Apakah pelestarian badak jawa di Ujung Kulon termasuk eksitu atau insitu?

Apakah pelestarian badak jawa di Ujung Kulon termasuk eksitu atau insitu?

Samarinda (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Kalimantan Timur dan Resort Konservasi Suaka Badak Kelian (RKSBK) Kutai Barat terus melakukan konservasi pelestarian badak kalimantan, salah satunya dengan melakukan translokasi badak liar menuju konservasi ex situ untuk program pengembangbiakan. Kepala RKSBK Kutai Barat Jono Adiputro menjelaskan pelestarian ex situ adalah pelestarian keanekaragaman hayati di luar habitat aslinya. "Hewan atau tumbuhan yang akan dilestarikan dibawa ke luar dari habitat dan masuk ke dalam habitat baru yang lebih terkontrol, Contoh pelestarian ex situ, yaitu kebun raya, bank DNA, kebun binatang, kebun botani, bank benih dan taman safari," kata Jono dalam keterangan resmi diterima di Samarinda, Minggu. Untuk melaksanakan program konservasi satwa langka tersebut pihaknya kini tengah menunggu dokumen Rencana Aksi Darurat (RAD) yang mencakup seluruh wilayah Indonesia yakni Aceh, Lampung, dan Kalimantan. "Itu pedoman kita untuk melaksanakan kegiatan konservasi. RAD sebelumnya, tahun 2018-2021, sudah habis," kata Jono. Saat ini, menurut dia, ada satu badak berkelamin betina bernama Pahu yang berada di Suaka Badak Kelian, Kutai Barat. Proses penyelamatan badak Pahu dari alam liar dilakukan sejak 2015, kemudian dipindahkan ke Suaka Badak Kelian pada tahun 2018.

"Suaka tempat badak Pahu berada itu di sebuah lahan seluas 10 hektare. Lahan suaka tersebut dikelilingi dengan pagar kawat listrik. Kondisi suaka dibuat persis seperti habitat badak di alam liar. Petugas suaka yang masuk pun dibatasi, hanya keeper dan dokter hewan," katanya.

Untuk pakan, pihak suaka biasa menyuplai sekitar 25 kilogram daun dan buah-buahan yang diambil dari kawasan hutan lindung. Badak Pahu membutuhkan sekitar 10 persen dari berat badannya dalam pemenuhan pakan harian. "Jadi per hari itu, dia butuh makan sekitar 35 kilogram daun dan buah-buahan. Sebanyak 25 kilogram kita siapkan, sisanya dia mencari sendiri," kata Jono. Pihak suaka kini tengah fokus dalam proses perawatan dan pengembangbiakan untuk menambah jumlah populasi, yakni dengan mencari badak jantan untuk dikawinkan dengan badak betina. Namun, ia mengakui sangat sulit menemukan badak di alam liar, karena badak merupakan hewan yang soliter atau penyendiri. Selain itu, badak memiliki indra penciuman yang sangat kuat dan tidak pernah mau bertemu manusia. Jika badak mencium aroma manusia, dia akan bersembunyi. "Kita sementara ini masih mencari pejantan, Kalau pun tidak ketemu, kita akan lakukan pengembangan populasi melalui teknologi buatan bayi tabung. Jadi membawa sperma dari suaka badak di Sumatera," kata Jono menyebutkan alternatif lain dalam proses pengembangbiakan badak. Sempat ada wacana pemindahan Badak Pahu ke Suaka Rhino Sumatera di Taman Nasional Way Kambas (TNWK) Lampung atau ke Taman Nasional Ujung Kulon yang ada di Banten. Namun, karena besarnya rasa kepemilikan pemerintah dan masyarakat terhadap badak kalimantan, wacana itu akhirnya tidak diindahkan. "Lebih baik kita jaga di sini. Bahkan kita proyeksikan Suaka Badak Kelian ini menjadi pusat suaka badak yang ada di Kalimantan. Jadi, misalnya ditemukan lagi badak kalimantan, akan kita satukan di suaka ini," kata Jono. Ia menjelaskan, badak berfungsi menjaga kesehatan hutan dengan cara menyebar biji-bijian melalui kotoran dan kulitnya. Dampaknya terhadap manusia jika badak hilang, maka hutan akan hilang. Keseimbangan ekosistem yang menjaga kehidupan manusia pun akan hilang, seperti udara bersih, air bersih, dan sumber pangan. “Oleh karena itu, mari kita semua ikut menjaga kelestarian Badak Balimantan," katanya.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: RKSBK: Konservasi badak kalimantan melalui translokasi ex situ

Apakah pelestarian badak jawa di Ujung Kulon termasuk eksitu atau insitu?

Apakah pelestarian badak jawa di Ujung Kulon termasuk eksitu atau insitu?

Apakah pelestarian badak jawa di Ujung Kulon termasuk eksitu atau insitu?

Apakah pelestarian badak jawa di Ujung Kulon termasuk eksitu atau insitu?

Apakah pelestarian badak jawa di Ujung Kulon termasuk eksitu atau insitu?

Apakah pelestarian badak jawa di Ujung Kulon termasuk eksitu atau insitu?

Apakah pelestarian badak jawa di Ujung Kulon termasuk eksitu atau insitu?

Apakah pelestarian badak jawa di Ujung Kulon termasuk eksitu atau insitu?

10 Contoh pelestarian in situ yang termuat dalam halaman ini merupakan tempat pelestarian in situ yang ada di Indonesia. In situ merupakan salah satu metode yang digunakan dalam upaya pelestarian makhluk hidup. Mengulas sedikit tentang pelestarian in situ, yaitu pelestarian yang dilakukan di habitat asli dari makhluk hidup yang dilestarikan. Melalui halaman ini, sobat idschool dapat mengetahui mana saja 10 contoh pelestarian in situ yang ada di Indonesia.

Pelestarian makhluk hidup dengan metode in situ biasanya dilakukan di taman nasional, suaka margasatwa, atau hutan lindung. Indonesia memiliki wilayah yang cukup luas dengan keanekaragaman hayati yang kaya. Terdapat banyak tempat pelestarian alam, termasuk pelestarian in situ.

Apakah pelestarian badak jawa di Ujung Kulon termasuk eksitu atau insitu?
Pelestarian In Situ

Berikut ini adalah 10 contoh pelestarian in situ di Indonesia.

Table of Contents

1. Taman Nasional Ujung Kulon

Contoh pelestarian in situ yang pertama adalah taman nasional Ujung Kulon. Lokasi taman nasional ujung kulon terletak di bagian paling barat Pulau Jawa. Tepatnya terletak di Kecamatan Sumur dan Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, Banten. Taman Nasional Ujung Kulon telah diakui sebagai warisan alam dunia oleh UNESCO. Lokasi Taman Nasional Ujung Kulon sudah dikenal sebagai tempat yang memiliki kekayaan flora dan fauna sejak tahun 1846.

Apakah pelestarian badak jawa di Ujung Kulon termasuk eksitu atau insitu?
Bada Bercula Satu

Taman Nasional Ujung Kulon adalah taman nasional tertua di Indonesia. Daerah ini dulunya sempat menjadi lahan pertanian, namun akibat erupsi gunung Krakatau menjadikan daerah ini menjadi hutan. Beberapa hewan yang terdapat di taman nasional ujung kulon meliputi monyet, rusa, dan harimau.

Taman nasional ujung kulon sangat dikenal masyarakat sebagai habitat badak bercula satu.

2. Taman Nasional Tanjung Puting

Apakah pelestarian badak jawa di Ujung Kulon termasuk eksitu atau insitu?
Orangutan

Contoh kedua dari 10 contoh pelestarian in situ yang diberikan di sini adalah taman nasional Tanjung Puting. Taman nasional Tanjung Puting berlokasi di semenanjung barat daya Kalimantan Tengah. Lokasi taman nasional tanjung puting menjadi konservasi orangutan terbesar di dunia. Jumlah populasi orangutan di taman nasional Tanjung Puting ada sekitar lebih dari 30.000 ekor.

Selain sebagai tempat pelestarian orangutan, taman nasional Tanjung Puting juga menjadi cagar biosfer. Di taman nasional terdapat vegetasi flora tumbuhan pemakan serangga yang disebut kantong semar.

Area taman nasional Tanjung Puting di sendiri seluas 415.040 hektar, meliputi wilayah tropika dataran rendah, hutan tanah kering (hutan kerangas), hutan rawa air tawar, hutan rawa gambut, hutan bakau atau mangrove, hutan pantai, dan hutan sekunder.

3. Cagar Alam Hutan Kepulauan Karimata

Apakah pelestarian badak jawa di Ujung Kulon termasuk eksitu atau insitu?
Cagar Alam

Pelestarian in situ yang berikutnya adalah kawasan cagar alam hutan Kepulauan Karimata. Lokasi kawasan cagar alam hutan Kepulauan Karimata terletak di Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat. Tipe ekosistem yang terdapat di kawasan cagar alam hutan kepulauan karimata meliputi terumbu karang, hutan pantai, hutan mangrove, dan perbukitan tinggi.

Potensi flora yang berada di kawasan cagar alam hutan kepulauan karimata berupa aneka jenis tanaman laut sampai tumbuhan tingkat tinggi.

Fauna yang terdapat di cagar alam hutan kepulauan Karimata meliputi duyung (dugong), tuntong (batagur baska) dan kura-kura gading.

4. Taman Nasional Kerinci Seblat

Apakah pelestarian badak jawa di Ujung Kulon termasuk eksitu atau insitu?
Padma Raksasa

Contoh pelestarian in situ selanjutnya adalah taman nasional Kerinci Seblat. Lokasi taman nasional Kerinci Seblat membentang melewati empat provinsi,yaitu Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, dan Sumatera Selatan. Kerinci Seblat merupakan taman nasional terbesar di Pulau Sumatera. Kawasan taman nasional Kerinci Seblat menjadi tempat flora dan fauna langka untuk hidup, tumbuh, dan berkembang.

Fauna yang terdapat di taman nasional Kerinci Seblat meliputi harimau Sumatera, badak Sumatera, gajah Sumatera, macan dahan, tapir Melayu dan beruang madu. Taman nasional Kerinci Seblat juga menjadi rumah bagi sekitar 370 jenis burung.

Flora yang ada di taman nasional Kerinci Seblat sangat banyak. Satu jenis flora yang menarik dari taman nasional Kerinci Seblat adalah bunga raksasa, Rafflesia Arnoldi.

5. Taman Nasional Komodo

Apakah pelestarian badak jawa di Ujung Kulon termasuk eksitu atau insitu?
Komodo – Kadal Raksasa

Taman Nasional Komodo menjadi contoh pelestarian in situ kelima yang akan dibahas. Taman Nasional komodo merupakan habitat asli hewan kadal raksasa, yang mempunyai nama komodo. Hewan komodo di taman nasional komodo hidup liar dan bebas. Lokasi taman nasional Komodo berada di dua provinsi, yaitu provinsi Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat.

Taman Nasional Komodo telah masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1991.

Baca Juga: 5 Contoh Pelestarian Ex Situ

6. Taman Nasional Gunung Leuser

Apakah pelestarian badak jawa di Ujung Kulon termasuk eksitu atau insitu?
Taman Nasional Gunung Leuser

Keenam adalah taman nasional Gunung Leuser. Contoh pelestarian in situ Taman Nasional Gunung Leuser ini adalah salah satu kawasan pelestarian alam yang terletak di Provinsi Aceh dan Sumatera Utara. Nama taman nasional Gunung Leuser diambil dari nama gunung yang berdiri kokoh di kawasan tersebut yaitu Gunung Leuser.

Kawasan taman nasional Gunung Leuser terdapat binatang – binatang yang hidup bebas, seperti badak Sumatera, gajah Sumatera, orangutan, dan beruang madu.

7. Hutan Lindung Sungai Wain

Apakah pelestarian badak jawa di Ujung Kulon termasuk eksitu atau insitu?
Hutan Lindung Sungai Wain – Kalimantan Timur

Berikutnya adalah contoh pelestarian in situ ketujuh yaitu Hutan lindung Sungai Wain. Kawasan hutan lindung Sungai Wain adalah hutan lindung milik pemerintah provinsi Kalimantan Timur. Tepatnya, lokasi hutan lindung Sungai Wain berada di Kota Balikpapan. Hutan Lindung Sungai Wain melindungi hewan seperti orang utan, bekantan, tumbuhan endemik, dan tanaman seperti kantong semar.

Luas wilayah hutan lindung Sungai Wain ini mencapai 10.025 hektar, meliputi hutan Dipterocarpa dataran rendah, hutan Dipterocarpa perbukitan, hutan rawa terbuka dan air tawar, hutan Riparian, serta aliran Sungai Wain.

Selain berperan sebagai tempat pelestarian hewan dan tumbuhan dengan habitat aslinya, hutan lindung Sungai Wain dibuka untuk masyarakat umum. Namun, masyarakat yang berkunjung di hutan lindung Sungai Wain ini diwajibkan menjaga habitat asli yang sudah ada.

8. Taman Nasional Way Kambas

Apakah pelestarian badak jawa di Ujung Kulon termasuk eksitu atau insitu?
Gajah

Berikutnya adalah contoh pelestarian in situ ke delapan, yaitu taman nasional way kambas. Lokasi taman nasional Way Kambas terletak di kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung. Kawasan nasional Way Kambas dikenal dengan keanekaragaman hayati dan nilai ekosistem yang tinggi. Taman Nasional Way Kambas dikenal sebagai taman nasional yang melindungi hewan gajah. Taman nasional Way Kambas ini mempunyai sekolah gajah pertama yang ada di Indonesia.

9. Suaka Margasatwa Buton Utara

Apakah pelestarian badak jawa di Ujung Kulon termasuk eksitu atau insitu?
Anoa

Kesembilan, Suaka margasatwa Buton Utara merupakan contoh pelestarian in situ yang berada di Sulawesi Tenggara. Kawasan suaka margasatwa Buton Utara digunakan untuk melindungi aneka hewan seperti anoa, monyet hitam, rusa, kus – kus, sapi liar, tupai, ayam hutan, maleo, elang bondol, dan nuri.

10. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

Apakah pelestarian badak jawa di Ujung Kulon termasuk eksitu atau insitu?
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

Kesepuluh, adalah contoh pelestarian in situ yang terletak di Jawa Timur, yaitu taman nasional Bromo Tengger Semeru. Lokasi taman nasional Bromo Tengger Semeru meliputi empat kabupaten, yaitu: Pasuruan, Malang, Lumajang, dan Probolinggo.

Taman Nasional Bromo Tengger memiliki keunikan berupa laut pasir seluas 5.250 hektare. Kawasan taman nasional Bromo Tengger Semeru terdapat sekitar 137 jenis burung, 22 jenis mamalia, dan 4 jenis reptilia.

Sekian ulasan 10 contoh pelestarian in situ yang ada di Indonesia. Terimakasih sudah mengunjungi idschool(dot)net, semoga bermanfaat.

Baca Juga: Pelestarian In situ dan Ex Situ