Berapa lama penderita jantung koroner bertahan hidup

Daftar isi2 Apa yang harus dilakukan jika kena serangan jantung?Rata-rata pasien memperkirakan mereka bisa bertahan hingga 13 tahun sedangkan hasil perhitungan medis yang telah divalidasi menunjukkan hanya 10 tahun. Secara keseluruhan, 63% penderita gagal jantung berlebihan dalam memperkirakan harapan hidunya dengan rata-rata 40% di atas prediksi dari perhitungan medis.

Apakah mandi malam bisa menyebabkan penyakit jantung?

Mandi malam tidak memicu serangan jantung.

Apa yang harus dilakukan jika kena serangan jantung?

Jika Anda sendiri yang mengalami serangan jantung, segera hentikan aktivitas apa pun yang Anda lakukan dan cari tempat yang aman. Beri tahu orang terdekat dan mintalah mereka untuk segera menghubungi ambulans. Bila tersedia, segera konsumsi obat nitrogliserin atau aspirin yang telah diresepkan oleh dokter.

Apa yang dilakukan jika serangan jantung?

Pertolongan pertama serangan jantung pada diri sendiri

  1. Menghubungi UGD dari rumah sakit terdekat.
  2. Mengonsumsi aspirin.
  3. Mengonsumsi nitrogliserin.
  4. Melonggarkan pakaian yang dikenakan.
  5. Menghindari panik.
  6. 6. Menunggu di depan pintu rumah.

Apa penyebab sakit jantung di usia muda?

Penyebab Penyakit Jantung di Usia Muda. Tekanan darah tinggi merupakan kondisi serius bila terjadi sejak dini. Kondisi ini sering tidak terdeteksi karena tidak menimbulkan gejala. Tekanan darah tinggi dapat diturunkan dari keluarga.

Apakah anak usia 15 tahun bisa terkena penyakit jantung?

Sebanyak 22 persen dari pengidap jantung usia muda itu berada di kisaran 15-35 tahun. Penyebab penyakit jantung koroner sekarang ini diklaim berasal dari pola hidup dan pola makan yang tidak sehat, seperti makanan cepat saji, rokok, serta alkohol.

Apa bahaya mandi malam hari?

Selain menyebabkan paru-paru basah, bahaya mandi malam hari lainnya adalah dapat membuat asma Anda kambuh. Perubahan suhu yang tiba-tiba menjadi dingin dapat memicu gangguan pada saluran pernapasan Anda.

Berapa lama penderita jantung koroner bertahan hidup

Seseorang mungkin masih bisa selamat ketika mengalami serangan jantung, tapi ada risiko terkena serangan lagi di lain waktu. Serangan jantung yang kedua atau selanjutnya bisa jadi berakibat fatal daripada yang pertama. Risiko ini dapat menjadi lebih kecil bila ada langkah antisipasi terhadap serangan berulang.

Berapa lama penderita jantung koroner bertahan hidup

Serangan jantung adalah kondisi yang terjadi ketika jantung tidak mendapat aliran darah yang dibutuhkan. Orang yang mengalami serangan jantung atau infark miokard kemungkinan besar menderita penyakit arteri koroner. Sebab, penyakit itu ditandai dengan sumbatan atau penyempitan pembuluh darah yang mengganggu aliran darah.

Ketika aliran darah terhambat atau terhenti sama sekali, otot jantung tak dapat menjalankan fungsinya dalam memompa darah sehingga dada terasa nyeri. Rasa nyeri, ditekan, atau diremas pada dada adalah salah satu gejala serangan jantung. Penyakit jantung koroner umumnya menjadi pemicu utama rasa nyeri tersebut.

Penyakit jantung koroner adalah gangguan kronis yang paling sering mempengaruhi pembuluh darah jantung di lebih dari satu tempat. Sering kali lokasi pembuluh bertambah dari waktu ke waktu. Artinya, dari satu serangan bisa berkembang menjadi serangan jantung berulang di kemudian hari. Karena itu, Anda perlu mengambil langkah yang dibutuhkan untuk mencegah serangan lain di masa mendatang.

Setelah selamat dari serangan pertama, dokter jantung kemungkinan besar akan melakukan tes secara berkala, biasanya tiap tahun, untuk memantau kondisi jantung dan pembuluh darah. Pemantauan ini penting guna mengetahui apakah gangguan pada pembuluh darah makin berkembang atau sudah bisa dikendalikan. Bila masih ada sumbatan atau penyempitan pembuluh darah, dokter akan melakukan tindakan yang diperlukan guna mencegah terjadinya serangan jantung berulang akibat masalah tersebut.

Gejala Serangan Jantung Berulang

Tidak semua orang memiliki gejala yang sama ketika mengalami serangan jantung. Kira-kira 2 dari setiap 3 orang yang mengalami serangan jantung mengalami nyeri dada, sesak napas, atau merasa lelah beberapa hari atau minggu sebelum serangan.

Saat mengalami serangan jantung, seseorang mungkin merasakan nyeri di bagian tengah dada yang bisa menjalar ke punggung, rahang, atau lengan. Kadang-kadang rasa sakit terasa di daerah perut, yang kerap dianggap sebagai gangguan pencernaan. Rasa sakitnya seperti angina atau nyeri dada sementara, tapi biasanya lebih parah, bertahan lebih lama, dan tidak membaik walau sudah beristirahat atau minum pil nitrogliserin.

Sekitar 1 dari setiap 3 orang yang mengalami serangan jantung tidak merasakan nyeri dada. Orang-orang ini kebanyakan wanita, berusia lebih tua dari 75 tahun, punya riwayat gagal jantung atau diabetes, dan pernah mengalami stroke.

Gejala umum lainnya termasuk:

  • Pingsan
  • Muncul keringat dingin tiba-tiba
  • Mual
  • Sesak napas, terutama pada orang tua
  • Detak jantung berat
  • Irama jantung abnormal (aritmia), ini terjadi pada lebih dari 90% orang yang pernah mengalami serangan jantung
  • Kehilangan kesadaran, yang terkadang merupakan gejala pertama serangan jantung
  • Perasaan gelisah, berkeringat, dan cemas
  • Kebiruan pada bibir, tangan, atau kaki
  • Orang yang lebih tua mungkin memiliki gejala yang menyerupai stroke dan mungkin mengalami disorientasi

Berapa lama penderita jantung koroner bertahan hidup

Penyebab Serangan Jantung Berulang

Serangan jantung berulang karena masih ada gangguan pada pembuluh darah. Gangguan ini harus dilenyapkan bila tak ingin terkena serangan lagi. Beberapa hal berikut ini bisa meningkatkan risiko mengalami serangan jantung berulang menurut ahli:

  • Gaya hidup tidak aktif
  • Kelebihan berat badan atau obesitas
  • Kolesterol tinggi
  • Gula darah tinggi jika menderita diabetes
  • Tekanan darah tinggi
  • Merokok
  • Terlalu banyak stres
  • Penggunaan alkohol berat atau penggunaan obat-obatan terlarang

Diagnosis Serangan Jantung Berulang

Ketika pertama kali mendapat serangan jantung, pasien akan menjalani pengobatan berdasarkan pemicu serangan itu. Kadang pasien mesti diberi stent atau ring jantung guna membuka kembali pembuluh darah yang menyempit atau tersumbat agar aliran darah kembali lancar.

Bila pasien kemudian mengalami nyeri dada lagi, dokter akan melakukan diagnosis dengan memeriksa kondisi ring jantung tersebut. Umumnya, ring dapat bertahan dalam jangka panjang. Tapi tidak tertutup kemungkinan terjadi penyumbatan lagi sehingga kembali mendatangkan risiko serangan jantung berulang.

Dokter juga akan melakukan serangkaian tes lain untuk menegakkan diagnosis, seperti menggunakan elektrokardiografi (EKG) untuk melihat aktivitas kelistrikan jantung. Lalu tes darah untuk mengetahui apakah ada otot jantung yang rusak atau mati. Tes pencitraan radionuklida juga dapat dilakukan untuk melihat apakah aliran darah lancar atau terganggu.

Perawatan Serangan Jantung Berulang

Dokter sering merekomendasikan rehabilitasi jantung bagi pasien yang sebelumnya mengalami serangan jantung. Dalam program ini, pasien akan mendapat pelatihan yang dikembangkan oleh ahli fisiologi dan diawasi ahli jantung. Biasanya ada empat fase:

  • Fase 1: Berjalan sesegera mungkin setelah serangan jantung, sering kali dalam 24 jam
  • Fase 2: Sesi olahraga yang dipantau secara teratur yang menggunakan treadmill atau sepeda statis dengan peningkatan durasi dan intensitas
  • Fase 3: Sesi latihan dengan lebih sedikit pemantauan
  • Fase 4: Latihan mandiri tanpa pengawasan (di rumah)

Program ini juga sering kali disertai dengan terapi yang bertujuan menjaga mental pasien tetap sehat dan terhindar dari kekhawatiran berlebih yang dapat mengakibatkan depresi.

Pencegahan Serangan Jantung Berulang

Ada beberapa rekomendasi dari asosiasi dokter spesialis jantung untuk mengurangi risiko serangan jantung kedua:

  • Berhenti merokok: risiko mendapat serangan jantung lagi berkurang setidaknya 50 persen dengan berhenti merokok. Kebiasaan merokok adalah faktor risiko terbesar yang dapat dicegah untuk penyakit jantung.
  • Makanlah makanan yang menyehatkan jantung: Dengan mengurangi lemak jenuh dan lemak trans, Anda dapat menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida, salah satu zat utama yang menyebabkan serangan jantung.
  • Kendalikan kolesterol: selain mengonsumsi makanan yang menyehatkan jantung, Anda dapat mengendalikan kolesterol dengan menerapkan gaya hidup aktif. Jika perlu dokter akan meresepkan obat penurun kolesterol seperti statin.
  • Berolahraga secara teratur: olahraga penting karena memperkuat otot jantung, meningkatkan energi, dan membantu mengendalikan berat badan, kolesterol, serta tekanan darah.
  • Jaga berat badan yang sehat: obesitas sangat meningkatkan risiko serangan jantung berulang. Konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui berapa berat badan yang sehat sesuai dengan kondisi Anda.
  • Kendalikan tekanan darah tinggi: ikuti saran dokter agar tekanan darah terjaga tetap normal. Bila perlu, minum obat sesuai dengan resep dokter.
  • Minum obat sesuai petunjuk: obat jantung, kolesterol, dan tekanan darah Anda adalah bagian penting dari kesehatan jantung.
  • Kontrol gula darah: menurunkan gula darah ke level normal dapat mengurangi peradangan dan kerusakan pada arteri koroner.
  • Berhenti mengonsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang

Kapan Harus ke Dokter

Serangan jantung adalah kondisi gawat darurat yang membutuhkan penanganan segera. Gejala seringan apa pun, khususnya nyeri dada, sudah cukup sebagai alasan untuk pergi ke rumah sakit dan memeriksakan diri. Apalagi jika sebelumnya pernah mengalami serangan jantung.

Jika Anda merasakan gejala-gejala ini saat sedang beraktivitas, segera hubungi dokter:

  • Sesak napas yang berlangsung lebih dari 10 menit
  • Nyeri dada atau nyeri di lengan, leher, rahang, atau perut
  • Pusing
  • Kulit pucat
  • Detak jantung sangat cepat atau tidak teratur
  • Berkeringat dingin
  • Mual dan muntah

Makin cepat ditangani, makin besar peluang kesembuhan pasien serangan jantung.

Narasumber

dr. Andriga Dirgantomo, Sp.Jp. FIHA

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah

Primaya Hospital Bekasi Barat

Referensi

Proactive steps can reduce chances of second heart attack. https://www.heart.org/en/news/2019/04/04/proactive-steps-can-reduce-chances-of-second-heart-attack. Diakses 18 Desember 2021

Trends in Recurrent Coronary Heart Disease After Myocardial Infarction Among US Women and Men Between 2008 and 2017. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/32951451/. Diakses 18 Desember 2021

Incidence and risk factors for recurrent cardiovascular disease in middle-eastern adults: a retrospective study. https://bmccardiovascdisord.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12872-019-1231-z. Diakses 18 Desember 2021

Preventing a Second Heart Attack. https://www.urmc.rochester.edu/encyclopedia/content.aspx?contenttypeid=56&contentid=2446. Diakses 18 Desember 2021

Risk Factors for Coronary Artery Disease: Historical Perspectives. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5686931/. Diakses 18 Desember 2021

Bagikan ke :

Apakah penyakit jantung koroner bisa sembuh total?

Berita buruk lainnya adalah, penyakit jantung koroner tidak bisa sembuh total. Dinding arteri dan otot jantung yang sudah rusak akibat penyakit ini tidak dapat kembali lagi seperti semula. Artinya, jika Anda mengalami jantung koroner, Anda harus hidup dengan penyakit ini untuk selamanya.

Apakah jantung koroner bisa sembuh tanpa operasi?

Penyakit jantung koroner adalah sebuah penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Pasalnya, otot jantung yang rusak oleh serangan jantung tidak dapat tumbuh kembali.

Apa yang harus dilakukan jika terkena jantung koroner?

Posisi setengah duduk dengan bantal tinggi (tubuh bagian atas lebih tinggi 20 - 30 derajat) untuk persiapan segera membawa ke Instalasi Gawat Darurat RS terdekat. Hindari penderita dari gerakan mendadak dan aktivitas apapun seperti berbicara banyak, mengejan (mengedan).

Penyakit jantung koroner menyerang usia berapa?

Di Indonesia, penyakit jantung koroner mencapai angka 12,1 persen dari total populasi. Bahkan, penyakit ini semakin banyak diidap oleh kelompok usia muda, yakni 39 persen berusia kurang dari 44 tahun. Sebanyak 22 persen dari pengidap jantung usia muda itu berada di kisaran 15-35 tahun.