Setiap bangsa mempunyai pandangan hidup, entah hal itu disadari atau tidak. Pandangan hidup yang dimiliki suatu bangsa itu khas dan mempengaruhi bagaimana prilaku dan budaya bangsa yang bersangkutan. Semangat kerja pun dipengaruhi oleh pandangan hidup sehingga dalam kajian tentang suatu masyarakat dikenal istilah etos kerja, yaitu semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seorang atau suatu kelompok. Demikian pula dengan Islam yang mempunyai ajaran tertentu. Pandangan Islam atau pemeluknya tentang hubungan manusia dengan Tuhan juga mempengaruhi etos kerja orang yang bersangkutan. Orang yang berpandangan bahwa Allah menentukan nasib semua manusia dan manusia tidak diberi kekuasaan untuk mengubahnya tentu akan mengakibatkan tingkat etos kerjanya rendah. Sebaliknya, orang yang berpandangan bahwa Allah memberi kebebasan manusia untuk mengubah nasibnya sendiri tentu akan mengakibatkan etos kerja yang tinggi. A. Pengertian Etos Kerja Etos kerja ialah suatu sikap jiwa seseorang untuk melaksanakan suatu pekerjaan dengan perhatian yang penuh. Maka pekerjaaan itu akan terlaksana dengan sempurna walaupun banyak kendala yang harus diatasi, baik karena motivasi kebutuhan atau karena tanggungjawab yang tinggi. B. Sikap Kerja Keras Sikap kerja keras dan berusaha untuk mengubah nasib, rajin, dan sungguh-sungguh dalam melakukan pekerjaan merupakan anjuran dan kewajiban bagi insan yang beragama Islam. Agama merupakan motivasi dan sumber gerak serta dinamika dalam mewujudkan etos kerja. Islam menyuruh manusia untuk bekerja dan mengubah nasibnya sendiri. Manusia wajib berusaha dan berikhtiar untuk mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan masing-masing. Memang hanya manusia yang mau berusaha, bekerja keras, dan sungguh-sungguh yang akan meraih prestasi, baik kesuksesan hidup di dunia maupun di akhirat. Ada beberapa sikap mental yang mencerminkan sikap ini antara lain: 1. Proaktif, yaitu sikap yang ingin mengubah lingkungan, mengubah keadaan yang ada, atau membuat suasana lebih kondusif. Sebagaimana firman Allah dalam Surat Ar Ra’ad ayat 11 berbunyi: Artinya:”Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” Lihat Al-Qur’an on line di goole 2. Memulai suatu pekerjaan dengan setelah sempurna dalam pikiran. Kegiatan seperti ini kegiatan yang mengacu kepada visi, misi dan tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut. Hal ini menggambarkan bahwa pekerjaan tersebut tergantung niat masing-masing. Usaha itu akan dipengaruhi kesungguhan mengerjakan dan niatnya sesuai denga Firman Allah dalam Al Qur’an yang berbunyi sebagai berikut. Artinya: ”Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.”(Q.S. AnNajm:39) Lihat Al-Qur’an on line di goole Dengan keterangan ayat diatas maka jelaslah bahwa manusia mempunyai keharusan untuk berusaha dan mampu mengubah kondisi sendiri dari kemunduran dan keterbelakangan untuk menuju kepada kemajuan. Suatu prestasi kerja dan keberuntungan tidak dapat diraih dengan mudah oleh seseorang, melainkan melalui usaha dan kerja keras yang dibarengi idealisme dan optimisme yang tinggi. Bekerja keras bagi manusia merupakan keharusan dan panggilan hidup manusia. Jika kita berusaha dengan baik serta diiringi dengan hati yang ikhlas karena Allah maka hal itu termasuk ibadah dan perbuatan yang berpahala. 3. Selesai mengerjakan suatu pekerjaan beralihlah kepada yang lain Kita harus selalu mengatur waktu untuk mengerjakan pekerjaan sehingga tidak ada waktu yang terbuang, membuat nilai waktu itu maksimal, baik untuk urusan dunia ataupun akhirat. Karena waktu itu laksana pedang apabila kita tidak menggunakannya ia akan memotong kita tanpa menunggu, waktu tak pernah berhenti. Sesuai Firman Allah dalam surat Al-Insyirah ayat 6 dan 7 berbunyi: Artinya: Maka apabila telah menyelesaikan suatu urusan, kerjakanlah urusan yang lain, dan kepada Tuhanmu gemar dan berharaplah! ( Al-Insyiroh ayat 7-8 ) Lihat Al-Qur’an on line di goole 4. Mewujudkan Sinergi, saling bekerjasama mencapai tujuan. Kejelekan yang terorganisir bisa mengalahkan kebaikan yang tidak terorganisir. Itu rahasia mengapa Rasulullah mendidik umat untuk selalu berjamaah dalam sholat. Kerjaaan yang berat bila digotong bersama-sama akan menjadi ringan, pekerjaan yang susah akan menjadi mudah. 5. Sibuk memperbaiki diri sendiri, tidak memiliki waktu untuk mencela orang lain. Dalam Islam setiap perbuatan manusia mempunyai nilai positif bagi kehidupan manusia. Karena itu setiap muslim tatkala melakukan kegiatan, harus ada nilai tambah yang bermanfaat, baik bagi dirinya ataupun orang lain. Inilah yang dinamakan amal shaleh. Ratusan kali Al Qur’an mengulang-ulang kalimat amal shaleh, hal ini menunjukkan betapa kerja keras mendapatkan perhatian yang sangat penting bagi kehidupan setiap muslim. Al Qur’an menggambarkan bahwa manusia memiliki peran besar yang dapat membawa kebangkitan dan keruntuhan jalannya sejarah. Peran penting ini didasari karena manusia memiliki unsur-unsur yang menyatu luar dan dalam sehingga perubahan sejarah dan kehidupan manusia sendiri berada dipundaknya. Unsur luar adalah jasmani dan bentuk lahiriah, sedangkan unsur dalam adalah perpaduan antara pandangan hidup, tekad, kehendaknya. Meskipun kedua unsur itu harus sama mendapat pembinaan, namun Al Qur’an menekankan bahwa unsur dalam harus dapat perhatian lebih. Allah Berfirman sebagai berikut : Artinya: ” Sesungguhnya Allah tidak akan merobah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah apa yang terdapat dalam diri mereka” ( Q.S. Ar. Ra’ad ayat 11) Lihat Al-Qur’an on line di goole Berdasarkan ayat ini, keberhasilan atau kegagalan tergantung pandangan hidup yang dimilikinya. Ada yang terbatas, sempit dan sementara namun ada juga yang luas dan jauh kedepan. Bagi muslim diajarkan untuk memiliki pandangan hidup yang mendunia dan berwawasan keakhiratan. B. Produktivitas Kerja Manusia sebagai insan individual dan sosial selalu mempunyai keinginan untuk meningkatkan kemajuan serta taraf hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan hidupnya selalu ingin terpenuhi dengan berbagai macam cara. Supaya keinginan tersebut tercapai dengan baik, Allah memerintahkan kepada mahkluk-Nya agar berusaha dan berkarya supaya mendapatkan rezeki yang halal dan tayyibah (baik) sebagaimana diisyaratkan dalam firman-Nya yang berbunyi sebagai berikut. Artinya: ”Apabila telah ditunaikan salat, maka bertebaranlah kamudi muka bumi, dan carilah karunia Allah (rezeki) dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung. ” (Q.S. Al Jumu’ah:10) Lihat Al-Qur’an on line di goole Dalam ayat lain Allah menjelaskan: Artinya: ”Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. ” (Q.S. Al Insyirah :7) Lihat Al-Qur’an on line di goole Kedua ayat tersebut mengingatkan kepada kita bahwa ibadah itu bukan hanya shalat saja, tetapi bekerja mencari nafkah atau rezeki itu pun termasuk ibadah jika dilakukan dengan ikhlas dan hanya mencari keridaan Allah semata. Kemudian, kita harus rajin dan sungguh-sungguh dalam bekerja. Dalam ayat tersebut juga tersirat dengan jelas bahwa kita tidak boleh kosong dari kegiatan. Kita harus aaktif karena pekerjaan yang kita lakukan harus bervariasi agar kejenuhan tidak hinggap pada diri kita. Itulah sebabnya Allah mengingatkan kita agar kita rajin dan sungguh-sungguh serta berusaha untuk maju sesuai dengan kemampuan kita sebagaimana sabda Rasulullah Saw. berikut ini. Artinya: ”Abu Hurairah ra berkata, bersabda Rasulullah Saw: Biarkanlah aku,selama aku membiarkan dalam kebebasanmu, maka sesungguhnya yang menyebabkan kebinasaan umat yang sebelummu dahulu, karena kebanyakan pertanyaan mereka dan menyalahi pada para nabi-nabi mereka. Maka apabila aku mencegah kamu sesuatu tinggalkanlah perkara itu. Dan jika aku perintahkan suatu perintah, kerjakanlah sekuat tenagamu.” (H.R. Bukhari dan Muslim) Hadis tersebut memperjelas keharusan untuk rajin dan sungguh-sungguh dalam mekakukan suatu kegiatan atau pekerjaan sesuai dengan kemampuan sehingga pekerjaan itu memiliki nilai produktivitas yang tinggi. Bukan saja yang melakukan pekerjaan itu yang untung, tetapi keuntungan tersebut. Keuntungan yang diraih seseorang itu ada bagian bagi orang lain. Apakah itu keuntungan dari bertani atau berdagang, dan sebagainya, seperti dengan zakat dan infak. Kerja produktif adalah kerja yang menghasilkan nilai tambah. Produktifitas kerja berkaitan dengan hasil yang lebih besar ketimbang sumber daya yang ada. Jika banyak orang senaga tenaga kerja, tetapi sedikit hasil maka yang demikian disebut tidak produktif. Semangat dalam bekerja adalah modal utama dalam produktifitas. Semangat dalam bekerja harus menjadi ciri khas(etos) setiap muslim karena dewasa ini umat Islam berada pada keterbelakangan. Tanpa etos kerja yang tinggi sulit sekali dicapai produktifitas dalam bekerja. C. Memacu Perubahan Sosial untuk Kemajuan Banyak orang mengatakan bahwa di dunia penuh kebaikan, tetapi tidak ada biji jagung yang berisi bisa diperoleh oleh manusia tanpa bersusah payah terlebih dahulu untuk menanamnya. Janganlah kita bermimpi hari ini akan memetik padi, jika hari kemaren kita tidak pernah menanamnya. Kemudian ada baiknya kita perhatikan kata-kata hikmah berikut ini. ” Kebaikan hari ini ditentukan oleh kebaikan hari kemaren, dan kebaikan hari esok ditentukan oleh kebaikan hari ini,”Dengan demikian, kita sebagai insan sosial senantiasa memacu diri dan memanfaatkan waktu dengan pekerjaan dan perbuatan yang beermanfaat, guna mempersiapkan hari esok yang lebih baik dan cerah. Firman Allah SWT Artinya:” Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang beriman dan beramal saleh dan saling menasehati supaya mentaati kebenaran dan saling menasehati supaya menepati kebenaran.” (Q.S. Al-Asyr:1-3) Lihat Al-Qur’an on line di goole Umat Islam ketinggalan dalam banyak bidang, terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi, menjadikan tertinggal dalam bidang ekonomi. Ketertinggalan tersebut sebenarnya disebabkan oleh dua faktor. Pertama, faktor eksternal atau faktor luar, seperti penjajahan dengan segala bentuknya dan juga faktor ekologi. Kedua, faktor internal, faktor yang besar pengaruhnya, seperti kebudayaan, yaitu nilai-nilai, norma, keyakinan, dan pengetahuan umat Islam yang masih terbelakang. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu dilakukan pembaharuan atau pembangunan yang mencakup mental spritual serta material. Pembangunan inilah yang mendorong atau memacu perubahan masyarakat(sosial) menuju kemajuan atau modren. Indonesia dewasa ini sedang giat-giatnya membangun. Pembangunan itu pada gilirannya akan memacu umat Islam karena sebagian besar bangsa ini umat Islam. RANGKUNGAN
LATIHAN A. Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat!
a. panggilan nurani dasar manusia b. kenutuhan primer c. perintah ajaran agama d. kebiasaan suatu kelompok sosial tertentu e. kebutuhan skunder
a. ihsan b. Amal saleh c. etos kerja d. Tawakkal e. ibadah
a. Al- Jumu’ah ayat 10 b. An-Najm ayat 39 c. Al-Qashahs ayat 77 d. Al-Baqoroh ayat 55 d. Ali Imran ayat 102
a. terobosan yang menguntungkan b. kekompakan dalam kelompok sosial c. bekerja keras dan mempunyai etos kerja d. berusaha menghalangi orang lain agar tidak maju e. memiliki relasi yang banyak
a. bekerja sebagai pemborong b. bekerja dengan berdagang c. bekerja sebagai pegawai pemerintah d. bekerja sebagai petani e. menjadi bintang film,atlet atau petinju
a. adanya perhitungan yang matang b. diniatkan sebagai bekal ibadah c. sesuai dengan kemampuan atau profesi d. memperhatikan waktu-waktu ibadah e. diutamakan selesai dengan cepat 9. Hal yang penting dalam bekerja adalah… a. memperoleh hasil yang banyak b. memperoleh hasil yang halal c. jenis pekerjaan itu mudah d. hemat tenaga e. pekerjaan itu menyenangkan 10. Faktor yang dapat mendorong agar bekerja keras sebagai berikut, kecuali… a. adanya perintah Allah dan rasulnya b. semboyan bahwa dunia adalah ladang akhirat c. takut menjadi pengemis d. keinginan menjadi dermawan dan dihormati e. keinginan untuk tidak menjadi beban orang lain 11. Keimanan seseorang itu sangat erat hubungannya dengan .. a. akhlak b. majalah c. kedudukan d. pakaian e. bicara 12. Iman dan taqwa membentuk … a. wajah b. akhalak c. pakaian d. kedudukan 13. Ciri-ciri orang yang bertaqwa adalah sebagai berikut, kecuali…. a. beriman kepada yang gaib b. mendirikan sholat c. menafkahkan sebagian rezekinya d. mengumpulkan harta dan menimbunnya e. menahan amarah 14. Kerja keras dan semangat yang tinggi merupakan … a. kebutuhan sampngan b. kebutuhan utama c. kebiasaan kelompok sosial tertentu d. panggilan nurani dasar manusia 15. Perbuatan yang disukai Allah dan yang diridainya baik perkataan maupun perbuatan, baik terang maupun tersembunyi. Pernyataan ini adalah pengertian dari…. a. ihsan b. etos kerja c. ibadah d. amal saleh e. tawakkal 16. Prestasi kerja dan kemajuan akan lebih mudah diraih oleh seseorang jika ia melakukan…. a. terobosan yang menguntungkan b. kekompakan dalam kelompok sosial c. bekerja keras dan mempunyai etos kerja d. berusaha menghalangi orang lain agar tidak tahu e. memiliki relasi yang banyak 17. Seseorang pemuda di zaman nabi Muhammad saw yang rajin ibadah tetapi termasuk anak durhaka kepada orang tuanya, dikerenakan ketika dipanggil ibunya tidak menjawab dan menghampiri adalah…. a. Idris b. Hasan c. Alqamah d. Ibrahim e. Anas bin Malik 19. Bekerjalah untuk kepentingan duniamu seolah-olah …. a. engkau akan hidup selamanya b. engkau akan mati besok pagi c. engkau akan mendapatkan kesuksesan d. engkau akan menemui kesulitan e. engkau akan bahagia dunia dan akhirat 20. Rasulullah dikenal sebagai pekerja keras sejak…. a. bayi b. anak-anak c. remaja d. dewasa e. menjelang wafatnya I. Jawablah pertanyaan ini dengan jelas dan benar!
|