Apakah usus buntu bisa menyebabkan kematian

Liputan6.com, Jakarta Penyakit usus buntu bisa menyebabkan kematian. Ini terjadi bila usus memecah dan isi menyebar ke rongga perut (peritonitis) sampai seluruh tubuh hingga memicu infeksi.

Karena itu saat pecah, operasi harus segera dilakukan. Penderita akan merasakan nyeri hebat di seluruh perut, perut berasa kaku seperti papan, muntah-muntah, tak bisa buang angin dan air besar.

  • 10 Cara Mengatasi Radang Tenggorokan dengan Bahan Alami, Sembuh Lebih Cepat

Dalam kondisi seperti ini, dokter bakal segera membedah usus, membersihkan seluruh isi perut dan usus buntu akan dibuang. Setelahnya, proses penyembuhan masih butuh waktu lama untuk memulihkan pencernaan.

Terlambat
Sayang, kebanyakan orang datang ke rumah sakit saat kondisi sudah bocor. Semestinya, saat usus sudah mulai meradang, penderita harus segera periksa ke dokter.

Karena itu, sebaiknya kenali gejala saat usus buntu mulai meradang. Keadaan yang disebut apendisitis ini biasanya ditandai dengan nyeri di ulu hati atau sekitar pusar, pindah ke perut kanan bawah beberapa jam setelahnya. Saking hebatnya nyeri, penderita biasanya sulit berdiri dan berjalan.

Penderitaan makin lengkap saat demam, mual, muntah dan nafsu makan melenyap. Banyak yang mengira gejala-gejala ini sebagai penyakit maag.

Jakarta - Ketika seseorang didiagnosa usus buntu, maka operasi pun menjadi solusi mengatasinya. Hanya saja, beberapa pasien kerap menunda operasi karena alasan tertentu. Padahal, patut diperhatikan jika tak segera ditangani, usus buntu bisa menyebabkan kematian.

Seperti penuturan dr Andra Azwar SpPD dari RS Royal Taruma Jakarta, bahwa usus buntu bisa mematikan jika infeksinya sudah berat sekali dan ditandai dengan leukosit yang meningkat karena diduga infeksi sudah menyebar ke seluruh tubuh.

"Kemudian bisa juga jadi mematikan kalau sudah terjadi perforasi (perpecahan atau bocor) yang berarti infeksinya sudah menyebar ke seluruh tubuh juga," kata dr Andra saat berbincang dengan detikHealth dan ditulis pada Rabu (28/5/2014).

Oleh karena itu, dikatakan dr Andra biasanya radang usus buntu yang sudah akut disarankan untuk operasi jika menunjukkan tanda-tanda seperti nyeri di perut kanan bawah, demam dan kesulitan dalam melakukan aktivitas.

Nantinya dokter akan melakukan anamnesis, berlanjut pada USG, cek darah dan radiologi. Dari hasil pemeriksaan tersebut bisa dilihat apakah ususnya meradang, merah atau mekar.

Hal serupa juga diutarakan Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD, KGEH, MMB dari Divisi Gastroenterologi, Departemen Penyakit Dalam FKUI-RSCM. Ia mengatakan jika sampai terjadi infeksi akut dan terjadi perpecahan atau bocor (perforasi), kondisi ini bisa berlanjut pada perdarahan hebat.

"Ini yang berbahaya. Ini juga merupakan salah satu efek jika seseorang menunda operasi usus buntu, padahal nyerinya sudah akut dan sudah terjadi peradangan," terang dr Ari.

Nah, radang yang tidak dioperasi bisa membuat perdarahan abdomen dan bisa mematikan. Oleh karena itu, jalan satu-satunya untuk mengatasi usus buntu yakni harus segera dioperasi untuk mengangkat usus buntu tersebut.

Hati-hati! Tak Segera Dioperasi Usus Buntu Bisa Sebabkan Kematian
(rdn/up)

TRIBUNHEALTH.COM - Peritonitis ialah peradangan dari lapisan dinding perut yaitu peritonium.

Peritonium adalah lapisan dinding perut.

Peritonitis adalah peradangan yang disebabkan oleh infeksi yang menyebabkan peritonium mengalami peradangan dan terjadilah peritonitis.

Setiap manusia pasti memiliki usus buntu, dan dalam bahasa keodekterannya ialah appendix.

Bahasa lain dari appendix ialah umbai cacing.

Usus buntu yang kronis bisa pecah atau menimbulkan peritonitis.

Peritonitis diawali dengan keluhan nyeri pada seluruh perut.

Apakah usus buntu bisa menyebabkan kematian
ilustrasi seseorang yang mengalami usus buntu pecah (intisari.grid.id)

Baca juga: dr. Kartikaningsih Jelaskan Faktor-faktor yang Dapat Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak

Misalkan pasien merasakan nyeri perut bagian kanan bawah saja selama 2-3 hari.

Sekitar 5-6 hari kemudian pecah dan pasien akan merasakan nyeri pada seluruh perut.

dr. Andi siswandi menyampaikan bahwa awalnya saja nyeri pada usus buntu, lama-kelamaan pecah kemudian dan bernanah.

Nanah tersebut kemudian mengiritasi atau menginfeksi lapisan dinding perut (peritonium), kemudian disebut Peritonitis diffuse atau peritonitis nyeri seluruh perut.

Peritonitis yang disebabkan oleh appendix disebut dengan peritonitis sekunder.

Baca juga: Apakah Penyebab dari Keputihan? Begini Penjelasan dr. Lusiyanti, Sp.KK

Perlu diketahui bahwa peritonitis terdapat dua macam, yakni peritonitis promer dan peritonitis sekunder.

Peritonitis primer, peradangannya disebabkan oleh peradangan murni dari lapisan dinding perut.

Sedangkan pertonitis sekunder peradangannya disebabkan oleh infeksi lain salah satunya adalah usus buntu pecah, usus pecah, ataupun lambung yang pecah.

Organ-organ berongga yang pecah hingga cairan yang harusnya di dalam rongga tersebut keluar dan mengiritasi atau membuat peradangan hebat pada peritonium.

Peritonitis sangat beresiko untuk terjadi suatu kematian pada pasien yang mengalami usus buntu pecah.

Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Lampung bersama dengan dr. Andi Siswandi, Sp.B. Soerang dokter spesialis bedah RS DKT. Kamis (17/2/2022)

(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)

Bisakah meninggal karena usus buntu?

Liputan6.com, Jakarta Penyakit usus buntu bisa menyebabkan kematian. Ini terjadi bila usus memecah dan isi menyebar ke rongga perut (peritonitis) sampai seluruh tubuh hingga memicu infeksi. Karena itu saat pecah, operasi harus segera dilakukan.

Apakah usus buntu akut mematikan?

Apendisitis yang tidak diobati berisiko untuk pecah dan berakibat fatal. Kondisi ini ditandai dengan sakit perut yang tak tertahankan, demam, mual, muntah, kehilangan nafsu makan, sering buang air kecil (BAK), serta linglung dan gelisah.

Apa ciri ciri orang yang terkena usus buntu?

Gejala Penyakit Usus Buntu.
Perut kembung..
Mual dan muntah..
Demam dan menggigil..
Hilang nafsu makan..
Tidak bisa buang gas atau kentut..
Sembelit (konstipasi).
Diare..

Apa yang akan terjadi jika usus buntu tidak dioperasi?

Dilansir dari Medical News Today, peradangan usus buntu yang tidak diatasi dengan baik dapat sebabkan peritonitis, abses, dan sepsis. Kondisi ini membutuhkan penanganan yang tepat agar kondisi kesehatan pengidap usus buntu kembali optimal.