dengan tarian dan alunan lagu.

Contoh drama musikal yang paling sering dilakukan dalam masyarakat adalah opera. Opera juga sering dipentaskan dalam tim paduan suara untuk membuat suasana jadi lebih hidup. Selain itu, opera juga merupakan seni teater lawas yang diperkirakan sudah ada di dunia barat sejak awal tahun 1600 masehi.


3. Seni Teater Gerak

Seni teater gerak merupakan jenis seni teater yang biasa dimainkan dengan menggunakan dialog minim, bahkan terkadang tanpa dialog. Teater gerak juga disebut sebagai pantomim. Tokoh dalam seni teater gerak hanya menyampaikan cerita melalui gerakan saja. Dalam beberapa pertunjukan, pantomim sering dipetnaskan tanpa menggunakan properti sama sekali. Karenanya, penonton pantomim akan diajak untuk membayangkan properti melalui perlakuan dan ekspresi tokohnya. Pantomim termasuk jenis seni tetaer paling minimalis, baik dari segi unsur maupun penampilan.


4. Seni Teater Dramatik

Seni teater dramatik merupakan jenis seni teater yang menyajikan rangkaian cerita persis dengan kejadian nyatanya. Seni teater dramatik menggunakan dialog dari naskah yang ketat, jarang dan seringkali bahkan tanpa improve. Tata gerak dan penuturan cerita dalam teater dramatik dibuat dengan senyata mungkin.

Dapat dikatakan pula bahwa seni ini menitikberatkan pada kemiripan dari kejadian nyata terhadap isi cerita, atau sesuai pakem. Tidak ada pengembangan dan improvisasi dalam pementasannya karena tujuannya murni untuk menyamakan cerita sesuai kejadian nyata agar semirip mungkin.


5. Teatrikalisasi Puisi

Teatrikalisasi puisi merupakan jenis seni teater yang dimainkan berdasar pada karya sastra puisi. Biasanya, teatrikalisasi puisi berisi tentang suara dan pandangan si pembuat puisi tersebut. Apabila dilihat dari kandungan isi ceritanya, maka teatrikalisasi puisi bersifat menyampaikan ajakan untuk melakukan suatu hal.

Selain itu, teatrikalisasi puisi juga dapat digunakan sebagai media penyampaian suara atau kritik sosial. Kebanyakan pementasan seni teater ini dilakukan ketika ada acara khusus tertentu dengan penonton yang terbatas.