Apa itu dwi fungsi abri pada masa orde baru

Dwifungsi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) adalah gagasan yang diterapkan oleh Pemerintahan Orde Baru yang menyebutkan bahwa TNI memiliki dua tugas, yaitu pertama menjaga keamanan dan ketertiban negara dan kedua memegang kekuasaan dan mengatur negara. Adanya Dwifunsgi ABRI membuat TNI secara tidak langsung menjadi pusat kekuatan militer dan politik. 

Konsep Dwifungsi ABRI digagas oleh Abdul Haris Nasution pada tanggal 13 November 1958. Gagasan ini dibuat untuk memberikan dampak yang lebih luas dari para tentara pasca perang kemerdekaan sehingga dengan masuknya tentara di bidang politik ini diharapkan mereka mampu memberikan kontribusinya terbaiknya pada masa Revolusi. Meski demikian, campur tangan militer dibatasi agar tidak menciderai demokrasi yang ada di Indonesia.

Dengan demikian, Dwifungsi ABRI merupakan gagasan yang diterapkan pada masa Orde Baru dimana TNI memiliki dua peranan, yakni dalam bidang militer dan politik.

Ilustrasi: Penulis

Pada era orde baru, kita pasti mengenal tentang sistem Dwifungsi ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia). Keterlibatan ABRI dalam peran politik di Indonesia menjadi sorotan pada masa itu. Sebenarnya, sistem Dwifungsi ABRI sudah ada sejak masa awal kemerdekaan namun perannya tidak begitu dominan. Dimulai sejak tahun 1966 sampai tahun 1998 atau semenjak era orde baru, sistem Dwifungsi ABRI mulai lebih dikuatkan dan mempunyai peran yang luas dalam berbagai bidang.

Sejak awal kemerdekaan, peran militer adalah menjaga sebuah negara dari ancaman yang datang, baik dari dalam maupun luar negeri. Maka dari itu, ABRI memutuskan untuk terlibat dalam melihat ancaman tersebut dari dalam.

Konsep sistem Dwifungsi ABRI sendiri awalnya diperkenalkan oleh Jenderal A.H Nasution dalam pidatonya pada acara HUT Akademi Militer Nasional di Magelang pada 12 November 1958, pidatonya tersebut disebut dengan pidato “middle way”. Dalam pidatonya tersebut, Nasution memberikan gagasannya tentang keinginannya yang menginginkan bahwa ABRI dapat memiliki peran untuk menguasai politik dan juga tidak ingin ABRI digunakan sebagai alat penguasa yang dimanfaatkan oleh politisi sipil. Melalui hal inilah, dimulailah rumusan konsep Dwifungsi ABRI.

Dalam berkiprahnya Soeharto menjadi Presiden selama hampir 32 tahun, ABRI mempunyai peran penting dalam kekuasaannya tersebut. Pada masa pemerintahan Soeharto, kebijakan Dwifungsi ABRI mulai diperkuat. Dengan dilaksanakannya kebijakan Dwifungsi ABRI, ABRI tidak hanya digunakan sebagai sistem pertahanan dan keamanan negara namun juga mempunyai peran dalam bidang non-militer seperti bidang politik, sosial dan ekonomi.

Terlebih dalam bidang politik, ABRI memiliki peran yang dominan didalamnya dan menjadi kekuatan besar dalam pemerintahan. Pengaruh ABRI dalam bidang politik cukup besar dan sangat jelas, seperti pada anggota parlemen dan menteri-menteri di kabinet yang sebagian besar berasal dari militer. Para anggota ABRI juga diberikan peluang untuk berpartisipasi dalam kegiatan politik tanpa meninggalkan perannya sebagai anggota militer.

Pada dasarnya, Dwifungsi ABRI diharapkan agar militer tidak lagi dimanfaatkan oleh politisi sipil untuk berpolitik. Dengan adanya hal ini juga, terutama dalam bidang politik dapat mencegah adanya politik yang bertentangan dengan ideologi negara.

Pada tahun 1990-an, pada masa pemerintahan Soeharto telah banyak terjadi penyelewengan kekuasaan dari kebijakan Dwifungsi ABRI. Soeharto yang bersikap otoriter dan menjadikan ABRI untuk mengamankan orang-orang yang dianggap sebagai pengganggu dari kepemimpinannya ini. Puncaknya pada Mei 1998, terjadi reformasi yang dilakukan oleh masyarakat. Masyarakat menganggap Soeharto dalam kepemimpinannya terlalu keras dan menginginkan Soeharto untuk mundur dari jabatannya sebagai Presiden Indonesia.

Di materi Sejarah Kelas 12 ini, kita bakal bahas konsep dwifungsi ABRI era Orde Baru. Yuk, simak pembahasannya!

Hai, Sobat Zenius! Apakah elo tahu kalau dahulu, tentara Indonesia bukan hanya mempunyai wewenang sebagai kekuatan militer negara, tetapi juga sebagai pengatur pemerintahan negara? 

Nah, konsep ini disebut sebagai dwifungsi ABRI. Dwifungsi ABRI adalah suatu konsep yang muncul dari kebuntuan tentara Indonesia untuk tetap berkontribusi untuk negara selepas Indonesia berdaulat sebagai sebuah negara.

Apa itu dwi fungsi abri pada masa orde baru
Ilustrasi ABRI (Dok. Wikimedia Commons).

Oke, mari kita mulai pembahasan lengkapnya!

Dwifungsi ABRI

Kenapa konsep dwifungsi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) ini muncul dan direalisasikan pada era Orde Baru? Kita mesti lihat gimana konteks kehidupan bernegara pada era tersebut. Nah, selepas Indonesia berperang mempertahankan kemerdekaan dan adanya berbagai operasi militer untuk menumpaskan ancaman terhadap kedaulatan Indonesia, tentara Indonesia mengalami kebuntuan untuk ikut berpartisipasi bagi kemerdekaan.

Kita tahu kalau setelah Indonesia merdeka, ada berbagai tantangan dari pihak luar yang mengancam kedaulatan Indonesia. Semua tantangan ini, kan, dihadapi oleh tentara Indonesia. Namun, setelah tantangan-tantangan dari pihak luar tersebut mulai terkikis satu per satu, pemerintah era tersebut mulai berpikir bagaimana caranya supaya tentara Indonesia bisa terlibat lagi untuk negara ini.

Ibaratnya, kalau Avengers-nya Marvel berhasil melawan musuh-musuh yang mengancam dunia dan semua musuh tersebut sudah dikalahkan, selanjutnya, mau ngapain lagi? Kira-kira begitu, ya, ilustrasinya, hehe.

Konsep dwifungsi ABRI pertama kali digagas oleh Abdul Haris Nasution pada pidatonya di ulang tahun Akademi Militer Nasional tanggal 13 November 1958. Gagasan tersebut diperkenalkannya dengan istilah Jalan Tengah. Gagasan tersebut pada akhirnya diresmikan sebagai kebijakan politik era Orde Baru lewat Undang-Undang Nomor 82 Tahun 1982.

Potret Abdul Haris Nasution (Dok. Wikimedia Commons).

Baca Juga: Latar Belakang dan Visi Pemerintahan Masa Orde Baru – Materi Sejarah Kelas 12

Tentara Indonesia tidak ingin terlalu mengintervensi pemerintahan dan merusak demokrasi karena hal tersebut justru akan berubah menjadi “junta militer”, yaitu pemerintahan diktator militer. Oleh karena itu, kebijakan dwifungsi ABRI ini dipercaya dapat mengakomodasi kebutuhan tentara Indonesia untuk terus berpartisipasi selepas kemerdekaan Indonesia.

Sebelum lanjut, kalau elo mau nonton video pembahasan tentang konsep dwifungsi ABRI secara lebih lengkap, bisa diakses lewat link di bawah ya!

Penghapusan Dwifungsi ABRI 

Oke, sekarang ayo kita lanjut!

Pada praktiknya, konsep dwifungsi ABRI era Orde Baru ini justru melenceng dari niat awalnya. Sebagai suatu organisasi, ABRI memiliki peran dalam proses penyusunan dan pelaksanaan pemerintahan. Peran ABRI sebagai organisasi militer era Orde Baru tersebut dikenal dengan istilah “dinamisator dan stabilisator” dalam politik dan ekonomi bangsa.

Dwifungsi ABRI memungkinkan ABRI mempunyai kekuasaan negara dan hal ini membuat demokrasi terkikis. Selain itu, kerap terjadi pelanggaran hak asasi manusia (HAM) ketika militer memegang kekuasaan. Militer dianggap terlalu mencampuri urusan sipil dan negara.

Setelah runtuhnya rezim Soeharto, dwifungsi ABRI perlahan-lahan dihapuskan. Kesepakatan ini terjadi pada rapat pimpinan ABRI tahun 2000 dan akan dimulai setelah Pemilihan Umum (pemilu) 2004 serta diharapkan telah selesai pada pemilu 2009.

Pengunduran diri Presiden Soeharto (Dok. Wikimedia Commons).

Oke, setelah kita membahas konsep dwifungsi ABRI, di bawah ini ada soal yang bisa langsung dikerjain. Selamat mengerjakan!

Baca Juga: Kelebihan dan Kelemahan Era Orde Baru Indonesia – Materi Sejarah Kelas 12

Contoh Soal

  1. Kebijakan Dwifungsi ABRI menunjukkan bahwa militer tidak hanya bertugas dalam bidang pertahanan melainkan bertugas juga dalam bidang .…

a. Pendidikan

b. Kebudayaan

c. Kependudukan

d. Sosial-politik

e. Kesejahteraan

Pembahasan:

  1. Melalui kebijakan dwifungsi ABRI era Orde Baru, pihak militer memiliki fungsi ganda, tidak hanya sebagai penjaga keutuhan kedaulatan NKRI, tetapi juga terlibat dalam urusan politik negara, yaitu ikut andil dalam pemerintahan dan mengurusi kebijakan sosial masyarakat.

Jawaban: d.

****

Oke! Sekarang, kita sudah selesai membahas konsep dwifungsi ABRI. Oh, ya, selain Sejarah, ada banyak pelajaran lainnya di Zenius, seperti Matematika, Biologi, Sosiologi, dan masih banyak lagi. Elo bisa akses itu semua di sini secara GRATIS menggunakan akun yang sudah didaftarkan di website atau lewat aplikasi Zenius. Selamat belajar!

Baca Juga: Kebijakan Ekonomi dan Pembangunan Masa Orde Baru – Materi Sejarah Kelas 12