Show
September 10, 2018 | Soal Sejarah SMA | |
Berikut ini yang bukan merupakan tokoh gerakan bawah tanah masa pendudukan Jepang di Indonesia adalah… . A. Mr. Syamsuddin B. Soekarni C. Sutan Syahrir D. Adam Malik E. Achmad Soebardjo Pembahasan: Gerakan bawah tanah, yaitu gerakan perjuangan yang dilakukan secara rahasia. Gerakan ini bersifat non kooperatif terhadap pemerintah pendudukan Jepang. Gerakan bawah tanah ini antara lain:
Baca juga: Zaman Pendudukan Jepang di Indonesia Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap Jepang ********* Kunci Jawaban: Berikut ini yang bukan merupakan tokoh gerakan bawah tana masa pendudukan Jepang di Indonesia adalah… . A. Mr. Syamsuddin
Untuk meteri secara lengkap mengenai Masa Pendudukan Jepang di Indonesia silahkan klik link youtube berikut ini. Jika bermanfaat, jangan lupa subscribe, like, komen dan share. Terimakasih Mari berlomba lomba dalam kebaikan. Semoga isi dari blog ini membawa manfaat bagi para pengunjung blog. Terimakasih
Gerakan perlawanan di Indonesia yang pada zaman perjuangan kemerdekaan dilakukan para pemimpin nasionalis Indonesia yang menolak bekerja sama dengan pemerintah pendudukan Jepang. Gerakan mereka tidak menjurus perlawanan bersenjata, tetapi lebih bertujuan menggalang solidaritas dan memperteguh cita-cita perjuangan. Mereka membentuk kelompok-kelompok yang saling berkomunikasi dan bekerjasama, yang dipelopori antara lain Sutan Sjahrir dan Amir Sjarifuddin. Pemimpin-pemimpin nasionalis Indonesia seperti Soekarno, Mohammad Hatta dan Sutan Sjahrir mulanya bersikap menolak bekerja sarna dengan pemerintah pendudukan, tetapi sikap ini kemudian berubah. Mereka bertiga memutuskan melanjutkan perjuangan kemerdekaan Indonesia melalui dua cara, "gerakan atas tanah ", yakni berjuang dalarn kerangka pemerintahan pendudukan Jepang, dan "gerakan bawah tanah", yakni gerakan secara rahasia di luar kerangka pemerintahan. Karena itu, sejak tahun 1942, sejumlah pemimpin nasionalis di bawah pimpinan Soekarno-Hatta menyatakan diri bekerja sama dengan pemerintahan pendudukan Jepang. Sedang Sjahrir dengan beberapa tokoh lainnya bergerak secara tersembunyi meneruskan perjuangan ke arah kemerdekaan. Kedua kelompok ini senantiasa mengadakan hubungan secara rahasia, antara lain lewat tokoh Johan Sjaluwal dan A. Halim. Gerakan bawah tanah Sutan Sjahrir terbatas pada kontak-kontak pribadi dengan sejumlah tokoh nasionalis lainnya dan golongan pemuda. Salah satu kegiatannya adalah mendengarkan Radio Sekutu secara diam-diam dan menyebarluaskan informasi di antara mereka, serta melakukan diskusi. Kelompok Sjalirir ini menyebar sampai di luar Jakarta, seperti di Cirebon, Garut, dan Semarang. Tokoh lain dalam jaringan bawah tanah ini adalah dr. Sudarsono dari Cirebon. Amir Sjarifuddin sebagai bekas tokoh organisasi Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) yang condong ke faham kiri, bergerak lebih radikal. Dia membangun jaringan kelompok di kalangan pemuda, akan tetapi gerakannya segera dicium pemerintah pendudukan Jepang dan ia ditangkap. Hanya karena campur tangan Sukarno-Hatta, ia terhindar dari hukuman mati. Tempat strategis untuk gerakan ini adalah asrama-asrama, di antaranya yang terpenting adalah Asrama Angkatan Baru Indonesia, Asrama Indonesia Merdeka, dan Asrama Fakultas Kedokteran, dimana dilakukan penempaan ideologi politik terhadap angkatan muda Indonesia.
Gerakan Bawah Tanah Pada Masa Pendudukan JepangGerakan Perjuangan bawah tanah adalah perjuangan yang dilakukan secara tertutup dan rahasia. Perjuangan bawah tanah ini dilakukan para tokoh nasionalis yang bekerja di instansi-instansi pemerintahan bikinan Jepang. Jadi, di balik kepatuhannya pada Jepang, tersembunyi kegiatan-kegiatan yang memiliki tujuan menghimpun dan mempersatukan rakyat untuk meneruskan perjuangan untuk mencapai Indonesia merdeka. Perjuangan bawah tanah ini tersebar di bermacam-macam tempat: Jakarta, Semarang, Bandung, Surabaya, serta Medan.Kelompok Perjuangan Bawah TanahDi Jakarta terdapat beberapa kelompok yang melaksanakan perjuangan model ini. Antara kelompok perjuangan yang satu dengan kelompok perjuangan yang lain, selalu terjadi kontak hubungan. Kelompok-kelompok perjuangan itu, antara lain:a. Kelompok SukarniSukarni adalah tokoh pergerakan pada zaman Hindia Belanda. Pada masa pendudukan Jepang, dia bekerja di Sendenbu (Barisan Propaganda Jepang) bersama-sama dengan Muhammad Yamin. Sukarni menghimpun tokoh-tokoh pergerakan yang lain, antara lain: Adam Malik, Kusnaeni, Pandu Wiguna, dan Maruto Nitimiharjo. Gerakan yang dilakukan kelompok Sukarni adalah menyebarluaskan cita-cita kemerdekaan, menghimpun orang-orang yang berjiwa revolusioner, dan mengungkapkan kebohongan-kebohongan yang dilakukan Jepang. Sebagai pegawai Sendenbu, Sukarni bebas mengunjungi asrama Peta (Pembela Tanah Air) yang tersebar di seluruh Jawa. Karena itu, Sukarni mengetahui seberapa besar kekuatan revolusioner yang anti-Jepang. Untuk menutupi gerakannya, kelompok Sukarni mendirikan asrama politik, yang diberi nama "Angkatan Baru Indonesia" yang didukung Sendenbu. Di dalam asrama ini terkumpul para tokoh pergerakan antara lain: Ir. Sukarno, Mohammad Hatta, Ahmad Subarjo, dan Sunarya yang bertugas mendidik para pemuda menantang masalah politik dan pengetahuan umum.b. Kelompok Ahmad SubarjoAhmad Subarjo pada masa pendudukan Jepang menjabat sebagai Kepala Biro Riset Kaigun Bukanfu (Kantor Penghubung Angkatan Laut) di Jakarta. Ahmad Subarjo berusaha menghimpun tokoh-tokoh bangsa Indonesia yang bekerja dalam Angkatan Laut Jepang. Atas dorongan dari kelompok Ahmad Subarjo, Angkatan Laut berhasil mendirikan asrama pemuda yang bernama "Asrama Indonesia Merdeka". Di asrama Indonesia Merdeka inilah para pemimpin bangsa Indonesia memberikan pelajaran-pelajaran guna menanamkan semangat nasionalisme kepada para pemuda Indonesia.c. Kelompok Sutan SyahrirSutan Syahrir adalah tokoh besar pergerakan nasional, yang pada zaman Hindia Belanda tahun 1935 dibuang ke Boven Digul di Irian Jaya, lalu dipindahkan ke Banda Neira dan terakhir ke Sukabumi. Pada masa pendudukan Jepang, Syahrir berjuang diam-diam dengan cara menghimpun teman-teman sekolahnya dulu dan rekan-rekan seorganisasi pada zaman Hindia Belanda. Terbentuklah satu kelompok rahasia, Kelompok Syahrir. Dalam perjuangannya, Syahrir juga menjalin hubungan dengan pemimpin-pemimpin bangsa yang terpaksa bekerja sama dengan Jepang. Di samping itu, hubungan kelompok Syahrir dengan kelompok perjuangan yang lain berjalan cukup baik. Karena gerak langkah Syahrir dicurigai Jepang, untuk menghilangkan kecurigaan pihak Jepang Syahrir bersedia memberi pelajaran di Asrama Indonesia Merdeka milik Angkatan Laut Jepang (Kaigun), bersama dengan Ir. Sukarno, Mohammad Hatta, Ahmad Subarjo, dan Iwa Kusumasumantri.d. Kelompok PemudaKelompok Pemuda pada masa Jepang memperoleh perhatian khusus dari pemerintah Jepang. Jepang berusaha mempengaruhi para pemuda Indonesia dengan propaganda yang menarik. Dengan demikian, nantinya para pemuda Indonesia adalah alat yang ampuh guna menjalankan kepentingan Jepang. Jepang menanamkan pengaruhnya pada para pemuda Indonesia melalui kursus-kursus dan lembaga-lembaga yang sudah ada sejak zaman Hindia Belanda.Jepang mendukung berdirinya kursus-kursus yang diadakan dalam asrama-asrama, misalnya di Asrama Angkatan Baru Indonesia yang terdapat Sendenbu dan Asrama Indonesia Merdeka yang didirikan Angkatan Laut Jepang.Namun, pemuda Indonesia baik pelajar atau mahasiswa tidak mudah termakan oleh propaganda Jepang. Mereka menyadari bahwa imperialisme yang dilakukan Jepang pada hakikatnya sama dengan imperialisme bangsa Barat. Gerakan Pemuda JakartaPada masa itu, di Jakarta terdapat 2 kelompok pemuda yang aktif berjuang, yakni yang terhimpun dalam asrama Ika Daikagu (Sekolah Tinggi Kedokteran) dan kelompok pemuda yang terhimpun dalam Badan Permusyawaratan/Perwakilan Pelajar Indonesia (Baperpri). Kelompok terpelajar itu memiliki ikatan organisasi yang bernama Persatuan Mahasiswa. Organisasi ini adalah wadah untuk menyusun aksi-aksi pada penguasa Jepang dan menyusun pertemuan-pertemuan dengan para pemimpin bangsa. Dalam perjuangannya, kelompok pemuda juga selalu berhubungan dengan kelompok-kelompok yang lain, yaitu kelompok Sukarni, kelompok Ahmad Subarjo, dan Kelompok Syahrir. Tokoh-tokoh Kelompok Pemuda yang terkenal antara lain: Chaerul Saleh, Darwis. Johar Nur, Eri Sadewo, E.A. Ratulangi, dan Syarif Thayeb.
DONASI LEWAT PAYPAL Mohon bantu berikan donasi apabila artikel ini memberikan manfaat. Terimakasih. |