Apa yang dimaksud periode moderat pada masa ini

Kota Mungkid – Menjadi moderat bukan berarti tidak memiliki keyakinan tetapi cenderung terbuka dan mengarah kepada kebebasan. Keliru jika ada anggapan bahwa seseorang yang bersikap moderat dalam beragama berarti tidak memiliki militansi, tidak serius, atau tidak sungguh-sungguh, dalam mengamalkan ajaran agamanya.

Hal tersebut disampaikan Kepala Kantor Kemenag Kab. Magelang, Panut, saat melakukan kunjungan ke Museum Misi Muntilan, Rabu, (27/04/2022), didampingi oleh Penyelenggara Katolik Kab. Magelang, Martinus Boini, Romo Fr. Yunarvian Dwi Putranto Pr selaku koordinator Unit Pengembangan Pastoral (UPP) Misi, dan Seno selaku pemandu. 

“Tempat ini sangat menginspirasi dan mendorong saya untuk mempelajari tentang budaya Katolik,” ungkap Panut.

Museum Misi Muntilan Pusat Animasi Misioner atau biasa disingkat MMM PAM merupakan lembaga karya milik Keuskupan Agung Semarang (KAS), dalam jalinan kerjasama (konsorsium) dengan Provinsi Serikat Yesus Indonesia (Provindo) dan Kongregasi Bruder FIC.  Keberadaannya menjadi salah satu wujud dari beberapa gagasan yang muncul dalam refleksi 50 tahun KAS, tahun 1990. Ungkapan rasa syukur atas berbagai anugerah yang dikaruniakan Tuhan kepada Gereja KAS sekaligus menjadi pengingat akan berbagai tantangan masa depan yang perlu disikapi seluruh warga Gereja.

Sejarah terbentuknya Museum Misi Muntilan berawal dari berbagai benda koleksi yang berhubungan dengan sejarah Keuskupan Agung Semarang yang dikumpulkan di salah satu ruangan kantor Keuskupan di Semarang. Dalam perkembangannya disadari bahwa dari segi sejarah, tempat paling representatif bagi museum sejarah Gereja Keuskupan Agung Semarang adalah di Situs Misi Muntilan. Atas pertimbangan tersebut, museum milik Keuskupan Agung Semarang kemudian ditempatkan di Muntilan, yang karena perannya dalam sejarah misi Jawa, mendapat sebutan “Betlehem van Java”.

Museum Misi Muntilan merupakan jenis museum yang khusus, yakni khusus berkaitan dengan sejarah perkembangan agama Katolik di Jawa. Jika dilihat dari segi lokasi keberadaannya, museum ini dikategorikan sebagai museum kawasan, sebab berada dalam kawasan bersejarah yakni situs misi Muntilan. Beberapa bangunan di kawasan ini bahkan sudah mendapat ketetapan sebagai bangunan cagar budaya yang dilindungi undang-undang, seperti bangunan gereja dan pastoran Antonius Muntilan.

Keberadaan MMM PAM juga diakui oleh pemerintah. Dalam hal ini melalui direktorat pelestarian cagar budaya dan permuseuman, di bawah Dirjen Kebudayaan Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan RI. Di Provinsi Jawa Tengah, MMM PAM merupakan salah satu dari 59 buah museum yang mendapat pembinaan dari pemerintah.

“Sebagai Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Magelang, Bapak Panut merupakan sosok pemimpin yang selalu menerima perbedaan,” kata Martinus Boini, Penyelenggara Katolik Kantor Kementerian Agama Kabupaten Magelang.

“Untuk meningkatkan pemahaman dalam semangat moderasi beragama serta dapat menjadi agen perubahan dalam mewujudkan pemahaman dan penghayatan jiwa kepemimpinan yang moderat, beliau memperjuangkan bukan hanya untuk kepentingan kelompok kecil  tapi kepentingan semua tanpa memandang agama, suku, dan ras,” lanjutnya.

Menurut Boini, sikap nasionalis dan tidak fanatik terhadap agama lain merupakan salah satu contoh sikap pemimpin yang moderat bukan berarti menjadi lemah dalam beragama. Sebagaigarda terdepan diharapkan mampu untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat dengan mengutamakan sikap moderasi beragama, tidak memihak, bisa menjadi penengah dan tidak menyebarkan berita yang tidak benar untuk mendukung tegaknya moderasi beragama diperlukan pemahaman dalam beragama.

Sikap moderat dalam beragama akan lebih mudah diterapkan jika seseorang memiliki pengetahuan agama yang baik dan memadai. Pengetahuan luas akan mengantarkannya menjadi orang yang bijaksana. Berpengetahuan itu penting karena untuk dapat berdiri di tengah, seorang yang moderat perlu tafsir agama yang ada di ujung eksterm kiri dan ujung eksterm kanan.(sxm-m45k/Sua)

Semarang (Buddha), Bimas Buddha Kanwil Kementerian Agama Prov. Jawa Tengah menyelenggarakan kegiatan Dialog Kerukunan Intern Umat Buddha dan Moderasi Beragama dengan melibatkan tokoh dan pengurus organisasi Keagamaan Buddha tingkat Prov. Jawa Tengah, Jumat (25/3) yang dilangsungkan di Hotel Candi Indah, Jl. Wahidin No. 112 Semarang.

Kegiatan ini selain dihadiri oleh 20 orang tokoh dan pengurus organisasi Keagamaan Buddha Prov. Jawa Tengah, hadir juga Musta’in Ahmad selaku Kakanwil Kemenag Prov. Jawa Tengah, I Dewa Made Artayasa Pembimas Hindu dan Karbono Pembimas Buddha pada Kanwil Kemenag Prov. Jawa Tengah.

Apa yang dimaksud periode moderat pada masa ini
Musta’in Ahmad selaku Kakanwil Kemenag Prov. Jawa Tengah saat menyampaiakan arahan didampingi Bhikkhu Nyanasuryanadi Mahathera, Karbono Pembimas Buddha dan I Dewa Made Artayasa Pembimas Hindu di Hotel Candi Indah Semarang

Dalam kesempatan sambutan dan pengarahannya Musta’in Ahmad mengucapkan terima kasih kepada para tokoh agama Buddha yang telah berperan dalam menjaga keharmonisan umat Beragama di Jawa Tengah.

“Terima kasih kami ucapkan kepada tokoh-tokoh agama Buddha yang telah membersamai Kemenag dengan upayanya masing-masing untuk tetap menjaga keharmonisan umat beragama di Provinsi Jawa Tengah,” ucap Musta’in.

Dia menjelaskan bahwa keharmonisan hidup antar umat beragama ini terjalin karena dukungan kedewasaan masyarakat Jawa Tengah dalam memaknai nilai serta dalam mempraktikan ajaran agamanya masing-masing.

“Sikap moderat adalah kemampuan menghargai umat beragama lain dalam menjalankan kegiatan peribadatan dalam kehidupan di masyarakat,” tegas Musta’in Ahmad.

Kakanwil menjelaskan bahwa nilai-nilai kebaikan yang ada dalam ajaran-ajaran setiap agama yang ada di Indonesia dapat kita praktikan meski kita bukan pemeluk agama tersebut. Dia mencontohkan bahwa nilai nilai kebaikan dari ajaran agama Buddha dapat pula dipraktikan oleh orang-orang yang bukan penganut agama Buddha demikian juga sebaliknya.

“Ajaran agama bisa dijalankan oleh siapa saja artinya ajaran agama yang demikian ini sudah moderat,” tegasnya.

Musta’in juga berpesan agar agama yang sudah moderat jangan di tarik ke sisi yang ekstrim. Dia mengajak seluruh komponen tokoh agama maupun masyarakat di Jawa Tengah untuk terus menghadirkan agama dalam wujud aslinya agar tercipta kedamaian dan harmoni dalam hidup.

“Moderasi beragama sudah ada sejak dulu, hanya dalam perkembangan jaman selanjutnya agama diseret ke sisi ekstrim yang berlebih-lebihan sehingga menyebabkan ketidakharmonisan di masyarakat,” pungkasnya.

Dalam kegiatan dialog ini Musta’in Ahmad mengingatkan kembali kepada seluruh peserta yang hadir untuk terus berkontribusi dalam mendukung terciptanya kedamaian dan keharmonisan di tengah masyarakat Jawa Tengah untuk mewujudkan Tahun Toleransi yang di canangkan oleh Menteri Agama pada tahun 2022 ini.(sis/Sua)

Tyas Wening Selasa, 18 Mei 2021 | 17:30 WIB

Apa yang dimaksud periode moderat pada masa ini

Ketahui Jawaban Pertanyaan Kelas 5 Tema 7 Subtema 1: Bagaimana Pembagian Masa Pergerakan Nasional? (Dok. Kompas)

Bobo.id - Pada materi belajar kelas 5, tema 7, subtema 1 tentang Peristiwa Kebangsaan Masa Penjajahan, pertanyaan yang menjadi soal adalah mengenai masa pergerakan nasional.

Untuk mencapai kemerdekaan Indonesia, ada berbagai upaya yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia.

Salah satunya adalah peristiwa yang disebut sebagai pergerakan nasional.

Pergerakan nasional adalah bentuk perlawanan kepada penjajah, namun tidak dilakukan menggunakan senjata.

Baca Juga: Cari Jawaban Soal Kelas 5 Tema 7 Subtema 1: Peristiwa Apa yang Menandai Lahirnya Masa Pergerakan Nasional?

Perlawanan kepada penjajah ini dilakukan dengan menggunakan organisasi yang bergerak di berbagai bidang.

Seperti di bidang sosial, budaya, ekonomi, dan politik.

Pada masa pergerakan nasional ini, dibagi menjadi tiga tahapan atau masa.

Ketahui jawaban pertanyaan pada materi ini, yaitu 'bagaimana pembagian masa pergerakan nasional?'


Page 2


Page 3

Apa yang dimaksud periode moderat pada masa ini

Dok. Kompas

Ketahui Jawaban Pertanyaan Kelas 5 Tema 7 Subtema 1: Bagaimana Pembagian Masa Pergerakan Nasional?

Bobo.id - Pada materi belajar kelas 5, tema 7, subtema 1 tentang Peristiwa Kebangsaan Masa Penjajahan, pertanyaan yang menjadi soal adalah mengenai masa pergerakan nasional.

Untuk mencapai kemerdekaan Indonesia, ada berbagai upaya yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia.

Salah satunya adalah peristiwa yang disebut sebagai pergerakan nasional.

Pergerakan nasional adalah bentuk perlawanan kepada penjajah, namun tidak dilakukan menggunakan senjata.

Baca Juga: Cari Jawaban Soal Kelas 5 Tema 7 Subtema 1: Peristiwa Apa yang Menandai Lahirnya Masa Pergerakan Nasional?

Perlawanan kepada penjajah ini dilakukan dengan menggunakan organisasi yang bergerak di berbagai bidang.

Seperti di bidang sosial, budaya, ekonomi, dan politik.

Pada masa pergerakan nasional ini, dibagi menjadi tiga tahapan atau masa.

Ketahui jawaban pertanyaan pada materi ini, yaitu 'bagaimana pembagian masa pergerakan nasional?'