Berikut ini yang bukan kebijakan pemerintah untuk mendorong ekspor adalah

Berikut ini yang bukan kebijakan pemerintah untuk mendorong ekspor adalah

Ekspor merupakan kegiatan menjual barang atau produk ke luar negeri. (Unsplash/Chuttersnap)

adjar.id - Adjarian, pasti sudah familier dengan kegiatan ekonomi ekspor. 

Ekspor adalah kegiatan menjual barang atau produk ke luar negeri. 

Nah, kegiatan ekspor dapat dilakukan individu atau badan, ya.

O iya, pelaku ekspor juga disebut dengan istilah eksportir. 

Ekspor juga saling berkaitan dengan mata uang asing dan pemerintah, sebab pembayaran akan dilakukan dengan mata uang asing.

Baca Juga: Mengenal Sistem Ekspor dan Impor serta Manfaatnya dalam Ekonomi

Mata uang asing tersebut akan ditampung oleh pemerintah dan dikenal sebagai devisa. 

Pemerintah juga memiliki empat kebijakan guna mendorong kegiatan ekspor berjalan dengan lancar, lo. 

Sekarang, yuk, kita simak informasi lebih lengkap mengenai empat kebijakan pemerintah untuk mendorong kegiatan ekspor di bawah ini!

"Pemerintah memiliki empat kebijakan yang bersifat mendorong kegiatan ekspor berjalan dengan lancar."


Page 2

Berikut ini yang bukan kebijakan pemerintah untuk mendorong ekspor adalah

Ekspor merupakan kegiatan menjual barang atau produk ke luar negeri. (Unsplash/Chuttersnap)

Empat Kebijakan Pemerintah untuk Mendorong Ekspor

Berikut ini, adalah empat kebijakan yang dilakukan pemerintah guna mendorong kegiatan ekspor, yaitu:

1. Memberi Kemudahan Kepada Produsen Barang Ekspor 

Dalam kebijakan yang pertama, pemerintah memberikan kemudahan guna meningkatkan kegiatan ekspor.

Baca Juga: Pengertian Kegiatan Distribusi dan Jenis Kelompok Distribusi

Kebijakan yang mendukung peningkatan ekspor antara lain berupa kemudahan di dalam mengurus perizinan serta memberikan fasilitas kepada produsen barang ekspor. 

O iya, fasilitasnya dapat berupa bantuan teknologi, pelatihan inovasi produk, bantuan kredit dengan bunga rendah. 

Nah, hal ini juga menjadi salah satu alasan para produsen lebih semangat dalam berproduksi. 

Harga faktor produksi yang murah juga dapat menurunkan harga jual, sehingga dapat meningkatkan daya saing perusahaan, lo. 

"Salah satu kebijakan yang diberikan pemerintah adalah dengan memberikan bantuan teknologi, pelatihan inovasi produk, bantuan kredit, dan lainnya."


Page 3

Berikut ini yang bukan kebijakan pemerintah untuk mendorong ekspor adalah

Ekspor merupakan kegiatan menjual barang atau produk ke luar negeri. (Unsplash/Chuttersnap)

2. Menjaga Kestabilan Nilai Tukar Rupiah

Berikut ini yang bukan kebijakan pemerintah untuk mendorong ekspor adalah

Ekspor dapat dilakukan oleh seseorang atau badan. (Unsplash/Cloudvisual)

Kestabilan nilai tukar rupiah adalah hal yang sangat penting bagi para eksportir.

Sebab, nilai tukar rupiah yang stabil terhadap mata uang asing akan mempermudah para eksportir untuk menghitung biaya produksi produk ekspornya.

Nah, dengan kepastian nilai rupiah, para eksportir juga lebih mudah dalam menentukan harga produknya di pasar internasional, lo. 

Keadaan ini akan mengurangi tingkat keraguan para eksportir untuk melakukan ekspor kepada produk mereka. 

Baca Juga: Pusat-Pusat Keunggulan Ekonomi di Indonesia

3. Membuat Perjanjian dengan Dagang Internasional

Perjanjian mengenai perdagangan internasional telah banyak dilakukan oleh beberapa negara, lo. 

Umumnya, perjanjian ini meliputi kesedian masing-masing negara untuk menjadi pembeli atau penjual dari suatu barang, sehingga tiap negara memperoleh keuntungan.

"Kestabilan rupiah juga dapat mengurangi tingkat keraguan para eksportir dalam melakukan kegiatan ekspor."


Page 4

Berikut ini yang bukan kebijakan pemerintah untuk mendorong ekspor adalah

Ekspor merupakan kegiatan menjual barang atau produk ke luar negeri. (Unsplash/Chuttersnap)

Penjual atau eksportir mempunyai pasar dengan perlindungan yang istimewa dari perjanjian tersebut. 

Selain itu, pembeli juga dapat mempunyai penjual yang telah memenuhi kriteria sesuai perjanjian yang ada.

4. Meningkatkan Promosi

Dalam rangka mengenalkan produk dalam negeri di pasar internasional, promosi merupakan hal yang sangat penting.

Nah, pelaksanaan promosi juga dapat berupa pameran dagang, festival olahraga atau seni, dan kegiatan lainnya. 

Baca Juga: Sumber Pendapatan Pemerintah Daerah, Materi Ekonomi Kelas 11

Promosinya juga dapat dilakukan oleh individu, lembaga swasta, dan pemerintah. 

Pemerintah menangani promosi dan pusat informasi dagang di luar negeri, lo.

Contohnya, kantor-kantor promosi dagang Indonesia yang mengusahakan produk-produk Indonesia dikenal di luar negeri. 

Nah Adjarian, itulah empat kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah guna mendorong kegiatan ekspor yang perlu kita pelajari.

Sekarang, yuk, coba jawab soal di bawah ini!

Pertanyaan

Sebutkan salah satu contoh usaha pemerintah dalam mendorong kegiatan ekspor!

Petunjuk: Cek halaman 2-4.

Jangan lupa untuk tonton video ini, ya!

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

SIARAN PERS
HM.4.6/338/SET.M.EKON.3/10/2021

Menko Airlangga Ungkap Komitmen Pemerintah untuk Mendorong Ekspor Komoditas dengan Nilai Tambah Lebih Besar Melalui Optimalisasi Berbagai Kebijakan

Jakarta, 15 Oktober 2021

Performa neraca perdagangan pada September 2021 mencatatkan surplus sebesar US$4,37 miliar, sebagaimana dirilis dalam laporan Badan Pusat Statistik (BPS) pada Jumat (15/10). Dengan demikian, tren surplus sejak Mei 2020 kembali dapat dipertahankan atau telah mengalami surplus selama 17 bulan berturut-turut.

Kinerja surplus yang impresif tersebut ditopang oleh peningkatan ekspor Indonesia yang tetap terjaga pada September 2021 dengan mencapai US$20,60 miliar, meningkat double digit sebesar 47,64% (yoy).

“Pencapaian ini mengindikasikan pemulihan ekonomi Indonesia terus berlanjut yang juga tercermin dari level Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang kembali berada pada zona ekspansif yakni 52,2 pada September 2021, melonjak dari bulan sebelumnya yang berada di level 43,7,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Level PMI Indonesia di bulan September 2021 bahkan lebih baik dibandingkan dengan beberapa negara ASEAN, seperti Filipina (50,9), Thailand (48,9), Malaysia (48,1), Myanmar (41,1), dan Vietnam (40,2). Pelonggaran pembatasan mobilitas masyarakat di beberapa wilayah di Indonesia di tengah penurunan kasus yang stabil, mampu mendorong sektor manufaktur untuk kembali bertumbuh.

Surplus perdagangan yang terus terjaga terutama disebabkan karena kinerja komoditas ekspor andalan Indonesia yang terus meningkat di tengah tren peningkatan harga, khususnya Batubara sebesar 254,44% (yoy) dan CPO sebesar 63,90% (mtm).

“Selain disebabkan oleh mekanisme pasar, strategi kebijakan Pemerintah selama pandemi dalam menjaga pasokan ekspor kedua komoditas tersebut serta menjamin ketersediaan pasokan dalam negeri, menjadi kunci menjaga momentum ekspor di tengah kenaikan harga,” ungkap Menko Airlangga.

Sebagaimana diketahui, Indonesia merupakan eksportir Batubara terbesar kedua di dunia dan merupakan eksportir terbesar pertama di dunia untuk komoditas minyak kelapa sawit. Peranan penting Indonesia pada kedua komoditas tersebut tentu sangat menentukan pasokan dunia. Di tengah permintaan yang tinggi, Pemerintah berhasil menyusun strategi kebijakan manajemen pasokan ekspor yang optimal namun tetap menjaga stabilitas stok domestik melalui penetapan Domestic Market Obligation (DMO) bagi produsen batubara sebesar 25%. Kebijakan ini memiliki dampak positif dalam menjaga momentum tren kenaikan harga global komoditas tersebut. Di sisi lain, DMO juga diindikasi mampu mendorong pengembangan produk hilir Batubara melalui ketersediaan bahan baku domestik untuk pengembangan produk gasifikasi, liquifikasi, briketisasi, dan berbagai pengembangan produk lainnya.

Pada komoditas minyak kelapa sawit, strategi kebijakan Pemerintah melalui penetapan tarif progresif pada Pungutan Ekspor (PE) komoditas sawit juga diindikasi menjadi faktor kunci dalam manajemen pasokan dunia dan menjaga tren momentum kenaikan harga komoditas tersebut. Di sisi lain, Skema PE progresif mampu mendorong ekspor komoditas turunan minyak sawit (turunan CPO) yang lebih bernilai tambah dengan menjamin ketersediaan stock minyak sawit mentah dalam negeri. Dengan demikian, produsen hilir domestik mendapatkan keunggulan karena harga bahan baku yang relatif lebih murah dibandingkan produsen dari luar negeri.

Di samping strategi spesifik pada kedua komoditas tersebut, Pemerintah juga berperan aktif dalam mendorong kinerja ekspor Indonesia melalui beberapa kebijakan yakni (i) insentif fiskal dan non-fiskal, (ii) fasilitas penyediaan ruang pamer, kegiatan pengembangan desain, dan pelayanan pelaku usaha, (iii) bimbingan teknis kepada pelaku usaha dan eksportir, (iv) informasi peluang pasar, (v) pembiayaan, penjaminan dan asuransi ekspor, (v) promosi dan pemasaran.

“Komitmen Pemerintah dalam mendorong ekspor akan terus ditingkatkan melalui optimalisasi berbagai kebijakan dan terutama dalam mendorong ekspor komoditas dengan nilai tambah lebih besar,” pungkas Menko Airlangga. (dep1/fsr)

***

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi, dan Persidangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Haryo Limanseto

Website: www.ekon.go.id Twitter, Instagram, Facebook, & Youtube: @PerekonomianRI Email:

LinkedIn: Coordinating Ministry for Economic Affairs of the Republic of Indonesia