Apa yang dilakukan agar derajat kita dinaikkan di sisi Allah

Apa yang dilakukan agar derajat kita dinaikkan di sisi Allah
Ilustrasi

GENIAL.  Hai sahabat Genial, mau tau amalan yang ringan tapi memiliki pahala  besar dan mendatangkan ampunan dari Allah SWT? Amalan tersebut adalah Dzikrullah atau berdzikir kepada Allah. Meskipun amalan ini merupakan suatu  yang mudah  dan bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja, tapi kebanyakan manusia lalai, dan enggan melakukan. Alasannya beragam, ada yang beralasan sibuk dengan pekerjaannya, ada yang merasa tidak ada waktu, atau alasan-alasan yang lain. Sungguh, sangat rugi jika kita tidak memanfaatkan sisa-sisa umur kita untuk berdzikir kepada Allah. Padahal ini sangat mudah dilakukan kapan pun dan dimanapun. Tinggal kita memiliki tekad untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah. Bisa saja saat kita dalam perjalanan, dari pada menggerutu soal kemacetan, lebih baik hati dan lisan kita sibukkan untuk berdzikir kepada Allah. Atau dari pada sibuk memikirkan sesuatu yang tidak jelas lebih baik digunakan untuk berdzikir. Dzikrullah merupakan perkara yang paling agung yang Allah perintahkan dalam Al-Quran dan melalui lisan Rasul-Nya. Allah menjanjikan pahala yang amat besar bagi orang yang mau berdzikir kepada Allah.

Bahkan dzikrullah adalah sebaik-baiknya amal disisi Allah. Abu Darda menukil sabda baginda Nabi besar Muhammad SAW. “Maukah kalian aku beri tahukan amalan yang terbaik, yang paling suci di sisi Allah, serta yang paling bisa mengangkat derajat kalian, dan yang lebih baik daripada menginfakkan emas dan perak bagi kalian, juga yang lebih baik daripada kalian menyerbu musuh kemudian memenggal leher mereka dan atau mereka memenggal leher kalian?” Para Sahabat menjawab: “Tentu wahai rasul,” Maka beliau menjawab “Yaitu berdzikir kepada Allah,” (HR. At Tirmidzi).

Dari penggalan hadits rasul di atas ini menegaskan berdzikir kepada Allah memiliki keutamaan yang sangat luar biasa. Lebih besar menginfakan emas atau berjihad di jalan Allah. Dan Allah berjanji jika kita senantiasa mengingatNya (dzikrullah) maka Allah akan mengangkat drajat kita. Semoga kita tidak henti-hentinya melakukan dzikir kepada Allah SWT.  (Mir)

PADA umumnya setiap insan pasti menginginkan derajat yang tinggi di hadapan Allah SWT maupun di masyarakat. Untuk itu tentu diperlukan berbagai upaya.

Dikutip dari laman resmi Pesantren Lirboyo pada Selasa (21/1/2020), KH. AHS. Zamzami Mahrus menyampaikan ada empat perkara yang menjadikan derajat seseorang naik atau menjadikannya mulia.

Pertama adalah Ilmu. Jadi orang yang mempunyai ilmu bisa naik derajatnya. Allah SWT berfirman:

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.“ (Al Mujadilah : 11).

Jadi orang yang berilmu derajatnya naik, baik ilmu syariat maupun ilmu formal (umum). Kalau ilmu syariat itu menjadikan mulia indallah maupun indanna,s tapi ilmu formal hanya menjadikan mulia indannas saja.

“Jadi kalian semua mondok di Lirboyo utamanya yaitu mencari ilmu, jadi langkah kalian semua sudah betul, karena lebih seberuntung-beruntungnya seorang anak, yaitu anak yang berada di pondok,” ucap Zamzami.

Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran

“Karena di pondok Insya Allah tidak maksiat asal tidak keluyuran. Kesehariannya di isi dengan mencari ilmu dan jamaah,” tambahnya.

Kemudian yang kedua adalah jujur. Ini sangat penting sekali, seperti sabda Nabi Muhammad SAW:

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلىَ البِرِّ وَإِنَّ البرَّ يَهْدِيْ إِلىَ الجَنَّةِ

Sabda lengkapnya yakni:

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلىَ البِرِّ وَإِنَّ البرَّ يَهْدِيْ إِلىَ الجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتىَّ يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِيْقاً, وَإِيَّاكُمْ وَالكَذِبَ فَإِنَّ الكَذِبَ يَهِدِى إِلىَ الفُجُوْرِ وَإِنَّ الفُجُوْرَ يَهْدِي إِلىَ النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيتَحَرَّى الكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كذاباً

“Kalian wajib berlaku jujur, karena sesungguhnya jujur itu menunjukkan (pelakunya) kepada kebaikan, dan kebaikan itu menunjukkan kepada Surga. Seseorang senantiasa jujur dan berusaha untuk selalu jujur sehingga ia ditulis di sisi Allah sebagai orang yang sangat jujur. Dan jauhilah oleh kalian sifat bohong, karena sesungguhnya bohong itu menunjukkan pelakunya kepada keburukan, dan keburukan itu menunjukkan kepada api Neraka. Seseorang senantiasa berdusta dan berusaha untuk selalu berdusta sehingga ia ditulis disisi Allah sebagai seorang pendusta.” (HR. Muslim)

Zamzami menjelaskan, jujur itu mendatang kebagusan, orang yang baik dan bagus itu itu biasanya jujur” Kalau kenyataannya kanan ya kanan, kalau kiri ya kiri. Dan seseorang yang jujur itu lisannya selalu dijaga, tidak suka bohong,” tuturnya.

Ketiga yaitu Akhlak. Contohnya dengan memuiakan guru maupun orangtua, lalu berprasangka baik kepada teman, serta mengayomi adek-adek, derajat seseorang itu bisa naik.

“Banyak ulama-ulama terdahulu yang sangat memuliakan orangtuanya. Bagaimanapun juga yang namanya anak tidak bisa membalas jasa orangtuanya, orangtua kalian semua merawat kalian semua itu penuh dengan keikhlasan,” ucap Zamzami.

“Kita mondok di pesantren selain untuk menacari ilmu, kita juga harus berusaha agar ilmu kita itu penuh barokah dan manfaat. Dengan cara salah satunya yaitu kita memuliakan guru-guru kita, jangan sampai kita berburuk sangka kepada guru kita,” lanjutnya.

Keempat adalah Amanah. Contoh jika dititipi uang oleh orang lain untuk dikelola, maka harus bisa mengelolanya dengan baik. Jika dititipi jabatan maka harus menjalankanya dengan baik.

Menurut Zamzami keempat perkara yang telah disebutkan di atas itu saling berkaitan. “Jadi orang yang mempunyai ilmu tapi tidak mempunyai akhlak ya tidak bisa mengangkat derajat seseorang,” demikian disampaikan Zamzami saat Majelis Sholawat Kubro kemarin.

Apa yang dilakukan agar derajat kita dinaikkan di sisi Allah

BincangSyariah.Com – Dambaan untuk memiliki derajat yang tinggi adalah hak setiap manusia. Dan diantara banyaknya manusia yang mendambakan kemuliaan dan derajat yang tinggi, ada yang berusaha dengan amal salehnya, ada juga yang dengan ilmunya, dan ada juga yang hanya berpangku tangan sebab tidak memiliki tabungan amal saleh dan ilmu yang banyak.

Jangan berputus asa, akan tetap bisa menatap indahnya dambaan tersebut walau memiliki amal dan ilmu. Sebab masih ada empat perkara lainnya yang bisa mengangkat derajat seseorang. Dalam Jawahirul Lu’luiya, Syekh Muhammad bin ‘Abdullah al-Jurdani al-Dimyathi menjelaskan:

أربع ترفع العبد إلى أعالي الدرجات وإن قل عمله وعلمه الحلم والتوضع والسخاء وحسن الخلق

Empat perkara yang bisa mengangkat derajat seseorang hingga mencapai derajat mulia, meski sedikit amal dan ilmunya: toleransi, rendah hati, dermawan, dan budi luhur

Cara tersebut bisa menjadi solusi terbaik kita untuk meninggikan derajat di sisi-Nya. Jika masih berat untuk beramal saleh dan memiliki ilmu yang sedikit, kita cukup memiliki empat perkara tersebut. Pertama adalah toleransi. Sebuah sikap yang bisa menghargai perbedaan dengan lapang dada. Toleransai ini dapat menghindari kekerasan dan menciptakan kerukunan dan kedamaian hidup bersama orang lain. Toleransai ini bisa kita tunjukkan dengan sikap sabar menghadapi keyakinan dan pendapat orang lain yang berbeda.

Kedua adalah rendah hati. rendah hati tidak menjadikan seseorang menjadi rendah, justru Allah akan meninggikan siapa saja yang mau bersikap rendah hati. sebab orang yang renda hati itu sejatinya memiliki banyak kelebihan, namun tidak menonjolkannya pada rang lain. Sikap inilah yang bisa mendatangkan berbagai kebaikan dan kesenangan, bahkan Allah menyuruh hamba-Nya untuk bersikap seperti itu. Nabi Muhammad mengingatkan dalam hadisnya:

عَنْ عِيَاضِ بْنِ حِمَارٍ قَالَ: قال رسول الله صلّى الله عليه وسلّم: إنَّ اللّهَ أَوْحَىٰ إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّىٰ لاَ يَفْخَرَ أَحَدٌ علىٰ أَحَدٍ، وَلاَ يَبْغِيَ أَحَدٌ عَلَىٰ أَحَدٍ

Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku untuk menyuruh kalian bersikap rendah hati, sehingga tidak ada seorang pun yang membanggakan dirinya di hadapan orang lain, dan tidak seorang pun yang berbuat aniaya terhadap orang lain. (HR. Muslim)

Selanjutnya adalah dermawan dan berbudi luhur. Barangsiapa mampu bersikap dermawan, tentu ia juga berbudi luhur. Sebab orang yang dermawan biasa memberikan harta dengan senang hati dalam kondisi memang wajib emmberi, sesuai kepantasannya tanpa mengharapkan imbalan baliknya. Dan sikap ini  menunjukkan perilaku seseorang yang memiliki akhlk yang baik. sikap seperti ini juga yang bisa mengangkat derajat seseorang, meski sedikit amal dan ilmu.

Terdapat 3 tolok ukur mengukur derajat hamba di sisi Allah SWT.

Republika/Thoudy Badai

Terdapat 3 tolok ukur mengukur derajat hamba di sisi Allah SWT. Ilustrasi berdzikir

Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Sangat mudah bagi kita untuk mengetahui tinggi rendahnya derajat diri di sisi Allah SWT. Ada tiga tolak ukur, menurut pendakwah KH Abdullah Gymnastiar. Aa Gym, begitu akrab disapa, mengutip hadits riwayat al-Hakim. Rasulullah SAW bersabda: 

Baca Juga

من كان يحب أن يعلم منزلته عند الله فلينظر كيف منزلة الله عنده ، فإن الله ينزل العبد منه حيث أنزله من نفسه

"Siapa yang ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah, maka hendaknya memperhatikan bagaimana kedudukan Allah dalam hatinya. Maka sesungguhnya Allah menepatkan (mendudukan) hamba-Nya, sebagaimana hamba itu mendudukan Allah dalam jiwanya (hatinya)".

Tiga tolok ukur tersebut yaitu pertama, dari frekuensi ingat. Dalam 24 jam waktu yang kita miliki tiap hari, berapa jam kita ingat Allah. Saat shalat apakah kita ingat Allah atau ingat yang lain. Saat makan, apakah kita ingat pada Dzat yang mengaruniakan makanan tersebut, atau malah mencela makanan. 

Saat berangkat kerja, apakah kita sudah meniatkannya sebagai sarana ibadah atau sekadar mencari uang. Saat di perjalanan, apakah kita sibuk berdzikir serta menafakuri ayat-ayat Allah atau malah mata kita jelalatan. Bila hati kita selalu nyambung pada Allah dalam kondisi apapun juga, maka sesungguhnya Allah telah meninggikan derajat. 

Kedua, sejauh mana usaha kita untuk "menyenangkan" Allah. Tinggi rendahnya derajat kita di sisi Allah dapat terlihat dari senang tidaknya kita melakukan amalan yang dicintai Allah dan Rasul-Nya. Allah menyukai shalat berjamaah 27 kali lipat daripada sholat sendirian.

Apakah kita termasuk orang yang bersegera pergi ke masjid tatkala adzan berkumandang, atau malah sibuk dengan urusan dunia? Allah menyukai kedermawanan. Apakah kita sudah termasuk orang yang dermawan? Allah menyukai hamba-hamba yang dekat dengan Alquran. Apakah kita telah bersungguh-sungguh berinterkasi dengan Alquran? Semakin kita gigih "menyenangkan" Allah dengan melakukan amalan yang dicintai-Nya, insya Allah derajat kita akan tinggi di sisi-Nya.

Ketiga, sejauh mana kegigihan kita menghindarkan diri dari maksiat. Salah satu ciri kedekatan seorang hamba dengan Allah, terlihat dari kesungguhannya dalam menjauhi maksiat. Adalah kenyataan bila manusia tidak akan pernah luput dari dosa. 

Namun, orang-orang yang berkedudukan tinggi di sisi Allah, akan segera bertobat saat ia terjerumus ke dalam maksiat. Ia menyesal, kemudian ber-azam untuk tidak mengulangi kesalahan, dan menggantinya dengan kebaikan yang lebih banyak. Sebaliknya, orang yang jauh dari Allah akan bahagia dengan dosa, tidak memiliki penyesalan, dan mengulanginya lagi di lain kesempatan. 

  • maksiat
  • tanda maksiat
  • kriteria maksiat
  • dampak maksiat
  • bahaya maksiat

Apa yang dilakukan agar derajat kita dinaikkan di sisi Allah

sumber : Harian Republika

Silakan akses epaper Republika di sini Epaper Republika ...