Mengapa jantung berdebar kencang dan badan lemas

Mengapa jantung berdebar kencang dan badan lemas
Ilustrasi sakit jantung. Shutterstock/phugunfire

Merdeka.com - Penyebab jantung berdebar sebaiknya perlu diketahui. Pasalnya, penyebab jantung berdebar jadi salah satu masalah yang kerap mengundang kekhawatiran dalam diri. Banyak dari kita beranggapan jantung berdebar jadi salah satu pertanda penyakit berbahaya.

Agar tidak cemas berlebihan baiknya mencari tahu sebanyak mungkin informasi mengenai penyebab jantung berdebar. Mengetahui penyebab jantung berdebar memudahkan mengenali kondisi tubuhmu.

Di lain sisi, jika kamu mengalami sakit kamu juga bisa menanganinya dengan segera. Berikut ini informasi mengenai penyebab jantung berdebar yang wajib diketahui, lengkap dengan penjelasannya telah dirangkum Merdeka.com melalui Healthline dan berbagai sumber lainnya pada Kamis, (15/09/2022)

2 dari 3 halaman

1. Gula Darah Rendah


Penyebab jantung berdebar yang pertama adalah karena gula darah rendah, sehingga tubuh akan mengeluarkan hormon stres seperti adrenalin. Di mana kondisi tersebut dipercaya menjadi penyebab jantung berdebar kencang, gemetar hingga tubuh terasa lemas.

2. Stres
Penyebab jantung berdebar berikutnya adalah stres. Suatu hal yang umum ketika seseorang mengalami stres maka denyut jantung mereka akan cenderung meningkat.

Seseorang akan merasakan jantung mereka berdebar lebih cepat ketika merasa gugup dan cemas. Ritme jantung yang ditimbulkan dari stres ringan ini, bisa kembali normal dengan menarik napas yang dalam atau latihan relaksasi.

3. Efek Samping Obat-Obatan atau Suplemen
Penyebab jantung berdebar lainnya adalah karena efek samping obat-obatan atau suplemen yang sering dikonsumsi seperti obat-obatan atau suplemen penurun berat badan, stimulan anti depresi hingga nikotin pada rokok pun dapat menjadi penyebab jantung berdebar tidak karuan.

Menurut sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2011 menyebutkan bahwa penggunaan rutin nonsteroidal anti-inflammatory drugs atau obat penghilang rasa sakit seperti ibuprofen dan aspirin akan meningkatkan resiko pembekuan darah dan stroke.

4. Aritmia
Aritmia merupakan sekelompok kondisi kesehatan yang dapat mengganggu irama jantung. Jutaan orang memiliki aritmia dan kondisi ini sangat umum seiring bertambahnya usia. Sebagian besar aritmia tidak berbahaya, tetapi beberapa kasus memerlukan perhatian medis.

Aritmia terjadi ketika sinyal listrik ke jantung yang mengkoordinasikan detak jantung tidak berfungsi dengan baik. Misalnya, beberapa orang mengalami detak jantung tidak teratur, yang mungkin terasa seperti jantung berdebar-debar. Penyebab aritmia bervariasi dan termasuk diabetes, tekanan mental, dan merokok. Gejala aritmia lain dapat termasuk pusing dan sesak napas.

3 dari 3 halaman

5. Dehidrasi


Penyebab jantung berdebar juga bisa karena kamu mengalami dehidrasi. Sebab, dehidrasi bisa memicu tekanan darah di dalam tubuh akan rendah sehingga terjadi ketidakseimbangan elektrolit yang memaksa jantung untuk bekerja lebih keras dan menimbulkan detak jantung yang cepat. Oleh sebab itu sangat disarankan untuk mengonsumsi air mineral lebih banyak setiap harinya.

6. Konsumsi Kafein hingga Alkohol
Penyebab jantung berdebar salah satunya bisa karena konsumsi kafein hingga alkohol secara berlebihan. Minuman yang mengandung kafein tinggi sangat mempengaruhi ritme jantung menjadi lebih cepat, dan tekanan darah akan meningkat. Bahkan jika seseorang sensitif terhadap kafein, dalam jumlah yang sedikitpun akan memicu ketidak teraturan denyut jantung.

Sementara itu, menurut sebuah studi dalam Journal American College of Cardiology pada tahun 2016, alkohol biasanya menurunkan tekanan darah, sehingga jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah. Para ahli juga mengungkapkan bahwa alkohol bisa mempengaruhi sistem saraf otonom atau merusak sinyal selular yang berfungsi membantu menjaga denyut jantung bekerja konsisten.

[nof]

  • Posted On:  18 Maret 2021
  • Posted By:  Hermina Lampung
  • 5 min read
  • Reviewed By:  dr. Putri Farissa muharramah,Sp.PD

Waspadai Ciri-ciri Penyakit Jantung Berdasarkan Jenisnya

Ciri-ciri sakit jantung penting untuk diketahui. Pasalnya, penyakit ini dapat menyerang siapa saja tanpa mengenal usia, bahkan ada yang tidak menimbulkan gejala. Dengan mengenal ciri-cirinya, langkah penanganan dapat segera dilakukan sebelum menimbulkan komplikasi yang fatal.

Penyakit Jantung adalah kondisi ketika jantung mengalami gangguan dan tidak berfungsi dengan baik. Gangguan tersebut bisa bermacam-macam dan ditangani dengan cara yang berbeda pula.

Sakit jantung umumnya ditandai dengan nyeri dada dan sesak napas saat beraktivitas maupun beristirahat. Namun, ada beberapa jenis penyakit jantung yang gejalanya hampir serupa dengan penyakit lain atau bahkan tidak bergejala. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mengenal ciri-ciri sakit jantung agar pemeriksaan dan langkah penanganan dapat segera dilakukan.

8 Ciri-ciri Sakit Jantung Berdasarkan Jenisnya

Berikut ini adalah beberapa jenis penyakit jantung beserta tanda dan gejala yang menyertainya, yaitu:

1. Penyakit jantung koroner

Penyakit jantung koroner terjadi ketika pembuluh darah yang memasok darah ke jantung terhambat akibat penumpukan plak atau aterosklerosis.

Penyakit jantung koroner umumnya ditandai oleh rasa tidak nyaman, nyeri, atau rasa tertekan di bagian dada. Selain itu, penyakit jantung koroner juga dapat menimbulkan beberapa gejala lain, seperti:

  • Lemas dan pusing
  • Jantung berdebar atau palpitasi
  • Keringat dingin
  • Mual
  • Napas pendek atau sesak napas

2. Serangan jantung

Serangan Jantung terjadi ketika aliran darah ke otot jantung terhambat akibat adanya plak atau penyumbatan di pembuluh darah jantung. Kondisi ini berdampak pada terganggunya fungsi jantung dalam mengalirkan darah ke seluruh tubuh.

Seseorang yang mengalami serangan jantung akan menunjukkan beberapa gejala, seperti:

  • Nyeri di bagian dada, tulang rusuk bagian bawah, dan lengan yang menjalar hingga ke leher, rahang, bahu, sampai punggung
  • Pusing, mual, dan muntah
  • Nyeri di perut bagian atas atau ulu hati
  • Lemas
  • Keringat berlebih
  • Sesak napas
  • Detak jantung lebih cepat atau berdebar
  • Perut kembung

Gejala tersebut dapat berlangsung selama 30 menit atau lebih dan tidak hilang meski sudah minum obat pereda nyeri biasa. Gejala yang muncul pun bisa bersifat ringan hingga berat.

Untuk beberapa kasus, serangan jantung terkadang tidak menunjukkan gejala sama sekali. Kondisi ini disebut dengan silent myocardial infaction.

3.  Fibrilasi atrium

Fibrilasi atrium merupakan salah satu jenis gangguan irama jantung yang ditandai dengan denyut jantung lebih cepat dari kondisi normal. Denyut jantung normal adalah 60–100 kali per menit. Sedangkan pada kondisi fibrilasi atrium, denyut jantung bisa lebih dari 100 kali per menit.

Sama halnya dengan serangan jantung, fibrilasi atrium terkadang tidak menunjukkan gejala sama sekali. Namun, ada beberapa tanda dan gejala fibrilasi atrium yang umumnya muncul, di antaranya:

  • Jantung berdebar atau palpitasi
  • Nyeri di bagian dada
  • Sesak napas saat beraktivitas normal
  • Lemas dan pusing secara tiba-tiba

Bila tidak segera ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi berupa pembekuan darah, stroke, hingga gagal jantung.

4. Aritmia

Aritmia terjadi ketika jantung berdetak secara tidak beraturan akibat adanya gangguan aliran listrik di saraf yang mengatur irama jantung. Kondisi ini menyebabkan detak jantung terlalu lambat atau terlalu cepat, sehingga tidak dapat memompa darah dengan baik.

Gangguan irama jantung biasanya disertai dengan gejala berikut ini:

Jantung berdebar atau palpitasi

  • Nyeri di dada
  • Pusing
  • Lemas
  • Napas pendek
  • Penurunan kesadaran atau pingsan

5. Kardiomiopati

Kardiomiopati mengacu pada gangguan otot jantung atau lebih dikenal dengan istilah lemah jantung. Kondisi ini menyebabkan otot jantung menebal, membesar, atau menjadi kaku.

Beberapa penderita kardiomiopati tidak menunjukkan gejala dan dapat menjalani hidup dengan normal. Namun, tidak sedikit pula yang menunjukkan gejala dan memburuk seiring menurunnya fungsi jantung. Gangguan jantung ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Nyeri dada setelah berolahraga dan setelah makan
  • Kelelahan
  • Palpitasi
  • Pembengkakan di lengan atau tungkai kaki
  • Pingsan

6. Gagal jantung

Gagal Jantung adalah kondisi ketika jantung tidak dapat memompa darah dengan lancar ke seluruh tubuh. Beberapa kondisi, seperti tekanan darah tinggi dan penyempitan pembuluh darah, dapat menyebabkan otot jantung melemah dan memicu terjadinya gagal jantung.

Gejala dari gagal jantung dapat berlangsung terus-menerus atau terjadi secara mendadak. Berikut ini adalah tanda dan gejala gagal jantung:

  • Sesak napas saat beristirahat atau berbaring
  • Batuk
  • Pembengkakan di area perut, kaki, dan pergelangan kaki
  • Pusing
  • Letih dan lemas
  • Sulit berkonsentrasi
  • Nafsu makan berkurang

7. Perikarditis

Perikardistis adalah peradangan pada perikardium, yaitu lapisan yang berfungsi untuk membungkus dan melindungi jantung. Kondisi ini dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, dan jamur, atau gangguan autoimun.

Perikarditis umumnya ditandai dengan gejala demam, jantung berdebar, tubuh terasa lemas, serta nyeri di bagian tengah dada dan terasa menusuk. Rasa nyeri tersebut akan semakin berat apabila penderita menarik napas, batuk, atau berbaring. Jika tidak segera ditangani, perikarditis berisiko menyebabkan kematian.

8. Penyakit katup jantung

Jantung memiliki 4 katup yang berfungsi untuk menjaga aliran darah dari dan menuju jantung. Namun, pada penderita penyakit kutup jantung, salah satu katup atau lebih tidak dapat membuka atau menutup dengan baik sehingga mengganggu fungsi jantung dalam memompa darah.

Jika katup jantung mengalami gangguan, penderitanya akan menunjukkan gejala berupa:

  • Nyeri di dada saat beraktivitas atau menghirup udara dingin
  • Lemas dan pusing
  • Palpitasi atau dada berdebar

Cara Mendiagnosis Penyakit Jantung

Untuk memastikan apakah gejala yang Anda alami termasuk ciri-ciri sakit jantung atau bukan, segeralah periksakan diri ke dokter. Hal ini penting dilakukan terutama jika Anda memiliki faktor risiko terkena penyakit jantung, seperti memiliki berat badan berlebih dan tekanan darah tinggi.

Dalam menentukan diagnosis dan jenis penyakit jantung yang dialami penderita, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, seperti:

  • Elektrokardiologi (EKG)
  • Rontgen dada
  • Ekokardiografi
  • Angiografi
  • Pemeriksaan enzim jantung

Penyakit jantung dapat dicegah dengan menjalani gaya hidup sehat, misalnya mengonsumsi makanan bernutrisi, membatasi asupan lemak dan garam, menghentikan kebiasaan merokok, berolahraga secara rutin, serta mengelola stres dengan baik.

Jika Anda memiliki faktor risiko penyakit jantung atau merasakan gejala-gejala sakit jantung, segera konsultasikan ke dokter untuk menjalani pemeriksaan dan mendapatkan penanganan yang tepat.

Kenapa jantung tiba tiba berdetak kencang dan badan lemas?

Biasanya, ini dipicu oleh beberapa faktor, seperti olahraga, stres atau cemas berlebihan, dehidrasi, konsumsi kafein atau alkohol berlebihan, atau efek dari obat-obatan tertentu. Namun, jantung berdebar kencang juga bisa terkait dengan detak jantung tidak teratur, yang menjadi tanda dari suatu kondisi medis.

Apa yang harus dilakukan ketika jantung berdebar kencang?

Cara Mengatasi Jantung Berdebar dengan Cepat dan Tepat.
Duduk dan Angkat Kaki Lebih Tinggi dari Jantung. ... .
2. Lakukan Manuver Valsalva. ... .
Minum Air yang Cukup. ... .
4. Kelola Stres. ... .
Cukup Tidur. ... .
6. Perhatikan Obat-obatan yang Dikonsumsi. ... .
7. Hindari Kafein. ... .
8. Olahraga secara Rutin..

Apakah penyakit jantung bisa menyebabkan badan lemas?

Masalah pada Jantung dan Paru-paru Jika Moms memiliki masalah pada jantung dan paru, badan lemas bisa jadi disebabkan oleh hal itu. Pasalnya, masalah pada jantung dan paru-paru dapat mempengaruhi aliran darah dalam tubuh dan menyebabkan peradangan. Peradangan inilah yang akhirnya memicu badan lemas tak bergairah.

Jantung berdebar kencang tanda penyakit apa?

Umumnya, jantung berdebar atau palpitasi bukan kondisi yang berbahaya dan dapat reda dengan sendirinya. Akan tetapi, palpitasi perlu diwaspadai jika disertai pusing, sesak napas, dan pingsan. Kondisi tersebut dapat menandakan adanya masalah pada jantung, seperti aritmia, yang membutuhkan penanganan medis.