Asam adalah suatu zat yang memberikan (donor) proton (h+) merupakan konsep asam basa menurut

Gurubagi.com. Konsep asam dan basa sudah diekenal abad sejak abad ke 18. Bangsa Sumeria Mesopotamia sudah menggunakan asam nitrat untuk memisahkan emas dari perak.  Perak larutan dalam asam nitrat, sedangkan emas tidak.

Istilah asam (acid) berasal dari bahasa latin acetum yangb berarti cuka. Seperti diketahui zat utama cuka adalah asam asetat.

Ada banyak bahan disekitar kita yang dapat dikelompokan ke dalam asam dan basa, seperti pada gambat berikut.

Asam adalah suatu zat yang memberikan (donor) proton (h+) merupakan konsep asam basa menurut

Jeruk, cuka makan merupakan bahan yang bersifat asam, sedangkan sabun dan obat mag merupakan bahan yang bersifat basa.

Tingkat asam basa suatu bahan atau larutan berbeda-beda. Hal ini tergantung pada banyaknya ion H+ dan ion OH– yang terdapat dalam bahan tersebut.

Perhatikan perbedaan asam dan basa dari table berikut.

Asam adalah suatu zat yang memberikan (donor) proton (h+) merupakan konsep asam basa menurut

Perkembangan Kosep Asam Basa

1. Teori Asam Basa menurut Arrhenius

Larutan asam dan larutan asam dan larutan basa termasuk larutan elektrolit.

Svante Arrhenius mengemukakan konsep asam basa sebagai berikut : Asam adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan dalam air akanmemberikan ion hydrogen (H+) dalam suatu larutan

Baca : Persamaan Termokimia, Perubahan Entalpi Standar dan Contoh Soalnya

Basa adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air  akan memberikan ion hidroksida (OH–) dalam suatu larutan.Dalam hal ini pembawa sifat asam adalah ion H+ dan pembawa sifat basa adalah ion OH–.

Reaksi ionisasi yang terjadi pada asam dan basa  Arrhenius secara umum dituliskan sebagai berikut.

HxZ(aq) → xH+  +  Z–  (asam)

M(OH)y(aq) → Mx++  +  xOH– (aq)  (basa)

Berikut ini beberapa contoh asam basa Arrhenius dan reaksi ionisasinya

Reaksi ionisasi Asam Arrhenius 

Asam adalah suatu zat yang memberikan (donor) proton (h+) merupakan konsep asam basa menurut

Reaksi ionisasi basa Arrhenius

Asam adalah suatu zat yang memberikan (donor) proton (h+) merupakan konsep asam basa menurut

2. Teori Asam Basa Bronsted– Lowry

Pada tahun 1923 Johannes N. Bronsted dan Thomas M. Lowry mengajukan konsep asam basa berdasarkan pemindahan proton (H+)

Berikut ini asam basa menurut Bronsted-Lowry:

  • Asam adalah spesi yang dapat memberikan proton atau donor proton (H+)
  • Basa adalah spesi yang dapat menerima proton atau akseptor proton (OH–)

Contoh : NH3  + H2O  ↔ NH4+  +  OH–

NH3 bertindak sebagai basa setelah menerima prtoton berubah menjadi ion NH4+ yang bertindak sebagai asam dengan meyerahkan proton kepada OH-.

H2O bertindak sebagai asam setelah menyerahkan proton kepada NH3 berubah menjadi OH–. OH– bertindak sebagai basa setelah menerima proton dati ion NH4+.

Pasangan asam basa setelah terjadi serah terima proton dinamakan asam basa konjugasi.

Suatu asam setelah melepas satu proton akan membentuk spesi yang disebut dengan basa konjugasi dari asam tersebut. Spesi tersebut merupakan suatu basa karena dapat meneyerap proton dan membentuk kembali asam semula.

Sama halnya seperti asam, basa juga dapat membentuk spesi yang dinamakan asam konjugasi dari basa tersebut. Spesi tersebut adalah suatu karena dsapat melepas satu proton dan membentuk kembali basa semula.

Contoh :

HCl(aq)  +  H2O(l) ↔ H3O+(aq)  +  Cl–(aq)

Maka HCl(aq)  ↔  H+           +        Cl(aq)

         Asam         proton              Basa konjugasi

          H2O(l)   +      H+        ↔        H3O(aq)

          Basa            proton            Asam konjugasi

Dalam suatu reaksi kimia asam basa Bronsted-Lowry dapat membentuk dua pasang asam basa konjugasi. Pasangan yang terdiri dari asam dengan basa konjugasinya.

Secara umum dituliskan sebagai berikut.

Asam adalah suatu zat yang memberikan (donor) proton (h+) merupakan konsep asam basa menurut

Didapatkan pasangan asam basa konjugasi HCO3– dan H2CO3 serta H2O dan OH-, dengan H2CO3 sebagai asam konjugasi dan OH– sebagai basa konjugasi.

Perhatikan beberapa ketentuan dari asam basa sebagai berikut.

1. Sifat asam basa zat ditentuka oleh pelarutnya.

2. Semakin mudah melepaskan proton, keasamannya semakin kuat dan semakin mudah mengikat proton, kebasaannya semakin kuat.

Konsep asam basa Bronsted–Lowry lebih luas dari pada konsep Asam basa Arrhenius. Hal ini terjadi karena.

a. Konsep asam bassa Bronsted-Lowry tidak terbatas dalam perlarut aiar, akan tetapi juga menjelaskan reaksi asam basa dalam pelarut lain atau bahkan reaksi tanpa pelarut.

b. Asam basa dari Bronsted-Lowry tidak hanya berupa molekul, akan tetapi juga dapat berupa kation dan anion.

Konsep asam basa Bronsted-Lowry dapat menjelaskan misalnya sifat asam dari NH4 Dimana dalam NH4Cl yang bersifat asam adalah NH4+ karena NH4Cl dalam air dapat melepaskan proton.

Konsep asam basa Bronsted-Lowry dapat menunjukan kelemahan konsep asam basa Arrhenius, diantaranya sebagai berikut.

  • Defininisi asam basa Arrhenius terlalu sempit, karena harus mengandung ion H+ dan ion OH–, kenyataanya tidak semua asam basa memilikinya.
  • Pelarut harus air

Berdasarkan konsep asam basa Bronsted-Lowry, air dapat besifat sebagai asam (donor proton) dan sebagai basa (akseptor proton).

Zat seperti ini memiliki sifat amfirprotik (amfoter), artimya dapat bertindak sebagai basa dan dapat bertindak sebagai asam.

Contoh :

        

Asam adalah suatu zat yang memberikan (donor) proton (h+) merupakan konsep asam basa menurut

2. Teori Asam Basa Lewis

Pada  tahun 1923 G.N. Lewis, seorang ahli kimia dari Negeri Paman Sam, Amerika Serikat memperkenalkan teori asam dan basa.

Teori ini tidak melibatkan transfer proton, melainkan melibatkan penyerahan dan penerimaan pasangan elektron bebas.

Perhatikan reaksi berikut :

Asam adalah suatu zat yang memberikan (donor) proton (h+) merupakan konsep asam basa menurut

Pada reaksi di atas ion yang dilepas kan H2O dapat terikat oleh molekul NH3 , kemampuan mengikat proton ini karena mempunyai pasangan elektron bebas yang digunakan untuk membentuk ikatan kovalen koordiansi , artinya pasangan elektron bebas pada NH3 digunakan besama-sama dengan ion H+

.Berdasarkan serah terima pasangan elektron, lewis mendefinisikan asam basa sebagai berikut.

  • Asam adalah spesi yang bertindak sebagai penerima pasangan elektron (akseptor elektron)
  • Basa adalah spesi yang bertindak sebagai pemberi pasangan elektron (donor elektron)

Pada persamaan tersebut molekul NH3 adalah suatu basa karena HN3 dapat memberi pasangan elektron, sedangkan ion H+ merupakan suatu asam, karena dapat menerima pasangan elektron.

Kelebihan dan kekurangan teori asam basa Lewis.

Kelebihan teori asam basa Lewis adalah sebagai berikut.

  1. Teori asam basa Lewis bisa menjelaskan sifat asam dan basa dalam pelarut lain atau pun tidak memiliki pelarut.
  2. Teori asam dan basa Lewis bisa menjelaskan sifat asam basa molekul atau ion yang memiliki pasangan elektron bebas, atau yang dapat menerima pasangan elektron bebas. Contohnya adalah pembentukan senyawa komplek.

  3. Dapat menjelaskan reaksi-reaksi asam basa lain dalam fase padat, gas dan medium pelarut selain air yang tidak melibatkan transfer proton.

Kekurangan teori asam basa Lewis adalah sebagai berikut

  1. Teori asam dan basa Lewis ini memiliki kesulitan dalam menggambarkan reaksi asam-basa, seperti reaksi antara ion Fe3+ dan ion CN–. Karena keduanya tidak melibatkan ion H+ atau ion OH–.
  2. Teori  asam basa Lewis  juga sulit untuk menentukan kekuatan asam atau basa dari reaksi yang terjadi.

Demikian materi pengertian konsep asam basa, perkembangan, dan contohnya. Semoga bermanfaat