Ikatan kimia adalah gaya yang mengikat dua atau lebih atom sehingga membentuk senyawa ataupun molekul. Disaat dua atau lebih atom ataupun ion yang berikatan, kita bisa bilang terdapat ikatan kimia antara kedua atom tersebut. Ikatan kimia timbul pada interaksi antara elektron terluar (elektron valensi) pada penggabungan atom. Show Contoh sederhana yaitu garam dapur dengan rumus kimia/rumus molekul NaCl. Ikatan kimia mengikat ion Na+ dan Cl– sehingga bersatu membentuk NaCl atau yang kita kenal dengan nama garam dapur. Dalam hal ini ikatan kimia yang terjadi adalah ikatan ion. Terdapat beberapa jenis ikatan kimia yaitu:
Karena pada ikatan kimia yang berinteraksi adalah elektron valensi, maka kita akan pahami terlebih dahulu mengenai simbol lewis serta aturan duplet dan oktet di bawah ini. Jika kamu sudah paham kamu bisa langsung ke jenis-jenis ikatan kimia ya! B. Simbol Lewis, Aturan Oktet, dan Aturan Duplet1. Simbol LewisSimbol Lewis adalah simbol yang digunakan untuk menggambarkan elektron valensi pada suatu atom secara sederhana. Elektron valensi umumnya merupakan elektron terluar pada suatu atom. Misalnya pada atom Sulfur memiliki konfigurasi elektron [Ne] 3s23p4, karena kulit 3 merupakan kulit terluar, maka jumlah elektron valensinya adalah 6. Kamu bisa memahami lebih lanjut mengenai konfigurasi elektron dan penulisannya pada artikel berikut.
2. Aturan OktetSetiap atom cenderung berbagi, menangkap, ataupun melepas elektron agar memiliki jumlah elektron yang sama dengan elektron atom gas mulia terdekat di tabel periodik. Misalnya atom oksigen yang memiliki 6 elektron valensi akan cenderung berbagi/menangkap elektron sejumlah 2 agar memiliki jumlah elektron sama seperti elektron gas mulia Neon (Ne) (terdekat di tabel periodik). Namun karena semua atom gas mulia memiliki elektron valensi sebanyak 8 (kecuali Helium), aturan ini disebut aturan oktet.
3. Aturan DupletSama halnya dengan aturan oktet, aturan duplet juga akibat dari kecenderungan atom-atom untuk memiliki jumlah elektron valensi seperti gas mulia, namun aturan duplet hanya berlaku pada atom-atom di sekitar Helium (He) (di tabel periodik). Misalnya atom hideogen yang memiliki 1 elektron valensi akan cenderung berbagi/menangkap elektron sejumlah 1 agar memiliki jumlah elektron sama seperti elektron gas mulia Helum (He) (terdekat di tabel periodik). Atom gas mulia Helium memiliki elektron valensi sebanyak 2 sehingga aturan ini disebut aturan duplet.
C. Jenis-Jenis Ikatan Kimia/Macam-Macam Ikatan KimiaSeperti yang telah disebutkan sebelumnya, secara umum terdapat 3 jenis ikatan kimia yaitu ikatan ion, ikatan kovalen, dan ikatan logam. Selengkapnya akan dijabarkan di bawah. 1. Ikatan Ion (elektrovalen)Ikatan ion adalah ikatan kimia yang terbentuk akibat aktivitas serah terima elektron antara ion positif dan ion negatif. Ikatan ion umumnya terbentuk antara ion logam dan ion nonlogam. Contoh Contoh dari ikatan ion adalah NaCl (garam dapur) yang mana Na+ merupakan ion logam dan Cl– merupakan ion nonlogam. Pada ikatan NaCl, atom Na melepas elektron yang kemudian ditangkap oleh atom Cl. Contoh lain dari ikatan ion adalah CaCl2 (umum digunakan sebagai elektrolit pada minuman) yang mana Ca2+ merupakan ion logam dan Cl– merupakan ion nonlogam. Pada ikatan CaCl2, atom Ca melepas 2 elektron yang kemudian ditangkap oleh 2 atom Cl. 2. Ikatan KovalenIkatan kovalen adalah ikatan kimia yang terbentuk akibat aktivitas berbagi elektron antar atom, baik atom elemen yang sama maupun berbeda. Dengan kata lain, atom-atom yang berikatan akan menggunakan elektron yang sama. Contoh Contoh dari ikatan kovalen adalah H2O (air) yang mana 1 atom Oksigen dan 2 atom Hidrogen saling berbagi elektron. Atom Oksigen akan berbagi 2 elektronnya ke masing-masing atom Hidrogen sehingga atom Hidrogen dapat memenuhi aturan duplet. Sedangkan masing-masing atom Hidrogen akan berbagi 1 elektron ke atom Oksigen sehingga dapat memenuhi aturan Oktet. Contoh lain dari ikatan kovalen adalah molekul O2 dan H2. Pada molekul O2, dua atom Oksigen yang memiliki elektron valensi 6 akan saling berbagi masing-masing 2 elektron. Sehingga masing-masing atom Oksigen akan menggunakan dua pasang elektron secara bersama-sama dan berikatan seperti berikut. Terdapat 5 jenis ikatan kovalen yaitu:
Ikatan tersebut selanjutnya akan dijabarkan yaitu sebagai berikut. a. Ikatan Kovalen TunggalIkatan kovalen tunggal adalah ikatan kimia yang terjadi karena penggunaan satu pasang elektron secara bersama-sama oleh atom penyusunnya. Ikatan ini dituliskan dengan garis tunggal. Contoh dari ikatan kovalen tunggal adalah molekul H2 yang berikatan seperti berikut. b. Ikatan Kovalen Rangkap DuaIkatan kovalen rangkap dua adalah ikatan kimia yang terjadi karena penggunaan dua pasang elektron secara bersama-sama oleh atom penyusunnya. Ikatan ini dituliskan dengan garis ganda. Contoh dari ikatan kovalen rangkap dua adalah molekul O2 yang berikatan seperti berikut. c. Ikatan Kovalen Rangkap TigaIkatan kovalen rangkap tiga adalah ikatan kimia yang terjadi karena penggunaan tiga pasang elektron secara bersama-sama oleh atom penyusunnya. Ikatan ini dituliskan dengan 3 garis sejajar. Contoh dari ikatan kovalen rangkap dua adalah molekul N2 yang berikatan seperti berikut. d. Ikatan Kovalen KoordinasiIkatan kovalen koordinasi adalah ikatan kimia yang terjadi karena penggunaan elektron secara bersama-sama namun elektron hanya berasal dari salah satu atom penyusunnya. Ikatan ini dituliskan dengan garis panah tunggal. Ikatan kovalen koordinasi disebut juga ikatan dativ ataupun ikatan semipolar. Contoh dari ikatan kovalen koordinasi adalah senyawa SO3, CO, dan NH3BF3. Struktur senyawa NH3BF3 yaitu sebagai berikut. e. Ikatan Kovalen Polar dan NonpolarIkatan kovalen polar adalah ikatan kovalen yang terbentuk pada atom-atom yang memiliki perbedaan elektronegativitas. Elektronegativitas adalah besarnya kekuatan gaya tarik elektron dari suatu atom. Atau dengan kata lain, elektronegativitas adalah seberapa pingin suatu atom untuk menangkap elektron. Contoh Contoh ikatan kovalen polar adalah H2, O2, Cl2, CH2, C6H6, dan BF2. Cara Menentukan Kepolaran Suatu Senyawa1) Jumlah momen dipolJika jumlah momen dipol = 0 maka senyawanya bersifat nonpolar. Sebaliknya, jika jumlah momen dipol ≠ 0, maka senyawanya bersifat polar. Besar momen dipol pada suatu senyawa dapat diketahui dengan persamaan berikut. Keterangan:μ = momen dipol (D / Debye)d = muatan (ses) l = jarak (cm) |