Hal yang tidak boleh dilakukan anak di rumah

3 menit

Setiap keluarga pastinya memiliki peraturan di rumah yang berbeda-beda. Untuk membantu para orang tua membuat peraturan untuk anak, simak caranya di artikel ini ya!

Mungkin banyak orang tua yang masih bertanya-tanya apa yang dimaksud dengan aturan di rumah? Mengapa perlu ada peraturan di rumah?

Peraturan merupakan sebuah ketentuan-ketentuan yang mengatur perilaku manusia dalam kehidupan bermasyarakat.

Ada banyak peraturan yang bisa kita jumpai saat ini, seperti kewajiban anak di sekolah, anggota dalam organisasi, karyawan di kantor dan lainnya.

Selain itu, ada juga peraturan di rumah yang merupakan ketentuan-ketentuan yang dibuat orang tua untuk dipatuhi oleh seluruh anggota keluarga.

Pelanggaran mungkin saja bisa terjadi, tetapi hal tersebut bukanlah masalah berarti karena merupakan bagian dalam proses pembelajaran.

Hal yang paling penting adalah bagaimana agar aturan di rumah berusaha dijalankan dengan baik oleh anak-anak.

Apalagi dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, anak-anak banyak menghabiskan waktunya berada di rumah.

Lantas bagaimana membuat peraturan yang tepat untuk dipatuhi anak-anak?

Berikut ini beberapa panduan yang bisa orang tua terapkan dalam membuat aturan keluarga di rumah.

6 Cara Membuat Peraturan di Rumah

1. Susun & Diskusikan Peraturan dengan Pasangan

Luangkanlah waktu untuk berdiskusi dengan pasangan saat membuat peraturan di rumah.

Sesuaikan peraturan dengan usia anak-anak.

Kemudian, tentukan beberapa hal untuk menjadi peraturan yang harus anak-anak taati.

2. Kumpulkan Anggota Keluarga

Hal yang tidak boleh dilakukan anak di rumah

Setelah menyusun aturan di rumah, saatnya mengumpulkan seluruh anggota keluarga untuk mengumumkan dan membahasnya bersama.

Pastikan suasana terasa santai dan menyenangkan agar anak-anak merasa tenang dan tidak tegang.

Anda juga dapat menuliskan peraturan tersebut pada kertas dan menempelkannya di area-area tertentu yang mudah dilihat, seperti papan tulis atau pintu kulkas.

Jika anak-anak belum bisa membaca, orang tua dapat membuat ilustrasi.

3. Buat Anak-Anak Mengikuti Peraturan

Umumnya peraturan adalah hal yang tidak disukai anak-anak, sehingga dibutuhkan pemahaman agar mereka mau menaatinya.

Sebagai contoh, sebelum makan malam setiap anggota keluarga harus mandi sore, sehingga mereka berusaha untuk menepati peraturan tersebut.

4. Sesuaikan Peraturan di Rumah dengan Usia Anak

Hal yang tidak boleh dilakukan anak di rumah

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya kalau orang tua harus membuat peraturan yang sesuai dengan usia anak-anak.

Pastikan peraturan tersebut sesuai dan tidak membebani anak-anak.

Salah satu contohnya adalah waktu tidur, anak berusia 3 tahun tentunya memiliki jam tidur yang berbeda dengan anak usia 12 tahun.

Perhatikan hal-hal ini dalam membuat peraturan untuk anak, ya.

5. Berikan Contoh Peraturan di Rumah

Anak-anak kerap memerhatikan dan mengikuti tindakan dan perilaku orang tuanya.

Mereka biasanya belajar dari perilaku ayah, ibu, dan kakaknya.

Misalnya, orang tua membuat peraturan agar anak tidak berteriak, tetapi orang tua sering melakukannya.

Melihat hal itu, anak akan sulit mematuhi peraturan.

Anak-anak akan mengerti jika orang tuanya yang memberikan bimbingan melalui contoh dalam kehidupan sehari-hari.

6. Berikan Pujian dan Konsekuensi

Hal yang tidak boleh dilakukan anak di rumah

Pujian merupakan salah satu hal yang dapat membuat anak senang dan semangat.

Di sisi lain, konsekuensi juga harus ada untuk membantu menegakkan aturan di rumah.

Anak-anak perlu menyadari kalau pujian itu didapat karena sikap yang baik.

Sementara hukuman merupakan konsekuensi dari kesalahan yang telah dilakukan.

Jangan lupa untuk memberikan pemahaman ini kepada anak-anak dalam menjalankan peraturan di rumah.

Contoh Peraturan di Rumah

Berikut ini daftar peraturan di rumah yang dapat menjadi contoh untuk orang tua terapkan:

  • Menghormati kedua orang tua
  • Saling menghargai antara anggota keluarga
  • Saling membantu antara anggota keluarga
  • Memberi tahu jika hendak pergi keluar rumah
  • Mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk ke kamar selain kamar sendiri
  • Berbicara dan bersikap sopan
  • Makan dengan tenang dan rapi
  • Membuang sampah pada tempatnya
  • Menyimpan kembali barang yang sudah digunakan di tempatnya semula

***

Demikian cara dan contoh membuat peraturan di rumah.

Semoga informasi ini bermanfaat untuk Sahabat 99, ya!

Simak juga artikel menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.

Sedang mencari hunian masa depan impian di Kota Bandung?

Kunjungi 99.co/id dan temukan perumahan impianmu seperti di Sentraland Antapani Bandung.

Penting bagi orangtua untuk membantu anak menghilangkan kebiasaan buruknya di rumah. Sekecil apa pun itu, kebiasaan buruk anak tidak boleh diabaikan supaya tidak terbawa hingga dewasa kelak. Oleh karena itu, cobalah pahami berbagai contoh kebiasaan buruk anak di rumah berikut ini.

11 contoh kebiasaan buruk anak di rumah

Mulai dari mengupil hingga kentut sembarangan, berikut adalah contoh perilaku buruk anak yang sering dianggap sepele.

1. Mengupil

Hal yang tidak boleh dilakukan anak di rumah
Hal yang tidak boleh dilakukan anak di rumah
Mengupil adalah kebiasaan buruk anak di rumah yang perlu dihilangkan.

Anak-anak dan upil seperti dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Tidak hanya sekadar mengupil, mereka terkadang bisa lebih jorok dengan menempelkan upilnya di permukaan terdekat atau bahkan memakannya.

Kebiasaan ini tentunya perlu segera dihentikan. Mengupil juga bisa menyebabkan mimisan sehingga bicaralah dengan anak Anda untuk menghentikan kebiasaan buruk tersebut.

2. Menjilat hal-hal yang kotor

Anak-anak terkadang bisa menemukan tempat dan benda yang kelihatan jorok, lalu menjilatnya tanpa basa-basi.

Contohnya, makanan yang sudah jatuh di lantai, mainannya yang telah berdebu, hingga barang-barang di tempat umum.

Anda tentunya harus bertindak tegas dalam menghilangkan kebiasaan buruk ini karena bakteri dan virus bisa saja menghinggapi benda-benda tersebut.

3. Menggaruk bokong

Faktanya, anak-anak tidak selalu membersihkan area bokong mereka dengan baik setelah buang air besar. Bokong yang kotor bisa menyebabkan rasa gatal.

Sebagai solusinya, Anda bisa mengajarkan mereka cara yang tepat untuk membersihkan diri setelah dari kamar mandi, serta membiasakan untuk mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

Namun, jika anak tidak bisa berhenti menggaruk, mungkin itu bisa menjadi tanda adanya cacing kremi.

4. Menggunakan lengan baju sebagai sapu tangan

Jika ada pilihan antara menggunakan tisu atau pakaian saat hendak membersihkan hidung di kala flu, anak-anak hampir selalu menggunakan lengan bajunya.

Meski demikian, kebiasaan buruk anak ini masih lebih dibandingkan membersihkan hidung dengan tangannya secara langsung. Kondisi tangan yang kotor bisa menyebarkan kuman dengan cepat.

5. Buang air kecil di kolam renang

Memang tergolong sulit untuk membuat anak buang air kecil di kamar mandi saat sedang asyik berenang.

Padahal, campuran klorin/urine dapat membentuk senyawa kimia yang dapat membuat mata iritasi dan merusak bagian kolam renang.

Ajari anak untuk selalu menyempatkan diri ke kamar mandi jika hendak buang air kecil saat sedang berenang supaya kebiasaan buruk ini bisa dihilangkan.

6. Mengunyah semua hal

Salah satu kebiasaan buruk anak lainnya adalah mengunyah segala hal, mulai dari rambut, pensil, kerah kemeja, kuku, kunci, hingga mainan hewan.

Bahkan, mereka sering kali tidak menyadari saat melakukannya. Namun, Anda tidak perlu khawatir dengan kebiasaan ini karena ini masih bagian normal dari perkembangan anak dan biasanya segera berlalu.

Jika anak tidak mau menghentikannya, Anda bisa mengambil langkah tegas untuk melarang dan mendisiplinkan mereka.

7. Mengupas luka

Anak-anak umumnya rentan terluka saat bermain, terutama di luar rumah. Tidak jarang juga mereka iseng mengupasi lukanya, sampai-sampai luka yang sudah kering menjadi berdarah lagi.

Padahal bekas luka tersebut merupakan perban alami bagi tubuhnya. Maka dari itu, ingatkan anak Anda untuk tidak mengupasnya terlalu cepat untuk menghindari infeksi dan tidak kunjung sembuh.

8. Kentut sembarangan

Anak-anak selalu menganggap bahwa kentut sebagai hal yang lucu. Semakin bau kentutnya, semakin senanglah mereka karena banyak orang akan memberikan reaksi.

Ajarkan kepada anak bahwa kebiasaan buruk ini tidak boleh dilakukan karena tidak sopan, apalagi jika di depan banyak orang.

Namun, jika anak Anda terus-terusan kentut, cobalah periksa pola makannya. Kacang, makanan yang digoreng, atau susu bisa menjadi penyebabnya.

9. Mengisap ibu jari

Mengisap ibu jari adalah refleks normal yang umumnya dilakukan oleh bayi. Kebiasaan ini dipercaya bisa membuat mereka merasa aman. Namun, jangan sampai kebiasaan mengisap jempol terbawa hingga dewasa.

Salah satu contoh kebiasaan buruk sehari-hari ini dinilai memberikan dampak buruk pada susunan gigi anak dan berpotensi mengundang masalah gigi lainnya.

10. Menggigit kuku

Contoh kebiasaan buruk anak di rumah yang tak boleh diremehkan adalah menggigit kuku. Jika tidak segera ditangani, kebiasaan ini bisa terbawa hingga si kecil beranjak dewasa.

Ada banyak cara mengubah kebiasaan buruk ini, salah satunya menjelaskan bahwa menggigit kuku yang kotor dan dipenuhi dengan kuman dapat membuat dirinya jatuh sakit.

Selain itu, jika kebiasaan mengigit kuku pada anak disebabkan oleh stres, maka bantulah ia untuk mengatasi perasaan stresnya itu.

11. Menggunakan gawai berlebihan

Hal yang tidak boleh dilakukan anak di rumah
Hal yang tidak boleh dilakukan anak di rumah
Jangan biarkan anak kecanduan gadget-nya!

Contoh kebiasaan buruk anak di rumah yang patut diwaspadai adalah memainkan gawai atau gadget berlebihan. Dikutip dari Mom Junction, kesehatan fisik dan mental anak dapat terancam jika ia terlalu sering bermain gawai.

Perlu diketahui, 90 persen perkembangan otak anak terjadi sebelum anak mencapai usia 5 tahun. Jika si kecil terus-terusan bermain gawai dan tidak mengeksplorasi dunia di sekelilingnya, bagaimana perkembangan otaknya dapat optimal?

Cara menghilangkan kebiasaan buruk anak ini dapat dilakukan dengan mengajaknya pergi jalan-jalan ke luar rumah untuk melihat alam di sekitarnya. Selain itu, orangtua juga jangan sibuk sendiri sehingga membiarkan anak memainkan gawainya sesuka hati.

Itulah tadi berbagai contoh kebiasaan buruk anak di rumah yang perlu segera diatasi. Hal ini dilakukan supaya anak dapat belajar sopan santun dan menjadi individu yang lebih baik lagi ketika ia beranjak dewasa.

Jika Anda memiliki pertanyaan seputar kesehatan anak, jangan ragu untuk bertanya dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh di App Store atau Google Play sekarang juga.