Cara pengarang menempatkan diri dalam sebuah cerita disebut

Jakarta -

Di dalam cerita pendek atau cerpen terdapat komplikasi. Komplikasi adalah bagian dari unsur-unsur pembangun cerpen yang termasuk ke dalam alur.

Selain unsur-unsur pembangun cerpen, terdapat pesan atau amanat yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Untuk mengetahui pesan atau amanat yang terkandung dalam cerpen, kita dapat mengetahuinya dengan membaca dan memahami keseluruhan isi cerita lalu menyimpulkannya.

Unsur-unsur pembangun cerpen adalah tema, latar, alur, konflik, penokohan, dan sudut pandang. Berikut adalah penjelasannya yang dikutip dalam buku Pasti Bisa Bahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI karya Tim Ganesha Operation.

- Orientasi atau pengenalan merupakan tahap memperkenalkan tokoh utama dan hubungan antar tokoh dalam cerita serta penataan cerita.

- Pertentangan atau komplikasi adalah merupakan timbulnya konflik serta perkembangan konflik hingga mencapai puncak konflik.

- Resolusi merupakan penyelesaian konflik-konflik yang terjadi pada tahap komplikasi.

- Evaluasi merupakan penilaian terhadap jalannya cerita atau konflik.

- Koda merupakan bagian akhir cerita yang berupa kesimpulan tentang kejadian atau penyelesaian cerita.

Tema: kasih sayang orang tua.

Penokohan: seorang petani kaya yang bijaksana, sementara kelima anaknya pemalas.

Alur: beralur maju, yaitu sang petani kaya memberi warisan kepada kelima anaknya berupa harta terpendam. Setelah digali, ternyata harta tersebut tidak ada. Kelima anak itu, akhirnya menanami tanah itu. Ternyata harta terpendam yang dimaksud sang Ayah adalah tanah yang harus ditanami dengan kerja keras.

Latar: rumah petani dan kebun atau tanah.

Teknik bercerita: sudut pandang orang ketiga.

Jadi komplikasi adalah awal munculnya dari konflik di dalam cerpen ya! Apa detikers sudah memahami unsur-unsur pembangun cerpen?

Simak Video "Berkibarnya Spanduk 'Maaf, SBM ITB Tidak Terima Mahasiswa Baru Lagi'"

Cara pengarang menempatkan diri dalam sebuah cerita disebut

Cara pengarang menempatkan diri dalam sebuah cerita disebut

Lihat Foto

KOMPAS.COM/ARUM SUTRISNI PUTRI

Ilustrasi struktur cerita fantasi.

KOMPAS.com - Struktur cerita fantasi adalah orientasi, komplikasi dan resolusi. Orientasi berisi pengenalan dan konflik, komplikasi berisi krisis hingga klimaks, dan resolusi berisi penyelesaian. Berikut ini penjelasan singkat tentang struktur cerita fantasi:

Struktur cerita fantasi

Melansir Literary Devices, fantasi adalah bentuk genre literasi yang tidak benar-benar terjadi di dunia nyata. Plot cerita fantasi berkaitan dengan sihir, mistik, makhluk gaib, dan lain-lain yang tidak pernah terjadi di dunia nyata.

Mengutip Kemdikbud RI, struktur cerita fantasi adalah orientasi, komplikasi, dan resolusi. Berikut ini ciri bagian-bagian struktur cerita fantasi:

Struktur cerita fantasi orientasi berisi pengenalan tokoh, latar, watak tokoh, dan konflik.

Struktur cerita fantasi komplikasi berisi hubungan sebab akibat sehingga muncul masalah hingga masalah itu memuncak (klimaks).

Struktur cerita fantasi resolusi adalah berisi penyelesaian masalah dari konflik yang terjadi.

Baca juga: Jenis Cerita Fantasi

Variasi pengungkapan struktur cerita fantasi

Pengembangan variasi struktur cerita fantasi bisa dilakukan dalam berbagai pola.

Pola pengembangan orientasi bisa dikembangkan dari deskripsi latar, pengenalan tokoh, atau pengenalan konflik.

Pola pengembangan komplikasi bisa dikembangkan dengan menghadirkan tokoh lain, mengubah latar, atau melompat ke zaman yang berbeda (masa lampau atau masa depan).

Pola pengembangan resolusi bisa dikembangan dengan lompatan waktu, sebab akibat yang unik, atau dengan kejutan.

Struktur cerpen adalah berbagai tahapan yang mengisi suatu cerita atau narasi dalam cerpen. Pada intinya, struktur cerpen merupakan format yang membentuk kisah yang ingin diceritakan dalam cerpen. Oleh karena itu, struktur cerpen ini sangat mirip dengan struktur teks narasi (naratif). Jika kita menggunakan perspektif unsur intrinsik yang membentuk cerpen, maka struktur cerpen ini juga terdapat dalam Alur.

Struktur cerpen terdiri dari:

  1. orientasi yang merupakan pengenalan awal situasi,
  2. komplikasi yang berarti pengungkapan peristiwa, dan
  3. resolusi yakni penyelesaian konflik.

Namun dari tiga alur utama tersebut kita juga dapat menarik beberapa alur lain yang berfungsi sebagai jembatan atau transisi dari tiga struktur utama pembentuk cerpen. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Nurhayati (2019, hlm.126) yang mengklasifikasikan alur atau struktur cerpen menjadi:

  1. orientasi,
  2. komplikasi,
  3. pencapaian konflik,
  4. puncak konflik,
  5. penyelesaian,
  6. koda (penutup/penjelasan penginterpretasian kisah).

Beberapa Ahli lain berpendapat bahwa terdapat unsur lain sebelum orientasi, yaitu: abstrak. Kemudian ada juga yang berpendapat bahwa terdapat bagian evaluasi sebelum penyelesaian.

Sejatinya, tidak ada struktur cerpen yang absolut. Bahkan, jika memungkinkan bisa saja kita meniadakan salah satu bagian strukturnya. Penulisan cerpen adalah proses kreatif yang tidak memiliki batasan khusus. Dapat dikatakan bahwa pembagian struktur ini hanyalah pengklasifikasian format yang dapat membantu kita dalam menganalisis cerpen, baik untuk kebutuhan proses kreatif penulisan cerpen, maupun penelitian teks.

Oleh karena itu, tidak ada salahnya apabila kita mempelajari struktur cerpen untuk meningkatkan ruang gerak kita dalam menekuni bidang penelitian, maupun penulisan cerpen bukan?

Struktur Cerpen

Berikut adalah pemaparan serta penjelasan lengkap dari masing-masing bagian struktur yang terdapat pada struktur cerpen.

1. Abstrak / Abstraksi

Abstrak adalah gambaran umum secara keseluruhan mengenai berbagai situasi, peristiwa dan bermacam unsur lain dalam cerita. Dalam tahap ini ide kasar penulis biasanya dimunculkan namun belum ada kisah awal yang benar-benar konkret pula. Intinya, bagian abstrak adalah premis dari suatu permulaan kisah cerpen.

2. Orientasi (Pengenalan Situasi Cerita)

Bagian ini memperkenalkan setting atau latar cerita baik dalam segi waktu, tempat maupun peristiwa. Orientasi juga dapat mulai memperkenalkan tokoh, menata berbagai adegan dan menjelaskan hubungan antartokoh.

3. Komplikasi

Merupakan bagian dimana berbagai konflik mulai muncul. Konflik dapat berupa masalah, pertentangan atau kesukaran-kesukaran bagi tokoh utama mulai diperlihatkan. Bagian ini menjelaskan bagaimana sebab-akibat konflik yang terjadi antartokoh

Biasanya komplikasi juga mulai membentuk, mengubah atau memperlihatkan karakter tokoh yang sebenarnya pula, jika dalam bagian orientasi tokoh tidak benar-benar keluar wataknya.

4. Pencapaian konflik (rising action)

Berbagai masalah, peristiwa menantang, pertentangan atau kesukaran-kesukaran tokoh terus berkembang dan hampir mencapai puncaknya. Pencapaian konflik adalah titik balik di mana seluruh permasalahan semakin bergejolak dan akan segera berubah menjadi konflik.

5. Puncak Konflik/Klimaks (turning point)

Konflik sering disebut juga sebagai klimaks. Ini adalah bagian puncak dari konflik yang telah mulai bermunculan dari komplikasi. Puncak konflik merupakan bagian cerita yang paling mendebarkan dan permasalahan telah mencapai batasnya. Bagian ini juga akan menentukan berbagai perubahan nasib dari tokohnya, terutama tokoh protagonis dan antagonis. Biasanya, plot yang terjadi adalah keberhasilan atau justru kegagalan dari protagonis terhadap sesuatu yang diinginkannya.

6. Evaluasi

Konflik atau berbagai masalah lain yang telah memuncak mulai mendapatkan pencerahan untuk jalan penyelesaiannya. Evaluasi adalah tahap ketika konflik bisa jadi diselesaikan atau justru benar-benar berhasil menghentikan keinginan atau tujuan tokoh utama.

7. Resolusi

Bagian ini berisi penjelasan maupun penilaian akhir cerita mengenai sikap ataupun berbagai nasib yang dialami oleh tokoh setelah mengalami peristiwa puncak sebelumnya. Bagian ini adalah akhir dari konflik atau penyelesaiannya secara utuh. Pada bagian ini juga sering dilakukan pernyataan terhadap kondisi akhir yang dialami oleh tokoh protagonis (tokoh utama).

8. Koda (Penutup)

Koda adalah penutup atau akhir dari keseluruhan isi cerita. Bagian koda dapat berisi kesimpulan dari seluruh cerita seperti interpretasi penulis mengenai kisah yang disampaikan. Tidak semua cerita memiliki koda, terutama karya-karya sastra serius yang bersifat tidak ingin menggurui dan ingin agar pembaca yang menyimpulkan sendiri berbagai pesan dan amanat yang terdapat dalam karya cerpen.

Susunan Struktur Cerpen

Penjelasan berbagai bagian struktur cerpen di atas seakan membuat suatu cerpen harus berjalan secara linear mulai dari pengenalan konflik, puncak konflik hingga penyelesaiannya secara berurutan. Namun sebetulnya hal itu tidak harus selalu terjadi. Bisa jadi suatu cerita justru dimulai dengan puncak konfliknya terlebih dahulu.

Misalnya, cerita misteri atau detektif cenderung memulai ceritanya dari komplikasi atau pencapaian konfliknya terlebih dahulu. Setelah itu baru dimulai orientasi, untuk memperkenalkan tokoh detektif, para tersangka dan korban. Pada akhirnya resolusi mulai muncul seiring terpecahkannya berbagai misteri yang telah muncul di awal struktur cerpen.

Intinya, susunan struktur sangat bergantung pada kebutuhan cerita, kreativitas dan inovasi dari penulisnya sendiri.

Alur Struktur Cerpen

Selain diurutkan strukturnya, alur cerpen juga dapat disusun linimasa atau urutan kronologis ceritanya. Berdasarkan susunan naratif waktu, alur cerpen dapat dikategorikan menjadi tiga alur, yaitu:

  1. Alur maju,
    merupakan alur linear atau waktu yang berjalan secara berurutan dimulai dari masa lalu hingga ke masa depan.
  2. Alur mundur,
    yaitu jalan cerita yang justru dimulai dari masa depan ke masa lalu.
  3. Alur campuran,
    yakni perpaduan antara alur maju dan alur mundur, bisa dilakukan dengan cara menggunakan kilas balik pada suatu waktu tertentu dalam cerita. Bisa juga cerita bergerak dari bagian tengah, menuju ke awal kemudian dilanjutkan ke masa depan atau akhir cerita.

Kualitas Struktur

Secara kualitatif, atau berdasarkan kualitas yang dimiliki dari struktur cerpen secara keseluruhan, alur dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni:

  1. Alur erat,
    di mana hubungan peristiwa satu dengan yang lain sangat erat, padu dan tidak ada bagian cerita yang dikisahkan secara tidak utuh. Alur ini sangat terikat dan memiliki keterikatan yang ketat antara satu peristiwa dengan yang lainnya.
  2. Alur longgar,
    yakni stuktur cerita yang bersifat sederhana dan sangat terbuka terhadap peristiwa lain yang membuat struktur cenderung lebih dinamis namun berpotensi membingungkan pembaca. Longgar yang dimaksud disini adalah suatu bagian struktur dapat disisipi oleh peristiwa lain dalam cerita.

Meskipun terdengar seakan terlalu mudah ditebak dan tidak diperlukan dalam proses penulisan, struktur cerpen amatlah menentukan keberhasilan dari suatu cerpen yang ditulis. Tanpa pembagian struktur ini, kita tidak dapat memastikan bagian mana yang perlu digarap, atau bagian mana yang membutuhkan perbaikan agar kisah dalam cerpen semakin kaya?

Oleh karena itu, memastikan struktur cerpen yang kita tulis amatlah penting, agar kita dapat melakukan evaluasi sehingga dapat semakin mematangkan cerpen yang kita tulis menjadi lebih baik.

Referensi

  1. Nurhayati, Enung. (2019). Cipta Kreatif Karya Sastra. Bandung: Yrama Widya.