Bagaimana hubungan antara frekuensi gelombang dengan massa persatuan panjang tali

Batang aluminium memiliki panjang 2,5 m, lebar 1 cm dan tebal 1,5 milimeter digantungkan dan diberi beban 50 kg aluminium tersebut bertambah Panjang 1 … ,2 mm apabila gravitasi 9,8 m/s². hitunglah tegangan, regangan dan modulus young.(NB: jawaban beserta jalan nya)​tolong ya kak besok kumpulterimakasih​

bntuin ya jgn ngsal ​

Ubahlah 0,0000359 menjadi notasi ilmiah a. 3,59 × 10-7 b. 3,59 x 10-6 c. 3,59 x 10-5 d) 3,59 x 104 e. 3,59 x 10-3​

C. D. 0,01 mm 0,001 mm Rumus ny​

19. Kebutuhan buah nanas pada bulan Januari- Juni tahun ini meningkat akibat acara keagamaan yang membutuhkan buah nanas dalam jumlah besar. Para peta … ni nanas kesulitan menyediakan buah nanas karena keterbatasan dalam pembibitan. Jenis teknologi pembibitan yang tepat untuk menyediakan bibit nanas dalam jumlah besar adalah.... a. hidroponik b. aeroponikc. vertikulturd. kultur jaringantolong bantu ya secepatnya​

Batang aluminium memiliki panjang 2,5 m, lebar 1 cm dan tebal 1,5 milimeter digantungkan dan diberi beban 50 kg aluminium tersebut bertambah Panjang … 1,2 mm apabila gravitasi 9,8 m/s². hitunglah tegangan, regangan dan modulus young.(NB: jawaban beserta jalan nya)​tolong ya kak besok kumpulterimakasih

14 derajad celcius berapa derajad kelvin​

pada huruf A, B, C, 1. Disajikan data peristiwa yang terjadi di sekitar kita. 1) Unsur logam berwujud padat, kecuali merkuri. 2) Unsur logam menghanta … rkan arus listrik. 3) Unsur logam menghantarkan panas dan bersifat konduktor. 4) Permukaan unsur logam tidak mengkilat. 5) Unsur logam dapat ditempa menjadi lembaran. Peristiwa yang termasuk sifat fisika logam adalah. A. 1, 2, 3, 4 B. 1, 2, 3, 5 C. 1, 2, 4, 5 D. 1, 3, 4, 5 E. 2, 3, 4, 5 itar kita....​

Tolong bantu ya secepatnya17 dan 18​

Sebuah satuan baku dapat dikonversi ke satuan baku lain yang sejenis. Misalkan, 1 m = 100 cm. Bagaimanakah konversi satuan yang tidak baku misalnya k … onversi jengkal menjadi depa?​

  1. Cepat Rambat Gelombang pada Tali

Sebuah getaran akan berubah menjadi gelombang. Gelombang adalah getaran yang merambat.Di dalam perambatannya tidak diikuti oleh berpindahnya partikel-partikel perantaranya.Pada hakekatnya gelombang merupakan rambatan energi (energi getaran).

Jika tali digetarkan dengan frekuensi yang tepat, kedua gelombang akan berinterferensi sedemikian sehingga akan dihasilkan gelombang berdiri dengan amplitudo besar. Gelombang ini disebut “gelombang berdiri” karena tampaknya tidak merambat. Gelombang stasioner biasa juga disebut gelombang tegak,gelombang berdiri atau gelombang diam, karena terbentuk dari perpaduan atau interferensi dua buah gelombang yang mempunyai amplitudo dan frekuensi yang sama, tapi arah rambatnya berlawanan. Tali hanya berosilasi ke atas ke bawah dengan pola yang tetap.Titik interferensi destruktif, dimana tali tetap diam, disebut simpul; titik-titik interferensi konstruktif, dimana tali berosilasi dengan amplitudo maksimum, disebut perut.Simpul dan perut tetap di posisi tertentu untuk frekuensi tertentu. Amplitudo pada gelombang stasioner tidak konstan, besarnya amplitudo pada setiap titik sepanjang gelombang tidak sama. Pada simpul amplitudo nol, dan pada perut gelombang amplitudo maksimum.

Bagaimana hubungan antara frekuensi gelombang dengan massa persatuan panjang tali

Gambar 1. Simpul dan Perut pada Gelombang Berdiri

Sumber:http://www.instafisika.com/

Periode gelombang (T) adalah waktu yang diperlukan oleh gelombang untuk menempuh satu panjang gelombang penuh.Panjang gelombang (λ) adalah jarak yang ditempuh dalam waktu satu periode.Frekuensi gelombang adalah banyaknya gelombang yang terjadi tiap satuan waktu.Cepat rambat gelombang (v) adalah jarak yang ditempuh gelombang tiap satuan waktu. Jadi dapat dirumuskan bahwa:

v    = λ .f ,  T = 1f  , maka v = λT

Keterangan:

v    = Cepat rambat gelombang (m/s)

T    = Periode gelombang (s)

F    = Frekuensi (Hz)

λ    = Panjang gelombang (m)

Gelombang stasioner juga disebut gelombang berdiri.Gelombang stasioner terbentuk akibat gerak medium yang berlawanan arah dengan gelombang atau akibat pertemuan dua gelombang yang arahnya berlawanan.contoh gelombang stasioner adalah gelombang pada tali yang digetarkan terus-menerus. Gelombang datang akan berinteraksi dengan gelombang pantulan yang berlawanan arah membentuk sebuah gelombang berdiri.

  1. Gelombang Stasioner pada ujung terikat

Bagaimana hubungan antara frekuensi gelombang dengan massa persatuan panjang tali

Gambar 2. Gelombang Stasioner pada Ujung Terikat

Sumber: http://fisikastudycenter.com/

Seutas tali diikatkan kuat pada sebuah tiang dan ujung yang satunya digetarkan terus menerus. Setelah mengenai tiang, gelombang datang akan terpantul. gelombang pantulan akan berbalik fase. Jadi, gelombang pantulnya berbeda fase 180 derajat dengan gelombang datang.

Persamaan gelombang datang (dari kiri) adalah yd = A sin (ω t-kx) sedangkan gelombang pantulannya yang merambat dari kiri kekanan dan fasenya berubah 180 derajat memiliki persamaan:

yp = – Asin (ω t + kx).

Hasil pertemuan gelombang datang dengan gelombang pantulan membentuk sebuah gelombang stasioner.persamaan gelombang stasioner hasil gabungan gelombang datang dan gelombang pantul itu dapat diperoleh dengan menjumlahkan simpangan kedua gelombang

y = yd + yp = A sin (ω t-kx) +(-Asin(ω t+kx))

Berdasarkan identitas trigonometri kita peroleh persamaan gelombang stasionernya adalah:

y = 2A sin (kx) cos (ω t)

Amplitudo gelombang stasioner pada ujung terikat itu adalah:

As = 2A sin kx

  1. Gelombang Stasioner Akibat Pantulan pada Ujung Bebas

Bagaimana hubungan antara frekuensi gelombang dengan massa persatuan panjang tali

Gambar 3. Gelombang Stasioner akibat Pantulan Ujung Bebas

Sumber: http://fisikastudycenter.com/

Yang dimaksud ujung bebas adalah ujung yang bisa bebas bergerak.Bisa di analogikan pada ujung yang dikaitkan pada cincin.Gelombang pantulan pada ujung bebas tidak mengalami perubahan fase, hanya berbalik arah.persamaan gelombang datang adalah yd = A sin (ω t-kx), sedangkan persamaan gelombang pantulannya adalah yp = A sin (ω t + kx). persamaan gelombang stasioner diperoleh dengan menjumlahkan gelombang datang dengan gelombang pantulannya.

y = yd + yp = Asin (ω t-kx) + Asin (ω t+kx), dengan mengingat identitas trigonometri diperoleh:

y = 2A cos (kx) sin (ω t)

besar amplitudo gelombang stasioner pada ujung bebas adalah:

As= 2A cos (kx)

Yang menunjukkan besar amplitudo tersebut bergantung posisinya.Jika ujung tali dibuat tetap, dan frekuensi getaran diatur sehingga panjang tali merupakan kelipatan dari setengah gelombang, sehingga gelombang berdiri ini dalam keadaan resonansi. Pola gelombang stasioner ketika terjadi nada dasar (harmonik pertama), nada atas pertama (harmonik kedua), dan nada atas kedua (harmonik ketiga) adalah seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini:

Bagaimana hubungan antara frekuensi gelombang dengan massa persatuan panjang tali

Gambar 4.Resonansi pada Ujung Tetap

Sumber: http://fisikon.com/

Frekuensi nada yang dihasilkan bergantung pada pola gelombang yang terbentuk pada dawai, umumnya sama dengan frekuensi tegangan bolak balik PLN (50 Hz). Berdasarkan gambar diatas, panjang gelombang nada dasar, nada dasar pertama, dan nada dasar kedua berturut- turut 2L, L, dan 23 L. Secara umum, ketiga panjang gelombang tersebut dapat dinyatakan dengan persamaan:

λn= 2L(n+1) atau λ = 2Ln

Dengan demikian, frekuensi nada yang dihasilkan dawai memenuhi persamaan:

fn = vλn  = nv2L  = n . f1

dimana f1 = vλ1  = v2L  adalah frekuensi dasar. Setiap frekuensi resonan merupakan kelipatan bilangan bulat (2x, 3x, dan seterusnya) dari frekuensi dasar.

Keterangan:

fn = Frekuensi nada ke- n (Hz)

v = Cepat rambat gelombang dalam dawai

L = Panjang dawai

Nilai n = 0, 1, 2, …, yaitu bilangan yang menyatakan nada dasar, nada atas pertama, nada atas kedua, dan seterusnya. Dengan mengukur panjang gelombang dan frekuensi yang diketahui ini, cepat rambat gelombang dawai/tali pada kondisi tertentu dapat ditentukan.

Menurut Mersenne, frekuensi dawai yang bergetar bergantung pada beberapa faktor, yaitu:

  1. Panjang dawai, semakin pendek dawai semakin tinggi frekuensi yang dihasilkan.
  2. Tegangan dawai, semakin tegang dawai, semakin tinggi frekuensi yang dihasilkan.
  3. Massa jenis bahan dawai, semakin besar massa jenis bahan dawai, semakin rendah frekuensi yang dihasilkan.
  4. Penampang dawai, semakin besar luas penampang dawai, semakin rendah frekuensi yang dihasilkan.

Bagaimana hubungan antara frekuensi gelombang dengan massa persatuan panjang tali
 

Gambar 5. Rancangan Percobaan Melde

Sumber: http://fisikaoneoke.files.wordpress.com/

Hukum Melde mempelajari tentang besaran-besaran yang mempengaruhi cepat rambat gelombang transversal pada tali.Jika tali ditegangkan dengan gaya F, kemudian salah satu ujungnya digetarkan, maka energi getaran tersebut menjalar sepanjang tali dalam bentuk gelombang transversal yang mempunyai kecepatan (v).

Melalui percobaannya, Melde menemukan bahwa cepat rambat gelombang pada dawai sebanding dengan akar gaya tegangan tali dan berbanding terbalik dengan akar massa persatuan panjang dawai.

Dari hasil percobaan itu dapat diperoleh perumusan sebagai berikut.

v ~ F

v ~ 1µ

Sehingga:

v = Fµ        dan  µ = mL ,

maka:

v = Fm/l

Keterangan:

v    = Cepat rambat gelombang (m/s)

F    = Berat beban/gaya tegang tali (N)

µ     = Rapat massa tali/massa per satuan panjang tali (kg/m)

m  = Massa beban (kg)

L  = Panjang tali (m)