Jakarta - Nabi Ilyas AS merupakan nabi yang gigih dalam berdakwah. Bahkan ia sempat diusir oleh kaumnya karena dianggap meresahkan dan mengganggu. Menurut Imam Ibnu Katsir dalam bukunya Kisah Para Nabi, disebutkan bahwa Nabi Ilyas AS masih satu garis keturunan dengan Nabi Harun AS. Ada yang mengatakan Ilyas AS merupakan keturunan keempat dari Nabi Harun AS dari Yasin bin Pinehas bin Eleazar bin Harun. Nabi Ilyas AS lahir dari kaum Bani Israil. Diceritakan sepeninggalan Nabi Musa AS dan Harun AS, kaum Bani Israil kembali menjadi penyembah berhala. Bahkan kemaksiatan turut merajalela di sebuah negeri yang bernama Ba'labak. Penduduk Ba'labak menyembah berhala besar yang bernama Ba'al. Ajaran tauhid dari nenek moyangnya sudah tidak lagi dilakukan oleh mereka. Hingga Allah SWT mengutus Nabi Ilyas AS untuk menyadarkan kaum Bani Israil agar kembali ke jalan yang benar. Kerasulan Ilyas AS dijelaskan dalam surat ash-Shaffat. Allah SWT berfirman, وَإِنَّ إِلْيَاسَ لَمِنَ ٱلْمُرْسَلِينَ Artinya: "Dan sesungguhnya Ilyas benar-benar termasuk salah seorang rasul-rasul. (Q.S ash-Shaffat: 123). Dalam berdakwah, Nabi Ilyas AS mengalami banyak cobaan. Seperti kaum-kaum sebelumnya, Bani Israil juga mendustakan rasul utusan Allah SWT yang datang kepada mereka. Kisah Nabi Ilyas AS diceritakan dalam Q.S ash-Shaffat ayat 124-132: "(ingatlah) ketika ia berkata kepada kaumnya: "Mengapa kamu tidak bertakwa? Patutkah kamu menyembah Ba'l dan kamu tinggalkan sebaik-baik Pencipta, (yaitu) Allah Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang terdahulu?" Maka mereka mendustakannya, karena itu mereka akan diseret (ke neraka), kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa). Dan Kami abadikan untuk Ilyas (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian. (yaitu): "Kesejahteraan dilimpahkan atas Ilyas?" "Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman." Klik halaman selanjutnya
Simak Video "Ikhtiar dan Tawakal, Paket Lengkap untuk Dapat Pertolongan Allah" [Gambas:Video 20detik]
Jumat, 15 Mei 2020 17:01 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Nabi Ilyas AS merupakan nabi yang diutus Allah SWT untuk menyampaikan ajaran ke Bani Israil yang tinggal di negeri Ba'labak. Kelompok tersebut tidak lagi menyembah Allah SWT melainkan menyembah berhala.Dalam buku "The Prophets; Kisah Hikmah 25 Nabi Allah" ditulis bahwa Ilyas merupakan keturunan keempat Nabi Harun. Sejak usia tujuh, Ilyas kecil telah menunjukkan kesuciannya dengan kemampuan menghafal seluruh isi kitab Taurat.Ia juga diketahui lebih senang berada di hutan dan bermain bersama hewan. Hingga turun wahyu pertama pada usia 35 tahun. Ia diminta untuk mengingatkan raja Israil agar kembali pada Allah. Penduduk di negara itu diceritakan telah berpaling dari Allah dan mengingkari ajaran Allah.
[Gambas:Video CNN] Bani Israil semakin marah dan bertekad untuk memburu Nabi Ilyas.Sementara di tengah pelariannya, Nabi Ilyas menemukan sebuah rumah di gurun pasir. Sumber lain menyebut, di tengah persembunyian itu Ilyas diutus untuk menemui seorang ibu yang memiliki anak laki-laki. Ilyas tinggal sementara di sana, makan, minum, tidur dan hari-harinya dihabiskan di rumah itu.Di situlah ia dipertemukan dengan Ilyasa--yang kelak juga diangkat sebagai Nabi Allah. Saat Ilyas tiba, Ilyasa tengah menderita sakit keras sejak lama.Atas izin Allah, Ilyas menyembuhkan Ilyasa yang saat itu sedang sakit keras. Nabi Ilyas berdoa kepada Allah memohonkan kesembuhan untuk Ilyasa. Tak lama kemudian Ilyasa pulih dan menjadi murid Nabi Ilyas yang paling setia.
Nabi Ilyas mulai mengajarkan ilmu-ilmu agama kepada Ilyasa. Menurut buku karangan Dian Noviyanti tersebut, hal yang pertama diajarkan kepada ilyasa adalah tauhid."Tauhid adalah mengesakan Allah SWT dan tidak mempersekutukan-Nya dengan apapun. Kita harus meyakini Allah SWT adalah satu-satunya Tuhan yang layak disembah," demikian ditulis dalam buku "The Prophets; Kisah Hikmah 25 Nabi Allah".Nabi Ilyas lantas kembali melanjutkan dakwah ditemani Ilyasa. Di tengah keputusasaan tak kunjung usainya kemarau panjang, penduduk Ba'labak kali ini mulai mendengarkan Nabi Ilyas. Mereka pun berangsur memahami dan kembali ke ajaran Allah SWT.Tak lama setelah itu turunlah hujan dan membuat penduduk Ba'labak bersuka hati sebab sangat merindukan air dari langit. Beberapa hari kemudian tanaman mulai tumbuh, binatang ternak mendapat makan dan minum cukup, penduduk pun terbebas dari lapar juga dahaga.Dari kisah Nabi Ilyas, salah satu yang membekas adalah konsistensinya menyampaikan apa yang ia anggap benar meskipun ditolak, dihina, dicaci hingga diusir. Sekalipun memakan waktu dan proses panjang, kegigihan Ilyas berbuah hasil, penduduk Ba'labak terbuka hati dan pikirannya.Nabi Ilyas digolongkan ke dalam hamba-hamba Allah yang saleh, sebagaimana firman Allah dalam Alquran surat Ash-Shaffat ayay 123-132.وَإِنَّ إِلْيَاسَ لَمِنَ الْمُرْسَلِينَ (123) إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ أَلا تَتَّقُونَ (124) أَتَدْعُونَ بَعْلا وَتَذَرُونَ أَحْسَنَ الْخَالِقِينَ (125) اللَّهَ رَبَّكُمْ وَرَبَّ آبَائِكُمُ الأوَّلِينَ (126) فَكَذَّبُوهُ فَإِنَّهُمْ لَمُحْضَرُونَ (127) إِلا عِبَادَ اللَّهِ الْمُخْلَصِينَ (128) وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الآخِرِينَ (129) سَلامٌ عَلَى إِلْ يَاسِينَ (130) إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ (131) إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِينَ (132) Artinya: Dan sesungguhnya Ilyas benar-benar termasuk salah seorang rasul-rasul. (Ingatlah) ketika ia berkata kepada kaumnya, "Mengapa kamu tidak bertakwa? Patutkah kamu menyembah Ba'l dan kamu tinggalkan sebaik-baik Pencipta, (yaitu) Allah Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang terdahulu?"Maka mereka mendustakannya, karena itu mereka akan diseret (ke neraka). Kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa). Dan Kami abadikan untuk Ilyas (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu): "Kesejahteraan dilimpahkan atas Ilyas."Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman. (NMA/NMA) [Gambas:Video CNN]
TOPIK TERKAIT kisah nabi nabi ilyas nabi allah ramadan bulan ramadhan
LIVE REPORT
Rep: Syahruddin el-Fikri Red: Agung Sasongko REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam Ensiklopedia Islam, disebutkan bahwa Nabi Ilyas berusaha menghindari kejaran kaumnya. Ia bersembunyi dari satu tempat ke tempat lain. Karena perbuatan buruk kaumnya itu, Allah menimpakan azab kepada mereka berupa kekeringan, yaitu tidak diturunkannya hujan selama kurang lebih tiga tahun. Hewan ternak banyak yang mati dan sawah ladang kering sehingga mereka kesulitan mendapatkan makanan. Dalam tafsirnya, Ibnu Katsir menjelaskan, Ilyas terpaksa selalu berpindah tempat. Terkadang, ia tinggal di rumah seorang kaumnya yang memercayai Ilyas. Terkadang, ia tinggal di gua. Namun, Ilyas tak pernah berhenti berdakwah dan menyampaikan kebenaran. Menurut sejumlah literatur, setiap rumah yang disinggahi Nabi Ilyas akan tercium bau makanan. Ketika kondisi sudah demikian parah, makanan sudah sulit didapat, ternak banyak yang mati, dan lahan-lahan menjadi tandus, mereka pun berusaha mencari Nabi Ilyas. Ketika berjumpa, mereka memohon kepada Ilyas agar bisa membantu persoalan yang dihadapi kaumnya. Nabi Ilyas memerintahkan kaumnya agar meninggalkan sesembahan berhala Baal dan beriman kepada Allah. Dalam doanya, Nabi Ilyas memohon kepada Allah agar mengabulkan permohonannya. Atas izin Allah, turunlah hujan yang mampu menghidupkan kembali lahan-lahan yang tandus menjadi subur, tanaman kembali digiatkan, dan ternak kembali digembalakan. Namun, keimanan kaumnya ini tak lama berselang. Mereka kemudian kembali menyembah Baal dan berhala lainnya. Maka, Allah pun akhirnya mengazab mereka dengan azab kekeringan yang panjang. Masih hidup Menurut sejumlah keterangan, hingga saat ini Nabi Ilyas AS masih hidup. Namun, sebagian lagi menyatakan, ia sudah meninggal dunia. Sami bin Abdullah menyebutkan, pada saat dikejar-kejar untuk dibunuh setelah peristiwa kekeringan itu, Allah mengangkatnya ke langit. Hal ini juga diamini oleh sejumlah pihak. Bahkan, banyak yang mengklaim, hingga saat ini ada empat nabi yang masih hidup. Mereka adalah Idris, Khidir, Ilyas, dan Isa AS. Sementara itu, menurut yang lainnya, seperti Ahmad Bahjat dalam Sejarah Nabi-nabi Allah atau Afif Abdul Fatah dalam Nabi-nabi dalam Alquran menyebutkan, Ilyas sudah meninggal dunia. Wallahualam.
Silakan akses epaper Republika di sini Epaper Republika ... |