Apakah bisa hamil tapi haid

Salah satu tanda hamil adalah keterlambatan menstruasi hingga akhirnya berhenti total selama 9 bulan masa kehamilan. Namun, bisakah seorang wanita mengalami haid meskipun test packtelah menunjukan hasil positif hamil? Ini penjelasannya.

Hamil tapi haid tidak mungkin terjadi

Mengutip Kids Health, wanita tidak akan mengalami menstruasi ketika sudah positif hamil.

Menstruasi terjadi ketika sel telur lepas dari ovarium setiap satu bulan sekali atau siklus 21-28 hari. Ketika tidak terjadi pembuahan, sel telur akan luruh dan keluar dari rahim lewat vagina, kemudian terjadi menstruasi.

Umumnya ada kemungkinan penyebab lain keluarnya darah dari vagina yang mirip haid saat hamil. Salah satu kemungkinan tersebut adalah perdarahan implantasi, darah yang keluar biasanya hanya sedikit seperti flek.

Perdarahan implantasi terjadi ketika sperma sudah membuahi sel telur dan tertanam dalam rahim. Keluarnya darah seperti haid saat hamil ini disebabkan oleh sel telur yang sudah mengalami pembuahan, menempel pada dinding rahim. Kemudian terjadi sedikit gesekan antara sel telur dan dinding rahim sehingga memicu keluar bercak darah.

Perdarahan implantasi ini terjadi sesuai dengan waktu atau jadwal menstruasi. Keluar darah saat hamil juga mungkin terjadi karena keguguran dan kehamilan ektopik.

Penyebab hamil tapi haid berdasarkan trimester kehamilan

Penyebab keluar darah seperti menstruasi saat sedang hamil terbagi berdasarkan trimester kehamilan.

Keluar darah saat hamil bisa menjadi hal umum yang tidak membahayakan, tetapi pada beberapa kondisi perlu perhatian dokter. Berikut penyebab keluar darah seperti haid tapi sedang hamil.

Trimester pertama kehamilan

Mengutip The American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), perdarahan pada trimester pertama bisa terjadi 15-25 kasus dari 100 kehamilan. Biasanya, ibu sudah hamil tapi masih keluar darah seperti haid ketika 1-2 minggu setelah pembuahan.

Pada masa ini, leher rahim akan lebih mudah berdarah karena banyak pembuluh darah yang berkembang. Terkadang darah juga bisa keluar setelah berhubungan seksual.

Ketidaktahuan ini membuat ibu kaget saat mengalami haid padahal hasil menunjukkan positif hamil. Namun, ini adalah hal yang normal dan umumnya tidak perlu perhatian medis.

Kalau darah yang keluar sangat banyak dan mengalami kram perut yang mengganggu, segera konsultasi ke dokter.

Trimester kedua dan ketiga

Kondisi hamil tapi keluar darah seperti menstruasi pada kehamilan trimester kedua dan ketiga, lebih sering membutuhkan rujukan medis. Pasalnya, pada trimester kedua dan ketiga, usia kehamilan semakin bertambah dan kondisi janin semakin membesar.

Si kecil dalam kandungan juga terpengaruh bila kesehatan ibu terganggu selama kehamilan.

Berikut penyebab keluar darah seperti haid tapi sedang hamil.

  • Plasenta previa, saat plasenta menutupi leher rahim.
  • Solusio plasenta, ketika plasenta terlepas dari rahim dan memicu perdarahan hebat.
  • Ruptur uteri (otot rahim sobek).
  • Melakukan hubungan seksual.

Kondisi di atas ada yang termasuk ke dalam komplikasi kehamilan dan komplikasi persalinan.

Kondisi yang membuat ibu harus ke dokter

Pada beberapa kondisi, keluar darah seperti haid tapi sedang hamil bisa menjadi tanda persalinan. Kalau ibu mengalaminya saat kehamilan sebelum 37 minggu, itu tandanya akan mengalami persalinan prematur.

Akan tetapi, bila darah yang keluar sangat banyak saat usia kehamilan 13 minggu, itu bisa menjadi tanda keguguran. Setidaknya 10 dari 100 kehamilan berakhir dengan keguguran pada saat janin berusia 13 minggu.

Bila ibu merasa ragu dan khawatir karena keluar darah seperti haid tapi sedang hamil, segera konsultasikan ke dokter.

[embed-community-8]

Mungkin Anda pernah berpikir bahwa berhubungan intim saat haid tidak bisa membuat hamil. Padahal, anggapan bahwa wanita yang sedang menstruasi tidak bisa hamil adalah kesalahpahaman yang sering terjadi. Saat Anda sedang menstruasi, kemungkinan hamil masih tetap terbuka lebar. Berikut penjelasan lengkapnya.

Alasan berhubungan intim saat haid tetap bisa hamil

Terkadang sulit untuk menahan gairah seks yang sudah memuncak. Saat menstruasi, tidak sedikit wanita yang memiliki gairah seksual tinggi.

Namun, tetap ada kekhawatiran dengan risiko kehamilan. Berikut alasan mengapa berhubungan intim saat menstruasi tetap bisa hamil.

Siklus menstruasi yang pendek

Mengutip dari American Pregnancy Association (APA), kemungkinan hamil bila berhubungan intim saat haid lebih tinggi kalau memiliki siklus menstruasi yang pendek.

Ambil contoh, siklus menstruasi Anda adalah 21-24 hari. Artinya, masa subur atau ovulasi Anda terjadi lebih awal dari siklus.

Selain itu, sperma bisa hidup dalam tubuh wanita sampai 5 hari.

Jadi, saat Anda berhubungan intim ketika menstruasi hari terakhir, kemungkinan itu adalah masa ovulasi.

Ambil contoh pada hari ke-6 menstruasi Anda sudah selesai.

Kemudian berhubungan seks pada hari ke-7 dan masa ovulasinya pada hari ke-11, kemungkinan sperma akan melekat pada rahim.

Ovulasi biasanya terjadi saat pertengahan siklus dan waktu yang paling subur dalam siklus menstruasi. Artinya, itu adalah saat yang paling mungkin untuk hamil.

Masa subur yang lebih panjang

Berhubungan intim saat haid tetap bisa hamil juga karena siklus masa subur wanita yag lebih panjang.

Untuk wanita yang memiliki siklus menstruasi 26-34 hari, kemungkinan hamil bila berhubungan intim saat haid memang kecil. Namun, kemungkinan hamil tetap ada.

Hal ini karena masa subur setiap wanita berbeda-beda. Sel telur yang tubuh lepaskan selama proses ovulasi bertahan hanya 24 jam.

Jika tidak mengalami pembuahan oleh sperma, sel itu tidak bisa bertahan di dalam rahim.

Kemudian keluar bersamaan dengan semua darah haid sekitar 14 hari kemudian.

Untuk memastikan kehamilan, Anda bisa melakukan tes memakai test pack atau menghitung ovulasi dengan kalkulator masa subur.

Perdarahan vagina tidak selalu menstruasi

Mengutip dari Rady Children’s Hospital San Diego, terkadang darah yang keluar dari vagina menandakan ovulasi, bukan menstruasi.

Pada sebagian wanita, saat ovulasi dinding rahim lebih sensitif, sehingga bisa bercak darah sebagai tanda kalau ia sedang masuk masa subur.

Sebenarnya, setiap wanita memiliki masa subur yang berbeda. Ini membuat Anda agak kesulitan mengetahui kapan ovulasi berlangsung.

Mengingat sperma bisa bertahan selama 72 jam setelah ejakulasi, berhubungan intim saat menstruasi atau haid tetap bisa memicu hamil.

Risiko kesehatan bila berhubungan intim saat haid

Mengutip dari Planned Parenthood, berhubungan intim saat haid tetap bisa membuat wanita hamil.

Selain kehamilan, risiko kesehatan lain bila berhubungan intim saat menstruasi adalah infeksi menular seksual.

Pasalnya, darah menstruasi yang menempel pada penis, pubis, dan area genital lain bisa memicu pertumbuhan bakteri dan kuman.

Untuk mengurangi risiko tersebut, Anda bisa menggunakan kondom saat berhubungan intim.

Jika masih khawatir dengan risiko kehamilan meski sudah berhubungan intim pakai kondim, perhatikan gejala kehamilan.

Apakah ada gejala seperti kram perut ringan, bercak darah, nyeri payudara, dan perubahan mood. Gejala-gejala ini dapat terjadi sekitar dua minggu setelah ovulasi.

Gejala kehamilan lain yang harus diwaspadai saat usia kehamilan mencapai usia enam atau tujuh minggu adalah mual, muntah, dan kelelahan parah.

Kenapa positif hamil tapi haid?

Jika merasa hamil tapi malah haid, bisa jadi itu adalah perdarahan. Sekitar 20 persen ibu hamil mengalami perdarahan – di antaranya karena perdarahan implantasi -- pada trimester pertama kehamilan. Namun, pada beberapa kasus juga bisa terjadi pada trimester kedua dan ketiga.

Apakah orang hamil bisa datang bulan juga?

Secara medis, mengalami menstruasi saat hamil adalah kondisi yang tidak mungkin terjadi. Fase menstruasi terjadi karena sel telur yang tidak dibuahi, sehingga hanya dialami oleh wanita yang tidak hamil. Akan tetapi, seorang wanita yang sedang hamil bisa saja mengalami pendarahan dari vagina yang menyerupai menstruasi.