Apakah nama masjid yang dibangun oleh Sunan Ampel dalam gambar tersebut

Masjid Agung Ampel adalah sebuah masjid kuno yang terletak di Ampel, Kec. Semampir, Kota Surabaya, Jawa Timur. Masjid ini didirikan pada tahun 1421 oleh Sunan Ampel yang di dekatnya terdapat Kompleks Pemakaman Sunan Ampel.

Apakah nama masjid yang dibangun oleh Sunan Ampel dalam gambar tersebut

Masjid Agung Ampel tahun 2008.

Apakah nama masjid yang dibangun oleh Sunan Ampel dalam gambar tersebut

Gerbang dekat Masjid Agung Ampel pada tahun 1927

  • Official website
 

Artikel bertopik masjid ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Masjid_Ampel&oldid=20588611"

Apakah nama masjid yang dibangun oleh Sunan Ampel dalam gambar tersebut

Perbesar

Pintu Air Jagir, Surabaya (Foto:SuaraSurabaya.net)

Sebelumnya,Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini (Risma), salah satu pimpinan daerah sering terjun ke lapangan. Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini bahkan pernah hujan-hujanan pantau banjir.

Ia pun tak sungkan untuk turun ke lapangan. Cek pintu air dan rumah pompa yang ada di Surabaya agar memastikan banjir tidak mengganggu Surabaya, Jawa Timur. Bicara soal pintu air, di Kota Pahlawan ini terdapat sejumlah pintu air yang sudah ada sejak zaman Belanda dan baru dibangun, antara lain pintu air Jagir, Kayun, Petemon, Patuah, Simo dan Bozem Morokrambangan, serta Kandangan.

Nah, salah satu pintu air yang dibangun sejak zaman Belanda yaitu pintu air Jagir. Pintu air Jagir ini dibangun sekitar 1917, pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Mengutip laman lovesuroboyo, pada masa itu, orang-orang Belanda menganggap kalau banjir adalah hal yang terburuk. Oleh karena itu, Belanda membangun pintu air yang mampu mengantisipasi banjir.

Rencana pembangunan pintu air tersebut juga sudah dipikirkan dan diantisipasi karena Belanda adalah negara yang permukaan tanahnya berada di bawah permukaan laut.

Selain itu, tujuan awal dibuat pintu air tersebut ialah untuk memperlancar kondisi Surabaya, karena pada saat itu Surabaya menjadi kota dagangnya Hindia Belanda. Dalam pembuatan Pintu Air Jagir, Belanda mengerahkan rakyat pribumi untuk menggali tanah sepanjang 5,6 kilometer, sehingga jadilah Kali Jagir.

Mengutip situsbudaya.id, pintu air ini mengatur air yang masuk ke Surabaya melalui anak Sungai Brantas yaitu Sungai Mas. Bila Sungai Mas menunjukkan kelebihan debit air dari Sungai Brantas, airnya akan dibuang melalui pintu air ini menuju ke anak Sungai Mas, Sungai Jagir.

Sebelum dibangun Belanda, di wilayah ini juga terdapat sejarah. Di wilayah ini juga tempat bersauhnya armada tentara Tar-Tar dari China yang akan menyerang Raja Jayakatwang dari Kediri. Akan tetapi, akhirnya dikalahkan dari Pasukan Majapahit di bawah pimpinan Raden Wijaya.

Seiring berjalannya waktu, setelah terjadi pemindahan kekuasaan beserta asetnya, bangunan ini menjadi milik Bangsa Indonesia. Selanjutnya, Pintu Air Jagir berfungsi pula untuk mengontrol kegiatan sungai Jagir, sehingga genangan banjir di Surabaya mampu terkurangi.

Pintu air tersebut juga mampu menahan sampah-sampah yang hanyut di kali Jagir. Oleh karena itu, pintu air ini memiliki makna penting bagi masyarakat Surabaya.

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bahkan sudah menjadikan pintu air tersebut sebagai ikon cagar budaya. Pintu AirJagir kini telah dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surabaya, mengingat pintu air tersebut memberikan banyak manfaat bagi masyarakat.

Setelah dikelola oleh PDAM, Pintu Air Jagir memberikan manfaat lain yaitu mengatur debit air yang masuk ke Surabaya, termasuk menjaga stok air di PDAM. Kini, Pintu Air Jagir diberi hiasan lampu-lampu cantik, yang jika malam tiba, akan menampakkan warna-warna bangunan yang sangat indah.

Sampai sekarang, Pintu Air Jagir masih berdiri dengan kokohnya dan berfungsi dengan baik sebagai pengendali banjir di Surabaya. Hal itu karena bangunan kuno pintu air tersebut tetap dirawat dengan baik.

Kawasan di sekitar Sungai Jagir selalu ramai dikunjungi masyarakat untuk sekadar memancing ikan. Hal ini dimanfaatkan sebagai kesempatan untuk membuka usaha memancing ikan.

Sekarang, Anda sudah tahu kenapa Pintu Air Jagir itu memiliki peran penting bagi warga Surabaya. Ternyata, pintu air ada banyak ya manfaatnya.

(Wiwin Fitriyani, mahasiswi Universitas Tarumanagara)

Apakah nama masjid yang dibangun oleh Sunan Ampel dalam gambar tersebut

Bagi peziarah atau peminat wisata religi maka kawasan Sunan Ampel sangatlah dikenal. Masjid ini adalah masjid yang paling terkenal dan suci bagi umat Muslim di Surabaya, setelah Masjid Akbar Surabaya. Tepat di belakang Masjid Ampel terdapat kompleks makam Sunan Ampel yang meninggal pada 1481. Di kawasan ini ada yang menarik yaitu keberadaan Kampung Arab yang sebagian besar ditempati keturunan Arab Yaman dan Cina yang sudah menetap ratusan tahun untuk berdagang. Suasana kehidupan para pedagang ini nyaris seperti suasana di Makkah.

Saat memasuki bulan Ramadhan, Masjid Agung Sunan Ampel menjadi salah satu kawasan yang paling dicari. Selama Ramadhan, jumlah pengunjung meningkat dua kali lipat dibanding hari biasa yang rata-rata mencapai 2.000 orang. Pengunjung akan semakin banyak pada saat ’maleman’ (malam tanggal 21, 23, 25, 27, 29 Ramadhan) dengan jumlah di atas 10 ribu orang, bahkan dapat mencapai 20 ribu orang. Selain niat ingin menjalankan salat dan dzikir di tempat yang tenang, banyak yang datang untuk ziarah ke makam Sunan Ampel. Bahkan wisman yang datang juga ada yang berasal dari China, Prancis, Belanda, Italia, Malaysia, Saudi Arabia, Jepang, Brunei Darussalam, Filipina, Jerman, Yunani, Selandia Baru, Korea, dan Jepang. Umumnya mereka melihat bentuk bangunan masjid Ampel yang dibangun sejak 1421, kemudian mereka juga berziarah ke makam Sunan Ampel.

Masjid Ampel didirikan tahun 1421 oleh Sunan Ampel, dibantu sahabat karibnya Mbah Sholeh dan Mbah Sonhaji, serta santrinya. Masjid ini dibangun di atas sebidang tanah seluas 120 x 180 meter persegi di Desa Ampel (sekarang Kelurahan Ampel), Kecamatan Semampir Surabaya atau sekitar 2 km ke arah Timur Jembatan Merah. Tidak disebut kapan selesainya pembangunan Masjid Ampel ini. Sunan Ampel juga mendirikan Pondok Pesantren Ampel. Sejak tahun 1972 Kawasan Masjid Agung Sunan Ampel telah ditetapkan menjadi tempat wisata religi oleh Pemkot Surabaya.

Ampel adalah sebuah kawasan di bagian utara Kota Surabaya dimana mayoritas penduduknya merupakan etnis Arab. Di kawasan ini kental dengan suasana Timur Tengah dan pasarnya yang menjual barang dan makanan khas Timur Tengah. Pusat kawasan Ampel adalah Masjid Ampel yang terletak di Jalan Ampel Suci 45 atau Jl. Ampel Masjid 53 dan didirikan pada abad ke-15. kawasan Ampel merupakan salah satu daerah kunjungan wisata religi di Surabaya. Apabila Anda ingin berbelanja barang atau makanan khas Timur Tengah maka datanglah ke Masjid Ampel.

Masjid Sunan Ampel yang dibangun dengan gaya arsitektur Jawa kuno dan nuansa Arab Islami. Masjid ini masih dipengaruhi dengan alkuturisasi dari budaya lokal dan Hindu-Budha lewat arsitektur bangunannya. Di masjid inilah saat itu sebagai tempat berkumpulnya para ulama dan wali dari berbagai daerah di Jawa untuk membicarakan ajaran Islam sekaligus membahas metode penyebarannya di Pulau Jawa.

Masjid Ampel berbahan kayu jati yang didatangkan dari beberapa wilayah di Jawa Timur dan diyakini memiiki ‘karomah’. Seperti disebut dalam cerita masyarakat, saat pasukan asing menyerang Surabaya dengan senjata berat dari berbagai arah dan menghancurkan kota Surabaya namun tidak menimbulkan kerusakan sedikitpun pada Masjid Ampel bahkan seolah tidak terusik.

Sunan Ampel adalah salah satu wali songo yang berjasa menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Nama aslinya adalah Raden Mohammad Ali Rahmatullah merupakan seorang figur yang alim, bijak, berwibawa dan banyak mendapat simpati dari masyarakat. Sunan Ampel diperkirakan lahir tahun 1401 di Champa, Kamboja. Sejarah mencatat, Sunan Ampel adalah keturunan dari Ibrahim Asmarakandi. Salah satu Raja Champa yang yang kemudian menetap di Tuban, Jawa Timur. Saat berusia 20 tahun, Raden Rachmat memutuskan untuk pindah ke Tanah Jawa, tepatnya di Surabaya yang ketika itu merupakan daerah kekuasaan Majapahit di bawah Raja Brawijaya yang dipercaya sudah beragama Islam ketika berusia lanjut itu. Di usianya 20 tahun, Sunan Ampel sudah dikenal pandai dalam ilmu agama, bahkan dipercaya Raja Brawijaya untuk berdakwah dan menyebarkan agama Islam di Surabaya. Tugas khususnya adalah untuk mendidik moral para bangsawan dan kawula Majapahit. Untuk itu Raden Rachmat dipinjami oleh Raja Majapahit berupa tanah seluas 12 hektar di daerah Ampel Denta atau Surabaya untuk syiar agama Islam. Karena tempatnya itulah, Raden Rachmat kemudian akrab dipanggil Sunan Ampel. Sunan Ampel memimpin dakwah di Surabaya dan bersama masyarakat sekitar membangun masjid untuk media dakwahnya yang kini dikenal sebagai Masjid Ampel. Di tempat inilah Sunan Ampel menghabiskan masa hidupnya hingga wafat tahun 1481 dan makamnya terletak di sebelah kanan depan masjid Ampel.

Masjid Ampel selalu dijaga dan dirawat kebersihannya hingga kini. Saat ini Masjid Ampel ditangani nadzir yang baru dibentuk sekitar awal tahun 1970-an. Pertama kali bertindak sebagai nadzir Masjid Ampel adalah almarhum KH Muhammad bin Yusuf dan diteruskan oleh KH Nawawi Muhammad hingga tahun 1998. Sepeninggal KH Nawawi Muhammad hingga sekarang ini nadzir Masjid Ampel belum resmi dibentuk. Yang ada sekarang adalah pelanjut nadzir yang dijabat oleh KH Ubaidilah. Adapun Ketua Takmir Masjid Ampel adalah, H. Mohammad Azmi Nawawi.