Hal menarik yang terdapat pada cerita fabel tersebut adalah

Jakarta -

Cerita fabel adalah cerita yang menggambarkan watak dan budi manusia lewat tokoh hewan. Cerita ini umumnya merupakan salah satu dongeng yang menarik perhatian anak-anak.

Cerita fabel secara etimologis berasal dari bahasa Latin fabulat yang berarti cerita tentang kehidupan hewan dengan perilaku menyerupai manusia. Tokoh fabel bisa punya perilaku baik, jujur, sopan, pintar. Namun, ada juga yang berperilaku tidak baik seperti sombong, licik, penipu, dan lainnya.

Fabel masuk ke dalam kategori cerita fiksi yang isinya kaya makna dan pendidikan moral untuk pembelajaran anak-anak. Beberapa contoh cerita fabel yang mungkin kalian ingat yaitu seperti "Si Kancil", "Tiga Babi Kecil", atau "Monyet yang Rakus".

Apa tujuan dongeng fabel untuk anak? Selain keunikan karakter, fabel menjadi cara efektif mengajari anak akan nilai-nilai kehidupan. Daya imajinasi anak pun meningkat sejalan dengan alur cerita fabel yang didengarkan.

Ciri-ciri Cerita Fabel

Berikut ini ciri-ciri cerita fabel:

  • Tokoh utama cerita diperankan binatang
  • Setiap tokoh berperilaku layaknya manusia yang dapat berbicara dan berpikir
  • Alur cerita sederhana dan biasanya pendek
  • Cerita menggambarkan karakter, moral manusia, dan kritik perihal kehidupan
  • Rangkaian peristiwa memiliki hubungan sebab-akibat dengan alur maju untuk mencapai puncak maupun akhir cerita
  • Latar cerita berada di lingkungan alam, misalnya hutan, sungai, gunung, dan lainnya
  • Bahasa cerita menggunakan kalimat naratif, terdapat dialog langsung antar tokoh dan menggunakan kata sehari-hari
  • Pesan moral bisa disampaikan secara eksplisit maupun tersirat

Contoh Cerita Fabel Singkat dan Pesan Moralnya

Contoh 1 - Kuda Berkulit Harimau

Berikut contoh cerita fabel tentang kejujuran seperti dikutip dari Ruangguru:

Suatu hari, seekor kuda sedang berjalan dari ladang gandum menuju ke hutan yang rindang. Kuda itu baru saja memakan gandum yang ada di ladang dan merasa puas dan kenyang. Dia tampak gembira karena tidak ada petani gandum yang menjaga ladangnya.

Di tengah perjalanan, Kuda melihat sesuatu.

"Itu seperti kulit Harimau," gumam Kuda.

Karena penasaran, dia mendekati benda itu. Ternyata benar, yang dilihatnya adalah kulit Harimau yang tak sengaja ditinggalkan para pemburu Harimau.

"Wah, kebetulan sekali, kulit Harimau ini sangat pas di tubuhku. Apa yang akan kulakukan dengannya, ya?" kata Kuda ketika mencoba kulit Harimau tersebut.

Dengan pikiran jahilnya, Kuda berniat untuk menakuti binatang-binatang hutan yang melintas.

"Aku harus segera bersembunyi. Tempat itu harus gelap dan sering dilalui oleh binatang hutan. Di mana ya?" tanya Kuda dalam hati sambil mencari tempat yang cocok.

Akhirnya, Kuda bersembunyi di semak-semak yang gelap dengan mengenakan kulit Harimau temuannya. Tak lama kemudian, beberapa Domba gunung berjalan melewati Kuda. Domba-domba itu jadi sasaran empuk pertama dari kejahilan Kuda.

Saat Domba melewatinya, Kuda meloncat ke arah mereka dan membuat kaget Domba-domba itu sampai kalang-kabut melarikan diri. Mereka takut melihat kulit Harimau yang dikenakan Kuda itu.

"Tolong, ada Harimau! Lari, cepat lari!" teriak salah satu Domba. Kuda itu malah tertawa terbahak-bahak melihat Domba pontang-panting berlari.

Beberapa hewan berhasil dikelabui oleh kulit Harimau yang dikenakan Kuda. Namun, seekor Kucing Hutan berlari sambil membawa seekor Tikus di mulutnya. Kucing itu tidak melewati semak-semak. Dia duduk menyantap Tikus yang ia tangkap di dekat pohon besar.

"Ah, ternyata Kucing itu tidak melewati semak-semak ini. Aku akan membuatnya kaget di sana," kata Kuda itu dalam hati.

Kuda pun keluar dari semak-semak dan berjalan dengan hati-hati mendekati Kucing Hutan. Saat jaraknya sudah sangat dekat dengan Kucing Hutan, Kuda itu mengaum mengikuti suara seekor Harimau. Tanpa sadar Kuda itu bukannya mengaum, melainkan meringkik khas suara Kuda.

Mendengar suara itu, Kucing Hutan menoleh ke belakang dan melihat seekor Kuda berkulit Harimau. Sesaat, Kucing Hutan itu siap-siap mengambil langkah seribu, tetapi ia malah tertawa terbahak-bahak.

"Saat aku melihatmu memakai kulit Harimau itu, aku hampir berlari ketakutan, tapi rupanya suaramu itu ringkikan Kuda, jadi aku tidak takut, hahaha!"

Kucing Hutan itu juga berkata kepada Kuda bahwa sampai kapanpun, suara ringkikan tidak akan bisa berubah jadi auman.

Pesan Moral: Sepandai-pandainya orang berpura-pura, suatu saat pasti akan terbongkar juga jati dirinya. Daripada berpura-pura, lebih baik menanamkan sifat jujur karena kejujuran merupakan sikap positif yang utama dalam kehidupan.

Contoh 2 - Balas Budi Seekor Semut

Suatu hari di derasnya aliran sungai, terlihat seekor semut yang tak sengaja jatuh terpeleset ke dalamnya. Semut berteriak sekencang mungkin dan meminta pertolongan. Dari kejauhan, seekor burung merpati yang melintas melihat kejadian itu dan terbang menghampiri semut.

Merpati menghampirinya sambil membawa sehelai daun untuk menolong semut keluar dari derasnya air sungai. Semut pun selamat dari kecelakaan yang menimpanya.

Tak lama, semut melihat seorang pemburu yang sedang mengarahkan target tembakannya ke burung merpati. Melihat hal tersebut, semut mencari cara agar sang pemburu gagal untuk menembaknya. Akhirnya semut menggigit kaki sang pemburu hingga membuatnya kesakitan dan salah membidik sasaran.

Pesan Moral: Jangan lupakan kebaikan seseorang ke kita dengan membalas kebaikan orang tersebut di lain waktu. Saling menolong dan berbuatlah kebaikan untuk lingkungan sekitar.

Contoh 3 - Keserakahan Seekor Anjing

Seekor Anjing terlihat sedang mencuri sepotong daging. Setelah berhasil, ia berlari secepat mungkin menghindari kejaran pemilik daging tersebut dan mengarah ke sebuah sungai.

Ketika melewati jembatan di sungai, Anjing itu melihat di bawah ada Anjing lain yang membawa sepotong daging juga, sama sepertinya. Ia berpikir untuk mencuri daging milik Anjing lain yang berada di bawah jembatan agar mendapat 2 potong daging.

Anjing itu menggonggong dan menyerang Anjing lain hingga potongan daging miliknya terlepas dari gigitan dan jatuh ke dalam air. Ia pun menyadari, Anjing lain yang ia lihat sebagai musuh adalah bayangan dirinya sendiri di permukaan air sungai.

Pesan Moral: Keserakahan mendatangkan keburukan dan merugikan diri sendiri, maka berbuatlah baik terhadap sesama.

Membaca atau mendengar cerita fabel singkat dapat meningkatkan pemahaman dan menerapkan nilai-nilai positif dalam kehidupan bagi anak-anak. Coba buat sendiri yuk, detikers!

Simak Video "Awam Prakoso, Pemandu Imajinasi Anak-Anak"



(twu/twu)

Parenting

Kinan   |   Haibunda

Selasa, 16 Feb 2021 12:03 WIB

Salah satu kegiatan yang disukai anak-anak adalah saat dibacakan cerita oleh orang terdekatnya. Nah, cerita fabel alias cerita tentang binatang pun bisa jadi pilihan ideal nih, Bunda. 

Selain melatih imajinasi, cerita fabel juga sangat disukai anak karena memiliki tokoh berupa binatang. Ya, mendongeng atau membacakan cerita dapat dimanfaatkan untuk mengajar anak-anak tentang berbagai aspek kehidupan, lho.

Berikut 7 cerita fabel sederhana dan pesan moralnya yang bisa Bunda ceritakan untuk si Kecil:


Bosan dengan kelinci yang sombong karena bisa berlari melompat dengan cepat, kura-kura menantangnya untuk berlomba. Kelinci yang terlalu percaya diri pun menerima tantangan tersebut dan berlari secepat mungkin setelah perlombaan dimulai. 

Sayangnya, hal tersebut membuat kelinci cepat lelah dan memutuskan untuk beristirahat. Ia berpikir masih ada banyak waktu untuk bersantai sebelum kura-kura dapat menyusulnya. 

Sementara itu, kura-kura terus berjalan perlahan hingga mencapai garis finish. Kelinci yang ketiduran lalu terbangun dan sangat terkejut karena dikalahkan oleh kura-kura yang bergerak lambat.

Pesan moral: Asal konsisten, berhati-hati dan tetap rendah hati akan berbuah manis nantinya.

2. Bebek Buruk Rupa

Seorang petani memiliki seekor bebek, yang menghasilkan 10 telur. Segera, mereka semua menetas. Dari 10 telur yang ada, 9 anak itik tampak seperti induknya. Anak itik dari telur ke-10 tampak berbeda dengan tubuh lebih besar dan berwarna abu-abu.

Semua anak itik lainnya pun mengolok-olok itik tersebut. Tidak senang di peternakan, itik malang itu lari ke sungai di dekatnya. Di sana dia melihat angsa putih yang indah. Takut dan tersesat, dia ingin tenggelam di sungai. Tetapi ketika dia melihat bayangannya di sungai, dia menyadari bahwa dia bukanlah itik yang jelek, tetapi angsa yang cantik!

Pesan moral: Cintai diri sendiri apa adanya dan jangan mengolok-olok fisik orang lain.

3. Tiga Babi Kecil

Cerita ini mengisahkan tentang babi-babi yang tidak mendengarkan nasihat induknya. Mereka juga ceroboh dan membangun rumah yang tidak stabil. Sikap tidak mau mendengarkan nasihat induk pun membuat nyawa ketiganya berada di ujung tanduk karena dikejar serigala.

Pesan moral: Melakukan pekerjaan harus konsisten dan perlu motivasi tinggi.  

4. Singa dan Tikus

Seekor singa menyelamatkan nyawa seekor tikus. Setelah itu, tikus berjanji kelak suatu hari dirinya akan membantu singa. Tak lama kemudian, singa itu terperangkap di jaring yang dipasang oleh para pemburu. Tikus kecil tersebut melihat singa dalam kesusahan, kemudian dengan cepat menggigit jaring dan membebaskan singa.

Pesan moral: Bersikap baiklah pada semua orang, kamu tidak akan pernah tahu siapa yang bisa menjadi sahabat yang tulus nantinya.

5. Monyet dan Buaya

Seekor monyet berteman dengan seekor buaya. Monyet tersebut biasa memberi buaya sebuah apel setiap hari dari pohon tempat tinggalnya. Istri buaya tersebut lama-kelamaan menjadi serakah dan meminta jantung monyet itu.

Buaya tersebut kemudian menggendong monyet di punggungnya dan hendak menyerahkan pada istrinya. Begitu monyet menyadari apa yang terjadi, dia memberi tahu buaya bahwa jantungnya ada di pohon dan mereka harus kembali untuk mengambilnya. Begitu mereka kembali, monyet itu melarikan diri.

Pesan moral: Tetap tenang dan berpikir jernih bahkan dalam situasi stres dapat membantumu menemukan jalan keluar saat ada masalah.

6. Lumba-lumba dan Monyet

Seekor lumba-lumba menyelamatkan monyet dalam badai dan mereka berenang ke sebuah pulau. Lumba-lumba lalu bertanya kepada monyet, apakah dia tahu pulau itu. Monyet mengatakan bahwa dia tahu dan bahwa dia sebenarnya adalah pangeran pulau itu. 

Lumba-lumba yang tak percaya begitu saja lalu pergi meninggalkan monyet tersebut di pulau dan berenang menjauh. Monyet pun kini sendirian di pulau terpencil.

Pesan moral: Hindari berbohong dan berhati-hatilah dengan apa yang kamu sampaikan pada orang lain.

7. Gajah dan Teman-temannya

Ada seekor gajah kesepian yang mencoba berteman dengan hewan lain di hutan. Tapi, hewan lain menolak bermain dengan gajah tersebut karena ukuran tubuhnya. Suatu hari, semua hewan melarikan diri dari seekor harimau besar yang buas. 

Nah, kala si Gajah pun dengan berani melindungi hewan-hewan yang ketakutan tersebut dan bahkan menendang si Harimau. Kini, gajah memiliki banyak teman di hutan. 

Pesan moral: Keberanian dan ketulusan bisa membawa kesuksesan.

Demikian beberapa cerita fabel sederhana yang bisa Bunda bacakan untuk si Kecil. Mana cerita fabel favoritnya?

Simak juga Bunda manfaat mendongeng untuk anak dalam video berikut ini:

(som/som)