Berikut yang bukan merupakan biaya operasional perusahaan adalah

Dalam setiap industri bisnis, biaya operasional adalah salah satu istilah yang tidak bisa dipisahkan. Semua industri pasti akan bersentuhan dengan istilah tersebut. Namun, apa sebenarnya pengertian dari beban operasional?

Secara umum, beban operasional bisa diartikan sebagai semua bentuk beban pokok. Setiap bisnis memiliki beban pembiayaan berbeda-beda. Namun, semua beban pembiayaan tersebut bisa dikategorikan sebagai biaya operasional.

Beberapa orang menyebut bahwa istilah ini dipakai untuk semua pembiayaan yang tidak masuk dalam perhitungan beban sebelumnya. Setiap ahli sebenarnya berbeda pendapat mengenai pengertian istilah tersebut.

Namun, supaya lebih jelas maka Anda perlu memahami hal ini dengan lebih jauh. Selain pengertiannya, Anda juga akan mempelajari mengenai jenis, kategori, hingga bagaimana cara menghitung biaya operasional.

Pengertian Biaya Operasional dan Perbedaannya dengan Biaya Non-Operasional

Berikut yang bukan merupakan biaya operasional perusahaan adalah

Sumber: Jones IT

Dari yang telah dijelaskan di atas secara singkat, biaya operasional adalah semua bentuk pengeluaran yang dipakai untuk menjalankan aktivitas sehari-hari. Jika melihat definisi tersebut, maka pengertiannya sangat luas dan tidak bisa diartikan secara singkat.

Perlu dipahami bahwa pembayaran gaji, komisi hasil penjualan, tunjangan bagi karyawan, hingga bonus bagi karyawan berprestasi juga termasuk beban operasional. Pada perusahaan besar, biayanya tentu akan jauh lebih tinggi.

Pencatatan transaksi ini perlu dicatat dengan baik dan benar. Selain itu, pencatatan juga dilakukan secara rutin, termasuk untuk beban langsung atau tidak langsung. Umumnya, pencatatan tidak langsung biasa disebut non-operasional.

Jika pencatatan tersebut berjalan dengan baik, maka akuntan sebuah perusahaan akan mampu menentukan bagaimana beban tersebut digunakan. Tentu saja pedoman dari pencatatan ini adalah memberikan hasil bagi perusahaan.

Selain itu, beberapa akuntan juga melakukan pencatatan untuk melihat masa depan perusahaan tersebut. Perusahaan bisa bertahan selama memiliki modal untuk dikelola dan dioperasikan demi memberikan penghasilan.

Perbedaan Biaya Operasional dan Biaya Non-Operasional

Berbeda dengan beban operasional, pembiayaan non-operasional adalah semua bentuk pembiayaan yang dikeluarkan di luar kegiatan perusahaan. Namun, beban tersebut masih harus ditanggung oleh perusahaan tersebut.

Memang, pada dasarnya pembiayaan ini tidak memiliki dampak langsung bagi perusahaan. Namun, biaya operasional adalah suatu hal yang krusial. Setidaknya pembiayaan dilakukan untuk meningkatkan citra atau brand perusahaan.

Meskipun begitu, pembiayaan ini harus tetap dilakukan perusahaan supaya roda kegiatan tetap berjalan. Apalagi, banyak orang menilai bahwa baik tidaknya perusahaan bisa dilihat dari pembiayaan non-operasional.

Ada banyak sekali contoh pebiayaan non-operasional. Ada beban sumbangan, biaya administrasi bank, hingga biaya pajak penghasilan merupakan beberapa contoh pembiayaan non-operasional. Namun, pembiayaan tersebut bukan hanya ini saja.

Kategori dari Biaya Operasional

Ada beberapa komponen pembiayaan yang perlu Anda pahami. Setidaknya, ada dua jenis biaya bisa Anda pahami, yaitu:

1. Biaya tetap atau fixed cost

Biaya tetap merupakan pembiayaan yang tidak akan berubah meskipun ada peningkatan baik dalam penjualan atau produktivitas. Oleh sebab itu, pembiayaan ini harus tetap dibayarkan tanpa memperhatikan performa perusahaan.

Biaya tetap memiliki banyak sekali contoh. Namun, yang paling umum adalah pembayaran gaji, pembayaran asuransi, pembayaran sewa, hingga pembayaran lain. Semua itu harus tetap terbayarkan bagaimanapun caranya.

2. Biaya bunga

Biaya operasional mencakup beberapa hal, termasuk bunga. Bunga sendiri merupakan beban yang harus dibayar oleh perusahaan terhadap bunga utang atas jasa atau barang tertentu.

Salah satu contohnya adalah bunga kartu kredit. Meskipun begitu, beberapa orang tetap menilai bahwa bunga adalah biaya tetap. Hal tersebut karena jumlah pembayaran cenderung tetap,

3. Biaya penyusutan

Ini bisa diartikan sebagai aset yang setiap hari mengalami penyusutan nilai. Hal tersebut karena faktor "usia" sehingga harganya menurun. Salah satu contohnya adalah kendaraan perusahaan.

4. Biaya variable

Sedangkan biaya variable merupakan semua bentuk pembiayaan yang tidak tetap. Ada banyak sekali jenis pembiayaan dalam kategori variable. Biasanya hal ini dikarenakan faktor tertentu seperti kenaikan harga jasa. Beberapa contoh di antaranya adalah biaya pengiriman hingga biaya bahan baku.

Baca juga: Cara Menghitung HPP untuk Bisnis Kuliner

Komponen dari Biaya Non-Operasional

Biaya non-operasional juga memiliki beberapa komponen utama. Setidaknya, ada 3 komponen yang perlu Anda pahami, seperti:

1. Bunga Pinjaman 

Komponen pertama adalah bunga pinjaman di mana ini adalah beban yang harus dibayar kepada pihak lain atas jasa peminjaman tersebut. Bunga pinjaman dibayarkan secara tidak rutin.

2. Sewa Peminjaman Barang

Biaya operasional adalah hal yang mencakup semua pembiayaan. Begitu juga dengan biaya yang menjadi beban perusahaan dan harus dibayar kepada pihak lain.

Salah satu alasan mengapa sewa peminjaman barang dikategorikan sebagai non-operasional adalah karena tidak dibayarkan secara rutin. Artinya, pembayaran tergantung pada kesepakatan antara kedua belah pihak.

3. Kerugian Atas Penjualan

Komponen terakhir adalah kerugian atas penjualan harta. Hal ini dilakukan karena berkaitan terhadap objek pokok usaha. Salah satu contohnya adalah penjualan kembali furnitur kantor yang tidak terpakai.

Cara Menghitung Biaya Operasional

Berikut yang bukan merupakan biaya operasional perusahaan adalah

Sumber: Henssler Financial

Seperti yang sudah diketahui, biaya operasional adalah hal paling pokok bagi perusahaan. Namun, bagaimana cara menghitungnya? Apakah ada cara khusus atau bahkan ada rumus khusus untuk menghitungnya?

Sebenarnya, cara menghitungnya sangat sederhana. Biaya operasional memiliki rumus biaya produksi ditambah pengeluaran operasional. Hasil penjumlahan dari kedua elemen ini akan masuk menjadi biaya operasional.

Besar tidaknya beban tersebut tentu berbeda-beda bagi setiap perusahaan. Namun, cara menghitungnya tetap sama. Anda juga perlu memahaminya jika nanti terjun dalam dunia akuntansi atau keuangan.

Pada dasarnya, beban ini memang wajib dibayarkan oleh perusahaan. Namun, besaran beban pasti akan berbeda-beda. Itulah mengapa biaya operasional adalah suatu hal paling penting dalam menjalankan roda aktivitas perusahaan.

Baca juga: 7 Cara Mengelola Keuangan Usaha Kecil Anda

Thank you! Your submission has been received!

Oops! Something went wrong while submitting the form.

Jika kamu bekerja di sebuah perusahaan atau bahkan kamu seorang pemilik perusahaan, pasti tidak asing dengan istilah biaya operasional. Pasalnya operating cost atau biaya operasional adalah biaya-biaya penting, yang harus dikeluarkan perusahaan untuk mendukung jalannya berbagai kegiatan. 

Contohnya seperti kegiatan bisnis pengoperasian alat, komponen, perlengkapan, bahan baku, hingga membiayai fasilitas perusahaan lainnya. 

Adapun biaya operasional adalah biaya yang tidak terputus dan akan terus berjalan, selama perusahaan tersebut masih ada. Karena biaya operasional ini memang perlu dibayar oleh perusahaan, agar tim operasional mereka bisa terus menjalankan kegiatannya untuk bertahan dan beroperasi.

Pengertian Lengkap Biaya Operasional

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, biaya operasional adalah biaya yang sudah pasti harus dikeluarkan oleh perusahaan dalam melakukan berbagai kegiatan perusahaan.

Akan tetapi, perlu kamu ketahui bahwa biaya operasional juga merupakan biaya pengeluaran untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan dan tidak termasuk pada biaya pengeluaran, seperti harga pokok penjualan dan biaya penyusutan suatu aset (operating expenses), yang sudah diperhitungkan sebelumnya.

Kategori Biaya Operasional

Selain itu, jika dikategorikan biaya operasional adalah suatu pembiayaan perusahaan yang terbagi menjadi dua komponen, yaitu:

Biaya Tetap (Fixed Cost)

Kategori biaya operasional perusahaan yang pertama adalah biaya tetap atau fixed cost. Seperti namanya, biaya tersebut tidak berubah jumlahnya meskipun terdapat peningkatan dalam penjualan dan produktivitas. 

Selain itu, biaya operasional ini juga harus selalu dibayarkan, tanpa harus memperhatikan aktivitas dan performa perusahaan, baik sedang turun maupun sedang untung. 

Biaya operasional yang masuk di dalam kategori ini adalah seperti pembayaran sewa, gaji karyawan, non-produksi, hingga asuransi.

Biaya Variabel

Kategori biaya operasional yang selanjutnya adalah biaya variabel, yang terdiri dari biaya-biaya yang tidak tetap. Namanya juga tidak tetap, sehingga jumlahnya tergantung pada aktivitas produksi yang dilakukan perusahaan. 

Sehingga, jumlahnya tidak selalu tetap, dan bisa berubah-ubah. Pasalnya, jenis biaya ini akan dipengaruhi oleh biaya lain di mana biaya variabel akan naik seiring dengan meningkatnya produksi. 

Nah, jika kegiatan produksi perusahaan sedang mengalami penurunan, maka biaya variabel juga ikut turun. Bisa kita beri contoh seperti, biaya untuk pembelian bahan baku dan juga seperti biaya pengiriman.

Baca Juga : Apa itu Biaya Produksi? 

Jenis Biaya Operasional

Tidak hanya dibedakan dari sisi kategori, biaya operasional juga dapat dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost). 

  1. Biaya langsung sendiri merupakan biaya yang terjadi, atau bisa disebut juga biaya yang manfaatnya dapat diidentifikasi kepada objek atau pusat biaya tertentu. 

2. Biaya tidak langsung merupakan biaya yang terjadi, atau merupakan biaya yang manfaatnya tidak dapat diidentifikasi secara langsung, terhadap objek atau pusat biaya tertentu.

Berdasarkan Fungsi Pokok Perusahaan

Biaya operasional adalah biaya yang juga dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok besar yakni biaya produksi dan biaya non-produksi. 

Biaya Produksi

Pertama ada biaya produksi, dimana seluruh biaya ini merupakan biaya yang berhubungan dengan fungsi kegiatan produksi. Contohnya seperti untuk semua biaya untuk pengolahan bahan baku, menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. 

Dari biaya produksi, ternyata juga dapat dibagi lagi menjadi tiga kelompok, yakni: 

  • Biaya bahan baku: harga perolehan bahan baku, yang digunakan untuk produksi
  • Biaya tenaga kerja langsung: biaya yang digelontorkan untuk balas jasa kepada tenaga kerja
  • Biaya overhead pabrik: seluruh biaya untuk mengonversi bahan baku, menjadi produk jadi atau produk siap jual.

Biaya Non-Produksi

Selanjutnya ada biaya non-produksi, yang seperti namanya biaya ini biasanya dapat digolongkan menjadi beberapa biaya lagi, yakni: 

  • Biaya Pemasaran: biaya untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk
  • Biaya Administrasi dan Umum: untuk mengoordinasi kegiatan produksi, serta pemasaran produk

Contoh Biaya Operasional

Jika kamu masih bingung membedakan diantara banyak kategori, jenis, dan lainnya dari biaya operasional perusahaan, kamu bisa cek contoh biaya operasional dari perusahaan yang berdiri di bidang percetakan berikut ini:

  • Tunjangan Hari Raya: Biaya Tetap
  • Biaya Listrik: Biaya Variabel
  • Biaya Fotokopi: Biaya Tetap
  • Biaya Air Mineral: Biaya Tetap
  • Biaya Lembur: Biaya Variabel
  • Biaya BBM: Biaya Tetap
  • Biaya Gaji Kantor: Biaya Tetap
  • Biaya Konsumsi: Biaya Tetap
  • Biaya Kirim: Biaya Variabel
  • Biaya Pulsa: Biaya Tetap
  • Biaya PDAM: Biaya Tetap
  • Biaya Finishing: Biaya Variabel
  • Biaya Pemeliharaan Kendaraan: Biaya Tetap
  • Biaya Lainnya: Biaya Variabel
  • Biaya Pembelian Plastik: Biaya Variabel
  • Biaya Cetak Buku: Biaya Variabel

Adapun, jenis biaya operasional di tiap masing-masing perusahaan, bisa saja berbeda. Sehingga, rincian di atas ini hanyalah contoh penerapannya, di mana semua pengelompokan tergantung dengan kebutuhan perusahaan itu sendiri. 

Komponen Biaya Non-Operasional

Lantas, jika ada biaya operasional, maka pasti ada biaya non operasional, yang digunakan sebuah perusahaan bukan? Meski dianggap sepele, biaya non operasional ini juga sangat berpengaruh terhadap perusahaan loh. 

Berikut tiga komponen biaya non operasional:

Biaya Bunga Pinjaman

Meski menghindari pinjaman, namun ada saja perusahaan yang bisa hidup dan berkembang dengan dana pinjaman. Nah, biaya bunga dalam pinjaman ini termasuk dalam biaya non operasional. 

Pasalnya, biaya bunga pinjaman merupakan biaya yang wajib dibayarkan perusahaan, kepada pihak lain (debitur) atas jasa peminjaman tersebut. 

Mengapa biaya bunga pinjaman masuk ke dalam biaya non operasional? Hal tersebut dikarenakan, biaya tersebut tidak dibayarkan secara rutin.

Biaya Sewa Peminjaman Barang atau Harta

Selanjutnya adalah biaya sewa di mana biaya ini harus dikeluarkan oleh perusahaan kepada pihak lain, atas timbal balik yang dilakukan jasa peminjaman barang, baik dalam bentuk properti ataupun barang. 

Biaya Kerugian atas Penjualan Harta

Selanjutnya, ada jenis biaya kerugian atas penjualan harta, dimana biaya ini merupakan biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan, karena terdapat penjualan harta selain barang yang merupakan objek pokok usaha.

Contoh dari biaya ini adalah seperti biaya furniture kantor yang sudah tidak lagi digunakan, sehingga akan ada selisih biaya (kerugian) dari harga di awal dari barang tersebut. 

Nah, biaya kerugian atas suatu penjualan harta inilah, yang harus ditanggung perusahaan, dan disebut sebagai biaya kerugian atas penjualan harta.

Cara Menghitung Biaya Operasional 

Selain mengetahui pengertian biaya operasional, jenis, kategori dan contohnya, kamu juga wajib tahu cara menghitung biaya operasional di dalam perusahaanmu. 

Umumnya, pihak manajemen perusahaan menghitung dengan menggunakan rumus  Biaya Operasional sebagai berikut

“Biaya Operasional = Biaya produksi + Pengeluaran Operasional”

Adapun rumus tersebut, datanya bisa diambil dari biaya produksi yang tercantum, pada laporan laba rugi perusahaan. Selain itu, kamu juga bisa juga menyebutnya dengan biaya penjualan. 

Selanjutnya kamu, bisa cari total pengeluaran operasional perusahaan, yang di dalamnya masuk ke dalam bagian laporan laba rugi. 

Setelah itu, tambahkan total pengeluaran operasional pada periode perhitungan. 

Kesimpulan

Nah, dari pembahasan di atas, biaya operasional adalah biaya-biaya penunjang untuk membantu melancarkan seluruh kegiatan perusahaan. 

Namun, jika kita lihat sendiri di dalamnya, bahwa biaya operasional juga dibedakan menjadi beberapa jenis, golongan, hingga kategori. 

Terlebih, selain ada biaya operasional, perusahaan juga memiliki biaya non operasional yang laporan keuangannya harus dibedakan dengan biaya non operasional yang tidak.

Memiliki peran yang berbeda pula, kamu harus jeli dalam membedakan biaya operasional dan biaya operasional perusahaan, dengan melakukan penentuan dan proses perhitungan yang matang. 

Agar pekerjaanmu untuk memisahkan kedua biaya tersebut, alangkah baiknya kamu menggunakan software akuntansi khusus, untuk memudahkanmu, dalam menghitung biaya operasional dan biaya non operasional perusahaan.

Software akuntansi seperti apa? Kamu bisa pilih software akuntansi dari MASERP, karena MASERP merupakan program yang bisa digunakan untuk banyak kebutuhan, mulai dari membuat pencatatan keuangan, laporan keuangan, penjualan, pengeluaran, pembelian bahan baku, bahkan hingga gaji karyawan. 

Kamu bisa sangat terbantu dengan software ini, dan bisa memperoleh data yang akuran, tepat, cepat, dan penggunaannya mudah serta praktis.

Baca Juga : Faktor Produksi Ekonomis Bisnis yang Pelu Diketahui 

Berikut yang bukan merupakan biaya operasional perusahaan adalah